Asuhan Keperawatan Usus Jd.docx

  • Uploaded by: jumi apritasari
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Usus Jd.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,383
  • Pages: 46
ASUHAN KEPERAWATAN OBSTRUKSI USUS

DISUSUN OLEH : 1. POPI PRASTIKA NINGSIH NIM. 1826010077.P 2.

SINDI DWI PUTRI NIM. 1826010081.P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

0

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkatkan kepada ALLAH SWT. Yang telah memberikan kesehatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah asuhan keperawatan OBSTRUKSI USUS. Dengan pembuatan makalah ini kami berharap tulisan yang kami buat dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan membuat asuhan keperawatan. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami pada pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa diterima dengan baik. Serta permohonan maaf atas ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini , karena seperti kata pepatah ‘tak ada gading yang tak retak’ begitupun dengan makalah ini. Terima kasih.

Bengkulu,

April 2019

PENYUSUN

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1 DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG................................................................................. 3 2. TUJUAN .................................................................................................... 5 BAB II KONSEP MEDIS 1. DEFINISI ................................................................................................... 6 2. ETIOLOGI ................................................................................................. 6 3. PROGNOSIS .............................................................................................. 7 4. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................... 7 5. KLASIFIKASI ........................................................................................... 8 6. PATOFISIOLOGI .................................................................................... 9 7. KOMPLIKASI ......................................................................................... 11 8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ............................................................ 12 9. PENATALAKSANAAN ......................................................................... 15 BAB III KONSEP KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN ......................................................................................... 17 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................. 20 3. WOC ........................................................................................................ 22 4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ............................................. 24 BAB IV PENUTUP 1. KESIMPULAN ........................................................................................ 47 2. SARAN .................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obstruksi ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominal yang sering dijumpai. Sekitar 20% pasien datang kerumah sakit datang dengan keluhan nyeri abdomen karena obstruksi pada saluran cerna, 80% terjadi pada usus halus.Obstruksi ileus adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana menghambat proses pencernaan secara normal (Sjamsuhidayat, 2006). Salah satu pelayanan kesehatan yang di lakukan di rumah sakit adalah pelayanan pembedahan. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, prosedur tindakan pembedahan pun mengalami kemajuan pesat. Sejumlah penyakit merupakan indikasi untuk dilakukan pembedahan adalah laparotomi. Tindakan operasi atau laparotomi merupakan peristiwa kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang baik bio, psiko, maupun sosial (Razid, 2010) Angka kejadian di Indonesia menunjukan kasus laparotomi meningkat dari 162 kasus pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada 2006 dan 1281 kasus pada tahun 2007 (Depkes RI, 2007) . World Health Organization (WHO) tahun 1998, memperkirakan penyakitpada saluran pencernaan akan tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia pada tahun 2020 mendatang.4 Diantara negara SEAMIC (Southeast Asia Medical Information Center) tahun 2002, Indonesia menempati urutan ke-2 negara yang memiliki angka insiden rate akibat penyakit saluran pencernaanIleus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Dari data diatas kami tertarik untuk membahas konsep medic dan konsep keperawatan dari penyakit ileus obstruktif secara mendalam.

3

1.2 Tujuan 1. Konsep medis Ileus obstruktif : 

Untuk mengetahui Definisi Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Etiologi Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Prognosis Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Manifestasi klinis Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Klasifikasi Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Patofisiologi Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Komplikasi Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnosis Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Penatalaksanaan Ileus obstruktif.

2. Konsep keperawatan : 

Untuk mengetahui Pengkajian terhadap klien dengan Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan terhadap klien dengan Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui WOC terhadap klien dengan Ileus obstruktif.



Untuk mengetahui Rencana asuhan keperawatan terhadap klien dengan Ileus obstruktif.

4

BAB II KONSEP MEDIS 2.1 Definisi Ileus atau obstruksi usus adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total.Intestinal obstruction terjadi ketika isi usus tidak dapat melewati saluran gastrointestinal(Nurarif& Kusuma, 2015). Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan (Indrayani, 2013). Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses(Nurarif& Kusuma, 2015). 2.2 Etiologi Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain 1. Hernia inkarserata : Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi (penyempitan)dan

strangulasi

usus

(sumbatan

usus

menyebabkan

terhentinya aliran darah ke usus). Pada anak dapatdikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun, jikapercobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus diadakanherniotomi segera (Indrayani, 2013)

5

2. Non hernia inkarserata, antara lain : a. Adhesi atau perlekatan usus Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Dapat berupa perlengketanmungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum.Ileus karena adhesi biasanya tidak disertai

strangulasi.

