`BAB 1. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melayani masyarakat dalam memberikan kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara perorangan secara parpurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Demi mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, rekam medik dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kesehatan dimana rekam medik merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada seorang pasien selama dirawat baik di unit rawat jalan maupun unit rawat inap dan rawat darurat, sesuai dengan surat keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medis No. 78 tahun 1991. Kelengkapan dalam pengisian formulir rekam medis sangat penting dalam menunjang rekam medis yang baik, ketidak lengakapan pengisian dokumen rekam medis rawat inap ataupun rawat jalan sering kali menjadi beban petugas rekam medis, hal ini menambah beban kerja petugas assembling. Yang mana petugas assembling rawat inap di RSUP Soeradji Tirtonegoro berjumlah 1 orang, yang bertugas merakit, meneliti kelengkapan formulir rekam medis rawat inap, dan setiap harinya jumlah dokumen yang kembali berjumlah 100 dokumen, dan petugas assembling berkewajiban untuk menyelesaikan tugasnya dalam waktu kerja 8 jam perhari. jika hal ini terus terjadi setiap harinya akan membuat petugas assembling mengalami beban kerja yang tinggi. Dalam survei yang didapatkan dalam rekapitulasi pengembalian rekam medis, didapatkan 184 dokumen yang tidak lengkap dalam pengisian formulir rekam medis, sehingga rekam medis harus dikembalikan untuk dilengkapi pengisiannya. Banyaknya dokumen yang harus kembali akan menghambat kinerja patugas assembling dan membuat pekerjaan menumpuk. Menumpuknya dokumen rekam medis berdampak pada bagian koding yang tidak bisa memberi diagnosa utama, dan juga berdampak pada bagian filling dalam menyediakan
dokumen rekam medis. Penyebab ketidak lengkapan dokumen rekam medis disebabkan tidak adanya kontrol dari panitian rekam medis. Petugas assembling perlu mengelola waktu yang tepat agar pekerjaan tidak menumpuk sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti evaluasi kinerja assembling dalam pengendalian ketidak lengkapan dokumen rekam medis pada unit assembling RSUP Soeradji Tirtonegoro klaten tahun 2019.
1.2
Tujuan dan Manfaat
1.2.1
Tujuan Umum Mendeskripsikan kinerja petugas assembling dalam pengedalian ketidak lengkapan
dokumen rekam medis pada unit assembling RSUP Soerdji Tirtonegoro tahun 2019. 1.2.2
Tujuan Khusus a. mendeskripsikan kerakteristik petugas assemgbling
di RSUP Dr Soeradji
Tirtonegoro, yang meliputi; usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama kerja petugas. b. Mendeskripsikan tugas pokok dan fungsi unit assembling di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro. c. Mendeskripsikan kebijakan kelengkapan isi dokumen rekam medis rawat inap di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro. d. Mendeskripsikan ketidak lengkapan dokumen rekam medis rawat inap di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro. e. Mendeskripsikan pengendalian ketidak lengkapan dokumen rekam medis rawat inap di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro.
1.3
Manfaat
1.3.1
Bagi Peneliti Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi kinerja
unit assembling terhadap ketidak lengkapan isi dokumen rekam medis rawat inap RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro sehingga dapat menerapkan ilmu yang didapatkan saat perkuliahan dan sebagai pengembangan diri sebagai bekan di dunia kerja.
1.3.2
Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan untuk tenaga kerja rekam medis terutama pada unit assembling
dalam menghadapi ketidak lengkapan isi dokumen rekam medis, agar kedepannya mampu bekerja lebih efektif dan efisien. 1.3.3
Bagi Politeknik Negeri Jember
Dapat menjadikan partner akademitas yang diharapkan dapat membangun kerja sama dalam hal pengembangan peleayanan kesehatan.
1.4
Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek kerja lapang dilaksanakan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro klaten di instalasi
rekam medis begian Tempat Penerimaan Pasien (TPP), filling, coding, dan pelaporan. Praktek kerja lapang ini dilaksanakan pada tanggal 5 februari – 28 april 2019. Praktek Kerja Lapang dilakukan setiap hari senin – jumat dengan pembagian waktu kerja sebagai berikut : a. Hari senin sampai kamis pukul 07.00 – 16.00 WIB b. Hari jumat pukul 07.00 – 14.00 WIB
1.5
Metode Pelaksanaan
1.5.1
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Laporan Praktek Kerja Lapang ini menggunakan data primer dan sekunder. Data
primer sendiri didapatkan dengan melakukan penelitian terhadap suatu topik pembahasan, sedangkan data sekunder didapatkan dari laporan-laporan ramah sakit dan studi pustaka terkait penelitian. Teknik pengumpulan data dalam laporan ini menggunakan metode, yaitu : 1. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti sesuai keadaan dilapangan, untuk membantu mendapatkan hasil yang akurat terhadap apa yang tidak dimengerti selama praktek 2. Wawancara Teknik wawancara adalah cara yang dilakukan peneliti dengan melakukan sesi tanya jawab kepada narasumber. Narasumber yang dimaksud dalam laporan ini
adalah pembimbing lapang dan petugas dalam instalasi rekam medis terutama petugas assembling. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan guna mendukung data hasil observasi dan wawancara berupa foto kegiatan. 4. Studi pustaka Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan mempelajari bukubuku dan literature untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang laporan ini.