ASUHAN KEPERAWATAN OBSTRUKSI USUS
DISUSUN OLEH : 1. POPI PRASTIKA NINGSIH NIM. 1826010077.P 2.
SINDI DWI PUTRI NIM. 1826010081.P
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkatkan kepada ALLAH SWT. Yang telah memberikan kesehatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah asuhan keperawatan OBSTRUKSI USUS. Dengan pembuatan makalah ini kami berharap tulisan yang kami buat dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan membuat asuhan keperawatan. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami pada pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa diterima dengan baik. Serta permohonan maaf atas ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini , karena seperti kata pepatah ‘tak ada gading yang tak retak’ begitupun dengan makalah ini. Terima kasih.
Bengkulu,
April 2019
PENYUSUN
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1 DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG................................................................................. 3 2. TUJUAN .................................................................................................... 5 BAB II KONSEP MEDIS 1. DEFINISI ................................................................................................... 6 2. ETIOLOGI ................................................................................................. 6 3. PROGNOSIS .............................................................................................. 7 4. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................... 7 5. KLASIFIKASI ........................................................................................... 8 6. PATOFISIOLOGI .................................................................................... 9 7. KOMPLIKASI ......................................................................................... 11 8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ............................................................ 12 9. PENATALAKSANAAN ......................................................................... 15 BAB III KONSEP KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN ......................................................................................... 17 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................. 20 3. WOC ........................................................................................................ 22 4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ............................................. 24 BAB IV PENUTUP 1. KESIMPULAN ........................................................................................ 47 2. SARAN .................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obstruksi ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominal yang sering dijumpai. Sekitar 20% pasien datang kerumah sakit datang dengan keluhan nyeri abdomen karena obstruksi pada saluran cerna, 80% terjadi pada usus halus.Obstruksi ileus adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana menghambat proses pencernaan secara normal (Sjamsuhidayat, 2006). Salah satu pelayanan kesehatan yang di lakukan di rumah sakit adalah pelayanan pembedahan. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, prosedur tindakan pembedahan pun mengalami kemajuan pesat. Sejumlah penyakit merupakan indikasi untuk dilakukan pembedahan adalah laparotomi. Tindakan operasi atau laparotomi merupakan peristiwa kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang baik bio, psiko, maupun sosial (Razid, 2010) Angka kejadian di Indonesia menunjukan kasus laparotomi meningkat dari 162 kasus pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada 2006 dan 1281 kasus pada tahun 2007 (Depkes RI, 2007) . World Health Organization (WHO) tahun 1998, memperkirakan penyakitpada saluran pencernaan akan tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia pada tahun 2020 mendatang.4 Diantara negara SEAMIC (Southeast Asia Medical Information Center) tahun 2002, Indonesia menempati urutan ke-2 negara yang memiliki angka insiden rate akibat penyakit saluran pencernaanIleus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Dari data diatas kami tertarik untuk membahas konsep medic dan konsep keperawatan dari penyakit ileus obstruktif secara mendalam.
3
1.2 Tujuan 1. Konsep medis Ileus obstruktif :
Untuk mengetahui Definisi Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Etiologi Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Prognosis Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Manifestasi klinis Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Klasifikasi Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Patofisiologi Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Komplikasi Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnosis Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Penatalaksanaan Ileus obstruktif.
2. Konsep keperawatan :
Untuk mengetahui Pengkajian terhadap klien dengan Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan terhadap klien dengan Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui WOC terhadap klien dengan Ileus obstruktif.
Untuk mengetahui Rencana asuhan keperawatan terhadap klien dengan Ileus obstruktif.
4
BAB II KONSEP MEDIS 2.1 Definisi Ileus atau obstruksi usus adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total.Intestinal obstruction terjadi ketika isi usus tidak dapat melewati saluran gastrointestinal(Nurarif& Kusuma, 2015). Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan (Indrayani, 2013). Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses(Nurarif& Kusuma, 2015). 2.2 Etiologi Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain 1. Hernia inkarserata : Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi (penyempitan)dan
strangulasi
usus
(sumbatan
usus
menyebabkan
terhentinya aliran darah ke usus). Pada anak dapatdikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun, jikapercobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus diadakanherniotomi segera (Indrayani, 2013)
5
2. Non hernia inkarserata, antara lain : a. Adhesi atau perlekatan usus Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Dapat berupa perlengketanmungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum.Ileus karena adhesi biasanya tidak disertai
strangulasi.
Obstruksi
yang
disebabkan
oleh
adhesi
berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak (Indrayani, 2013). b. Invaginasi (intususepsi) Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatikkarena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengankomplikasi perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dandipastikan dengan pemeriksaan Rontgen dengan pemberian enema barium (Indrayani,2013). c . Askariasis Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi (Indrayani,2013).