Obstruksi

yang

disebabkan

oleh

adhesi

berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak (Indrayani, 2013). b. Invaginasi (intususepsi) Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatikkarena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengankomplikasi perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dandipastikan dengan pemeriksaan Rontgen dengan pemberian enema barium (Indrayani,2013). c . Askariasis Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi (Indrayani,2013).

6

d. Volvulus Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis sehingga pasase (gangguan perjalanan makanan) terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami strangulasi (Indrayani,2013). e . Tumor Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali jika ia menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus (Indrayani,2013). f. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul (koneksi abnormal antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur lainnya) dari saluran empedu keduodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke raktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi. Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma (anker yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi organorgan tubuh) , terutama pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal (Indrayani,2013).

2.3 Prognosis Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi,tempatdan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinyaterhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada

7

obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus (Indrayani,2013).

2.4 Manifestasi Klinis a. Mekanik sederhana – usus halus atas Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah, peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen. b. Mekanik sederhana – usus halus bawah Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus meningkat, nyeri tekan abdomen. c. Mekanik sederhana – kolon Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen. d. Obstruksi mekanik parsial Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan. e. Strangulasi Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir, distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar. (Price &Wilson, 2007)

8

2.5 Klasifikasi Menurut sifat sumbatannya Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan : a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus (Pasaribu, 2012).

Menurut letak sumbatannya Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 2 : a) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus b) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (Pasaribu, 2012).

Menurut etiologinya Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3: a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi (postoperative),

hernia

(inguinal,

femoral,

umbilical),

neoplasma

(karsinoma), dan abses intraabdominal. b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi. c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus, misalnya benda asing, batu empedu (Pasaribu, 2012).

9

Menurut stadiumnya ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antaralain : a) Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit. b) Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah). c) Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren (Indrayani, 2013).

10

Hernia inkarserata, adhesi, intususepsi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu

ILEUS OBSTRUKTIF

2.6 Patofisiologi Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak obstruktif

Distensi abdomen

Poliferasi bakteri cepat

pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang infark bakteri melepas endotoksin,

Gelombang peristaltic berbalik arah, isi usus terdorong ke lambung kemudian mulut

Gangguan peristaltic usus

Tekanan intralumen ↑

Asam lambung ↑ Kimus sulit dicerna usus

Tekanan vena & arteri ↓

Iskemia dinding usus

Kerja usus melemah

Mual muntah Kehilangan cairan menuju ruang peritonium

Impuls  hipotalamus bagian termoregulator melalui ductus thoracicus Suhu tubuh ↑ hipertermi

Metabolism anaerob Merangsang pengeluaran mediator kimia

Merangsang reseptor nyeri Nyeri akut

Pelepasan bakteri & toksin dr usus yg nekrotik ke dlm peritonium

Reaksi hospitalisasi

cemas

mual Sulit BAB

ansietas

dehidrasi Intake cairan ↓

melepaskan zat pirogen

Klien rawat inap

konstipasi

Cairan intrasel ↓ Resiko syok (hipovolemia)

Resiko infeksi

Merangsang susunan saraf otonom, mengaktivasi norepinephrine 11

Saraf simpatis terangsang utk mengaktivasi RAS mengaktifkan kerja organ tubuh

REM ↓

Pasien terjaga Gangguan pola tidur

2.7 Komplikasi a) Peritonitis septicemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peradangan pada selaput rongga perut (peritonium) yang disebabkan oleh terdapatnya bakteri dalam dalah (bakteremia). b) Syok hypovolemia terjadi abikat terjadi dehidrasi dan kekurangan volume cairan. c) Perforasiusus adalah suatu kondisi yang ditandai dengan terbentuknya suatu lubang usus yang menyebabkan kebocoran isi usus ke dalam rongga perut. Kebocoran ini dapat menyebabkan peritonitis d) Nekrosisusus adalah adanya kematian jaringan pada usus e) Sepsis adalah infeksi berat di dalam darah karena adanya bakteri. f) Abses adalah kondisi medis dimana terkumpulnya nanah didaerah anus oleh bakteri atau kelenjar yang tersumbat pada anus. g) Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh sudah tidak bisa mengabsorpsi nutrisi karena pembedahan. h) Gangguan elektrolit ; terjadi karena hipovolemik 2.8 Pemeriksa Diagnostic 1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) : meningkat akibat dehidrasi 2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah. 3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan valvula connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar (distribusi perifer/bayangan haustra tidak terlihat di seluruh lebar usus) b. Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)

12

4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat dan penyebab. 5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu, 2012).

