1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Oseanografi merupakan studi atau ilmu yang mempelajari tentang lautan, salah satunya berkaitan dengan parameter fisik di laut. Dalam hal ini hanya dibahas beberapa parameter yang terkait dengan dinamika pesisir beru pasang surut, gelombang signifikan dan arus laut yang terjadi. Parameter-parameter tersebut dapat berguna nantinya dalam berbagai aktivitas yang terjadi di sekitar perairan Data batimetri dan pasang surut berguna dalam alur perlayaran kapal, yang mana terdapat lokasi-lokasi (topografi) di laut yang memiliki kedalaman rendah, ditambah saat kondisi air surut tentunya lokasi tersebut akan berakibat fatal jika tetap dilalui oleh kapal. Selain itu, untuk kondisi pasang surut juga berguna sebagai pemantauan tsunami, badai pasang, navigasi kapal, olah raga perairan, rekayasa pantai dan pengelolaan pantai (Try Al Tanto,dkk.2016). Gelombang
laut
merupakan
faktor
penting
didalam
perencanaan
membangun pantai terkhusus breakwater tipe sisi miring. Gelombang laut bisa dibangkitkan oleh angin (gelombang angin) gay tarik menarik matahari dan bulan (pasang surut), letusan gunung berapi atau gempa dilaut (tsunami) kapal yang bergerak dan sebagainya. Kecepatan angin memungkinkanpenyebap terjadinya fenomena alam yaitu erosu abrasi dan sedimentasi di sepanjang pantai (Nadia et al, 2012) Pasang surut merupakan parameter oseanografi yang sangat berpengaruh di perairan. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda benda langit terutama matahari dan bulan terhadap massa air dibumi. Pasang surut merupakan gerakan naik turunya muka air laut secara berirama yang
2
disebapkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Matahari mempunyai massa 27 juta kali lebih besar dari massa bulan, tetapi jaraknya pun sangat jauh dari bumi (ra ta – 149,6 juta km) sedangkan bulan sebagai satelit jaraknya sangat dekat ke bumi (rata – rata 381.160 km) (Adi, 2015). Arus merupakan gerakan yang sangat luas yang sering terjadi pada seluruh lautan. Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore curent) arus juga dapat terbentuk akibat oleh angin yang sangat lam, dapat juga disebapkan oleh ombak yang membentur pantai secara miring. Dapat pula disebapkan oleh gelombang yang datang menuju garis pantai. Dengan demukian akan terjadi dua system arus yang mendominasi pergerakan air laut yaitu meretas pantai (rip curent) dan arus sejajar pantai atau arus susur pantai (longshore curent) (Loupatty, 2013) Pulau Bungkutoko merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di bibir Teluk Kendari yang menjadi salah satu objek wisata alternative bagi wisatawan yang berkunjung di Ibukota Provinsi Sulawasi Tenggara. Bungkutoko terletak dikecamatan Abeli, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau Bungkutoko ini merupakan lokasi yang digunakan untuk melakukan prektek lapang Mata kuliah Oseanografi Terapan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktek lapang oseanografi terapan untuk mengkaji parameter-parameter oseanografi yang terkait untuk mengetahui pola model arus, pasang surut, gelombang dan substrat yang ada di perairan Bungkutoko.
3
B. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari praktek lapang oseanografi terapan adalah untuk mengetahui beberapa kondisi fisik oseanografi yaitu pasang surut yaitu pasang surut, arus, gelombang dan substrat di perairan Bungkutoko. Manfaat dari praktek ini untuk wawasan dan pengetahuan tentang parameter dan faktor fisika oseanografi suatu perairan
4
II. METODE PRAKTIKUM
A. Gambaran Umum Lokasi
Gambar 1. lokasi praktek lapang (Sumber : google earth 2018) Bungkutoko merupakan salah satu pulau kecil dibibir Teluk Kendari yang menjadi salah satu objek wisata alternatif bagi wisatawan bagi yang berkunjung di Ibu Kota Sulawesi Tenggara, dimana pulau Bungkutoko ini hanya dihubungkan dengan jembatan yang sering disebut masyrakat Jembatan Kuning, Bungkutoko terletak di Kecamatan Abeli, Kota Kendar,i Provinsi Sulawesi Tenggara. Perairan Bungkutoko merupakan perairan yang sering dilalui kapal - kapal besar dan aktivitas nelayan setempat. Secara geografis Pulau Bungkutoko ini berada pada titik 3 º, 58’, 30” - 3, 59’, 30” LS dan 122, 35’, 15” BT dengan luas wilayah kurang lebih 500 ha.