6
d. Volvulus Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis sehingga pasase (gangguan perjalanan makanan) terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami strangulasi (Indrayani,2013). e . Tumor Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali jika ia menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus (Indrayani,2013). f. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul (koneksi abnormal antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur lainnya) dari saluran empedu keduodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke raktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi. Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma (anker yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi organorgan tubuh) , terutama pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal (Indrayani,2013).
2.3 Prognosis Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi,tempatdan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinyaterhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada
7
obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus (Indrayani,2013).
2.4 Manifestasi Klinis a. Mekanik sederhana – usus halus atas Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah, peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen. b. Mekanik sederhana – usus halus bawah Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus meningkat, nyeri tekan abdomen. c. Mekanik sederhana – kolon Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen. d. Obstruksi mekanik parsial Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan. e. Strangulasi Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir, distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar. (Price &Wilson, 2007)
8
2.5 Klasifikasi Menurut sifat sumbatannya Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan : a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus (Pasaribu, 2012).
Menurut letak sumbatannya Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 2 : a) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus b) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (Pasaribu, 2012).
Menurut etiologinya Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3: a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi (postoperative),
hernia
(inguinal,
femoral,
umbilical),
neoplasma
(karsinoma), dan abses intraabdominal. b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi. c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus, misalnya benda asing, batu empedu (Pasaribu, 2012).
9
Menurut stadiumnya ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antaralain : a) Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit. b) Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah). c) Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren (Indrayani, 2013).
10
Hernia inkarserata, adhesi, intususepsi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu
ILEUS OBSTRUKTIF
2.6 Patofisiologi Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak obstruktif
Distensi abdomen
Poliferasi bakteri cepat
pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang infark bakteri melepas endotoksin,
Gelombang peristaltic berbalik arah, isi usus terdorong ke lambung kemudian mulut
Gangguan peristaltic usus
Tekanan intralumen ↑
Asam lambung ↑ Kimus sulit dicerna usus
Tekanan vena & arteri ↓
Iskemia dinding usus
Kerja usus melemah
Mual muntah Kehilangan cairan menuju ruang peritonium
Impuls hipotalamus bagian termoregulator melalui ductus thoracicus Suhu tubuh ↑ hipertermi
Metabolism anaerob Merangsang pengeluaran mediator kimia
Merangsang reseptor nyeri Nyeri akut
Pelepasan bakteri & toksin dr usus yg nekrotik ke dlm peritonium
Reaksi hospitalisasi
cemas
mual Sulit BAB
ansietas
dehidrasi Intake cairan ↓
melepaskan zat pirogen
Klien rawat inap
konstipasi
Cairan intrasel ↓ Resiko syok (hipovolemia)
Resiko infeksi
Merangsang susunan saraf otonom, mengaktivasi norepinephrine 11
Saraf simpatis terangsang utk mengaktivasi RAS mengaktifkan kerja organ tubuh
REM ↓
Pasien terjaga Gangguan pola tidur
2.7 Komplikasi a) Peritonitis septicemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peradangan pada selaput rongga perut (peritonium) yang disebabkan oleh terdapatnya bakteri dalam dalah (bakteremia). b) Syok hypovolemia terjadi abikat terjadi dehidrasi dan kekurangan volume cairan. c) Perforasiusus adalah suatu kondisi yang ditandai dengan terbentuknya suatu lubang usus yang menyebabkan kebocoran isi usus ke dalam rongga perut. Kebocoran ini dapat menyebabkan peritonitis d) Nekrosisusus adalah adanya kematian jaringan pada usus e) Sepsis adalah infeksi berat di dalam darah karena adanya bakteri. f) Abses adalah kondisi medis dimana terkumpulnya nanah didaerah anus oleh bakteri atau kelenjar yang tersumbat pada anus. g) Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh sudah tidak bisa mengabsorpsi nutrisi karena pembedahan. h) Gangguan elektrolit ; terjadi karena hipovolemik 2.8 Pemeriksa Diagnostic 1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) : meningkat akibat dehidrasi 2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah. 3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan valvula connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar (distribusi perifer/bayangan haustra tidak terlihat di seluruh lebar usus) b. Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)
12
4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat dan penyebab. 5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu, 2012).
2.9 Penatalaksanaan Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadangkadang suatupenyumbatan sembuh dengansendirinya tanpa pengobatan, terutama jikadisebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat dirumah sakit(Nurarif& Kusuma, 2015). 1. Persiapan Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi
danmengurangi
distensi
abdomen
(dekompresi).
