Bab I Lansia.docx

  • Uploaded by: windy oktaviani
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Lansia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,407
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang, semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir (Azizah,2011). Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang usia 60 tahun keatas (Azizah,2011). Usia harapan hidup penduduk Indonesia telah memasuki angka 72 tahun,hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia atau lansia (Kementrian Pemberdayaan dan Perlindungan anak Republik Indonesia,2011). Badan pusat statistic tahun 2010 mencatat adanya jumlah lansia di Indonesia telah mencapai angka 18.043.712 jiwa. Pertumbuhan jumlah lansia dari tahun ke tahun diprediksi akan mengalami peningkatan tajam. Pada tahun 2025 diprediksi jumlah lansia akan membengkak menjadi 40 jutaan jiwa,bahkan ditahun 2025 jumlah lansia diperkirakan akan melonjak menjadi 71,6 juta jiwa (Utari,2012). Peningkatan jumlah lansia yang tidak dibarengi dengan peningkatan upaya pemberian jaminan dan dukungan social yang

memedai,akan

berdampak

pada

semakin

meningkatnya

angka

ketergantungan penduduk usia tua terhadap penduduk usia produktif (old dependency ratio),dengan kata lain beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif akan semakin meningkat.

1

2

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2010,jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 jiwa,meliputi penduduk lansia 60 tahun ke atas yang mencapai angka 18.043.712 jiwa. Dengan demikian rasio ketergantungan penduduk lansia berada pada angka 11,5 yang artinya setiap 100 orang usia produktif terdapat sekitar 11 orang lansia. Batasan-batasan lansia menurut beberapa pendapat yang mengemukakan batasan lanjut usia,menurut Organisasi Kesehatan Dunia Kantor Asia Selatan dan Asia Tenggara (WHO SEARO/WHO South East Asia Regional Office) di New Delhi,batasan usia lanjut untuk Indonesia sampai saat ini yaitu 60 tahun keatas (Czeresna,2006). Menurut WHO lanjut usia meliputi Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45-59 tahun,Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun,Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun, Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Menurut Undang-Undang RI No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia: Bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun

keatas

(Depsos

RI,2004).

Menurut

Depkes

RI

(dalam

Mujahidullah,2012) kelompok lansia dini (55-64 tahun),kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas),kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun keatas). Menurut (Gordon,1975 dalam Mujahidullah,2012) lansia muda yaitu pada orang yang berumur antara 55-75 tahun,lansia tua yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun.

3

Menurut (Levinson,1978 dalam Mujahidullah,2012) Lansia peralihan awal,antara 50-55 tahun,lansia peralihan menengah,antara 55-60 tahun,lansia peralihan akhir antara 60-65 tahun. Perubahan pada lansia akan mengalami perubahan baik fisik maupun secara psikis yaitu lansia akan mengalami multiple patologi yaitu penurunan fisik yang berlipat ganda dan hampir mencakup seluruh organ tubuh. Selain itu lansia akan mengalami fungsi dan potensial seksual, dimana lansia merasa tahu dan malu dengan kehidupan seksual dan juga tidak disertai dukungan dari masyarakat disekelilingnya (Darmojo,2007). Perubahan pada aspek psikologis yang terjadi pada lansia yaitu mereka mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik (Maryam,2008). Ball dan Blider (2003) menjelaskan bahwa cemas adalah perasaan subjektif terhadap ketidakpastian dan tidak berdayaan,biasanya ditandai dengan gelisah,gemetar,berkeringat,dan meningkatkan denyut nadi. Kecemasan dapat didefinisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan,rasa gelisah,atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber actual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens,2009). Menurut Stuart (2009),kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Pengalaman kecemasan seseorang tidak sama pada beberapa sfitasituasi dan hubungan interpersonal. Namun demikian secara umum ancaman besar yang dapat menimbulkan kecemasan dikategorikan menjadi 2 yaitu : Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan dating atau

4

menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari. Ancaman terhadap system diri seseorang dapat membahayakan identitas,harga diri dan fungsi social yang terintegrasi seseorang. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingakat kecemasan seperti faktor-faktor internal antara lain: Usia dan jenis kelamin orang tua,gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia,lebih sering pada usia dewasa. Sebagian besar terjadi pada umur 21-45 tahun. Kecemasan lebih banyak terjadi pada wanita. Wong (2009) menyebutkan bahwa perempuan lebih mudah cemas dibandingkan laki-laki,namun seiring pertambahan usia hal tersebut dapat menjadi sama atau terbalik. Manifestasi Psikomotor Berupa Respon Kognitif Dan Afektif (Stuart dan Sundeen,2009) Yang pertama yaitu ada Perilaku,perilaku yang terjadi yaitu gelisah,ketegangan koordinasi,cenderung

fisik,tremor,gugup,bicara mendapatkan

cedera,menarik

cepat,kurang diri

dari

masalah,menghindar. Kognitif,Manifestasi yang dapat diamati yaitu perhatian terganggu,konsentrasi buruk dan pelupa. Manifestasi

Cemas

Berdasarkan

Tingkat

kecemasan

(Stuart

dan

Sundeen,2009) Antara lain yaitu ada Cemas Ringan,yang ditandai dengan cepat marah dan waspada. Cemas sedang,Cemas sedang ditandai dengan peningkat denyut nadi,berkeringat dan gejala somatic ringan. Widianti (2010) Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan dan tidak memberatkan,yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas

5

olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar,karena senam lansia ini mampu melatih tulang tetap kuat,mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Manfaat dari senam lansia itu sendiri adalah aktivitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk mrnghambat proses degenerative atau proses penuaan. Senam lansia disamping mempunyai dampak yang positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh dapat berpengaruh dalam peningkatan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Efek minimal yang dapat diperoleh dengan mengikuti senam lansia adalah bahwa lansia merasa senantiasa berbahagia,senantiasa bergembira,bias tidur lebih nyenyak,dan fikiran tetap segar (Widianti,2010). Aspek Fisiologis Senam Lansia,senam lansia sangat bermanfaat dilihat dari

segi

fisiologis

jantung,paru,dan

antara

pembuluh

lain

dapat

meningkatkan

darah,meningkatkan

daya

daya

tahan

metabolism

tubuh,meningkatan kualitas dan kuantitas tidur. Mengendalikan system hormonal dan mengurangi risiko terjadinya penyakit degenerative,seperti tekanan darah tinggi,jantung coroner,diabetes mellitus. Aspek psikologis senam lansia,manfaat senam lansia dilihat dari aspek psikologis antara lain dapat memberikan perasaan santai,meningkatan percaya diri,membangun sportivitas,memupuk tanggung jawab dan mengurangi rasa stress/cemas. Olahraga dalam hal ini senam lansia memberikan manfaat pada pembentukan kondisi mood yang lebih baik sehingga lansia yang rutin

6

mengikuti kegiatan olahraga akan senantiasa dalam kondisi perasaan yang nyaman. Kondisi perasaan yang nyaman menjadikan individu dapat mengoptimalkan proses mental yang berfungsi dan berpengaruh pula pada kemampuan

individu

menghadapi

setiap

permasalahan

yang

dapat

menimbulkan rasa cemas. Hal ini menjadi penting karena dalam proses menurunkan tingkat cemas. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara kepada pihak staf PSTW Budi Pertiwi kota bandung pada tanggal 15,31 maret dan tanggal 1 april 2019 didapatkan hasil data lansia yaitu berjumlah 28 lansia diantaranya lansia yang memiliki tingkat kecemasan sedang dinataranya lansia mengeluh cemas karena dari pihak keluarga yang hanya datang menjenguk dalam seminggu hanya 1-2 kali saja sehingga membuat lansia merasa cemas akan kabar dari anak atau sanak keluarga,adapun dari beberapa lansia yang tidak pernah dijenguk oleh keluarganya,kemudian ada lansia yang merasa cemas akan kondisi kesehatannya,dari jumlah lansia di atas ada 2 orang lansia yang sering kali tidak mau di ajak komunikasi atau bersosialisasi. Dari data yang saya dapat juga dari pihak PSTW Budi Pertiwi telah ada nya kegiatan senam lansia yaitu dalam 1 minggu dilakukannya 2 kali yaitu hari selasa dan rabu dengan instruktur dari luar,ketika ditanyakan jenis senam pihak pstw hanya menjawab senam hanya dilakukan untuk olahraga kebugaran saja untuk lansia yang ada di pstw budi pertiwi,selain itu ada beberapa lansia yang sulit di ajak untuk mengikuti kegiatan senam pihak pstw tidak dapat memaksakan lansia untuk

7

mengikuti kegiatan,sehingga dapat saya simpulkan bahwa kurang pengetahuan tentang senam lansia,dan tidak ada nya dorongan dari pihak pstw untuk membujuk lansia yang tidak dapat mengikuti senam dan tidak adanya intervensi yang diberikan pihak pstw untuk lansia yang memiliki tingkat cemas sehingga lansia tidak berani atau tidak mau mengungkapkan perasaan yang dirasakan pada saat itu sehingga perasaan cemas terus melekat dipikiran lansia. Berdasarkan fenomena diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh senam lansia terhadap tingkat kecemasan pada lansia”

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah Tersebut Maka Rumusan Masalah Dalam Penelitian Ini Adalah “Adakah Pengaruh Senam untuk menurunkan tingkat kecemasan pada lansia”?

1.3 Tujuan 1.3.1

Tujuan Umum Mengetahui pengaruh senam terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia PSTW Budi Pertiwi Kota Bandung.

1.3.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat kecemasan sebelum dilakukan senam lansia. 2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan sesudah dilakukan senam lansia.

8

3. Untuk menganalisis pengaruh senam terhadap tingkat kecemasan pada lansia.

1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian tentang pengaruh senam terhadap tingkat kecemasan pada lansia,diharapkan bermanfaat bagi : 1.4.1

Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan,khususnya ilmu Keperawatan dalam memperkuat teori mengenai Senam Lansia Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan.

1.4.2

Praktis

1. Bagi Tempat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan lansia dapat mengetahui informasi yang terkait dengan penelitian ini agar dapat menjadi acuan dalam menjalani Senam pada lansia yang cemas. 2. Bagi perawat Peneliti berharap bahwa perawat dapat mensosialisasikan tekhnik senam lansia dalam menangani lansia yang mempunyai tingkat kecemasan. 3. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti berharap peneliti selanjutnya dapat mengembangkan ilmu Senam lansia bagi lansia yang memiliki tingkat kecemasan.

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"

Bab 1.docx
April 2020 15
Lampiran.docx
June 2020 11
Bab I Lansia.docx
October 2019 18
Cover-1.docx
October 2019 17