Asumsi Bab 6.docx

  • Uploaded by: shopia olivia
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asumsi Bab 6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 528
  • Pages: 2
Asumsi Tentang Mengelola Integrasi internal Sebuah Kelompok tidak dapat menyelesaikan tugas – tugas, bertahan hidup, dan tumbuh jika tidak dapat mengelola hubungan Internal. Fokus dari Bab ini adalah membagi tugas yang harus dilakukan oleh organisasi secara terpisah dan analitik. Jadi anggota anggota dalam organisasi dapat lebih fokus dalam mengerjakan tugas – tugasnya. Manusia tidak bisa mentolerir terlalu banyak ketidakpastian atau stimulus yang berlebihan. Jadi perlu mengatur persepsi dan menyaring hak – hal yang tidak penting sementara lebih fokus ke hal yang lebih penting. Maka dari itu sebuah organisasi perlu membuat bahasa yang umum dan kategori konseptual, sehingga anggota dari sebuah organisasi dapat memiliki persepsi dan cara berfikir yang sama. Anggota kelompok yang ingin menciptakan sebuah organisasi baru perlu belajar tentang bagaimana cara menyesuaikan dan menentukan bahasa yang dapat dimengerti setiap anggota organisasi. Jika tidak memiliki persamaan persepsi setiap anggota kelompok cenderung tidak setuju pada apa yang harus dilakukan. Sebuah organisasi agar dapat berfungsi dengan baik dan berkembang, perlu membentuk identitas dan menciptakan kriteria. Biasanya identitas dan kriteria tersebut ditentukan oleh pemimpin sebuah kelompok. Jadi sebuah kelompok harus bisa menetapkan identitasnya, sehingga bisa menentukan siapa orang yang bisa bergabung dengan kelompok tersebut sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Isu penting dalam setiap kelomp0k baru adalah bagaimana pengaruh, kekuasaan, dan otoritas akan dialokasikan. Setiap kelompok harus menyepakati struktur organisasi yang sudah ditentukan, kriterianya, serta peraturan tentang bagaimana seseorang dapat mempertahankan dan kehilangan kekuasaannya. Kesepakatan ini penting untuk membantu anggota agar dapat menerima jika kehilangan status atau otoritasnya. Selain itu sebuah organisasi perlu mengembangkan peraturan untuk hubungan antar anggota. Setiap organisasi perlu menetapkan secara bersama – sama bagaimana menghadapi dan membangun hubungan antar anggota. Hal ini dibangun untuk membatasi dan menjaga keintiman hubungan antara anggota. Singkatnya, mengembangkan aturan untuk bagaimana menjalin hubungan dengan satu sama lain sangat penting agar sebuah organisasi dapat berfungsi dengan baik. Dalam budaya lain seperti yang ada di Amerika Serikat, akan ada perbedaan di antara oeganisasi pada tingkat keintiman yang dinilai tepat di dalam maupun di luar pekerjaan. Tetapi, seperti dalam kasus mengenai aturan hubungan otoritas, jika masa depan organisai akan semakin multikultural dalam hal negara, etnis, dan pekerjaan, potensi

untuk salah paham dan menyinggung satu sama lain akan meningkatkan pesat. Maka dari itu mengembangkan aturan dalam menjalin hubungan akan menjadi komponen penting dalam pengembangan organisasi. Setiap

organisasi

juga

harus

mengembangkan

sistem

pemberian

imbalan

(penghargaan/sanksi) untuk mematuhi atau tidak mematuhi peraturan. Jadi setiap kelompok harus bisa membedakan mana perilaku yang baik atau buruk sehingga bisa mencapai kesepakatan tentang apa yang layak untuk diberi penghargaan atau diberi hukuman. Sistem pemberian penghargaan dan hukuman dalam suatu organisasi bersama dengan asumsinya tentang otoritas dan keintiman membentuk budaya yang menentukan bagaimana orang akan berhubungan satu sama lain, mengatur kegelisahan, dan mendapatkan makna dari interaksi. Bagaimana anda memperlakukan bos, memperlakukan satu sama lain, dan bagaimana anda tahu apakah anda melakukan sesuatu hal yang benar atau tidak adalah semacam bentuk dari Budaya. Selain itu, Setiap Organisasi pasti akan menghadapi berbagai masalah di luar kendalinya.

Peristiwa yang tidak dapat diprediksi seperti itu, merupakan sesuatu yang

menakutkan. Maka dari itu sebuah organisasi, harus bisa mengambil hikmah terhadap peristiwa yang tidak dapat diprediksi tersebut sehingga anggotanya dapat menghindari rasa cemas dalam menghadapi peristiwa yang tidak terprediksi.

Related Documents

Asumsi Bab 6.docx
November 2019 15
Asumsi
June 2020 19
Asumsi
May 2020 17
Asumsi Makro.pdf.docx
November 2019 18
Asumsi Baru.docx
December 2019 19
Asumsi Arima.docx
May 2020 7

More Documents from ""