Bab 1.pdf

  • Uploaded by: Sitti Sarah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,063
  • Pages: 23
BAB I PENDAHULUAN I.1

Latar Belakang Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat

penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api dan perlintasan lainnya. Pada mulanya jembatan hanya dipakai untuk menghubungkan dua tempat terpisah dengan jarak yang relatif pendek.Seiring dengan perkembangannya, jembatan dapat dipakai untuk menghubungkan tempat terpisah pada jarak yang berjauhan bahkan sampai menyeberangi laut.Dengan semakin meningkatnya teknologi dan fasilitas pendukung seperti komputer, bentangan bukan merupakan kendala lagi.Dari segi perkonomian, jembatan dapat mengurangi biaya transportasi.Dan dari segi efisiensi waktu, dengan adanya jembatan dapat mempersingkat waktu tempuh pada perjalanan darat yang saling terpisah. Jembatan juga dapat meningkatkan daerah tertinggal untuk dapat lebih berhubungan dengan daerah lain dengan mudah. Mengingat pentingnya peranan jembatan bagi kehidupan manusia, maka harus ditinjau kelayakan konstruksi jembatan tersebut, dalam hubungannya dengan klasifikasi jembatan sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya dalam menerima beban.Dalam kaitannya dengan keselamatan, maka perlu diperhatikan juga tingkat keamanan dan kenyamanan dalam pemakaian jembatan tersebut.Apakah masih layak untuk digunakan atau harus mengadakan perbaikan hingga penggantian. Jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan sipil lainnya, jembatan mempunyai kekhususan.Pada umumnya, jembatan tidak terlindung atau berhubungan langsung dengan

lingkungan, sehingga menyebabkan berbagai kerusakan.Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada konstruksi jembatan adalah

1. Kondisi Rangka Baja Hampir seluruh komponen rangka baja telah berkarat, yang kemungkinan besar disebabkan oleh korosi atmosfir. Kemungkinan penyebab korosi : ●

Tidak adanya perawatan atau pemeliharaan pada jembatan, misalnya pengecatan pada rangka baja, membuata jembatan lebih cepat terkena korosi atmosfir.



Pembuangan sampah sembarangan di sekitar abutmen jembatan membuat udara sekitar jembatan menjadi bersifat asam.



Air hujan atau embun yang tidak cepat mengering, terutama pada bagian-bagian baja yang tersembunyi (pada sambungan baja) membuat baja lebih cepat terserang karat. 2. Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Permukaan perkerasan tidak rata dan terjadi retak kulit buaya pada beberapa

penampang serta terdapat lubang pada dek dan oprit jembatan. Bila tidak segera diperbaiki, maka air yang masuk dalam timbunan akan membuat penurunan timbunan lebih cepat, dan hal ini tentu akan membahayakan abutmen jembatan. 3. Drainase Jembatan Tidak ada drainase pada jembatan, air turun melalui lubang yang ada pada perkerasan maupun pada sambungan baja.Air meresap dalam perkerasan, menyebabkan kerusakan pada perkerasan jalan jembatan. 4. Kondisi Dak Jembatan

Dak jembatan dari kayu mulai mengalami pelapukan akibat dari air yang meresap melalui perkerasan maupun rembesan dari permukaan perkerasan 5. Kondisi Gelagar Kondisi gelagar memanjang ataupun melintang mulai berkarat, dan meluas pada hampir semua luas penampangnya. Kemungkinan penyebabnya sama dengan rangka atas jembatan. 6. Kondisi Perletakan (Bearing) Kondisi perletakan tidak sesuai penempatannya dan korosi juga telah menyerang komponen jembatan ini. Kerusakan tumpuan pada derajat tertentu akan mempengaruhi sistem pendukungan tumpuan terhadap beban yang pada akhirnya sistem distribusi beban berubah. Oleh sebab itu tingkat kerusakan tumpuan ini harus dibatasi sehinga tidak sampai merubah sistem pembebanan original.Besarnya tingkat kerusakan maksimum yang diizinkan tergantung dari jenis tumpuan itu sendiri. 7. Kondisi Abutmen Kondisi

Abutmen

tanpa

adanya

perawatan

dan

pemeliharaan

pada

jembatan.Sampah dan tumbuhan tidak dibersihkan dari sekitar Abutmen. 8. Kondisi Expansion Joint Kerusakan expansion joint yang berupa robek atau terkelupasnya joint sealantnya tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan struktur. Namun akan sangat berbahaya jika lubang yang yang terjadi cukup besar yang dapat mengakibatkan bahaya bagi kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. Oleh karena itu tingkat kerusakan expansion joint ini harus sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kepada pengendara kendaraan.