5
B. Waktu dan Tempat Praktek lapang Oseanografi
Terapan dilaksankan pada tanggal 31
Desember 2018 pukul 9.30 Wita - selesai bertempat Di Perairan Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktek lapang Oseanografi Terapan, dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan. No 1.
Alat dan Bahan Alat - Kayu Balok 2 buah (ukuran D = 10 cm, P = 4 m) - Meteran roll - Layangan arus - Stopwatch - Alat tulis - Kamera - Isolasi - Pipa paralon ukuran D = 8 cm Bahan - Data surfey lapangan
2.
Kegunaan Untuk mengukur pasut Untuk alat ukur Untuk mengukur arus Untuk menghitung waktu Untuk Mencatat Untuk mengambil gambar Untuk alat perekat Untuk mengambil sedimentasi Sebagai objek analisis data
D. Prosedur Kerja a. Kecepatan arus -
Menyiapkan alat Layangan Arus, stopwatch, GPS dan alat tulis.
-
Meletakan layangan arus pada perairan bersamaan dengan memulai menghitung waktu pada stopwatch
-
Menghentikan waktu pada stopwatch saat tali meregang secara sempurnah.
-
Mencatat waktu, titik koordinat dan arah arus.
6
-
Melakukan perlakuan yang sama pada setiap jam.
b. Pasang surut -
Menyiapkan palem pasut dan alat tulis.Menancapkan palem pasut pada daerah yang ketika surut air masih menggenangi pale pasut.
-
Mengamati tinggi pasang surut
-
Mencatat hasil pengamatan
-
Melakukan pengamatan pada setiap jam.
c. Gelombang -
Menyiapkan palem gelombang, stopwatch dan alat tulis
-
Menancapkan palem gelombang pada daerah yang ketika surut, air masih
-
menggenangi palem gelombang.
-
Melakukan pengamatan puncak, lembah dan periode gelombang.
-
Mengamati puncak dan lembah gelombang dengan melihat pada nilai palem gelombang saat gelombang mencapai puncak dan lembah.
-
Mengamati periode gelombang dengan menghitung waktu gelombang saat mencapai puncak sampai mencapai lembah.
-
Melakukan dua kali pengamatan puncak, lembah dan periode gelombang pada setiap kali pengukuran.
-
Melakuan pengamatan pada setiap jam.
d. Sedimentasi -
Menyiapkan pipa paralon dan alat tulis
-
Mengatur titik pengambilan substrat dengan titik pertama pada 100 meter tegak lurus garis pantai dan interval titik 1,2,3 dan 4 adalah 100 meter dengan tegak lurus garis pantai.
7
-
Mengambil substrat dasar dengan menancapkan pipa paralon ke dasar perairan hingga substrat masuk ke dalam pipa paralon.
-
Menarik pipa paralon yang telah ditancapkan.
-
Mengeluarkan substrat dari pipa paralon.
-
Mengamati jenis substrat.
-
Mencatat hasil pengamatan.