Pasien
dipuasakan, kemudiandilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum.Setelah keadaanoptimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksiparsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan konservatif(Nurarif& Kusuma, 2015). 2. Operasi Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organorganvital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalahpembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila
:-Strangulasi-Obstruksi
lengkap-Hernia
inkarserata-Tidak
ada
perbaikan dengan pengobatankonservatif (dengan pemasangan NGT, infus,oksigen dan kateter)(Nurarif& Kusuma, 2015). 3. Pasca Bedah Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan danelektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus
13
memberikankalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalamkeadaan paralitik(Nurarif& Kusuma, 2015).
14
BAB III KONSEP KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian I.
Pengkajian a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan gaya hidup. b. Riwayat kesehatan Keluhan utama . Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan kaku. Riwayat kesehatan sekarang Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST : P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan. Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau
terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1 s/d 10. T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingan keluhan. Riwayat kesehatan masa lalu Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obatobatan.
15
Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
II.
Pemeriksaan a. Aktivitas/istirahat Gejala :Kelelahan dan ngantuk. Tanda :Kesulitan ambulasi b. Sirkulasi Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok) c. Eliminasi Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan Flatus Tanda :Perubahan warna urine dan feces d. Makanan/cairan Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus. Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah pecah.Kulit buruk. e. Nyeri/Kenyamanan Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik. Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan f. Pernapasan Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan, Tanda : Napas pendek dan dangkal
3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Mual (00134, domain 12 kenyamanan, kelas 1 kenyamanan fisik) 2. Konstipasi (00011, domain: 3 eliminasi dan pertukaran, kelas: 2 fungsi gastrointestinal) 3. Resiko syok (hipovolemia) (00205, Domain: 11 keamanan/perlindungan, Kelas: 2 cedera fisik) 4. Nyeri akut(00132, Domain 12 : Kenyamanan Kelas 1 : Kenyamanan Fisik)
16
5. Ansietas (00146, domain 9 koping atau toleransi terhadap stress, kelas 2 respon koping) 6. Hipertermi (00007, domain 11 keamanan atau perlindungan, kelas 5 proses defensive) 7. Ganguan pola tidur (00095, domain 4 aktivitas/istirahat, kelas 1 tidur/istirahat)
17
3.3 Web of caution (WOC)
18
19
20
3.4 Rencana keperawatan No. Dx keperawatan
NOC
NIC
Rasional
1.
NOC :
NIC
Observasi -
Mual (00134) Domain: 12 (kenyamanan)
-
Selera makan
Observasi
Kelas: 1 (kenyamanan fisik)
-
Status gizi
-
Tingkat kenyamanan
mual pada pasien
-
Pengendalian mual dan
Kaji penyebab mual
Definisi: perasaan subjektif , seperti gelombang yang
gejala
gejala
subjektif
belakang tenggorokan,
Kriteria hasil :
epigastrium, atau abdomen
Setelah
yang mendorong keinginan
Keperawatan
-
-
dilakukan
-
mengetahui
efek samping obat
Manajemen cairan/elektrolit
Mandiri
Manajemen mual
-
Mengatur dan mencegah komplikasi
Manajemen muntah
akibat
perubahan kadar cairan
Tidak ada tanda-tanda mal
makanan
-
Berat badan stabil
Sensasi ingin muntah
-
Pasien
tidak
Untuk
akibat efek penyakit atau
tindakan
nutrisi.
Menghindari
yang
Mandiri
... X 24 jam Berat badan stabil dan nutrisi -
mual
apakah mual dirasakan
teratasi dengan Batasan karakteristik:
mengetahui
dirasakan oleh pasien
muntah
tidak menyenangkan di
untuk muntah.
Pantau
Untuk
dan elektrolit
HE
Jelaskan penyebab mual
mengalami
Beritahu pasien seberapa lama kemungkinan mual
21
-
Mencegah
dan
meredakan mual -
Mencergah
dan
-
-
saliva -
Melaporkan “mual” atau “eneg”
-
mual muntah.
Peningkatan produksi
-
Rasa asam di dalam mulut
akan terjadi
Melaporkan terbebas dari Ajarkan pasien menelan mual untuk secara sadar atau HE Mengidentifikasi dan - Menginformasikan nafas dalam melakukan tindakan yang Kolaborasi dapat menurunkan mual Berikan obat
Faktor yang berhubungan: -
Iritasi lambung (mis. Akibat
penyebab-penyebab yang
antiemetic
dapat
sesuai anjuran
menimbulkan mual
Manajemen cairan: berikan -
Agar
terapi IV, sesuai anjuran
menangani
klien
dapat
mual
saat
mual itu dirasakan.
agen -
farmakologis (seperti
Untuk mengurangi stress dan
mengalihkan
inflamasi nonsteroid,
perhatian
dari
steroid,
sehingga
aspirin,
-
meredakan muntah
obat
anti
antibiotic),
mual, dapat
alcohol, zat besi, dan
membantu pasien untuk
darah.
makan
dan
minum.