9. Getaran/ Goyangan Amplitudo getaran harus dibatasi sedemikian rupa, baik akibat angin maupun pergerakan lalu lintas disamping sehingga masih memenuhi persyaratan baik dari segi stabilitas struktur maupun dari dari kenyamanan sipengendara.Besarnya amplitudo getaran maksimum yang diizinkan adalah proporsional dengan bentang jembatan yang bersangkutan. 10. Kondisi Utilitas Jembatan Hilangnya tiang pembatas jembatan,kehilangan menyebabkan keamanan pada jembatan tersebut berkurang. Lampu jembatan yang tidak berfungsi menyebabkan pengguna jalan kesulitan melihat jelan di malam hari. I.2

Tujuan Penelian Penyusunan tentang data-data jembatan rangka Tanjung Selamat di lapangan

terdapat beberapa tujuan antara lain : 1. Memperoleh data kerusakan jembatan di lapanganbaik stuktural maupun fungsional 2. Mengetahui penyebab kerusakan jembatan yang

terjadi

dilapangan dan dapat

menjelaskannya 3. Mengetahui langkah apa yang diambil untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi

I.3

Ruang Lingkup Penelitian Dalam studi penelitian ini ruang lingkup yang digunakan meliputi batasan ruang

lingkup wilayah ,ruang lingkup wlayah bertujuan untuk membatasi lingkup kajian.Ruang Lingkup Wilayah, area wilayah yang dimaksud dalam penelitian adalah jembatan baja yang berada di wilayah Tanjung selamat yang menjadi perbatasan kota Medan dan kabupaten Deli Serdang http://eprints.undip.ac.id/34215/4/1751_chapter_I.pdf

https://sanggapramana.wordpress.com/2011/02/12/penyebab-kerusakan-pada-jem batan/ Techno Konstruksi edisi 14 (juni,2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Data Survey Jembatan Ketersediaan jembatan sebagai salah satu bangunan penunjang prasarana transportasi, sangat berpengaruh terhadap terciptanya pengembangan wilayah secara terpadu dan menyeluruh. Mengingat pentingnya peranan jembatan, maka harus ditinjau kelayakan konstruksi jembatan tersebut, dalam hubungannya dengan klasifikasi jembatan sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya dalam menerima beban. Dalam kaitannya dengan keselamatan maka perlu diperhatikan juga tingkat keamanan dan kenyamanan dalam pemakaian jembatan tersebut. Untuk itu diperlukan penyusunan program penanganan jembatan dan evaluasi kinerja kondisi jembatan dengan Brigde Management System (BMS). Data dan Informasi yang dibutuhkan oleh Program BMS perlu dilakukan pembaruan setiap tahunnya untuk dipergunakan sebagai bahan dalam proses penyusunan program penanganan jembatan dan evaluasi kinerja kondisi jembatan. Jembatan adalah bagian yang penting dari suatu sistem jaringan jalan karena pengaruhnya yang berarti bila jembatan itu runtuh atau jika tidak berfungsi dengan baik. Dikarenakan jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai atau penghalang lalu lintas lainnya, maka keruhtuhan jembatan akan mengurangi atau menahan lalu lintas, yang mana mengakibatkan mengganggu

kenyamanan rnasyarakat

berlalu lintas dan

terganggunya hubungan

perekonomian. Jadi pemeriksaan jembatan merupakan bagian penting dari sistem manajemen jalan.

Maksud pemeriksaan Jembatan adalah meyakinkan bahwa jembatan berada dalam keadaan aman terhadap pemakai jalan dan juga untuk mengamankan nilai investasi jembatan itu. Pemeriksaan merupakan suatu proses pengumpulan data fisik dan kondisi secara struktur jembatan. Data jembatan dari hasil survei BMS atau jembatan digunakan untuk merencanakan suatu program pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan.

