BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ban merupakan komponen penting dalam suatu sistem pengangkutan tambang khususnya alat angkut. Jam kerja yang tinggi dari alat angkut merupakan tuntutan produksi, menyebabkan kerja dari ban sebagai komponen yang bersinggungan langsung dengan permukaan jalan yang bervariasi semakin berat dan berisiko untuk mengalami kerusakan. Di banyak perusahaan tambang, tuntutan akan tingkat produksi yang tinggi menyebabkan dibutuhkannya ban yang berkualitas dan tahan lama. Hal ini tidak terlepas dari mahalnya biaya penggantian ban dan terbatasnya bahan baku pembuatan ban yaitu karet. Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini akan membandingkan kinerja ban dengan melakukan penelitian tentang parameter-parameter yang mempengaruhi kinerja ban seperti muatan, medan kerja, tekanan angin, kecepatan dan kualitas angin. Dengan diketahuinya parameter-parameter tersebut, diharapkan dapat dievaluasi juga sistem manajemen ban dan kondisi kerja yang ada.
1.2.Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penentuan umur pakai ban dalam pengangkutan ore. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari perusahaan PT. Natural Persada Mandiri di daerah Konawe Utara.
1.3. Rumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana cara mengetahui umur pakai ban dalam pengangkutan ore. 2. Bagaimana cara mengetahui hal hal yang mempengaruhi kinerja ban .
1.4. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui umur ban dump truck pada kegiatan pengangkutan ore di PT. NATURAL PERSADA MANDIRI, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian di PT.NATURAL PERSADA MANDIRI yaitu : 1. Mengetahui umur pakai ban alat angkut yang dicapai dengan target yang diberikan oleh perusahaan dalam pengangkutan. 2. Mengetahui jenis dan merek ban yang cocok digunakan oleh perusahaan 3. Mendapatkan kondisi kerja yang ideal terhadap kinerja ban.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat bagi keilmuan. Untuk memberikan pengetahuan baru pada dunia pertambangan khususnya untuk mengetahui umur pemakaian ban alat angkut dalam pengangkutan ore serta mengetahui hal hal yang membuat ban pada dump truck cepat scrab. 2. Manfaat bagi perusahaan. Untuk memberikan gambaran kepada perusahaan tentang umur pemakaian ban dump truck dalam pengangkutan ore.
1.6 Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan yaitu : 1. Alat tulis Menulis 2. Alat Pelindung Diri (APD) 3. Laptop 4. Peta lokasi daerah penelitian
1.7 Lokasi dan Kesampaian Daerah PT Natural Persada Mandiri, secara administrasi terletak di daerah Marombo, Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Untuk mencapai lokasi penelitian dapat ditempuh dengan rute sebagai berikut: 1. Dari Makassar-Kendari dengan menggunakan pesawat terbang sekitar 50 menit dilanjutkan dengan jalanan darat sekitar 6 jam ke lokasi penambangan. 2. Daerah penelitian secara administratif terletak pada wilayah pertambangan PT. Natural Persada Mandiri Site PT. Bumi Karya Utama, Morombo Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara astronomis daerah penelitian ini terletak pada koordinat X 0417417 dan Y 9627159.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Ban Off- Road (Off-Road Tire) Ban off road merupakan penggerak akhir dari kendaraan yang bersinggungan
