PROSES KONFIRMASI Konfirmasi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memperoleh bukti audit. Bukti audit dengan menggunakan konfirmasi memiliki tingkat independen yang baik. Hal ini dikarenakan konfirmasi akan meminta keterangan dari pihak ke tiga berkaitan dengan transaksi dengan klien. Semakin tinggi resiko pengendalian dan resiko bawaan dari entitas klien membuat auditor harus memiliki bukti audit yang cukup untuk meyakinkan asersi pada laporan keuangan. Auditor harus memperdalam pengujian subtantif atas laporan keuangan dengan menemukan lebih banyak bukti yang dapat menunjukan asersi laporan keuangan. Melalui konfirmasi, auditor akan memperoleh bukti yang independen yang dapat meyakinkan atas asersi yang melekat pada laporan keuangan. Tujuan dari konfirmasi adalah untuk mengumpulkan bukti audit sebagai dasar menyatakan pendapat. Jika pada proses konfirmasi ternyata tidak cukup untuk menekan resiko audit, maka auditor wajib melakukan prosedur tambahan. Sebagai contoh jika pada proses konfirmasi akun piutang, auditor merasa belum memiliki cukup bukti untuk meyakinkan asersi suatu laporan keuangan. Auditor dapat melakukan prosedur tambahan dengan melakukan prosedur subsequent pelunasan piutang. Jadi auditor akan melakukan pembuktian saldo piutang per tanggal laporan keuangan dengan mengecek pelunasan piutang tersebut setelah tanggal pelaporan.
Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan. 1. Konfirmasi positif, adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah. 2. Formulir konfirmasi yang kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya. 3. Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi,dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan. 4. Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respons jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada ditangan auditor, dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya diterima jika seluruh situasi berikut tersedia : 1. Piutang usaha tercipta dari jumlah besar akun-akun yang kecil. 2. Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah 3. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangannya.
Konfirmasi negatif sering kali digunakan untuk mengaudit rumah sakit, toko ritel, bank dan industri lainnya dimana piutang berasal dari masyarakat umum. Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi itu dikirim sedekat mungkin dengan tanggal laporan posisi keuangan. Hal ini akan memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung saldo piutang usaha pada laporan keuangan tanpa harus membuat kesimpulan apapun mengenai transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dengan tanggal laporan posisi keuangan. Permintaan konfirmasi positif biasanya dibuat sebagai surat tersendiri, walaupun bisa juga dijadikan satu dengan laporan bulanan untuk pelanggan, sedangkan konfirmasi negatif bila responden tidak menjawab maka saldo dianggap benar, padahal ada kemungkinan debitur tidak acuh terhadap permintaan konfirmasi atau tidak menanggapi permintaaan untuk memberitahukan adanya perbedaan.
CONTOH KONFIRMASI POSITIF
PT. JAYA RAYA Jln. Pattimura No. 20 Medan KONFIRMASI PIUTANG
Kepada yth. Direktur Keuangan PT ABDI JAYA Jln. R.A Kartini No. 12, Surabaya. Konfirmasi ini kami kirim untuk kepentingan auditor independen kami, bukan untuk menagih piutang kami. Menurut catatan kami, saldo piutang kami ke PT Antariksa per 31 Desember 2007 adalah: Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) Mohon konfirmasi atas kebenaran saldo tersebut. Jawaban mohon dikirim langsung ke alamat auditor independen kami dengan menggunakan amplop jawaban yang kami sediakan.
Direktur Keuangan Saldo piutang tersebut di atas tidak benar, saldo yang benar adalah Rp_______________, dengan penjelasan sebagai berikut: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Tanda tangan
CONTOH KONFIRMASI NEGATIF
PT. PERMATA Jln. Pattimura No. 20 Medan
KONFIRMASI PIUTANG Kepada yth. Direktur Keuangan PT ABDI JAYA Jln. Beringin No. 41, Semarang. Konfirmasi ini kami kirim untuk kepentingan auditor independen kami, bukan untuk menagih piutang kami. Menurut catatan kami, saldo piutang kami ke PT Aini Sejahtera per 31 Desember 2007 adalah: Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) Jika saldo tersebut tidak sesuai, mohon penjelasan. Penjelasan mohon dikirim ke alamat auditor independen kami dengan menggunakan amplop jawaban yang telah kami sediakan.
Direktur Keuangan Saldo piutang tersebut di atas tidak benar, saldo yang benar adalah Rp_______________, dengan penjelasan sebagai berikut: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Tanda tangan
Bentuk positif bisa juga dalam bentuk “Formulir kosong”, karena dalam surat permintaan konfirmasi tidak dicantumkan saldo piutang kepada pelanggan yang dikirimi konfirmasi. Dalam konfirmasi semacam itu, debitur diminta untuk mengisi atau menuliskan besarnya saldo dalam formulir jawaban konfirmasi. Pemakaian bentuk ini member kepastian yang tinggi tentang informasi yang dikonfirmasi . Akan tetapi adanya permintaan extra kepada responden bisa menyebabkan berkurangnya minat responden untuk member jawaban. Bentuk konfirmasi mana yang akan digunakan tergantung pada pertimbangan auditor. Dalam mengambil keputusan, auditor harus mempertimbankan tingkat resiko deteksi yang diterapkan serta komposisi saldo-saldo debitur. Bentuk positif digunakan apabila risiko deteksi rendah atau saldo-saldo individual pelanggan berjumlah relative besar. SA 330.20 menyebutkan bahwa bentuk negative sebaiknya digunakan hanya apabila ketiga kondisi berikut terpenuhi : 1. Tingkat resiko deteksi bisa diterima untuk asersi-asersi bersangkutan adalah moderat atau tinggi. 2. Sebagian besar saldo debitur berjumlah kecil. 3. Auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi (Responden) akan mempertimbankan permintaan. Seringkali auditor menggunakan kedua bentuk konfirmasi di atas dalam satu penugasan. Sebagai contoh, dalam suatu audit atas perusahaan daerah air minum, auditor memutuskan untuk mengirim konfirmasi negative kepada pelanggan rumah tangga dan konfirmasi positif untuk pelanggan-pelanggan komersial. Jika digunakan bentuk positif, auditor kadang-kadang harus menirim konfrimasi kedua atau permintaan tambahan kepada para debitor yang tidak memberi jawaban atas konfirmasi pertama.