Bab I3.docx

  • Uploaded by: IDA BAGUS ANOM P
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,005
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang

Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan sebagainya. Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (jaman batu, perunggu dsb) Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan peradaban manusia bahanbahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih tinggi. Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-sifat bahan dengan elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda.

2.

Rumusan Masalah

1. Perspektif Sejarah dari Material 2. Memahami ilmu dan teknolgi material 3. Mengerti klasifikasi material 4. Mengetahui kebutuhan material modern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam-logam dalam kuantitas yang besar semakin langka.Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam.Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan.Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi.Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat-sifat material, kemungkinan penggunaan material-material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk-produk berbasis material dengan sifat-sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan

biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya (Adnyana, 1993). Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan–perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material–material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material-material yang ada di permukaan (Sucahyo,1999). Ilmu material (bahan) sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan peradaban kita selama ini.Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya. Material-material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi-aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Materiamaterial baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks (Hari Amanto dan Daryanto, 1999).

BAB III PEMBAHASAN

Sejarah Perspektif Material Teknik material atau bahan sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya. Material – material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi – aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Material – material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks. Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material. Perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan lain sebagainya.

Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan – perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material – material dalam perut bumi atau dari batu meteor, yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan. Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam – logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah. Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai peralatan sehari – hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani, Bolivia, dan Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar 4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai alat tukar perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan kekerasan dan kekuatan tembaga. Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk mengekstraksi besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran bijih besi terbentuk endapan lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang pembakaran. Penemuan material besi inilah yang kemudian mengawali dimulainya era pengunaan material berbasis besi secara besar – besaran pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan – peralatan berbasis besi. Manusia juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM. Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam – logam yang dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air raksa (mercury) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air raksa merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer), selalu stabil dalam bentuk cair. Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam – logam dalam kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar

besi tinggi semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi. Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan penggunaan material – material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk – produk berbasis material dengan sifat – sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya. Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material. Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material – material alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam, keramik, plastik, dan serat. Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe – tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam terciptanya teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material – material berbasis alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini, peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung pada komponen – komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi material merupakan hal yang sangat penting dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.

Memahami Ilmu dan Teknologi Material Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalahsebuah interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadapberbagai bidang ilmudan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan, teknik kimia, mesin, sipildan listrik. Ilmu material juga mempelajari teknik proses atau fabrikasi(pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisa, kalorimetri, mikroskopi optikdan elektron, dan lain-lain), serta analisa biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri.

Ilmu Rekayasa bahan adalah penerapan ilmu dan teknologi bahan (pengetahuan, matematika dan pengalaman) untuk menyelesaikan permasalahan manusia untuk lebih mempermudah kehidupan manusia. Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (jaman batu, perunggu dsb). Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan peradaban manusia bahan-bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih tinggi. Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-sifat bahan dengan elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Secara umum Material science (Ilmu Material) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur material dengan sifat-sifat material. Atau dapat di katakan bahwa Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalah sebuah interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan, teknik kimia, mesin, sipil dan listrik. Ilmu material juga mempelajari teknik proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisis, kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain), serta analisis biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri. Klasifikasi dan sifat-sifat Material 1 Klasifikasi Material Berbagai jenis material digunakan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya pada bidang teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni: logam, non logam, dan komposit. Logam atau metal adalah material yang paling banyak digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan pada dua kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro meliputi: besi (iron), baja (steel), dan besi cor (cast iron). Logam non ferro adalah logam selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-paduannya. Material non logam atau material bukan logam, yakni: polimer, dan keramik. Polimer meliputi thermoset dan thermoplastis, yang di dalamnya termasuk juga karet, dan plastik. Sedangkan keramik meliputi keramik konvensional dan keramik modern, dari mulai gerabah, genting ubin, alat rumah tangga, sampai pada keramik modern dan canggih seperti semikonduktor, komponen elektronik sampai pada komponen pesawat luar angkasa yang tahan temperatur tinggi. Komposit diartikan sebagai gabungan beberapa bahan, dimana bahan-bahan yang digabung masih bisa terlihat dengan mata telanjang. Sebagai contoh: beton, ban mobil, dan fiberglass. Beton merupakan komposit gabungan keramik dengan logam, yang bila beton dipotong masih termati atau terlihat logam baja dan tembok sebagai bahan keramiknya. Ban mobil merupakan bahan komposit gabungan polimer dan logam, yang bila potong, akan terlihat karet sebagai bahan polimer dan kawat baja sebagai bahan logamnya. Fiberglass merupakan bahan komposit gabungan polimer dengan keramik, dimana pada bahan tersebut terlihat serat-serat sebahan bahan keramiknya, dan plastik sebagai bahan polimernya yang juga merupakan matriknya.