langsung dengan jalan, yang tidak rata, kasar, buruk, dan berbatu, serta mempunyai ketahanan terhadap keausan dan irisan yang baik bila dibandingkan dengan jenis ban yang lain. Ban-ban off-road yang akan dibicarakan dalam masalah ini terbatas untuk ban yang bekerja di daerah penambangan. (Komandi,1999). Adapun fungsi utama dari ban dalam sistem pengangkutan tambang, yaitu : a. Menahan berat suatu kendaraan dan muatan yang bersinggungan dengan permukaan tanah. b. Mengendalikan jalannya kendaraan saat bergerak maju mundur. c. Meneruskan tenaga dari mesin sehingga kendaraan dapat berjalan dengan baik. d. Bersama sistem suspensi menentukan keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pengendalian kendaraan. Konstruksi utama dari ban terdiri dari empat bagian yaitu, tread, carcass, breaker, dan bead (Gambar 2.1). Sedangkan bagian-bagian yang mempunyai fungsi utama terdiri dari crown, shoulder, sidewall, dan bead, seperti dijelaskan sebagai berikut, a. Tread, merupakan kulit luar dari ban, melindungi carcass dari keausan dan kerusakan. Bagian tread yang berhubungan langsung dengan permukaan jalan disebut crown. Bagian samping dari ban disebut sidewall dan daerah pertemuannya dengan tread disebut shoulder yang merupakan bagian yang menyangga crown. Bagian sidewall dinamakan flexing daerah karena menerima sejumlah besar tekanan dan tarikan selama ban digunakan. b. Sidewall, terbuat dari karet yang fleksibel untuk melindungi bagian samping ban. Berfungsi untuk melindungi plies dari goncangan dan potongan. c. Carcass, ada di dalam ban, berfungsi menahan berat, goncangan, tumbukan, dan tekanan angin, dibuat dari lembaran-lembaran ply cord, dibungkus oleh karet yang berfungsi untuk melindungi dari kerusakan luar. d. Inner liner, terdiri dari lapisan karet yang melindungi bagian dalam bead,
untuk mencegah kehilangan tekanan dari ban. e. Breaker, cord yang digunakan di dalam carcass dapat mengalami kerusakan, karena kondisi jalan yang buruk. Oleh karena itu ditempatkan breaker diantara tread dan carcass sebagai peredam goncangan atau tumbukan. f. Bead, digunakan di carcass, berfungsi untuk menahan kedua ujung dari cord dan menjamin pemasangan yang kuat dari ban dan pelek. Struktur ban secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1 Struktur ban
( Sumber : Komatsu Specification Handbook 26th edition,2009 )
2.2 Karakteristik Ban Agar ban dapat bekerja secara optimal, pemilihan ban harus disesuaikan dengan kondisi kerja yang ada di lapangan, yaitu berdasarkan kebutuhan akan ketahanan terhadap potongan (cut) atau ketahanan terhadap panas (heat). Berikut adalah pembagian karakteristik ban, 1.
General Purpose: Ban yang mempunyai ketahanan yang seimbang terhadap keterpotongan dan panas.
2. Cut Resistance: Ban yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap potongan akibat material lepas maupun benda tajam. 3. Heat Resistance: Ban yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap panas, cocok untuk pengangkutan jarak jauh.
2.4
Pola Kembangan Kembangan ban memiliki fungsi untuk memberikan daya cengkeram pada saat
ban dioperasikan sehingga bentuk dan pola alurnya dibuat berdasarkan kondisi medan yang dilaluinya, seperti dijelaskan pada Tabel 2.1 berikut ini, Tabel 2.1. Pola kembangan ban No
Jenis
1
Rib
Gambar
Keterangan • Kemampuan pada tikungan dan tingkat pengereman yang baik. • Traksi dan stabilitas dari ban yang baik.
Cocok untuk kondisi jalan yang licin
2
Lug
• Memiliki ketahanan yang baik terhadap material lepas.
3
Block
• Ketahanan terhadap material lepas yang lebih kuat. • Kemungkinan slip lebih kecil.
2.6 Kerusakan Pada Ban Kerusakan pada ban merupakan kondisi yang membuat ban tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk operasional, jenis-jenis kerusakan tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut ini, Tabel 2.5 Jenis-jenis kerusakan ban ( Sumber: Bridgestone Off-Road Tire Damage Inspection Guide,2009 ) No Jenis kerusakan Gambar Keterangan 1
Cut Separation
Pemisahan pada bagian tread ban, disebabkan oleh eksternal cut.
2
Impact Break
Casing pecah akibat adanya tekanan keras/kejutan pada casing, yang disebabkan, • Terjadi benturan dengan benda-benda besar dan
Side Wall Cut
keras Sobekan pada sisi ban akibat membentur benda tajam.
3
4
Chunking
Blok tread cuil/terbuka sebagian, disebabkan oleh,
•
Tekanan angin tidak tepat.
