Bab I.docx

  • Uploaded by: Heni yuliawati
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,591
  • Pages: 21
BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Namun, jika proses ini terjadi perubahan maka akan terjadi gangguan pencernaan termasuk hernia.Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang. Insiden hernia inguinakis sering terjadi pada pria.Angka kejadian pada pria adalah 12 kali lebih sering dari wanita.Terjadinya hernia pada orang dewasa disebabkan oleh penyebab sekunder,seperti umur,namun sering pada usia antara 45 sampai 70 tahun (Rahayuningtyas clara,2014) Angka kejadian hernia di dunia dengan perbandingan satu diantara 3000 penduduk atau 0,03%.Di Amerika insiden hernia inguinalis lateralis yaitu satu diantara 544 penduduk atau 0,18%,sedangkan di Indonesia insiden hernia inguinalis lateralis yaitu 15 diantara 1000 penduduk atau 1,5%.Hernia inguinalis lateralis sering di jumpai pada laki-laki,dengan insiden 12 xlebih sering disbanding wanita(Suratun 2010). Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan RSUD Bayu Asih dari tahun 2015 sebanyak 180 orang,yahun 2016 200 orang dan triwulan tahun 2017 sebanyak 35 orang. Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat. Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih detail lagi mengenai hernia meliputi etiologi, tanda dan gejala , pathofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, komplikasi serta bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik pada pasien dengan gangguan hernia

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

C.

1.

Apa definisi Hernia ?

2.

Apa etiologi hernia ?

3.

Bagaimana patofisiologi dan pathway hernia ?

4.

Bagaimana manifestasi klinis hernia ?

5.

Bagaimana penatalaksanaan hernia ?

6.

Bagaimana pemeriksaan penunjang hernia ?

7.

Bagaimana pencegahan hernia ?

8.

Bagaimana proses keperawatan pada pasien dengan gangguan hernia ?

Tujuan Penulisan 1.Tujuan Umum Tujuan umum penulisan makalh ini adalah memenerikan gambaran mengenai penerapan asuhan keperawatan pada pasien hernia. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar dapat menggambarkan tentang: a. b. c. d.

Konsep dasar hernia Pengakajian pada pasien dengan hernia Prumusan diagnose keperawatan pada pasien dengan hernia Rencana asuhan keperawatan dan implementasi pada pasien dengan hernia.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.

DEFINISI

Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009). Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui defek atau lubang atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeorotik dinding perut.(Nanda NIC-NOC, 2015) Hernia merupakan suatu benjolan atau penonjolan isi perut dari rongga normal melalui lubang kongenital atau penonjolan usus melalui lubang abdomen atau lemahnya area dinding abdomen. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi perut atau usus dalam rongga normal melalui lubang yang kongenital atau melemahnya area dinding abdomen. Berikut adalah beberapa penjelasan hernia menurut letaknya : 1. Hernia hiatal adalah kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada (thoraks). 2. Hernia hepigastrik adalah terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut. Hernia hepigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat di dorong kembali kedalam perut ketika pertama kali di temukan. 3. Hernia umbilikal adaah berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar)yang di sebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya. Orang jawa sering menyebutnya “wudel bodong”. Jika kecil (kuarang dari satu senti meter), hernia jenis ini biasanya menutup secara bertahap sebelum usia 2 tahun. 4. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selengkangan atau skarotum. Orang awam biasa menyebutnya

“turun bero” atau “hernia” hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos kebawah melalui celah. Jika anda merasa ada benjolan dibawah perut yang lembut, kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda mungkin di kena hernia ini. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan. 5. Hernia femoralis adalah muncul sebagai benjolon di pangkal paha tipe ini lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria. 6. Hernia insisional adalah dapat terjadi melalui pasca operasi perut. Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya. 7. Hernia nukleus pulposi (HNP) adalah hernia yang melebitkan cakram tulang belakang. Diantara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis yang menyerap goncangan cakram dan meningkatkan elastisitas dan mobilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi hernia diskus intervebralis yang mneyebabkan saraf terjepit (scititica). HNP umunya berdasrakan terjadinya hernia dibagian atas.