2 Sifat Material Material dimanfaatkan oleh manusia karena material punya sifat-sifat (propertis) yang dibutuhkan manusia, seperti logam dimanfaatkan karena punya sifat: kuat, keras, pengantar panas, pengantar listrik, dan diforinable (mudah dibenruk). Sedangkan sifat-sifat (proferties) itu sendiri secara garis besar dikelompokkan pada tiga, yakni: sifat fisik, sifat mekanik, dan sifat teknologi. Contoh sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Sifat fisik : kapasitas panas, koefisien muai, ketahanan korosi, dan koefisien gesek 2. Sifat mekanik : kuat, keras, ulet, dan tangguh. 3. Sifat teknologi : mampu bentuk, mampu las, dan mampu mesin. Sifat fisik adalah sifat yang dihubungkan dengan keadaan fisik material tersebut. Sedangkan sifat mekanik adalah sifat logam yang dikaitkan dengan kelakuan logam tersebut jika dibebani dengan beban mekanik. Beban mekanik dikelompokkan pada dua, yakni: Beban statik, dan beban dinamik. Beban stastik adalah beban yang tidak berubah terhadap waktu, dan beban dinamik adalah beban yang berubah terhadap waktu, seperti beban angkot, atau beban pada kursi dimana yang duduknya ganti-ganti. Sifat teknologi adalah sifat yang dikaitkan dengan kemudahan material untuk diproses. Contoh: mampu mesin (machining ability), mampu las (welding ability), dan mampu bentuk, (forming ability). Sifat-sifat material di atas diperoleh dengan melakukan ‘pengujian’. Dalam prakteknya antara sifat-sifat tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lainnya dan memungkinkan pengetahuan berkembang terus. Kalau sifat mekanik bagus, maka sifat teknologinya tidak. Kalau sifat teknologinya bagus, sifat yang lainnya tidak. Contoh: Baja yang kuat maka tidak tahan korosi, makadilapisi Zn (seng), sehingga ketahanan korosi naik. Sifat keras, maka tak mudah dibentuk. Sifat fisik lebih lanjut dibahas pada struktur dan sifat fisik material, sedang yang banyak dibahas disini ”sifat mekanik dan sifat teknologi teknik pembentukan, pelapisan dan seterusnya. Sifat-sifat di atas diperoleh dengan cara pengujian, dan pada pengujian harus ada: prosedur uji dan peralatan uji. Karena hasil pengujian harus bisa dibandingkan :artinya prosedur uji harus mengikuti standar uji (begitu juga peralatan ujinya). Standar uji yang harus diikuti tergantung permintaan konsumen. Contoh DIN (jerman), JIS (Jepang), ASTM (USA), dan SNI (Indonesia). Peralatan uji harus menghasilkan data yang sama setiap saat. Untuk itu harus dilakukan proses kalibrasi di lab. Met. industri. Contoh timbangan. Umur kalibrasi berbeda-beda, ada yang 6 bulan, 1 tahun, tiap dipakai dan seterusnya, tergantung jenis alatnya. Pengujian yang harus dilakukan tergantung sifat apa yang ingin diperoleh. Jika sifat mekanik yang diinginkan, maka dpengujian mekanik yang dilakukan. Untuk mengetahui sifat mekanik, maka dilakukan uji mekanik (mech testing). Ada dua jenis pengujian mekanik jika dikaitkan dengan bebannya, yakni: uji mekanik dengan beban ’ pembebanan statik’, dan uji mekanik dengan beban ’penbebanan dinamik’. Contoh pengujiannya, yakni: Beban Statik : uji tarik (tensile test), uji puntir (tortion test), uji bentuk (inpact test), uji keras (hardness test), uji mulur (creep test). Beban dinamik : uji lelah (fatigue test) Catatan. Beban statis itu tak murni statis sehingga dalam praktek di sebut juga quasi static. Sifat-sifat di atas perlu diketahui. Tujuannya supaya bisa menganalisis untuk proses pemilihan bahan dan proses pembuatan product pada saat mendesign.