2.9 Penatalaksanaan Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadangkadang suatupenyumbatan sembuh dengansendirinya tanpa pengobatan, terutama jikadisebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat dirumah sakit(Nurarif& Kusuma, 2015). 1. Persiapan Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi

danmengurangi

distensi

abdomen

(dekompresi).

Pasien

dipuasakan, kemudiandilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum.Setelah keadaanoptimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksiparsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan konservatif(Nurarif& Kusuma, 2015). 2. Operasi Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organorganvital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalahpembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila

:-Strangulasi-Obstruksi

lengkap-Hernia

inkarserata-Tidak

ada

perbaikan dengan pengobatankonservatif (dengan pemasangan NGT, infus,oksigen dan kateter)(Nurarif& Kusuma, 2015). 3. Pasca Bedah Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan danelektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus

13

memberikankalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalamkeadaan paralitik(Nurarif& Kusuma, 2015).

14

BAB III KONSEP KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian I.

Pengkajian a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan gaya hidup. b. Riwayat kesehatan  Keluhan utama . Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan kaku.  Riwayat kesehatan sekarang Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST : P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan. Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau

terus- menerus (menetap).

R : Di daerah mana gejala dirasakan S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1 s/d 10. T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingan keluhan.  Riwayat kesehatan masa lalu Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obatobatan.

15

 Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.

II.

Pemeriksaan a. Aktivitas/istirahat Gejala :Kelelahan dan ngantuk. Tanda :Kesulitan ambulasi b. Sirkulasi Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok) c. Eliminasi Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan Flatus Tanda :Perubahan warna urine dan feces d. Makanan/cairan Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus. Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah pecah.Kulit buruk. e. Nyeri/Kenyamanan Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik. Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan f. Pernapasan Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan, Tanda : Napas pendek dan dangkal

3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Mual (00134, domain 12 kenyamanan, kelas 1 kenyamanan fisik) 2. Konstipasi (00011, domain: 3 eliminasi dan pertukaran, kelas: 2 fungsi gastrointestinal) 3. Resiko syok (hipovolemia) (00205, Domain: 11 keamanan/perlindungan, Kelas: 2 cedera fisik) 4. Nyeri akut(00132, Domain 12 : Kenyamanan Kelas 1 : Kenyamanan Fisik)

16

5. Ansietas (00146, domain 9 koping atau toleransi terhadap stress, kelas 2 respon koping) 6. Hipertermi (00007, domain 11 keamanan atau perlindungan, kelas 5 proses defensive) 7. Ganguan pola tidur (00095, domain 4 aktivitas/istirahat, kelas 1 tidur/istirahat)

17

3.3 Web of caution (WOC)

18

19

20

3.4 Rencana keperawatan No. Dx keperawatan

NOC

NIC

Rasional

1.

NOC :

NIC

Observasi -

Mual (00134) Domain: 12 (kenyamanan)

-

Selera makan

Observasi

Kelas: 1 (kenyamanan fisik)

-

Status gizi



-

Tingkat kenyamanan

mual pada pasien

-

Pengendalian mual dan 

Kaji penyebab mual

Definisi: perasaan subjektif , seperti gelombang yang

gejala

gejala

subjektif

belakang tenggorokan,

Kriteria hasil :

epigastrium, atau abdomen

Setelah

yang mendorong keinginan

Keperawatan

-

-

dilakukan

-

mengetahui



efek samping obat

Manajemen cairan/elektrolit

Mandiri

Manajemen mual

-

Mengatur dan mencegah komplikasi

Manajemen muntah

akibat

perubahan kadar cairan

Tidak ada tanda-tanda mal

makanan

-

Berat badan stabil

Sensasi ingin muntah

-

Pasien

tidak

Untuk

akibat efek penyakit atau

tindakan

nutrisi.