B.

ETIOLOGI

Hernia dapat di sebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan tekanan intra adomen. Banyak factor yang dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.Beberapa pasien mengalami hernia setelah mengalami injuri abdomen.Tekanan abdomen dengan intensitas tinggi seperti pada batuk atau muntah berat,kehamilan,obesitas, cairan intra abdomen,atau mengangkat benda berat meningkatkan dorongan dan beresiko terjadi hernia. 2. Kelemahan kongenital 3. Peningkatan usia Kelemahan otot dan kehilangan elastisistas pada usia lanjut meningkatkan resiko terjadinya hernia .Dengan melemahnya elastisitas,sfinkter kardia yang terbuka luas tidak kembali ke posisi normal( Muttaqin,2011)

C.

PATOFISIOLOGI

Kelemahan dinding abdominalis memperparah terjadinya penipisan dinding abdominalis sehingga fungsi otot organ abdominalis berkurang. ketika adanya penahanan maka usus akan memasuki atau menembus dinding

abdominalis yang tipis, sehingga usus dapat bertempat bukan pada tempatnya dan bergeser kebawah atau keatas sesuai celah kelemahan dingding abdominalis. Usus yang menembus dinding akan terjepit sehingga menimbulkan asam laknat meningkat yang membuat penderita merasakan mual dan muntah dan sakit di daerah perut.

D.

PATHWAY

Faktor pencetus : aktivitas berat, bayi prematur, kelemahan dinding abdominal, intraabdominal tinggi, adanya tekanan Hernia

Kantung hernia memasuki celah inguinal

Hernia umbikalis kongenital

Hernia inguinalis

Hernia para umbilikalis

Dinding posterior canalis inguinal yang lemah

Masuknya omentum organ intestinal umbilikalis

kantung hernia melewati dinding abdomen

Pembedahan

Gangguan suplai darah ke intestinal

Intervensi bedah relative / konservatif

Ketidak nyamanan abdominal

ke

kantung

Di atas ligamentum inguinal mengecil bila berbaring

Benjolan pada region inguinal

Nekrosis intestinal

Nyeri Akut

Terputusnya jaringan syaraf

Resiko pendarahan

Resiko infeksi

Gangguan rasa nyaman

Ketidakefektifan perfusi jaringan gastrointestinal

E.

MANIFISTASI KLINIS 1. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di lipatan paha. 2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai perasaan mual 3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi 4. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas

5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha 6. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai sesak nafas 7. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar F.

KOMPLIKASI 1. Hernia Ireponible (incercerata)

Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukka kembali pada keadaan ini belum terjadi gangguan penyaluran isi usus. 2. Hernia strangulate Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk.keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskuler(proses strangulasi)

G.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus / obstruksi usus 2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi ( peningkatan hematokrit ), peningkatan sel darah putih (10000-18000/ul ) dan ketidakseimbangan elektrolit 3. Laparoskopi : Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak. 4. EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri 5. USG abdomen : untuk menentukan isi hernia 6. Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks

H.

PENATALAKSANAAN Penanganan hernia ada dua macam : 1.

Konservatif a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.

b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali c. Celana penyangga d. Istirahat baring e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit. f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala. 2.

I.

Pembedahan (Operatif) : a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang. b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.

PENCEGAHAN Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah : a. Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada otot di bagian perut. b. Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi Seperti : Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang terbuat dari gandum sangat disarankan untuk dikonsumsi. Makanan tersebut mengandung banyak serat yang membantu mencegah konstipasi dan mengurangi tekanan di bagian perut. c. Hindari mengangkat barang yang terlalu berat Jika harus mengangkat barang berat, lakukan dengan cara yang benar. Postur tubuh yang tepat saat mengangkat barang berat, yakni tekuk lutut Anda dan hindari membungkuk untuk mengurangi tekanan. d. Hindari tekanan Intra abdomen Seperti batuk kronis dan mengejan yang dapat mencetuskan hernia.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A.

Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian meliputi : 1) Identitas ( Nama, Usia, Alamat, Agama, Pekerjaan, Pendidikan Dll) 2) Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri di daerah selangkangan atau kemaluan b. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan ada benjolan di daerah selangkangan, sering kembung dan muntah , tidak nafsu makan apabila BAB atau mengejan timbul benjolan c. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit hernia 2 tahun yang lalu .apabila digunakan untuk mengangkat benda berat sering sakit di selangkangannya. d. Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan bahwa dahulu bapaknya pernah menderita hernia. 3) Pengkajian fisik ROS a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan, konjungtiva anemis. b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor. c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan. d. Sistem urogenital : ada ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pada skortum.tidak bisa mengeluarkan urin secara lancar , adanya disuria. e. Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena adanya benjolan diselangkangan .

f. Abdomen : Inspeksi : abdomen keras Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan Palpasi : ada benjolan Perkusi : hypertimpani 4.

Pengkajian fungsional Gordon

a)

Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. b)

Pola nutrisi dan metabolik

Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis disebabkan Mual muntah . Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc c)

Pola eliminasi

BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine BAB : adanya konstipasi d)

Pola aktivitas dan latihan

Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena ada salah satu ekstermitas yang mengalami gangguan untuk berjalan. e)

Pola istirahat tidur

Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di selangkangan f)

Pola persepsi sensori dan kognitif

Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat g)

Pola hubungan dengan orang lain

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat ko ndisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat. h)

Pola reproduksi / seksual

Pasien berjenis kelamin laki –laki dan scortumnya mengalami pembesaran sehingga mengalami kesulitan dalam hubungan seksualitas

i)

Pola persepsi diri dan konsep diri

Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi j)

Pola mekanisme koping

Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan k)

Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari Allah SWT.

B.

Diagnosa Keperawatan

Pre operasi: 1. Nyeri akut berhubungan dengan kondisi hernia antara intervensi pembedahan, 2. Ansietas behubungan dengan prosedur pra operasi dan post operasi 3. Kurangnya pengetahuan berhnubungan dengan kurangnya informasi Post operasi : 1. Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi 2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan adanya keterbatasan rentang gerak dan ketakutan bergerak akibat respon nyeri dan prosedur invasif 3. Resiko infeksi b.d luka insisi post pembedahan/prosedur invasive 4. Resiko perdarahan berhubungan dengan prosedur invasive pembedahan

C.

Rencana Keperawatan

Pre operasi : 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury komresi saraf ,spasme otot NOC: Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam di harap nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil: - Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri - Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang NIC: - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitas - Gunakan komunikasi traupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeriseperti suhu ruangan , pencahayaan dan kebisingan. - Pilh dan lakukan penanganan nyeri ( farmakologi, non farmakologi dan inter personal) - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri - Tingkatkan istirahat 2. Asietas berhubungan dengan prosedur pre dan post operasi NOC: Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan selama 1x24 jam ansietas berkurang, dengan kriteria hasil: - klien tampak rileks - Melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi - Mengidentifikasi ketidak efektifan perilaku koping dan konsekuensinya - Mengkaji situasi terbaru dengan akurat - Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah NIC : -

Kaji timgkat ansietas pasien Berikan informasi yang akurat Berikan kesempatan pasien untuk mengungkap masalah yang dihadapinya Berikan penjelasan tentang penyakit ,prosedur pre dan post operasi

Post operasi 1.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri NOC: -

Pain level

-

Pain contro Comfort level

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,pasien tidak mengalami nyeri,dengan kriteria hasil: -

-

Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri,mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri,mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas,frekuesi dan tanda nyeri). Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Tanda vital dalam rentang normal. Tidak mengalami gangguan tidur.