2.2 Tahapan Pengumpulan Data di Lapangan Pada saat ini sudah dikembangkan Sistem Manajemen Jembatan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga yang berfungsi untuk membuat rencana kegiatan jembatan, pelaksanaan dan pemantauan berdasarkan kebijaksanaan secara menyeluruh.Dalam BMS termasuk didalamnya kegiatan manajemen jembatan mulai dari pemeriksaan, rencana dan program dan perencanaan teknis sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan. Urutan kegiatan ini dapat dilihat dalam bagan alir kegiatan BMS pada Gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Bagan Alir Kegiatan BMS

Tujuan survey jembatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi secara aman dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu guna pemeliharan dan perbaikan secara berkala.Tahap pengumpulan data langsung dari lapangan dapat dilihan melalui bagan alir pada Gambar 2.2 berikut :

Gambar 2.2 Tahapan Pengumpulan Data di Lapangan

Jadi pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan yang spesifik yaitu : ▪

Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan



Menjaga terhadap ditutupnya jembatan



Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut



Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruksi dan pemeliharaan



Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan



Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang



Menyediakan informasi mengenai dasar dari pada pembebanan jembatar. Pemeriksaan dilakukan dari awal sejak jembatan tersebut masih baru dan berkelanjutan selama umur jembatan.Sangat penting artinya bahwa data yang dikumpulkan betul-betul merupakan data yang mutakhir, akurat dan lengkap sehingga hasil yang dikeluarkan ole BMS betul-betul dapat dipercaya.



Detail secara administrasi seperti nama jembatan, Cabang Dinas, Nomor Jembatan dan Tahun pembangunannya



Semua dimensi jembatan seperti panjang total dan jumlah bentang



Dimensi, jenis konstruksi, dan kondisi komponen-korhponen utama setiap bentang jembatan dan elemen jembatan secara individual



Data lainnya. Data jembatan dikumpulkan dari berbagai jenis pemeriksaan yang berbeda dalam skala dan intensitasnya, frekwensinya dan secara sifat masing-masihg elemen jembatan atau pemeriksaan secara detail.

Jenis pemeriksaan yang utama dalam BMS adalah sebagai berikut : ▪

Pemeriksaan Inventarisasi



Pemeriksaan Detail



Pemeriksaan Rutin

2.3 Tahapan Pengolahan Data Survey a.​

Penyusunan data ​

Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian.Penyusunan data harus dipilih data yang ada hubungannya dengan penelitian, dan benar-benar otentik. b.​

Klasifikasi data ​

Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti.Keuntungan klasifikasi data ini adalah untuk memudahkan pengujian hipotesis. c.​

Pengolahan data ​

Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang akan diuji harus berkaitan dan berhubungan dengan permasalahan yang akan diajukan. Penelitian ini adalah metode eksperimen. Jenis data akan menentukan apakah peneliti akan menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif. d.​

Interpretasi hasil pengolahan data ​

Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN 3.1 Data Umum Jalan dan Jembatan a.Kelas Jalan 1. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton. 2. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton. 3. Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton. 4. Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.

b. Kelas Jembatan 1.

Jembatan Permanen Klas A Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 9 m (badan jalan 7 m dan lebar trotoar 1 m (kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas BM–100 (100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 (Revisi 1988).

2.

Jembatan Permanen Klas B

Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 7 m (badan jalan 6 m dan lebar trotoar 0.5 m (kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas BM–100 ( 100% sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 ( Revisi 1988) . 3.

Jembatan Permanen Klas C Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 4.5 m (badan jalan 3.5 m dan lebar trotoar 0.5 m (kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas BM–70 ( 70 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 (Revisi 1988). Desain struktur jembatan berdasarkan standard desain untuk jembatan jalan raya, seperti : Desain Jembatan BMS 1992 (Bridge Management Siystem) Direktorat Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum.Standard Spesifikasi untuk Jembatan & Jalan Raya AASHTO 1992 Edisi 15 (American Association of State and Transportations Officials).

c.

Tipe-tipe Jembatan

1. Jembatan Baja Girder Komposit Tipe ini adalah tipe jembatan yang sangat sedderhana.Struktur utama girder memanjang dirancang sebagai sistem komposit antara gelagar baja dan beton. Pada tipe ini tersedia bentang 15 M yang meliputi 3 kelas A , B dan C. 2. Jembatan Rangka Baja Tipe ini adalah jembatan standar yang dikembangkan dengan tujuan agar harga jembatan menjadi lebih kompetitif dan mempunyai umur pemakaian yang lebih lama dibandingkan tipe Jembatan Baja Girder Komposit.Pada tipe ini struktur utama harus ditopang oleh 2 girder memanjang dari rangka di sisi kiri & kanan.Sistem lantai menggunakan Slab Beton dengan komposit Girder. Bentang tersedia dalam jenis ini 35M hingga 120M dengan sebutan Short Span (35M ke 60M) dan Long Span (60M ke 120M). Setiap bentang meliputi 3 kelas : A , B dan C. 3. Jembatan Baja 3 bentang

Merupakan pengembangan lebih lanjut dengan optimalisasi konsep dalam struktur jembatan. Pilihan jenis ini akan menghasilkan jembatan dengan harga yang lebih ekonomis daripada menggunakan 3 bentang jembatan individu.