Menghindari

yang

Mandiri

... X 24 jam  Berat badan stabil dan nutrisi  -

mual

apakah mual dirasakan

teratasi dengan Batasan karakteristik:

mengetahui

dirasakan oleh pasien

muntah

tidak menyenangkan di

untuk muntah.

Pantau

Untuk

dan elektrolit

HE

 Jelaskan penyebab mual

mengalami

 Beritahu pasien seberapa lama kemungkinan mual

21

-

Mencegah

dan

meredakan mual -

Mencergah

dan

-

-

saliva -

Melaporkan “mual” atau “eneg”

-

mual muntah.

Peningkatan produksi

-

Rasa asam di dalam mulut

akan terjadi

Melaporkan terbebas dari  Ajarkan pasien menelan mual untuk secara sadar atau HE Mengidentifikasi dan - Menginformasikan nafas dalam melakukan tindakan yang Kolaborasi dapat menurunkan mual  Berikan obat 

Faktor yang berhubungan: -

Iritasi lambung (mis. Akibat

penyebab-penyebab yang

antiemetic

dapat

sesuai anjuran

menimbulkan mual

Manajemen cairan: berikan -

Agar

terapi IV, sesuai anjuran

menangani

klien

dapat

mual

saat

mual itu dirasakan.

agen -

farmakologis (seperti

Untuk mengurangi stress dan

mengalihkan

inflamasi nonsteroid,

perhatian

dari

steroid,

sehingga

aspirin,

-

meredakan muntah

obat

anti

antibiotic),

mual, dapat

alcohol, zat besi, dan

membantu pasien untuk

darah.

makan

dan

minum.

Selain

itu

untuk

Distensi (mis.

lambung

mekenan reflex muntah

Akibat

Kolaborasi

pengosongan

22

lambung

yang

lambat;

-

obstruksi

dan

pylorus usus; distensi genitourinarius

pasien untuk makan

dan

-

Untuk memenuhi cairan yang hilang akibat mual

bagian atas; kompresi

dan muntah

pada

lambung, hati limpa atau

organ

pembesaran

lain; yang

memperlambat fungsi lambung;

kelebihan

asupan makanan) Agen

farmakologis

(mis. Analgesic, anti virus

untuk

HIV,

aspirin, opioid) dan agen kemoterapeutik -

memungkinkan

biliaris; stasis usus

eksternal

-

Untuk mengurangi mual

Toksin

23

2.

Konstipasi (00011)

NIC :

Observasi

domain: 3 eliminasi dan  Defekasi

Observasi

-

pertukaran

 Monitor tanda dan gejala

kelas:

NOC :

Kriteria Hasil : 2

fungsi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24

gastrointestinal



jam, masalah konstipasi Definisi

:

Kaji dan dokumentasikan: (warna

Penurunan pasien teratasi dengan

dan

pertama

pascaoperasi;

yang

pengeluaran

dibuktikan oleh indikator

warna

feses yang sulit atau tidak

defekasi sebagai berikut:

feses;

lampias

atau

pengeluaran -

konsisensi -

feses

frekuensi normal defekasi  Konstipasi menurun disertai

dan gejala sulit BAB -

konstipasi

dan

frekuensi, konsistensi

keluarnya

untuk mengetahui tanda

flatus; -

sebagai acuan rencana penanganan yang efektif melihat

apakah

konstipasi

dapat

menyebabkan komplikasi peritonitis melihat

faktor

Tidak mengalami

adanya impaksi; ada atau

berkontribusi

feses yang sangat keras dan

gangguan pola eliminasi

tidak ada bisisng usus dan

konstipasi

kering

(dalam rentang yang

distensi

pada Mandiri keempat kuadran abdomen - membentuk

diharapkan) Batasan Karakteristik : 

Nyeri abdomen



Nyeri tekan pada

-

Tidak ada gangguan feses lunak dan membentuk

-

Tidak mengalami



pada

abdomen

dan

Pantau tanda dan gejala

mempertahankan

ruptur usus atau peritonitis

eliminasi defekasi yang teratur

24

yang

pola



abdomen dengan atau

gangguan mengeluarkan

tanpa resistensi otot

feses tanpa bantuan

(misalnya

Tidak ada darah dalam

tirah baring, dan diet) yang HE

feses

dapat menyebabkan atau -

untuk

Tidak nyeri saat defekasi

berkontribusi

pengeluaran feses tanpa

yang dapat dipalpasi. 