Selain
itu
untuk
Distensi (mis.
lambung
mekenan reflex muntah
Akibat
Kolaborasi
pengosongan
22
lambung
yang
lambat;
-
obstruksi
dan
pylorus usus; distensi genitourinarius
pasien untuk makan
dan
-
Untuk memenuhi cairan yang hilang akibat mual
bagian atas; kompresi
dan muntah
pada
lambung, hati limpa atau
organ
pembesaran
lain; yang
memperlambat fungsi lambung;
kelebihan
asupan makanan) Agen
farmakologis
(mis. Analgesic, anti virus
untuk
HIV,
aspirin, opioid) dan agen kemoterapeutik -
memungkinkan
biliaris; stasis usus
eksternal
-
Untuk mengurangi mual
Toksin
23
2.
Konstipasi (00011)
NIC :
Observasi
domain: 3 eliminasi dan Defekasi
Observasi
-
pertukaran
Monitor tanda dan gejala
kelas:
NOC :
Kriteria Hasil : 2
fungsi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24
gastrointestinal
jam, masalah konstipasi Definisi
:
Kaji dan dokumentasikan: (warna
Penurunan pasien teratasi dengan
dan
pertama
pascaoperasi;
yang
pengeluaran
dibuktikan oleh indikator
warna
feses yang sulit atau tidak
defekasi sebagai berikut:
feses;
lampias
atau
pengeluaran -
konsisensi -
feses
frekuensi normal defekasi Konstipasi menurun disertai
dan gejala sulit BAB -
konstipasi
dan
frekuensi, konsistensi
keluarnya
untuk mengetahui tanda
flatus; -
sebagai acuan rencana penanganan yang efektif melihat
apakah
konstipasi
dapat
menyebabkan komplikasi peritonitis melihat
faktor
Tidak mengalami
adanya impaksi; ada atau
berkontribusi
feses yang sangat keras dan
gangguan pola eliminasi
tidak ada bisisng usus dan
konstipasi
kering
(dalam rentang yang
distensi
pada Mandiri keempat kuadran abdomen - membentuk
diharapkan) Batasan Karakteristik :
Nyeri abdomen
Nyeri tekan pada
-
Tidak ada gangguan feses lunak dan membentuk
-
Tidak mengalami
pada
abdomen
dan
Pantau tanda dan gejala
mempertahankan
ruptur usus atau peritonitis
eliminasi defekasi yang teratur
24
yang
pola
abdomen dengan atau
gangguan mengeluarkan
tanpa resistensi otot
feses tanpa bantuan
(misalnya
Tidak ada darah dalam
tirah baring, dan diet) yang HE
feses
dapat menyebabkan atau -
untuk
Tidak nyeri saat defekasi
berkontribusi
pengeluaran feses tanpa
yang dapat dipalpasi.
Anoreksia
Perasaan penu atau
-
-
mencegah
dan
mengatasi konstipasi
pengobatan,
terhadap
memfasilitasi
nyeri
konstipasi
tekanan pada rektum
faktor -
Identifikasi
-
Peningkatan tekanan
agar
pasien
dapat
abdomen
Mandiri
menghindari obat yang
Indigesti
- manajemen defekasi
dapat
Mual
- manajemen konstipasi
konstipasi
Nyeri saat defekasi
Tampilan atipikal
HE
pada lansia
Anjurkan
-
pasien
untuk
menghindari
pasien
mengonsumsi
makanan
untuk
mengakibatkan
yang
(misalnya,perubahan
meminta obat nyeri sebelum
diperbolehkan/
status
defekasi
serat
Informasikan kepada pasien -
mental,inkontinensia urine, jatu tanpa
kemungkinan
sebab jelas,dan
akibat obat
konstipasi
untuk
rendah
mencegah
perubahan pada tanda vital, perdarahan kolaborasi
25
tidak
Ajarkan
peningkatan suhu
tentang efek diet (misalnya,
yang berserat agar
Darah merah segar
cairan
mempermudah dalam
menyertai
eliminasi
dan
serat)
Tekankan
Perubahan pada suara
menghindari
abdomen
selama defekasi
(borborigmi)
meningkatkan makanan
tubuh.