4. Jembatan Gerber Baja 3 bentang Total bentang yang tersedia dari 3 bentang jembatan Gerber adalah 60M ke 150M meliputi 3 kelas : A , B dan C. 5. Jembatan Baja 5 Bentang Merupakan pengembangan lebih lanjut dari jembatan baja 3 bentang.Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan terhadap jembatan bentang panjang. Jembatan Girder Baja 5 bentang Total bentang yang tersedia dari 5 bentang jembatan Gerber adalah 90 M ke 225 M meliputi 3 kelas : A , B dan C. Jembatan Rangka Baja 5 Bentang Total bentang yang tersedia dari 5 bentang jembatan Rangka adalah 240 M ke 375 M meliputi 3 kelas : A , B dan C. 6. Jembatan Panel (Bailey) Konsep Jembatan Panel Transteel merupakan konstruksi sangat mudah, yaitu Semua sambungan pada jembatan dikencangkan dengan menggunakan pen. Dengan system ini secara keseluruhan struktur jembatan akan memungkinkan untuk didirikan dalam satu / dua hari. Lantai slab akan dipasang menggunakan dek kayu. Kapasitas max 70 % BM atau untuk beban Excavator PC320 , Dozer D6 , Tank dan peralatan militer . Umumnya Jembatan Panel Transteel efektif untuk jembatan semi permanen, jembatan sementara dan untuk tujuan militer. 7.

Jembatan special design ● Jembatan Box Arch (100 – 300 M) Struktur utama menggunakan balok busur sebagai gelagar utama. Balok arch harus di desain dengan Baja Box Struktur. ● Jembatan Truss Arch (150 – 500 M) Balok Arch harus desain dengan struktur Rangka Baja (Truss).

● Jembatan Cable Stayed (200 – 1000 M) Struktur utama menggunakan kolom Pylon yang diletakkan pada pertengahan bentang. ● Jembatan Suspension (300 – 4000 M) Struktur utama menggunakan 2 tiang utama dan kabel utama.Dek lantai jembatan digantung ke kabel utama. Tiang dan Dek dirancang menggunakan struktur baja . D. Stripmap Lokasi Survey (google maps)

3.2 Evaluasi Iventaris Jembatan ● Kerusakan visual Kerusakan yang terjadi terdapat pada expansion joint ● Data struktur atas dan struktur bawah -

Data struktur bangunan atas Panjang bentang

: 60.2 meter

Lebar lajur

: 3 meter

Lebar trotoar

: 0.5 meter

Tinggi ruang bebas

: 5,75 meter

Struktur bangunan atas

-

-

Tipe

: Rangka (R)

Bahan

: Baja (B)

Asal

: Indonesia (I)

Kondisi

: Jembatan /elemen dalam kondisi baik tanpa kerusakan (0)

Lantai kendaraan Bahan

: Aspal

Kondisi

: Baik, namun ada kerusakan di ​expansion joint

Sandaran Bahan

: Pipa Baja

Kondisi

: Baik

● Data struktur bangunan bawah -

Pondasi kepala jembatan 1 dan 2 Tipe : tidak terlihat Bahan : tidak terlihat

-

Kepala jembatan 1 dan 2 Tipe : dinding penuh (B) Bahan : beton bertulang (T) Nilai Kondisi : Baik (0)

3.3 Perbandingan hasil Survey dengan Standar BMS dan SNI LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN No. Jembatan Nama Jembatan Jembatan Tanjung Selamat Lokasi Jembatan Jl.Flamboyan Raya Tanggal Pemeriksaan Sabtu, 19 Januari 2019 TINDAKAN DARURAT Apakah tindakan darurat (lingkari jawaban) Tidak ada tindakan darurat

ULASAN -

Cabang Dari (Kota asal) Medan, Sumatera Utara

km (Jarak dari kota asal tersebut) 12,7 kilometer Mahasiswa TPJJ 7B

Kelompok 1

disarankan

?

Y a

T idak

LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN No. Jembatan

Nama Jembatan

Cabang

Jembatan Tanjung Selamat Lokasi Jembatan

dari (​ Kota asal)

km (​ Jarak dari kota asal tersebut)

Jl. Flamboyan Raya

Medan, Sumatera Utara

12,7 kilometer

Tanggal Pemeriksaan Sabtu, 19 Januari 2019

Kelompok 1

Tipe Lintasan

Jumlah Bentang

Sungai (S)

1 (Satu Bentang) Total Panjang (m)

Mahasiswa TPJJ 7B

60,2 meter Tahun Pembangunan

Sudut (​o​)

-

0 o​ ​(datar)

Bentang No.