Kebutuhan Material Modern Meskipun terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam memahami dan mengembangkan material dalam beberapa tahun belakangan ini, masih terdapat beberapa tantangan teknologi yang membutuhkan pengalaman yang lebih luas dan spesialis di bidang ini. Beberapa pujian sangat tepat diberikan untuk menghormati para ilmuan yang berhasil menemukan berbagai hal baru dalam bidang material sehingga memudahkan kehidupan kita sekarang ini. Energi merupakan salah satu bidang yang diperhatikan akhir-akhir ini. Para ilmuan berusaha untuk menemukan sumber energi baru yang ekonomis dan membuat sumber energi yang telah ada menjadi lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Material tidak diragukan lagi akan memainkan peranan penting dalam pengembangan ini. Sebagai contoh, Konversi langsung dari solar menjadi energi listrik, penggunaan teknologi sel surya untuk memenuhi kebutuhan energi namun dalam pembuatannya dibutuhkan beberapa material yang lebih rumit dan cukup mahal Untuk memastikan suatu teknologi dapat digunakan, maka dibutuhkan material yang dapat menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi selama proses konversi dengan harga yang cukup murah. Energi nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai bahan bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga dibutuhkan solusi yang cermat untuk mengatasi persoalan ini. Kualitas lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol polusi udara dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi adalah dengan menggunakan beberapa variasi material. Pemrosesan material dan metode penghalusan dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin buruk, sehingga polusi berkurang dan kerusakan alam akibat penambangan juga berkurang. Salah satu penggunaan energi terbesar berada pada sektor transportasi. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat diantaranya dengan menggurangi berat dari kendaraan tersebut (automobile, pesawat terbang, kereta api, dan lainnya), meningkatkan pengaturan panas mesin sehingga tidak terlalu banyak panas yang dibuang, Pemilihan material yang sangat kuat dengan densitas yang rendah, atau material yang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi. Banyak material yang kita gunakan diperoleh dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harus dilakukan penghematan. Material ini meliputi polimer yang berbahan dasar minyak, dan beberapa logam. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini perlahan-lahan akan habis, sehingga diharuskan bagi setiap penemuan yang digunakan sebagai material cadangan atau pengembangan dari material baru harus memiliki sifat-sifat yang sebanding dan memiliki dampak kerusakan yang seminimal mungkin bagi lingkungan. Sumber energi alternatif merupakan tantangan utama untuk para ilmuan dan perekayasa material. BAB IV PENUTUP Kesimpulan :

1. Proses pengolahan material dimulai sejak 6000 tahun Sebelum Masehi. 2. Ilmu Material adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur material dengan sifat – sifat material. 3. Berdasarkan sifat kimia dan struktur atomik, bahan material dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu :     

4.

· · · · ·

Logam-Alloy(ferrous&nonferous) Keramik Polimer Komposit Gelas

Sifat – sifat bahan padat bisa di kelompokkan atas 6 kategori : sifat mekanik  sifat listrik  sifat termal / panas  sifat magnet  sifat optik  sifat deterioratif (penurunan kualitas). 

DAFTAR PUSTAKA Adnyana. 1993. Metalugri Las (Welding Metalugry). Institut Sains dan Teknologi Nasional : Jakarta Bangyo, Sucahyo. 1999. Ilmu Logam. PT. Tiga Serangkai Mandiri : Surakarta Hari Amanto dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara : Jakarta

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"