•
Mengendarai melebihi kecepatan
•
Selip
•
Akselerasi secara cepat atau pengereman secara mendadak.
5
Irregular Wear
Keausan tidak merata/asymetric pada tread, yang disebabkan
•
Kondisi suspensi yang tidak rata/tidak sama
•
Rotasi ban yang kurang tepat waktu Axle-beam/ poros ban bengkok
• 6
Cut Chipping
Karet tread pecah seperti bersisik, disebabkan oleh, • Kondisi jalan keras
7
Cut Trough
Cut di daerah crown yang menembus ke dalam atau menembus casing, karena ban melindas batu
8
Shoulder Cut
Cut/potongan di daerah shoulder, akibat terpotong atau tergores materialmaterial asing.
9
Ply Separation
Pemisahan yang terjadi pada bagian ply diakibatkan oleh, •
Tekanan rendah.
•
Overloading.
•
Kesalahan product
10 Bead Bulging
11 Bead Separation
Bergelombang atau menggelembung di permukaan luar pada daerah bead, dikarenakan,
•
Tekanan angin rendah
•
Overloading
•
Kesalahan product
Bagian karet tidak melekat/terlepas di daerah bead yang disebabkan;
a) Tekanan angin rendah b) Over Loading c) Pemasangan rim yang kurang tepat
d) Kesalahan product .
12 Heat Separation
Separasi antara tread dan belt akibat temperatur tread berlebih, yang disebabkan,
a. TKPH operasi berlebih b. Tekanan angin rendah c. Over loading d. Tekanan suspensi yang tidak seimbang
e. Kesalahan product
13 Run Flat
Kerusakan casing akibat ban berjalan dalam kondisi kurang tekanan angin
Berdasarkan jenis kerusakan pada tabel 2.5 di atas, bila ditinjau dari penyebabnya, maka jenis kerusakan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
a.
Road hazard : kerusakan yang diakibatkan kondisi dan material yang ada di lapangan, diantaranya cut separation, impact break, sidewall cut, cut cheaping, cut trough, dan shoulder cut.
b. Worn out : kerusakan yang diakibatkan keausan normal c. Kerusakan lain (other): kerusakan yang diakibatkan TKPH berlebih, dan masalah tekanan angin, diantaranya chungking, irregular wear, ply separation, bead bulging, bead separation, heat separation, dan run flat.
2.7 Posisi dan Dimensi Ban Dalam Unit Dump Truck Ukuran ban untuk setiap unit berbeda tergantung spesifikasi dari pabrik ban disesuaikan dengan kondisi kerja unit. Namun penamaan posisi ban untuk unit yang berbeda sama, dimulai dari ban kanan depan dan untuk ban belakang juga dari sebelah kanan Sedangkan dimensi ban dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini.
Gambar 2.2 Dimensi ban
Dari gambar 2.2 tersebut dapat dilihat penampang ban dengan keterangan sebagai berikut: 1.
Lebar ban (lebar penampang melintang)
2.
Tinggi ban
3.
Tinggi penampang melintang
4.
Diameter rim
5.
Diameter luar ban
Sedangkan untuk cara pembacaan ban bias dan radial berdasarkan kode yang ada pada ban, sebagai berikut a.
b.