E. Analisis Data Analisis data yang dilakukan pada pengolahan data praktek lapang Oseanografi Terapan dapat dilihat sebagai berikut : 1. Pengolahan data Arus V = S/t………………………………………………………………(1) Keterangan : V = kecepatan arus (m/detik) S = jarak (m) t = waktu (sekon) 2. Pengolahan data gelombang Misal : P = Puncak Gelombang L = Lembah Gelombang H = P-L.........................................................................................(2) Keterangan : H = Tinggi gelombang
8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Adapun hasil data yang diperoleh dalam praktek lapang oseanografi terapan dapat dilihat pada grafik diagram ini sebagai berikut: a. Pasang surut
Tinggi pasang surut (m) 2 1.5
PASANG SURUT(M)
1 0.5 0 09:5010:5011:5012:5013:5014:5015:5016:5017:5018:50
Gambar 2. Tinggi Pasang Surut (Sumber : Microsoft Excel, 2019) b. Kecepatan Arus
KECEPATAN ARUS 0.2 0.15 0.1
KECEPATAN ARUS
0.05
0 09:51
10:51
11:51
12:51
13:51
14:51
15:51
Gambar 2. Kcepatan Arus (Sumber : Microsoft Excel, 2019)
9
c. Gelombang
TINGGI GELOMBANG 10 8 6 TINGGI GELOMBANG
4 2 0 10:20
11:20
12:20
13:20
14:20
15:20
16:20
Gambar 3. Tinggi Gelombang (Sumber : Microsoft Excel, 2019) d. Jenis substrat Tabel 2. Jenis – jenis substrat No Titik pengambilan sampel 1 Titik 1
Jenis substrat Pasir berbatu
2
Titik 2
Pasir berpasir
3
Titik 3
Pasir berpasir
4
Titik 4
Pasir berlumpur
(Sumber : Microsoft Word, 2019) B. Pembahasan a. Pasang surut Dalam pengukuran pasang surut yang dilakukan dengan menggunakan papan skala pada perairan pulau bungku toko dengan pengukuran awal pada pukul 09.50 hingga pukul 06.50 memberikan hasil berupa grafik naik turun. Berdasarkan hasil praktikum menunjukan bahwa pasang tertinggi yaitu pada pukul 18.50 dengan ketinggian 1,6 M. dan surut terendah pukul 13.50 dengan ketinggian 0,6 M. Ini di akibatkan proses gerakan massa air yang di pengaruhi adanya gaya tarik menarik yang terjadi antara air laut dan bulan dan matahari
10
maupun benda - benda angkasa luar lainya sehingga. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Wulan 2018) menyatakan bahwa gerakan massa air laut di pengaruhi adanya gaya tarik benda – benda langit terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut dibumi. Didukung oleh pernyataan (Tanto, 2016) mengatakan bahwa pasang surut air laut timbul terutama karena gaya tarik menarik grafitasi bumi terhadap bulan dan matahari, sedang kontribusi gaya tarik menarik planet – planet lainya kecil. Besar naik turunya permukaan laut tergantung pada kedudukan bumi terhadap bulan dan matahari. b. Kecepatan arus Pada praktikum ini terdapat kecepatan arus yang tercepat pada titik koordinat 12235`52``(BT) 358`23`` (LS) kecepatan 0,17 m/s pada pukul 10.51, dan kecepatan arus sedang pada titik koordinat 12236`52`` (BT) 358`31`` (LS) pada pukul 09.51 dengan kecepatan 0,05 m/s, dan kecepatan yang lambat pada titik koordinat 12236`17`` (BT) 358`30`` (LS) dengan kecepatan 0.02 m/s pada pukul 14.51. Perbedaan kecepatan ini dipengaruhi oleh pasang surut hal ini sesuai dengan pernyataan (Yogaswara, 2014) pada posisi ini keadaan air laut mulai pasang. Kondisi pasang tertinggi mempunyai nilai kecepatan arus bernilai kecil mendekati nol, dan pada saat perubahan kondisi dari pasang menuju surut kecepatan arus meningkat. Pada saat menuju surut dan menuju pasang massa air akan bergerak akibat adanya kekuatan laju arus pasang surut.