pengeluaran feses
pasien -
kepada
pada
BAB pentingnya mengejan
tercapainya intervensi yang diberikan dengan mendengar apakah
Kolaborasi
untuk mengetahui
Konsultasi dengan ahli
bising usus normal atau
defekasi
gizi untuk meningkatkan
tidak
Penurunan frekuensi
serat dan ciran dalam diet
Penurunan volume
Perubahan pada pola
Konsultasi dengan dokter
feses
tentang penurunan atau
Distensi abdomen
peningkatan
Feses yang
bising usus
kering,keras,dan padat
Bising usus hipoaktif
26
frekuensi
atau hiperaktif
Pengeluaran feses cair
Massa abdomen dapat dipalpasi
Massa rectal dapat dipalpasi
Bunyi pekak pada perkusi abdomen
Adanya feses seperti pasta direktum
Flatus berat
Mengejan saat defekasi
Tidak mampu mengeluarkan feses
Muntah.
Faktor yang Berhubungan
27
: Fungsional Kelemahan otot abdomen Kebiasan defekasi yang tidak teratur Perubahan lingkungan saat ini Psikologis Depresi Stress emosi Konfusi mental Farmakologi Antasida yang mengandung aluminium Kalsium karbonat Mekanis Ketidakseimbangan
28
elektrolit Obesitas Hemoroid Fisiologis Dehidrasi Pola makan yang buruk. 3.
Resiko syok (hipovolemik) NOC
NIC
Observasi
(00205)
-
Domain:
-
pencegahan syok
Observasi:
11 -
manajemen syok
-
monitor input dan output
yang masuk dan keluar
-
monitor tanda awal syok
dari dalam tubuh
-
monitor status cairan
keamanan/perlindungan Kelas: 2 cedera fisik
Criteria hasil: Setelah dilakukan tindakan
Definisi: rentan mengalami keperawatan selama … x24
-
untuk mengetahui tandatanda syok yang terjadi
Mandiri: -
melihat jumlah cairan
tempatkan
pasien
pada klien
kaki -
mengetahui
ketidakcukupan aliran darah jam, masalah pasien teratasi
posisi
ke
elevasi
ketidakseimbangan cairan pada klien
jaringan
tubuh,
yang dengan
supinasi,
pada
dapat
mengakibatkan -
nadi dalam batas yang -
berikan cairan intravena
disfungsi
seluler
diharapkan
dan oral dengan tepat
yang
mengancam jiwa, yang dapat -
irama
pernafasan
mengganggu kesehatan.
batas yang diharapkan
Mandiri
dalam HE: -
29
ajarkan
keluarga
dan
untuk
peningkatan
preload dengan tepat
Faktor resiko:
serum-serum
elektrolit
dalam batas normal -
pasien tentang tanda dan -
untuk mengganti cairan
gejala datangnya syok
yang hilang
-
Hipovolemia
ajarkan
keluarga
dan -
-
Hipoksemia
pasien
tentang
langkah HE
-
Hipoksia
untuk
mengatasi
gejala -
-
Infeksi
syok
-
sepsis
Menambah
informasi
pada klien dan keluarga mengenai syok
Kolaborasi: -
Agar klien dan keluarga dapat mengatasi syok secara mandiri
Kolaborasi : 4.
Nyeri akut (00132) Domain NOC :
NIC :
12 : Kenyamanan Kelas 1 : Pengendalian nyeri
Observasi
Definisi
:
Pengalaman Kriteria Hasil :
sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
Lakukan pengkajian nyeri
Tingkat nyeri
Kenyamanan Fisik)
Setelah dilakukan tindakan
akibat keperawatan selama … x24
adanya kerusakan jaringan jam, masalah nyeri akut
30
Observasi -
Untuk
mengetahui
nyeri
secara
secara komprehensif
keseluruhan meliputi
termasuk lokasi,
lokasi
nyeri,
karakteristik, durasi,
karakteristik
nyer,
frekuensi, kualitas dan
durasi
nyeri,
faktor presipitasi
frekuensi
nyeri,
Observasi reaksi nonverbal
yang actual atau potensial, pasien teratasi dengan atau
digambarkan
dengan
kualitas dan faktor presipitasi
dari ketidaknyamanan
istilah seperti (International Memperlihatkan
Evaluasi pengalaman nyeri
nyeri
yang dirasakan
Association forbthe study of
pengendalian nyeri yang
pain) ; awitan yang tiba-tiba
dibuktikan oleh indikator
atau
dengan
sebagai berikut:
Mandiri
ketidaknyamanan
sampai
- Sering mengalami
Ajarkan tentang teknik non
yang dirasakan klien
perlahan
intensitas
ringan
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diantisipasi
atau
dapat
diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan.