Cara pembacaan ban radial 10.00 R 20 10
: menunjukkan lebar penampang ban (in)
00
: menunjukkan aspect ratio (%)
R
: menunjukkan tipe ban radial
20
: menunjukkan diameter pelek (in)
Cara pembacaan ban bias 10.00-35 10
: menunjukkan lebar penampang ban (in)
00
: menunjukkan aspect ratio (%)
-
: menunjukkan tipe ban bias
35
: menunjukkan diameter pelek (in)
2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Performa Ban 2.8.1. Kondisi jalan a. Kemiringan jalan Menurut United State Bureau of Mines (USBM) kemiringan jalan yang disarankan yang diijinkan pada suatu jalan tambang < 10%, hal ini didasarkan pada kekuatan mesin alat angkut ketika membawa beban berat. Tetapi idealnya kemiringan jalan untuk menjaga umur ban adalah berkisar 5-6%. Hal ini dikarenakan semikin tinggi jalan maka ban akan lebih mudah untuk selip dan umurnya lebih singkat (Bridgestone book, 2002) b. Dimensi jalan Lebar standar suatu jalan angkut berdasarkan couzens (1979) lebar standar suatu jalan angkut adalah 4 kali lebar alat angkut terbesar yang melalui jalan tersebut. c. Kemiringan melintang jalan Kemiringan permukaan jalan merupakan faktor penting dalam perencanaan jalan, sebab bertujuan mengalirkan air dari permukaan jalan ke sisi jalan, sehingga mempengaruhi tingkat kekerasan jalan, kemiringan jalan standar di area tambang adalah 1,5-5 % dan nilai ini juga dipengaruhi kedap air atau tidaknya permukaan jalan tersebut. Pemilihan kemiringan melintang jalan yang tidak tepat akan menyebabkan air tergenang dan merembes ke lapisan perkerasan jalan yang akhirnya
menurunkan daya dukung lapisan perkerasan jalan, yang dapat mempengaruhi kinerja ban. d. Lapisan perkerasan jalan Lapisan ini diperlukan untuk memberikan daya dukung jalan dalam menahan beban yang diberikan alat angkut. Beban yang diterima oleh lapisan ini akan diteruskan dengan sistem penyebaran tekanan, sehingga semakin ke bawah beban akan semakin kecil. e. Perawatan jalan Perawatan jalan dengan membersihkan material-material lepas yang berserakan di jalan, sangat penting dilakukan, untuk menghindari kerusakan prematur pada ban, perawatan tersebut diantaranya, 1.
pembersihan tumpahan batu di jalur hauling serta pembuatan drainase yang mencukupi.
2.
jangan pernah membiarkan terjadinya lubang di jalan .
3.
jangan biarkan kondisi jalan bergelombang, karena dapat menaikkan beban dinamis menjadi 1,5 – 3 kali rata-rata beban tire.
4.
penyiraman rutin untuk jalur jalan yang berdebu.
2.8.2. Muatan dan Distribusi Muatan Muatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi nilai TKPH di lapangan, sehingga pemantauan terhadap nilai muatan sangat besar pengaruhnya terhadap nilai TKPH dan umur penggunaan ban. Penempatan muatan pada unit truk juga berpengaruh terhadap ban, sebab apabila muatan tidak terdistribusi secara merata, dapat menyebabkan beban yang dialami ban tidak seimbang, yang berpengaruh terhadap kinerja ban tersebut. 2.8.3. Laju Kendaraan Sama halnya seperti muatan, laju kendaraan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi nilai TKPH. Memang tidak ada batasan khusus untuk nilai laju, kecuali dari prosedur safety yang ditetapkan perusahaan. Namun kombinasi antara nilai laju yang berlebihan ditambah jumlah muatan yang diangkut berpotensi meningkatkan nilai TKPH, sehingga harus diusahakan kombinasi yang ideal dari dua
parameter ini, yang menghasilkan nilai TKPH yang tidak melebihi nilai maksimum. Penting untuk memperkirakan laju maksimum yang bisa dijalankan dump truck, dalam hubungannya dalam menjaga pemakaian ban dan kelancaran proses produksi. Apabila laju rata-rata pada unit truk berlebih dapat menyebabkan; 1. Ban terkelupas karena panas berlebihan (heat separation) 2. Ban lebih cepat aus 3.Terjadi sobekan pada ban akibat gerusan dengan material lepas, dengan kecepatan yang tinggi.
2.8.4. Tekanan Ban
Tekanan sangat mempengaruhi performa ban. Nilai tekanan yang ideal dipengaruhi total muatan yang diangkut unit truk, sehingga dibutuhkan nilai tekanan tertentu yang ideal sesuai rata-rata muatan yang diangkut unit truk. Nilai tekanan yang tidak ideal dapat mempengaruhi kinerja ban. Apabila nilai tekanan berlebih (over inflation) dapat menyebabkan kerusakan pada ban diantaranya adalah: 1. Crown area (bagian tengah) cepat aus 2. Mengurangi daya tahan terhadap potongan (cut) 3. Mudah rusak karena benturan Sedangkan bila tekanan di bawah nilai ideal (under inflation) dapat menyebabkan, 1. Ban lebih cepat panas (heat separation) 2. Bagian shoulder ban aus dengan tidak merata.
