Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.1
1
UMUM
Sistem plambing merupakan sistem sarana dasar yang melayani (kawasan) gedung bertingkat. Sistem sarana dasar dari sistem plambing ini sebenarnya sangat beragam, seperti antara lain: Sistem penyediaan air Sistem pembuangan air buangan Sistem penyaluran air hujan Sistem pemadam kebakaran Sistem perpipaan bahan bakar gas Sistem pngelolaan sampah Sistem perpipaan udara (oksigen) atau gas Sistem perpipaan lainnya, seperti : perpipaan untuk cairan khusus Dll Sistem plambing merupakan sistem sarana yang sangat penting karena fungsi dari bangunan gedung tersebut akan terganggu atau bahkan tidak dapat berfungsi apabila tidak atau kurang tersedia sistem sarana tersebut. Kesalahan perancangan, pemasangan atau pemeliharaan dari sistem plambing ini dapat berakibat fatal dan dapat mengakibatkan bahaya bagi jiwa pengguna gedung. Kenyataan banyak kecelakaan fatal telah terjadi dan bayak yang terkena penyakit akibat kesalahan perancangan, pemasangan atau pemeliharaan dari sistem plambing tersebut. Sistem plambing merupakan sistem yang sangat komplek dan cukup rumit, tidaklah sederhana seperti terlihat dari luar. Oleh karena itu maka banyak negara telah menetapkan peraturan atau perundang-undangan, pedoman pelaksanaan, standar dll, yang menyangkut sistem plambing. Di Indonesia saat ini telah disiapkan “Pedoman Plambing Indonesia” yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum”.
Halaman 1
Pendahuluan
1.2
DASAR PERENCANAAN
4.2.1 Umum Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu maka perencanaan sistem plambing harus dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan perencanaan gedung, dengan memperhatikan dengan seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya. 4.2.2 Prosedur Perencanaan III.2.2.1
Rancangan Konsep
Dasar utama dalam menyiapkan rancangan konsep dari sistem plambing adalah meliputi: Jenis dan penggunaan gedung Denah bangunan Jumlah penghuni III.2.2.2
Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan sistem plambing. Penelitian lapanagan ini mencakup kajian rencana lokasi bangunan, situasi, serta diskusi dan masukan dengan instansi pemerintah yang berwenang, instansi lain yang terkait, aparat daerah setempat, menyangkut juga kajian terhadap hak penggunaan air, pembuangan limbah, dll. Penelitian lapangan ini perlu dilakukan dalam pembuatan rancangan konsep untuk menghindari kesulitan dalam perancangan dan juga hambatan dalam pelaksanaan pemasangan sistem plambing. III.2.2.3
Rencana Dasar
Pada perancangan perlu disiapkan dasar-dasar yang umum digunakan dalam perancanaan, dengan menggunakan konsep serta data dari penelitian lapangan, seperti antara lain: Diskusi dengan pemilik dan atau perancang gedung Penyesuaian dengan persyaratan gedung dan peralatan lainnya Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan maka dapat ditentukan jenis dan sarana sistem plambing yang akan dirancang. III.2.2.4
Rancangan Pendahuluan
Berdasarkan rencana dasar yang telah disiapkan maka kapasitas sistem dan peralatan sistem plambing yang direncanakan dapat disusun dengan menggunakan gambar-gambar pendahuluan dari denah bangunan. Halaman 2
Pendahuluan III.2.2.5
Rancangan Pelaksanaan
Setelah Rancangan Pendahuluan dibuat dan disetujui oleh pemilik atau perancang gedung, maka selanjutnya dapat disiapkan rancangan detail dari sistem plambing yang direncanakan. Rancangan detail dari sistem plambing mencakup: Memo Disain: yang memuat perhitungan disain Gambar Disain: yang memuat gambar-gambar disain Spesifikasi Teknis: yang memuat spesifikasi dari peralatan dan bahan yang digunakan pada sistem plambing yang direncanakan Perkiraan Biaya: yang memuat perkiraan biaya pembangunan dari sistem plambing yang direncanakan.
1.3
PERATURAN PERUNDANGAN DAN STANDAR
Di Indonesia, sampai saat ini belum ada Peraturan Perundangan yang mengatur mengenai masalah perencanaan, pembangunan ataupun pemeliharaan dari suatu sistem plambing. Namun walaupun belum disahkan sebagai suatu peraturan yang diundangkan, hendaknya digunakan buku “Pedoman Plambing Indonesia” yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum”. Apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam pedoman tersebut, maka selama tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, dapat pula digunakan standar-standar yang berlaku secara internasional.
Halaman 3
Pendahuluan
1.4
SISTEM PLAMBING
4.4.1 Alat Plambing Alat plambing adalah semua peralatan yang dipasang di dalam maupun di luar gedung, yang berfungsi untuk menyediakan air panas atau air dingin serta menyalurkan (mengeluarkan) air buangan. Peralatan Plambing yang umum digunakan meliputi antara lain : a. Peralatan Saniter : Kloset(kakus) Urinal (peturasan), Lain-lain : o Bak Mandi Rendam o Wastafel o Tempat Cuci Piring (Sink) o Janitor o Dll b. Fiting Saniter : Keran Air Katup Gelontor : Katup Gelontor Kloset, Katup Gelontor Urinal Tangki Gelontor : Tangki Gelontor Kloset, Tangki Gelontor Urinal Perangkap Lain-lain : o Pancuran Mandi o Pancuran Minum c. Peralatan Lain: Peralatan Pemadaman Kebakaran Peralatan Pemanas Air d. Perlengkapan Sistem Plambing: Reservoir (tangki air) dan peralatannya Pompa dan peralatannya Lain-lain Halaman 4
Pendahuluan
4.4.2 Sistem Perpompaan Sistem Perpompaan merupakan sistem yang dilengkapi dengan perlatan mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan “head” agar air dapat mengalir sesuai dengan yang direncanakan, yang biasanya dari tempat yang lebih rendah menuju tempat yang lebih tinggi Sistem perpompaan ini digunakan pada sistem plambing antara lain pada sistem sarana: Sistem penyediaan air Sistem pengelolaan air buangan Sistem penyaluran air hujan Sistem pemadaman kebakaran Dll
Halaman 5