Bab 1.docx

  • Uploaded by: Phyan Hyun
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,255
  • Pages: 6
Bab 1 Pendahuluan A. Latar belakang Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri. Konsep diri secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri dibangun pada saat seseorang dapat berpikir dan mengenali hal-hal yang dapat mempengaruhinya, dimulai pada saat remaja hingga usia tua. Data menunjukkan bahwa cara berpikir secara negatif sangat mempengaruhi pada masa usia lanjut karena intensitas emosional dan perubahan fisik berhubungan dengan penuaan. (potter & perry, 2010).

Individu dengan konsep diri yang positif mampu lebih baik membentuk dan mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan diri sendiri (interpersonal), melawan penyakit psikologis dan fisik. Individu yang memiliki konsep diri yang kuat mempunyai kemampuan sangat baik untuk menerima sesuatu atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama hidupnya baik itu menyangkut dirinya sendiri atau dengan orang lain. Namun apabila terjadi ketidakseimbangan diantara hal tersebut maka akan terjadi gagguan konsep diri.

Gangguan konsep diri merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami atau berisiko mengalami kondisi perubahan perasaan pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif (carpenito, 2001). Gangguan konsep diri merupakan salah satu bentuk masalah kejiwaan yang sering terjadi. Gangguan konsep diri meliputi gangguan pada : gambaran diri, ideal diri, penampilan peran, identitas diri dan harga diri.

Menurut who melaporkan bahwa angka kejadian g`angguan konsep diri mencapai 0,1- 0,5 setiap tahun sedangkan di indonesia sendiri mencapai 1 % atau sekitar 2 juta jiwa (noris dan connel, 2006). Gangguan konsep diri banyak ditemukan pada saat sudah masuk ketahap yang lebih lanjut seperti prilaku kekerasan akibat menarik dirinya dan berbagai masalah lainnya. Gangguan konsep diri terbanyak yang disebabkan karena tindakan kriminal seperti pemerkosaan dan yang lainnya karena dukungan keluarga yang kurang, kehilangan seseorang kecacatan anggota tubuh.

Menurut world health organitation (who) 2009, prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat, potensi seseorang mudah terserang gangguan jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta orang di seluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat

Menurut sekretaris jendral departemen kesehatan (sekjen depkes), h. Syafii ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk indonesia. Menurut data dari departemen kesehatan

orang yang mengalami gangguan masalah kejiwaan yang

didalamnya termaksud orang-orang yang mengalami gangguan konsep diri yaitu sebesar 2,5 juta jiwa, yang diambil dari data rsj se-indonesia (diktorat bina pelayanan keperawatan dan pelayanan medik departemen kesehatan, 2007). Acuhkan namun perlu intervensi yang tepat dalam menunjang kesembuhannya. Individu yang mempunyai konsep diri yang buruk mungkin mengekspresikan perasaan tidak berharga, tidak menyukai dirinya sendiri atau bahkan membenci dirinya sendiri yang mungkin diarahkan pada orang lain. Dalam

hal

ini

diperlukan dukungan sosial keluarga yang adekuat agar klien

memiliki kepercayaan diri yang utuh kembali.

Dengan demikian perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam menghadapi klien dengan gangguan konsep diri mampu memberikan fungsi suportif berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan fisik dan dukungan emosional termasuk psikis kepada klien dan dapat menyertakan keluarga dalam rencana perawatan klien,membantu keluarga berprilaku terupetik yang dapat menolong pemecahan masalah klien, dan memberikan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa, sehingga masalah kesehatan jiwa khususnya gangguan konsep diri dapat teratasi dan dicegah.

B. Tujuan Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa dan menjelaskan bagaimana memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri.

A. Pengkajian konsep diri a. Faktor predisposisi 1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi. 2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural. 3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.

b. Stresor pencetus 1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan 2. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran : a. Transisi peran perkembangan b. Transisi peran situasi c. Transisi peran sehat /sakit

c. Sumber-sumber koping Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi : 1. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah 2. Hobby dan kerajinan tangan 3. Seni yang ekspresif 4. Kesehatan dan perawan diri 5. Pekerjaan atau posisi 6. Bakat tertentu 7. Kecerdasan 8. Imajinasi dan kreativitas

9. Hubungan interpersonal

d. Mekanisme koping 1. Pertahanan koping dalam jangka pendek 2. Pertahanan koping jangka panjang 3. Mekanisme pertahanan ego

Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang tersebut wajib bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

Persepsi psikologi : 1. Bagaimana watak saya sebenarnya ? 2. Apa yang membuat saya bahagia atau sedih ? 3. Apakah yang sangat mencemaskan saya ? Persepsi sosial : 1. Bagaimana orang lain memandang saya ? 2. Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih ? 3. Apakah mereka membenci atau menyukai saya ? Persepsi fisik : 1. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya ? 2. Apakah saya orang yang cantik atau jelek ? 3. Apakah tubuh saya kuat atau lemah ? Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji : Identitas : dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : karakteristik dan kekuatan? Body image : 1. Dapatkah anda menjelaskan keadaan tubuh anda kepada saya ? 2. Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda ? 3. Apakah ada bagian dari tubuh anda yang ingin anda ubah ? Self esteem : 1. Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas ?

2. Ingin jadi siapakah anda ? 3. Siapa dan apa yang menjadi harapan anda ? 4. Apakah harapan itu realistis ? 5. Signifikan : apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ? 6. Siapakah yang paling penting bagi anda ? 7. kompetensi : apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu untuk kepentingan hidup anda ? 8. Virtue : pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila dihubungkan dengan standar moral yang dianut ? 9. Power : pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam hidup anda ? Apa yang anda rasakan ? Role performance : 1. apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala sesuatu sesuai peran anda ? Apakah peran saat ini membuat anda puas ? 2. Gangguan konsep diri 3. Mekanisme koping jangka pendek (krisis identitas) 4. Kesempatan lari sementara dari krisis 5. Kesempatan mengganti identitas 6. kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri (identitas yang kabur) 7. Arti dari kehidupan.

B. Diagnosa keperawatan Dari pengkajian seluruh konsep diri, dapat disimpulkan masalah keperawatan yaitu : 1. gangguan harga diri : harga diri rendah situasional atau kronik 2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh 3. Keputusasaan berhubungan dengan harga diri rendah 4. Gangguan harga diri ; harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri tidak realistis 5. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.

C. Intervensi keperawatan

Fokus tindakan adalah pada tingkat penilaian kognitif pada kehidupan yang terdiri dari persepsi, keyakinan, dan kepribadian. Kesadaran klien akan emosi dan perasaan nya juga hal yang penting. Setelah mengevaluasi penilaian kognitif dan kesadaran perasaan, lainnya dari masalah dan kemudian merubah perilaku. Prinsip asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari kemajuan klien meningkatkan tingkat berikutnya, meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, meluruh ancaman dari sikap perawat terhadap klien, dan membantu klien memperluas dan menerima semua aspek kepribadiannya. 1. Tindakan penerimaan yang tidak kaku 2. dengarkan klien 3. Dorong klien mendiskusikan pikiran dan perasaannya 4. Beri respon yang tidak menghakimi 5. tunjukkan bahwa kalian adalah individu yang berharga yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan dapat membantu dirinya sendiri.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87

More Documents from "Indrastika Wulandari"

Pathway Ppok
August 2019 28
Bab 1.docx
April 2020 13
Makalah Etika 1.docx
April 2020 15