2.8.5. Kondisi Loading Point Kondisi loading point merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya kerusakan pada ban, sehingga harus dilakukan maintenance agar kondisinya ideal (rata dan tidak ada ceceran material). Kondisi loading point yang tidak optimal dapat menyebabkan tingginya kerusakan ban akibat terbentur material yang disebabkan oleh: 1. Pembersihan lokasi parkir truk tidak maksimal. 2. Tumpahan material dari bucket 3. Overload pada truk yang mengakibatkan tumpahan material
4. Tidak adanya alat scrap di sekitar loading point. Salah satu cara untuk menjaga kondisi loading point adalah dengan mengoptimalkan fungsi alat loading, dalam hal ini excavator diantaranya dengan: 1. Pengisian muatan ke unit truk secara seimbang, sehingga potensi jatuhan material di daerah loading point berkurang. 2. Bersama bantuan unit lain seperti bulldozer merapikan kondisi loading point.
2.8.6. Pengoperasian Dump Truck Kemampuan
operator
dalam
mengoperasikan
dump
truck
dapat
mempengaruhi pemakaian ban. Cara pengoperasian yang tidak baik dapat mempengaruhi kinerja ban, ada beberapa cara yang harus dihindari, diantaranya: 1. Pengereman mendadak 2. Mengoperasikan unit secara kasar 3. Overback-warding, merupakan salah satu kebiasaan operator, yaitu menempatkan unit truk terlalu mundur, hingga ban melindas material baik di loading maupun dumping point, sehingga kemungkinan ban untuk tersayat akibat melindas batuan semakin besar. Cara-cara pengoperasian di atas dapat mempengaruhi kinerja ban, sehingga mengurangi umur pemakaian ban.
2.8.7. Jenis Material Pemilihan ban harus disesuaikan dengan jenis material di lapangan. Pada kondisi jalan dengan material keras (hard rock) ban cenderung mengalami tingkat kenaikan panas yang lebih tinggi, sehingga dibutuhkan ban yang memiliki ketahanan terhadap panas (heat resistance) yang baik agar ban tidak mengalami overheat. Pada material lunak (mud stone, clay stone) ban cenderung mudah selip, dan kemungkinan tingkat keterpotongan tinggi, sehingga dibutuhkan ban yang memiliki daya cengkeram yang kuat agar potensi selip berkurang, dan ketahanan terhadap keterpotongan (cut resistance) yang baik, sehingga kerusakan pada ban akibat potongan material lepas dapat diminimalisasi.
2.8.8 Penanganan Ban Penanganan ban meliputi proses penyimpanan dari ban, sebelum digunakan pada unit. Beberapa prosedur standar dalam penanganan ban diantaranya: a. Penyimpanan ban direkomendasikan di dalam ruangan (karena dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, dan cahaya), jika terpaksa disimpan di luar ruangan sebaiknya ditutup pelindung (terpal). b. Ban dijauhkan dari pengaruh ozon dan bahan kimia. c. Posisi ban diletakkan secara vertikal bukan horizontal. d. Pemindahan ban menggunakan penjepit ban dan menggunakan bead protector.
2.8.9 Pemeliharaan ban Pemeliharaan ban meliputi beberapa proses kerja, yang terdiri dari: 1. Pengecekan tekanan angin (Pressure check) Pressure check penting untuk mencegah: a. Underinflation, dapat menyebabkan keausan tidak merata pada bagian shoulder. b. Overinflation, dapat menyebabkan crown area cepat aus, mengurangi daya tahan terhadap potongan, mudah rusak karena benturan. 2.
Pengecekan ban Prosedur dalam melakukan pengecekan ban, yaitu melakukan pemeriksaan komponen-komponen penting dari ban, yaitu: a. Tread b. Sidewall c. Bead d. Shoulder e. Rim
Pemeriksaan terhadap komponen-komponen tersebut penting untuk dilakukan, sehingga dapt diketahui apakah ban aman untuk dioperasikan pada unit truk atau tidak. 3.