Anoreksia



Perasaan penu atau

-

-

mencegah

dan

mengatasi konstipasi

pengobatan,

terhadap

memfasilitasi

nyeri

konstipasi

tekanan pada rektum 

faktor -

Identifikasi

-

Peningkatan tekanan

agar

pasien

dapat

abdomen

Mandiri

menghindari obat yang



Indigesti

- manajemen defekasi

dapat



Mual

- manajemen konstipasi

konstipasi



Nyeri saat defekasi



Tampilan atipikal

HE

pada lansia

 Anjurkan

-

pasien

untuk

menghindari

pasien

mengonsumsi

makanan

untuk

mengakibatkan

yang

(misalnya,perubahan

meminta obat nyeri sebelum

diperbolehkan/

status

defekasi

serat

 Informasikan kepada pasien -

mental,inkontinensia urine, jatu tanpa

kemungkinan

sebab jelas,dan

akibat obat

konstipasi

untuk

rendah

mencegah

perubahan pada tanda vital, perdarahan kolaborasi

25

tidak

 Ajarkan

peningkatan suhu 

tentang efek diet (misalnya,

yang berserat agar

Darah merah segar

cairan

mempermudah dalam

menyertai

eliminasi

dan

serat)

 Tekankan

Perubahan pada suara

menghindari

abdomen

selama defekasi

(borborigmi) 

meningkatkan makanan

tubuh.

pengeluaran feses 

pasien -

kepada

pada

BAB pentingnya mengejan

tercapainya intervensi yang diberikan dengan mendengar apakah

Kolaborasi 

untuk mengetahui

Konsultasi dengan ahli

bising usus normal atau

defekasi

gizi untuk meningkatkan

tidak



Penurunan frekuensi

serat dan ciran dalam diet



Penurunan volume

Perubahan pada pola



Konsultasi dengan dokter

feses

tentang penurunan atau



Distensi abdomen

peningkatan



Feses yang

bising usus

kering,keras,dan padat 

Bising usus hipoaktif

26

frekuensi

atau hiperaktif 

Pengeluaran feses cair



Massa abdomen dapat dipalpasi



Massa rectal dapat dipalpasi



Bunyi pekak pada perkusi abdomen



Adanya feses seperti pasta direktum



Flatus berat



Mengejan saat defekasi



Tidak mampu mengeluarkan feses



Muntah.

Faktor yang Berhubungan

27

:  Fungsional Kelemahan otot abdomen Kebiasan defekasi yang tidak teratur Perubahan lingkungan saat ini  Psikologis Depresi Stress emosi Konfusi mental  Farmakologi Antasida yang mengandung aluminium Kalsium karbonat  Mekanis Ketidakseimbangan

28

elektrolit Obesitas Hemoroid  Fisiologis Dehidrasi Pola makan yang buruk. 3.

Resiko syok (hipovolemik) NOC

NIC

Observasi

(00205)

-

Domain:

-

pencegahan syok

Observasi:

11 -

manajemen syok

-

monitor input dan output

yang masuk dan keluar

-

monitor tanda awal syok

dari dalam tubuh

-

monitor status cairan

keamanan/perlindungan Kelas: 2 cedera fisik

Criteria hasil: Setelah dilakukan tindakan

Definisi: rentan mengalami keperawatan selama … x24

-

untuk mengetahui tandatanda syok yang terjadi

Mandiri: -

melihat jumlah cairan

tempatkan

pasien

pada klien

kaki -

mengetahui

ketidakcukupan aliran darah jam, masalah pasien teratasi

posisi

ke

elevasi

ketidakseimbangan cairan pada klien

jaringan

tubuh,

yang dengan

supinasi,

pada

dapat

mengakibatkan -

nadi dalam batas yang -

berikan cairan intravena

disfungsi

seluler

diharapkan

dan oral dengan tepat

yang

mengancam jiwa, yang dapat -

irama

pernafasan

mengganggu kesehatan.

batas yang diharapkan

Mandiri

dalam HE: -

29

ajarkan

keluarga

dan

untuk

peningkatan

preload dengan tepat

Faktor resiko:

serum-serum

elektrolit

dalam batas normal -

pasien tentang tanda dan -

untuk mengganti cairan

gejala datangnya syok

yang hilang

-

Hipovolemia

ajarkan

keluarga

dan -

-

Hipoksemia

pasien

tentang

langkah HE

-

Hipoksia

untuk

mengatasi

gejala -

-

Infeksi

syok

-

sepsis

Menambah

informasi

pada klien dan keluarga mengenai syok

Kolaborasi: -

Agar klien dan keluarga dapat mengatasi syok secara mandiri

Kolaborasi : 4.