awitan nyeri - Sering menggunakan tindakan pencegahan
Mengucapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
Posisi untuk
Untuk
mengetahui
reaksi nonverbal dari
-
farmakologi (distraksi,
Untuk
mengetahui
tehnik relaksasi, imajinasi
pengalaman
nyeri
terbimbing, dll)
klien dimasa lampau
- Sering melaporkan nyeri dapat dikendalikan
HE
Menunjukkan tingkat nyeri Batasan Karakteristik :
-
masa lampau
Informasikan kepada pasien
yang dibuktikan dengan
tenang prosedur yang dapat
indikator sebagai berikut:
meningkatkan nyeri dan
- Tidak ada ekspresi nyeri
tawarkan strategi koping
pada wajah
yang disarankan
- Tidak ada gelisah atau
Intstruksikan pasien untuk
ketegangan otot
Mandiri -
Untuk
mengurangi
nyeri yang dirasakan
HE -
Agar
klien
dapat
mencegah meningkatnya nyeri
31
mengindari nyeri
Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga rentang
- Tidak ada durasi episode nyeri - Tidak merintih dan
perawat jika peredaan nyeri
menggunakan
tida dapat dicapai
strategi koping -
- Tidak gelisah
Tentukan pilihan analgesik
tindakan
kaku)
beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan,
(misalnya,diaphoresi
rute pemberian, dan dosis
s,perubahan tekanan
optimal
terapi
keperawatan
Kolaborasi -
Agar analgesik (obat penahan sakit) dapat
Berikan analgesik tepat
diberikan sesuai tipe
nadi ; dilatasi pupil).
waktu terutama saat nyeri
dan beratnya nyeri
Perubahan selera
hebat
sehingga nyeri dapat teratasi.
makan
mengetahui
tercapainya
tergantung tipe dan
Respon autonomic
Untuk
Kolaborasi
bertenaga sampai
dara,pernapasan atau
dengan
menangis
dari lemas tidak
menginformasikan kepada
-
Perilaku distraksi
Agar analgesik (obat
(misalnya,mondar-
penahan sakit) dapat
mandir,mencari
diberikan sesuai rute pemberian dan dosis
32
orang dan/atau
sehingga nyeri dapat
aktivitas
teratasi.
lain,aktivitas
-
berulang).
penahan sakit) dapat
Perilaku ekspresif
diberikan sesuai rute
(misalnya
pemberian dan dosis
gelisah,merintih,men
sehingga nyeri dapat
angis, kewaspadaan
teratasi. -
berlebian,peka
Agar analgesik (obat
terhadap
penahan sakit) dapat
rangsang,dan
diberikan saat nyeri
menghela napas
hebat sehingga nyeri
panjang).
dapat berkurang
Wajah topeng (nyeri)
Bukti nyeri yang dapat diamati
Agar analgesik (obat
Gangguan tidur (mata terlihat
33
kuyu,gerakan tidak teratur atau tidk menentu,dan menyeringai).
Faktor yang Berhubungan : Agens-agens
penyebab
cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik, dan psikologis) 5.
Ansietas (00146) Domain:
9
koping
NOC atau -
toleransi terhadap stress
-
Kelas: 2 respon koping Definisi:
perasaan
tidak -
NIC
Tingkat ansietas
Observasi -
Observasi: Kaji
ansietas
tingkat kecemasan pasien
diukur
dengan
Konsentrasi
termasuk reaksi fisik
HARS
(Hamilton
-
Gali
dokumentasi
mengetahui
Pengendalian diri terhadap -
Koping
dan
Untuk
bersama
pasien
nyaman atau kekhawatiran
tentang
yang sangat disertai respons Criteria hasil:
berhasil dan tidak berhasil
autonom (sumber sering kali
menurunkan ansietas
Setelah dilakukan tindakan
34
tehnik
kecemasan
yang
Anxiety
yang
Rating
Scale) -
Agar perawat dapat melanjutkan
tidak
spesifik
diketahui
atau
oleh
perasaan
tidak keperawatan selama … x24
tindakan
individu), jam, masalah nyeri akut
takut
yang pasien teratasi dengan
Mandiri:
keperawatan
-
Bimbingan antisipasi
selanjutnya
disebabkan oleh antisipasi -
Ansietas berkurang
-
Penurunan ansietas
terhadap bahaya
Menunjukkan
-
Tehnik menenangkan diri
-
pengendalian diri terhadap -
Peningkatan koping
ansietas
Dukungan emosi
-
Mandiri -
Batasan karakteristik:
klien
dapat
mempersiapkan diri
-
Gelisah
HE:
-
resah
-
-
Peningkatan ketegangan
-
Kesedihan
-
Agar
sebelum
Informasikan
tentang
gejala ansietas
yang
-
sesuatu -
Ajarkan anggota keluarga
mendalam
bagaimana
membedakan
Nyeri mendalam
antara serangan panic dan gejala penyakit fisik
terjadi
Untuk
mengurangi
ansietas klien -
Untuk menenangkan diri terdahap ansietas
-
Faktor yang berhubungan:
Untuk mengurangi rasa ansietas pada
-
Stress
Kolaborasi:
-
Kebutuhan yang tidak
-
terpenuhi
Berikan
klien obat
untuk
menurunkan ansietas jika
35
-
Untuk
mendukung
klien
mengurangi
-
Terpajan toksin
perlu. -
Beri
ansietas dorongan
kepada
dirasakan
pasien
untuk
mengungkapkan
secara HE
verbal pikiran dan perasaan
yang
-
Agar
klien
/
keluarga klien dapat mengetahui
gejala
nyeri -
Agar keluarga klien dapat
membedakan
serangan panik dan gejala penyakit fisik
Kolaborasi -
untuk
mengurangi
ansietas
yang
dirasakan klien -
agar perawat dapat mengetahui
36
tercapainya tindakan keperawatan
yang
dilakukan agar dapat melakukan tindakan keperawatan selanjutnya 6.