Bongkar pasang ban Pemasangan maupun pelepasan ban pada unit truk dapat dilakukan dengan prosedur berikut ini:
a. Pemilihan yang tepat dari ban, rim. b. Pemeriksaan visual sebelum pemasangan: rusak/ berubah bentuk kontaminasi. c. Kebersihan ban dan rim : jangan biarkan ada benda dalam ban. d. Pemasangan yang tepat sesuai prosedur kerja tambang. e. Gunakan alat yang aman untuk penambahan angin. terdiri dari kerangkeng ban/rantai, regulator angin. 4.
Pemasangan ban (Tire matching) a. Tidak boleh ada perbedaan tinggi rendah ban (contoh : dalam twin tire, ada yang baru dan ada yang tipis) yang melebihi standard. b. Tidak boleh ada perbedaan pattern yang mencolok dalam twin tire, karena pola yang berbeda mempunyai spesifikasi yang berbeda, sehingga kerja ban tidak maksimal. c. Jika sejak dipasang, ban pada axle depan sudah mencapai TUR 60 %, sebaiknya dipindahkan ke belakang, karena ban depan mengalami beban yang lebih berat, sehingga diperlukan ban dengan kondisi yang lebih baik.
5.
Perbaikan ban (Tire repair)
6.
Perawatan pelek (Rim maintenance) Ada beberapa prosedur standar yang dapat dilakukan dalam perawatan pelek, diantaranya, a.
Bersihkan karat dari rim base dan bead seat dengan sikat kawat
b.
Periksa semua bagian rim dari keretakan.
c.
Cat permukaan, dgn selapis zinc chromate (cat anti karat), red lead (, atau cat aluminium dengan mutu yang bagus.
d.
Bagian-bagian rim harus diperiksa dari kerusakan dan karat. Prosedur tersebut apabila dilakukan dengan baik, dapat mengurangi potensi kerusakan pada ban, khususnya pada bagian bead.
BAB III TAHAP DAN METODE PENELITIAN
3.1 Tahap Pendahuluan 3.1.1 Persiapan Administrasi Pada tahapan persiapan administrasi berupa pengurusan persyaratan dari Jurusan dan Fakultas sebelum penyusunan proposal penelitian serta pengurusan surat rekomendasi penelitian sebelum berangkat ke tempat penelitian. 3.1.2 Studi Pustaka Dalam
penelitian
ini,
penulis
melakukan
beberapa
kegiatan
guna
memperlancar penyelesaian didalam penulisan penelitian ini, diantaranya dengan mempelajari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penulisan penelitian dan mengutip hal-hal penting yang diperlukan dalam penulisan ini.
3.1.3 Penyusunan Laporan Dalam penyusunan laporan ini dilakukan setelah mempelajari literatur yang berkaitan dengan judul penelitian kemudian dituangkan dalam bentuk proposal yang sesuai dengan metode penulisan yang berlaku di Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia. Selanjutnya proposal penelitian yang sudah jadi, dikonsultasikan kepada pembimbing I dan II sampai disetujui. Kemudian dilanjutkan dalam bentuk seminar proposal penelitian.
3.2 Tahap Pengambilan Data 3.2.1 Sumber Data Data diambil dengan cara Mengamati secara langsung lokasi penelitian berupa area penambangan di lapangan dan mengamati proses pengangkutan ore. Dalam melaksanakan orientasi lapangan diarahkan langsung oleh mineengineer. 3.2.2 Jenis Data Sumber data yang digunakan dalam penulisan proposal penelitian ini terdiri dari dua jenis data berupa :
1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan seperti : a. Panjang jalanan tiap segmen b. Grade jalan tambang c. Jenis permukaan jalan tambang c. Data waktu pemuatan ore kedalam alat angkut d. Data waktu penumpahan material overburden dari alat angkut. 2. Data Sekunder Data ini didapatkan dari hasil kegiatan di lapangan dalam pengangkutan overburden seperti : a. Data lifetime ban alat angkut b. Data kerja efektif dari setiap dump truck 3.2.3 Teknik pengambilan data Pada teknik pengambilan data, penulis melakukan survei lapangan meliputi pengumpulan data dan informasi. Pengambilan data dilaksanakan dengan cara pemantauan dan pengukuran langsung dilapangan. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Melakukan pengukuran terlebih dahulu di area jalan tambang, seperti pada jalan yang memiliki grade yang tinggi.