11
c. Gelombang Adapun hasil praktikum ini menunjukan tinggi gelombang pada pukul 10.20 dengan ketinggian 8 cm dan gelombang terendah pada pukul 12.20 dengan ketinggian 2.5 cm, dari hasil ini di lihat Tinggi gelombang yang berbeda,perbedaan ini di pengaruhi perubahan bentuk kedalaman laut maupun dipengaruhi oleh kecepatan angin, hal ini sesuai pernyataan (Prajdoko, 2015) bahwa gelombang dari laut dalam yang bergerak menuju pantai akan mengalami perubahan bentuk karakteristik ketinggian gelombang yang disebapkan oleh perubahan kondisi kedalam laut dan dipegaruhi kecepatan angin yang berasal dari laut lepas masuk pada perairan pesisir. d. Jenis substrat Dari hasil praktikum ini menunjukan bahwa kondisi sediment atau jenis substrat ada beberapa tipe ialah pasir halus, pasir berbatu, dan pasir berlumpur. Dari hasil ini adanya pengaruh arus pasang surut dan gelombang yang menyebapkan pengangkutan sediment atau perpindahan yang mengangkut sediment yang halus ke perairan yang lebih dalam. Dari temuan kami dilapangan titik 1 jenis substrat pasir berbatu, dan titik 2 jenis substrat pasir berbatu,
titik 3 jenis substrat pasir halus, dan titik 4 jenis substrat pasir
berlumpur. Arus dalam hal ini mempunyai peran yang sangat dominan terhadap angkutan sedimen apabila kecepatan arus berkurang maka arus tidak mampu lagi mengangkut sedimen, Sedimen ini memiliki sifat mengendap pada lingkungan. Ini terlihat jelas bahwa perpindahan sediment diakibatkan oleh arus pasang surut dan gelombang. Hal ini sesuai dengan (Satriadi, 2012) menyatakan bahwa pada daerah pantai yang didominasi oleh sedimen pasir
12
besarnya ukuran butir pada daerah tersebut cenderung resisten terhadap gerakan arus sehingga tidak terangkut mengikuti kecepatan arus. Didukung oleh (Nugroho, 2014) menyatakan bahwa arus memiliki sifat yang mampu menyeleksi ukuran butir yang dibawahnya dalam proses sedimentasi. Sedimen dengan jenis pasir yang terdapat pada perairan ditranspor dengan cara (bedload) sementara untuk lanau dan lempung ditranspor dengan cara suspended.
13
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan praktikum Oseanografi terapan yang dilakukan di Perairan Pulau Bungkutoko tentang Pengukuran Parameter Fisika yang meliputi Kecepatan Arus, Pasang Surut, dan Gelombang. dapat disimpulkan bahwa Pengukuran Pasang Surut didapatkan nilai Pasang tertinggi pada pengukuran pukul 18.50 WITA dengan tinggi pasang surut 1,6 m. Sedangkan Surut terendah terjadi pada pukul
13.50 WITA dengan ketinggian pasang surut 0,6 cm, Pengukuran
Kecepatan arus Perairan Pulau Bungkutoko tertinggi yaitu pada pukul 10.50 WITA sebesar 0,02 m/s. Sedangkan Kecepatan arus terendah didapatkan pada pukul 14:50 yaitu sebesar 0,17 m/s. Gelombang adalah peristiwa naik turunnya permukaan air laut dari ukuran kecil (tiak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Faktor yang paling mendasar yang menimbulkan terjadinya gelombang yaitu Angin. Substrat dari perairan bungku toko yaitu pasir berbatu, pasir berlumpur, pasir halus hal ini di karenakan adanya pergerakan pasang surut maupun arus dan gelombang yang membawa sedimen B. Saran Sebaiknya sebelum melakukan praktek lapang oseanografiterapan, para Asisten harus sudah menjelaskan mengenai parameter-parameter yang akan dilakukan dalam Praktek Lapang Osenografi terapan
tersebut, agar semua
praktikan dapat lebih mudah dan tidak keliru dalam melakukan pengukuran