Hipertermi (00007)
NOC
NIC
Observasi
Domain: 11 keamanan atau -
Termoregulasi
Observasi:
perlindungan
Tanda-tanda vital
-
Pantau hidrasi
-
Pantau
-
Kelas: 5 proses defensive
tubuh diatas rentang normal
Batasan karakteristik: -
-
tekanan
darah,
denyut nadi, dan frekuensi
Kriteria Hasil: Definisi: peningkatan suhu
-
Setelah dilakukan tindakan
pernafasan
keperawatan selama … x24
untuk
mengetahui
pengeluaran
cairan
saat
terjadi
hipertermi -
untuk
mengetahui
ketidaknormalan
jam, masalah nyeri akut
Mandiri:
tekanan
pasien teratasi dengan
-
Terapi demam : Kompres
denyut
dengan air hangat
frekuensi pernapasan
Regulasi suhu
saat
Gunakan mandi air hangat
hipertermi
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
-
Suhu tetap normal
-
Teraba hangat
-
Keseimbangan cairan tetap stabil
37
darah, nadi
dan
terjadi
Faktor yang berhubungan: -
Dehidrasi
-
Penyakit atau trauma
-
Peningkatan
-
Komplikasi seperti kejang HE: dapat dihindari
-
Mandiri
Ajarkan
pasien
atau
-
keluarga dalam mengukur laju
mengenali
-
secara
mengurangi
hipertermi klien
suhu untuk mencegah dan
metabolisme
untuk
-
dini
agar
klien
mempertahankan
hipertermia
suhu
Ajarkan indikasi keletihan
batas normal
akibat panas dan tindak kedaruratan
dapat
-
yang
klien
untuk
mengurangi
gangguan
diperlukan
pada
suhu
tubuh klien HE -
Kolaborasi: -
Berikan
obat
antipiretik
agar
klien
mencegah
jika perlu
dapat dan
mengenali hipertermia
secara
komprehensif -
agar
tidak
keletihan
terjadi akibat
panas dan tindakan
38
kedaruratan
saat
terjadi hipertermia
Kolaborasi -
untuk
mengurangi
suhu tubuh klien 7.
Ganguan pola tidur (00095)
NOC
NIC
Observasi:
Domain: 4 aktivitas/istirahat
-
reduksi ansietas
Observasi:
- Untuk mengoptimalkan
Kelas: 1 tidur/istirahat
-
tingkat kenyamanan
-
-
tingkat nyeri
minum dengan waktu tidur
Definisi: gangguan kualitas -
istirahat: tingkat dan pola
dan kuantitas waktu tidur -
tidur: tingkat dan pola
-
akibat faktor eksternal
Batasan karakteristik: Perubahan
pola
atau
catat - Untuk mengetahui berapa
kebutuhan
tidur
pasien lama kebutuhan tidur pasien
-
tidur keperawatan selama … x24 jam, masalah nyeri akut
-
Ketidak puasan tidur
pasien teratasi dengan
-
menyatakan tidak merasa -
setiap harinya
Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan
normal
sesuai kebetuhan
monitor
setiap hari dan jam criteria hasil:
-
monitor waktu makan dan kebutuhan tidur pasien
determinasi medikasi
efek-efek Mandiri: terhadap
pola -
tidur -
jumlah jam tidur dalam
39
fasilitasi
untuk
mempertahankan aktivitas
Untuk
mencegah
terjadinya
gangguan
pola tidur karena efek medikasi.
cukup istirahat
batas normal 6 sampai 8 jam perhari
faktor yang berhubungan: -
gangguan
-
kurang control tidur
-
-
sebelum tidur
-
Untuk timbulnya
HE:
merangsang keletihan
pola tidur, kualitas dalam -
Jelaskan pentingnya tidur
sehingga pasien lebih
batas normal
yang adekuat
mudah dalam istirahat.
perasaan
segar
sesudah -
tidur atau istirahat
Instruksikan untuk monitor HE: tidur pasien
-
Agar pasien memahami
Kolaborasi:
pentingnya
-
tidur.