Grade 21.11 %
Gambar 3.1 Jalan segmen 4
2. Melakukan pengamatan pada jalan tambang terhadap hal-hal yang mempengaruhi kinerja ban seperti jenis permukaan jalan dan tumpahan material pada permukaan jalan tambang
Gambar 3.2 tumpahan material pada jalan tambang 3. Pengambilan data waktu loading dan dumping overburden dari alat angkut .
Gambar 3.3 area loading point
3.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1 Tahap Pengolahan Tahap pengolahan data yang dilakukan yaitu menggabungkan data sekunder dan data primer yang didapatkan selama kegiatan pengambilan data serta menggunakan beberapa rumus seperti : a. Menghitung TKPH dari alat angkut menggunakan rumus : 𝑇𝐾𝑃𝐻 =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔+𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐼𝑠𝑖 2
+
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔+𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐼𝑠𝑖 2
TKPH = Ton kilometer per hour Untuk mendapatkan nilai tkph aktual yang dimaksud adalah data diperoleh dari perhitungan cycle time dilapangan dan data beban muatan pada masing masing unit HD. Selanjutnya menghitung nilai Tkph pada Hino 500 Fm 260 TI. b. Untuk mengetahui lifetime yang dicapai pada ban maka dilakukan pengumpulan data berdasarkan ban yang dinyatakan scrab pada bulan mei sampai dengan bulan juli. Adapun jenis ban dari 2 merk yang berbeda yaitu TBB Tires KTX 708 dengan Duraturn Y866 yang kemudian dari data lifetime yang dicapai tiap ban dirata-ratakan untuk membandingkan lifetime aktual dilapangan. c. untuk kondisi jalan angkut menentukan nilai Rimpull dari analisis koefisen traksi dari beberapa parameter sepert Roling Resistance (RR), Grade Resistance, (GR), dan Coefisien traksi (CT). Adapun rumus rimpul yang digunakan yaitu : RP untuk mengatasi RR = Bobot kosong/isi x RR RP untuk mengatasi GR = Bobot kosong/isi x GR RP diterima = bobot kosong/isi x CT x beban roda penggerak. 3.3.2 Analisis Data Setelah data diolah kemudian dilakukan analisis terhadap parameter diatas kemudian dapat dilakukan evaluasi dari sistem manajemen ban terhadap kinerja ban aktual dilapangan. Analisa yang dilakukan berguna untuk mengetahui berapa umur yang tercapai pada ban dan bagaimana kualitas ban dari masing-masing merek. Untuk hal yang mempengaruhi kinerja ban dapat diketahui grade jalan ideal untuk kinerja ban yang optimal.
3.4 Tahap Penulisan Kerja Praktek Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, kemudian dirampungkan kembali setelah dievaluasi dan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah yang selanjutnya menjadi laporan kerja praktek. Laporan kerja praktek yang telah disusun dipresentasikan dalam bentuk ujian seminar kerja praktek di depan dosen penguji. Tahap ini dilakukan pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. 3.5. Prosedur/Desain Penelitian Mulai
Studi Literatur -Teori Ban -Teori Pemindahan Tanah Mekanis
Pengambilan Data : -Interview - Observasi Lapangan
Data Primer - Kemiringan jalan - Tekanan Ban - Panjang jalan - Kondisi Jalan
Data Sekunder - tire report and hauling - Repair and maintenance
Pengolahan data Pengolahan data yang dilakukan yaitu menghitung umur pakai ban dump truck, ,ton kilometer per hour (TKPH), cuaca, kualitas, jenis perkerasan jalan dan menganalisis hauling road
Kesimpulan -Kinerja Ban -Optimalisasi ban
Selesai