NIC : -

-

-

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan factor presipitasi) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan Kurangi factor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tehnik non farmakologi: napas dalam,relaksasi,distraksi. Berikan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri Timgkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi keidaknyamanan dari prosedur Monitor vital sign sebelum dan sesudah peemberian analgetik pertama kali

2.Resiko infeksi b.d prosedur invasif(luka incisi pembedahan)

NOC: -

Immune status Knowledge: infection Risk control

Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 2x24 jam pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil: -

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal menunjukan perilaku hidup sehat

NIC : - Pertahankan tehnik aseptic - Batasi pengunjung bila perlu - Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan - Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung - Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum - Tingkatkan intake nutrisi - Berikan terapi antibiotic - Monitor tanda dan gejala infeksi sistemil dan local - Monitor adanya luka - Melakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic - Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

3.Resiko perdarahan b.d prosedur invasive pembedahan NOC: Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam di harap perdarahan berhenti dengan kriteria hasil: - Kehilangan darah yang terlihat

- Tidak ada distensi abdominal - Hemoglobin dan hematroktrik dalam batas normal NIC: - Monitor ketat tanda-tanda pendarahan - Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah terjadinya pendarahan - Pertahankan bet rest selama pendarahan aktif - Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan yang banyak mengandung vitamin K - Lakukan manual pressure (tekanan ) pada area pendarahan - Gunakan ice pack pada area pendarahan - Lakukan pressure dressing (perban yang menekan ) pada area yang luka - Intruksikan pasien untuk membatasi aktifitas

4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri luka operasi NOC : -

Self care :ADLs Toleransi aktivitas Konsevasi energy

Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 2x24 jam,pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil: -

NIC :

Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara ,mandiri Keseimbangan aktivitas dan istirahat.

-

Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu di lakukan. Bantu untuk memeilih aktivitas yang konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik Libatkan keluarga dalam memenuhi aktivitas sehari-hari klien

BAB V PENUTUP

A.

B.

Kesimpulan Dalam bab ini, penulis akan menguraikanjesimpulan dari tinjauan kasus yang telah diberikan asuhan keperawatan sebagai berikut: a. Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Tn A selama 3 hari focus pengkajian pada pasien post op herniaraphy yaitu mengobservasi tanda-tanda vital,melihat balutan luka, mengkaji keadaan luka, mengecek tanda-tanda infeksi dan pemeriksaan abdomen. b. Setelah di dapatkan data tersebut,penulis membuat perencanaan keperawatan untuk diagnose pertama nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik dengan manajemen nyeri,untuk diagnosa kedua resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive dengan control infeksi dan proteksi infeksi, sedangkan untuk diagnose ketiga aktivitas intoleranc berhungan dengan nyeri luka. c. Penulis melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan waktu 2x24 jam untuk setiap masalah keperawatan sesuai dengan intervensi yang di buat sebelum nya. d. Melihat pada intervensi dan implementasi dari hasil evaluasi, kedua diagnose yaitu untuk diagnose nyeri berhubungan dengan agen injury fisik dan aktivitas intolerance berhubingan dengan nyeri luka operasi.Sedangkan untuk diagnose resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive masalah teratasi sebagian karena masih terdapat luka operasi yang memungkinkan untuk terjadinya infeksi.Penulis melakukan proses keperawatan ini tidak lepas dari kerjasama antara penulis,pasien,keluarga pasien dan perawat maupum tim kesehatan lainnya. Saran

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada Tn A dengan post operasi hernia inguinalis laterlis sinistra di RSUD Bayu Asih Purwakarta dan kesimpulan yang telah penulis susun seperti diatas, demi kebaikan selanjutnya maka penulis menyarankan untuk: a. Klien dan Keluarga Diharapkan mengetahui cara perawatan luka pada klien post op hernia inguinalis lateralis untuk mencegah komplikasi dan selalu menerapkam pola hidup sehat. b. Pelayan kesehatan Meningkatkan profesionalisme kinerja dan kolaborasi baik perawat dan tenaga medis lainnya sehingga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien post operasi hernia inguinalis lateralis dapat secar maksimal dan komprehensif. c. Instansi pendidikan Hasil dari makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi khususnya tentang post operasi hernia inguinalis lateralis.Sehingga dapat menambah wawasan dan keterampilan klinik.