Kolaborasi pemberian obat tidur
-
-
Diskusikan dengan pasien
kebutuhan
Agar pola tidur pasien terjaga dan teratur.
dan keluarga tentang tehnik tidur pasien
Kolaborasi: -
Untuk membantu pasien mencapai kebutuhan tidurnya.
-
Untuk membantu pasien menemukan cara mudah untuk tidur.
-
40
8.
Resiko infeksi (00004) Domain:
NOC 11 -
NIC
Observasi
Status imun
Observasi:
-Untuk mencegah terjadinya
Keperahan infeksi
-
keamanan/perlindungan
-
Kelas: 1 infeksi
criteria hasil:
Definisi: beresiko terhadap invasi organisme patogen
infeksi
Setelah dilakukan tindakan
jam, masalah nyeri akut
terhadap infeksi
mencegah terjadinya infeksi
Pantau hasil laboratorium
-Untuk mengetahui
-
Penekanan sistem imun
-
-
Penngkatan
pemajanan
-
patogen
-
Terbebas dari tanda dan gejala infeksi
-
kerentanan terjadinya infeksi dan
Faktor resiko infeksi akan Mandiri: hilang
tehadap -
Kerusakan jaringan
Kaji faktor yang dapat yang dapat memicu meningkatkan
pasien teratasi dengan
-
-
-Untuk mengetahui faktor
keperawatan selama … x24
Faktor resiko:
lingkungan
Pantau tanda dan gejala infeksi
-
Mengindikasikan
status -
gastrointestinal,
penyebab terjadinya infeksi
Perawatan
sirkulasi: Mandiri :
insufisiensi arteri
-Untuk mengembalikan
Skrining kesehatan
sirkulasi pembuluh darah
Pengendalian infeksi
arteri dapat menutup dan membuka dengan normal.
HE:
pernafasan,
genitourinari, -
instruksikan untuk menjaga - Untuk mengetahui keadaan
dan
dalam
higiene
imun
batas
normal.
personal
untuk normal atau abnormal organ
melindungi tubuh terhadap tubuh maupun fungsinya infeksi -
41
bantu
-Untuk menyembuhkan pasien/keluarga infeksi
untuk faktor
mengidentifikasi lingkungan
hidup
atau
kesehatan
gaya HE : praktek yang
meingkatkan resiko infeksi -
untuk melindungi tubuh terhadap infeksi
-
Agar
pasien
dan
pengendalian
infeksi:
keluarga
ajarkan
dengan
faktor-faktor yang dapat
pasien
mengetahui
keluarga mengenai tanda
mempengaruhi
dan gejala infeksi serta
infeksi.
kapan harus melakukannya -
Agar pasien mengetahui
kepenyedia
tanda dan gejala infeksi
layanan
resiko
kesehatan Kolaborasi: -
Kolaborasi: -
-
Untuk mengurangi dan
Berikan terapi antibiotik
membunuh bakteri atau
bila diperlukan
virus penyebab infeksi.
Melakukan
tindakan -
operasi apabila diperlukan
Untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada pasien.
42
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses. Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua.
4.2 Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan. Selain itu, dapat juga dijadikan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan.
43
DAFTAR PUSTAKA Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 20122014. EGC: Jakarta Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis Dan Nanda Nic – Noc Edisi Revisi Jilid 2. Media Action : Yogjakarta. Price &Wilson, (2007). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6, Volume1. EGC: Jakarta. Sjamsuhidajat. 2006. Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2011). Diagnosis Keperawatan Edisi 9. EGC:Jakarta.
Chahayaningrum,Tenti. 2012.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
LaparatomiPada Ileus Obstruksi Di Instalasi Bedah SentralRsud Dr Moewardi Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta (jurnal). Indrayani, M Novi. 2013. Diagnosis Dan Tata Laksana Ileus Obstruktif. Universitas Udayana : Denpasar (jurnal) Pasaribu,Nelly. 2012. Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif Yang Dirawat Inap Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010.Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara (jurnal) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II.pd f . diakses pada tanggal 7 November 2015
44
45