HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Pengamatan
4.2
Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan destilasi uap. Menurut
Khopkar (2008), destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara melakukan pemisahan dua zat yang saling bercampur berdasarkan perbedaan titik didih dengan menggunakan metode destilasi uap. Sampel yang akan dimurnikan pada praktikum kali ini menggunakan alat destilasi uap adalah kemangi (Ocimum sanctum) dan senyawa yang akan dimurnikan pada sampel ini adalah senyawa minyak atsiri. Menurut Saraswati (2012), minyak atsiri merupakan suatu senyawa yang bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Pemurnian minyak atsiri dapat dilakukan dengan cara destilasi uap. Hal ini sesuai dengan Yurkanis (2007), yang mengatakan bahwa salah satu metode yang dapat dilakukan untuk isolasi minyak atsiri adalah destilasi uap sedangkan menurut Saprudin (2013), aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus, minyak sitrus dan untuk ekstraksi minyak parfum (minyak atsiri) dari tumbuhan. Prinsip dasar dari destilasi uap adalah cairan dirubah menjadi uap pada titik didihnya, kemudian uap tersebut dikondensasikan lagi ke dalam bentuk cairan dengan proses pendinginan. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan dibersihkan alat dengan alkohol 70%. Menurut Dwidjoseputro (2003), hal ini bertujuan untuk membersihkan
alat
dari
melakukan
bakteri praktikum.
yang
menempel
sehingga
memudahkan
dalam
Kemudian ditimbang sampel kemangi (Ocimum
sanctum) sebanyak 10-50 gr dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan ditambahkan aquadest. Menurut Koensoemdiyah (2010), penambahan aquadest berfungsi untuk menghasilkan uap air yang akan kontak dengan minyak atsiri sehingga minyak atsiri akan ikut terbawa keluar oleh uap air. Selanjutnya merangkai alat destilasi. Hal ini merupakan salah satu hal yang sangat penting karena dengan pemahaman dan keterampilan yang baik dan benar maka dapat mencegah terjadinya kerusakan alat. Adapun tahapan merangkai alat destilasi sederhana adalah disiapkan statif dan klem serta pemanas. Menurut Rusli (2013), pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat dalam labu alas bulat. Pemanas yang digunakan pada praktikum ini adalah api bunsen. Digunakannya api bunsen karena api bunsen memiliki nyala api yang tetap stabil, hal ini karena besarnya laju perubahan reaksi konsentrai reaktan yang terjadi adalah konstan, serta laju aliran campuran udara - bahan bakar juga dipertahankan konstan. Kemudian memasang labu alas bulat, kondensor, pipa penghubung (adaptor), labu penampung erlenmeyer
serta yang terakhir memasang
termometer. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Statif dan klem berfungsi sebagai penyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang. untuk menjepit destilator. Kondensor berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar dari atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi sisi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (erlenmeyer). Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilasi murni (Rusli, 2013).
Setelah itu, dilakukan proses destilasi selaam 30-120 menit. Proses destilasi akan menghasilkan yang namanya destilat (minyak atsiri). Destilat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditunggu sampai terbentuk dua lapisann. Kemudian dipisahkan dan didapatkanlah destilat murni atau minyak atsiri murni. Adapun kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum kali ini adalah proses pemanasan yang tidak stabil dan kurangnya ketelitian praktikan dalam menggunakan alat.
Proses pemanasan yang tidak stabil akan
mengakibatkan proses pemisahan senyawa akan berlangsung lama. Hubungan antara konsentrasi dengan besarnya pemanasan yaitu, apabila proses pemanasan terlalu tinggi, proses destilasi akan berlangsung sangat cepat dan konsentrasi minyak atsiri yang didapatkan kecil karena air yang terbawa ke atas dan terembunkan di dalam kondensor dan ikut keluar menjadi destilat.
DAPUS Khopkar, S.M. 2008.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia. Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri :untuk Industri Makana, Koesmetik dan Aromaterapi. Yogyakarta : CV Andi Rusli. 2013. Pemishan Kimia Untuk Universitas. Bandung : Erlangga. Yurkanis, Paula Bruice. 2007. Organic Chemistry Fifth Edition. USA : University of California. Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Percetakan Imagraph