DAFTAR PUSTAKA

Brooker,C.2008.Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC Liu, T, & Campbel,A.2011.Case Files Ilmu Bedah.Jakarta : Karisma Publishing Group. Dermawan, D.,& Rahayuningtyas, T.2010.Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.Yogyakarta:Gosyen Publising Nanda, 2013.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.Jakarta: EGC Haryono, R.2012.Keperawatan Medikal Bedah Kelainan Bawaan Sistem Pencernaan ,Yogyakarta:Gosyen Publishing.

BAB IV PEMBAHASAN

1.Pengkajian Berdasarkan hasil ujian praktek di ruang bougenvile kelas III, yang dilakukan tanggal 20 Desember 2017 pada pasien Tn.A dengan diagnose medis Post Op Hernia Inguinalis Lateralis di dapatkan data subjektif dan data objektif.Pada saat dilakukan pengakajian klien dirawat hari ke 2,klien mengeluh nyeri pada perut kiri bagian bawah seperti di tusuk tusuk dan bertambah bila klien berubah posisi ,skala nyeri 3,lama nya nyeri sekitar 10 menit,nyeri bertambah bila saat ganti balutan,nyeri tekan tidak ada ,terdapat luka di perut kiri bawah (inguinal) panjang 7 cm.Pada saat auskultasi terdengar bunyi peritaltik usus 18x/mnt.Kondisi luka kering,ada 8 jahitan simpul.TD`120/70 mmHg,Nadi 80x/mnt,RR 20x?mnt suhu 36,5 c.Pada proses pengkajian melalui data-data yang diperoleh atau ditemukan kesesuaian antara laporan pendahuluan dengan laporan kasus baik data subjektif maupun data objektif.Namun terdapat perbedaan datadata antara laporan pendahuluan dengan laporan kasus.Di lihat pada data pasien hari ke-2 tidak ada pendarahan pada luka operasi.Hanya nyeri luka da resiko infeksi. 2.Diagnosa Keperawatan Dalam kasus ditemukan 3 diagnosa dari 5 diagnosa laporan pendahulian, sehingga dapat di simpulkan diagnose keperawatan diantara nya nyeri berhubungan dengan agen injury,diagnosa kedua intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri luka operasi dan diagnose ketiga resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive pembedahan.Namun ada kesenjangan antara laporan pendahuluan dengan laporan kasus yakni tidak terdapat data subjektif atau objektif yang relevan dengan diagnose resiko perdarahan karena luka bersih,kering ,tidak ada kemerahan dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

3.Perencanaan Keperawatan Dalam melakukan intervensi keperawatan antara laporan pendahuluan dengan laporan kasusu pada pasien Tn.A terdapat kesesuaian,namun ada pernedaan dalam format sistematika penulisan karena di sesuaikan dengan kebijakan setiap institusi akademik.

Dari perencanaan yang didapatkan sesuai dengan diagnose keperawatan yang muncul terdapat 5 diagnosa tetapi yang didapatkan pada kasus 3 diagnosa.Dalam hal ini disesuaikan dengan diagnose yang muncul pada pasien. 4.Implementasi Dalam implementasi keperawatn terdapat kesesuaian antara laporan pendahuluan dengan laporan kasus,mampu menjalankan fungsi perawat sebagai dependen, independen, dan interdependen.Implementasi keperawatan yang dilakukan berdasrkan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. 5.Evaluasi Pada tahap akhir keperawatan antara laporan pendahuluan dan laporan kasus terdapat kesesuaian yaitu evaluasi berdasrkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan,evaluasi yang dilakukan dengan cara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Plan.docx
June 2020 11
Bab I.docx
June 2020 9
Risk Register.xlsx
June 2020 13
Lk Perinatologi.docx
June 2020 19