Panjang Bentang

B1

Lebar Trotoar

(m)

Lebar Lantai Kend. (m)

(m)

Tinggi Ruang Bebas (m)

60,2

3

0,5

5,75

Tipe A

Bangunan Atas Struktur Penyangga Bahan Asal Kondisi B C F

Rangka (R)

Baja (B)

Indonesia (I)

0

Permu `Bahan B Beton Bertulang (T)

Catatan Bangunan Bawah No. Kepala Jembatan Atau Pilar Kepala Jembatan

A1 Kepala Jembatan

A2

Pondasi Tipe D

Bahan B

Kondisi F

Tiang Pancang (TP)

Beton Bertulang (T)

0

Tiang Pancang (TP)

Beton Bertulang (T)

0

Tipe E Kepala jemb khusus (K Kepala jemb khusus (K

LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN

No. Jembatan

KETERANGAN TAMBAHAN 1. Batasan Fungsional Batasan Muatan Gandar Batasan Lain

(ton) (uraikan)

2. Arus Lalu-Lintas Lebar jembatan yang ada dan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas : 1. Longgar 2. Cukup lebar 3. Sempit

Pilih 1,2 atau 3

- kendaraan bebas melintas di atas jembatan - kendaraan melaju perlahan di atas jembatan - kendaraan harus sering berhenti dan antri

2

3. Jalan Alternatif dan Jalan Memutar Jika jembatan ditutup untuk lalu-lintas setiap saat apakah ada jalan alternatif melalui suatu lintasan atau penyeberangan sungai lainnya ?

Ya

Tidak

( lingkari jawaban)

Jika Ya, berapa jarak tambahan yang harus di tempuh (km)

4. Data Banjir Terbesar Muka air banjir terbesar yang diketahui : Pilih + jika diatas lantai atau – jika dibawah lantai (m) Tanggal terjadinya banjir terbesar (bulan, tahun) Sumber keterangan dari

5. Tipe Jembatan dan Gambar Konstruksi Apakah ada gambar konstruksi setelah jembatan selesai dibangun?

Ya

Tidak

Apakah bangunan atas merupakan tipe standar? Jika Ya, sebutkan tipe standar bangunan atas

Ya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN

● Nama Jembatan: Jembatan Tanjung Selamat Hari Raya Idhul Fitri ● Kelas jalan : Jalan kelas II ● Tipe Jembatan : Rangka Baja ● Kelas Jembatan : Jembatan Permanen Klas B ● Lebar jembatan yang ada dan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas Longgar( kendaraan bebas melintas di atas jembatan) ● Kerusakan visual Kerusakan yang terjadi terdapat pada expansion joint ● Data struktur atas dan struktur bawah -

Data struktur bangunan atas Panjang bentang

: 60.2 meter

Lebar lajur

: 3 meter

Lebar trotoar

: 0.5 meter

Tinggi ruang bebas

: 5,75 meter

Struktur bangunan atas Tipe

: Rangka (R)

Bahan

: Baja (B)

Asal

: Indonesia (I)

Kondisi

: Jembatan /elemen dalam kondisi baik tanpa kerusakan (0)

Tidak

-

-

Lantai kendaraan Bahan

: Aspal

Kondisi

: Baik, namun ada kerusakan di ​expansion joint

Sandaran Bahan

: Pipa Baja

Kondisi

: Baik

● Data struktur bangunan bawah -

Pondasi kepala jembatan 1 dan 2 Tipe : tidak terlihat Bahan : tidak terlihat

-

Kepala jembatan 1 dan 2 Tipe : dinding penuh (B) Bahan : beton bertulang (T) Nilai Kondisi : Baik (0) 4.2

SARAN

● Diharapkan agar adanya pembersihan rutin sampah-sampah dan puing-puing yang berada di bawah jembatan. ●

kerusakan pada expansion joint harus secepatnya di perbaiki agar kerusakan tidak meluas ke lapis perkerasan.

● Masyarakat pinggir sungai diharapkan tidak membuang sampahnya ke sungai. ● Melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi jembatan.

Related Documents

Chile 1pdf
December 2019 139
Theevravadham 1pdf
April 2020 103
Majalla Karman 1pdf
April 2020 93
Rincon De Agus 1pdf
May 2020 84
Exemple Tema 1pdf
June 2020 78

More Documents from "Gerardo Garay Robles"

0027
October 2019 18
Bab 1.pdf
October 2019 20
Hospital By Law.ppt
April 2020 11