Bab 1-1.docx

  • Uploaded by: Modh Syahrul
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,504
  • Pages: 9
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Namun sebelum kita membuat sebuah karangan sebaiknya kita membuat kerangka karangan terlebih dahulu karena tanpa kerangka karngan maka akan mudah terjerumus kearah keadaan anarkis dan akan mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang akan dituju. Selain itu, dengan adanya kerangka karangan dapat menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-baigan tertentu serta penyimpangan-penyimpangn dari topik dapat dihindarkan. Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline yaitu rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah kerangka kyang akan ditulis. Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan, sistem penyusunan, menyusun kerangka karangan secara teratur, dan cara mencegah penulis agar tidak keluar dari idenya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut. 1. Apa itu outline (kerangka karangan)? 2. Bagaimana sistem penyusunan kerangka karangan? 3. Bagaimana menyusun kerangka karangan secara teratur? 4. Bagaimana cara mencegah penulis agar tidak keluar dari idenya? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui apa itu outline (kerangka karangan). 1

2. Untuk mengetahui sistem penyusunan kerangka karangan. 3. Untuk mengetahui penyusunan kerangka karangan secara teratur. 4. Untuk mengetahui cara mencegah penulis agar tidak keluar dari idenya.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Outline (Kerangka Karangan) Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garisgaris besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci. B. Sistem Penyusunan Kerangka Karangan Masih menurut Keraf (1970: 135) bahwa untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur, biasanya dipergunakan beberapa cara atau tipe antara lain: 1.) Pola Alamiah Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata dialami. Susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu: (a) Urutan waktu kronologis adalah urutan yang didasarkan 3

urutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian; (b) Urutan ruang (spasial) menjadi landasan yang paling penting, bilatopik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang dan waktu; (c) Topik yang ada 2.) Pola Logis Macam-macam urutan polalogis yang dikenal adalah: (a) urutan klimaks dan anti klimaks; (b) urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan dari akibat ke sebab; (c) urutan pemecahan masalah; (d) urutan umum-khusus terdiri dari dua corak yaitu dari umum ke khusus dan dari khusus ke umum; (e) urutan pamiliaritas; (f) urutan akseptabilitas. C. Cara Menyusun Kerangka Karangan secara Teratur Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan, berikut langkah-langkahnya, antara lain : 1. Menentukan Tema dan Judul Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya : a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas. b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan. c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

4

Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita. 2. Mengumpulkan Bahan Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali

kliping

yang

tersimpan

sesuai

bidangnya.

Banyak

cara

mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya. 3. Menyeleksi Bahan Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya : a. Catat hal penting semampunya. b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan. c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat Kerangka

5

Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi. Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Tahapan dalam menyusun kerangka karangan : a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul). b. Mengatur urutan gagasan. c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab. d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap Merangkai karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir) 5. Mengembangkan Kerangka Karangan Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus

6

disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan. D. Cara Mencegah Penulis agar Tidak Keluar dari Idenya Hal yang dilakukan penulis agar tidak keluar dari idenya adalah membuat rumusan masalah sesuai dengan ide awalnya. Rumusan masalah timbul karena ada sesuatu yang melatar belakangi. Rumusan masalah itulah yang akan dipecahkan dan dibahas dalam suatu tulisan baik melalui penelitian maupun non penelitian. Jika mengacu pada rumusan masalah maka batasan ide seseorang tetap fokus untuk dibahas.

7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Untuk itu pengembangan kerangka karangan (outline)nya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan. Dan untuk mencegah penulis agar tidak keluar dari idenya, penulis harus membuat rumusan masalah sesuai dengan ide awalnya dan jika mengacu pada rumusan masalah maka batasan ide seseorang tetap fokus untuk dibahas. B. Saran Penyusun sadar bahwa dalam makalah ini kami masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penyusun menyarankan bahwa untuk menambah keilmuwan mengenai pembahasan ini, sebaiknya para pembaca bisa mencari beberapa artikel-artikel atau referensi-referensi yang terkait tentang kerangka karangan (outline), agar para pembaca lebih bisa memahami lagi tentang hal tersebut.

8

DAFTAR PUSTAKA Gian, Abanx. “Syarat-syarat dan Pola Susunan Kerangka” di akses dari http://abanx-gian.blogspot.com/2015/11/syarat-syarat-dan-pola-susunan-kerangka .html?m=1 pada tanggal 12 November 2015 pukul 08.52 Iqbal, Muhammad. “Langkah-langkah Menyusun Kerangka” http://balepo.blogspot.com/2016/06/langkah-langkah-menyusun-kerangka.html?m =1 pada tanggal 30 Juni 2016 pukul 23.13 Arom. “Makalah Bahasa Indonesia Kerangka” http://aromblog.blogspot. com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-kerangka.html?m=1 pada tanggal 31 Oktober 2011.

9

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Psi Klp 4.docx
May 2020 10
Bab 1-1.docx
May 2020 10
Tugas Individu.docx
May 2020 9
Mohd Syahrul.docx
May 2020 15