Nyeri akut (00132) Domain NOC :

NIC :

12 : Kenyamanan Kelas 1 :  Pengendalian nyeri

Observasi

Definisi

:

Pengalaman Kriteria Hasil :

sensori dan emosi yang tidak menyenangkan

 Lakukan pengkajian nyeri

 Tingkat nyeri

Kenyamanan Fisik)

Setelah dilakukan tindakan

akibat keperawatan selama … x24

adanya kerusakan jaringan jam, masalah nyeri akut

30

Observasi -

Untuk

mengetahui

nyeri

secara

secara komprehensif

keseluruhan meliputi

termasuk lokasi,

lokasi

nyeri,

karakteristik, durasi,

karakteristik

nyer,

frekuensi, kualitas dan

durasi

nyeri,

faktor presipitasi

frekuensi

nyeri,

 Observasi reaksi nonverbal

yang actual atau potensial, pasien teratasi dengan atau

digambarkan

dengan

kualitas dan faktor presipitasi

dari ketidaknyamanan

istilah seperti (International  Memperlihatkan

 Evaluasi pengalaman nyeri

nyeri

yang dirasakan

Association forbthe study of

pengendalian nyeri yang

pain) ; awitan yang tiba-tiba

dibuktikan oleh indikator

atau

dengan

sebagai berikut:

Mandiri

ketidaknyamanan

sampai

- Sering mengalami

 Ajarkan tentang teknik non

yang dirasakan klien

perlahan

intensitas

ringan

berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diantisipasi

atau

dapat

diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan.

awitan nyeri - Sering menggunakan tindakan pencegahan



Mengucapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat



Posisi untuk

Untuk

mengetahui

reaksi nonverbal dari

-

farmakologi (distraksi,

Untuk

mengetahui

tehnik relaksasi, imajinasi

pengalaman

nyeri

terbimbing, dll)

klien dimasa lampau

- Sering melaporkan nyeri dapat dikendalikan

HE

 Menunjukkan tingkat nyeri Batasan Karakteristik :

-

masa lampau

 Informasikan kepada pasien

yang dibuktikan dengan

tenang prosedur yang dapat

indikator sebagai berikut:

meningkatkan nyeri dan

- Tidak ada ekspresi nyeri

tawarkan strategi koping

pada wajah

yang disarankan

- Tidak ada gelisah atau

 Intstruksikan pasien untuk

ketegangan otot

Mandiri -

Untuk

mengurangi

nyeri yang dirasakan

HE -

Agar

klien

dapat

mencegah meningkatnya nyeri

31

mengindari nyeri 

Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga rentang

- Tidak ada durasi episode nyeri - Tidak merintih dan

perawat jika peredaan nyeri

menggunakan

tida dapat dicapai

strategi koping -

- Tidak gelisah

 Tentukan pilihan analgesik

tindakan

kaku)

beratnya nyeri  Tentukan analgesik pilihan,

(misalnya,diaphoresi

rute pemberian, dan dosis

s,perubahan tekanan

optimal

terapi

keperawatan

Kolaborasi -

Agar analgesik (obat penahan sakit) dapat

 Berikan analgesik tepat

diberikan sesuai tipe

nadi ; dilatasi pupil).

waktu terutama saat nyeri

dan beratnya nyeri

Perubahan selera

hebat

sehingga nyeri dapat teratasi.

makan 

mengetahui

tercapainya

tergantung tipe dan

Respon autonomic

Untuk

Kolaborasi

bertenaga sampai

dara,pernapasan atau 

dengan

menangis

dari lemas tidak



menginformasikan kepada

-

Perilaku distraksi

Agar analgesik (obat

(misalnya,mondar-

penahan sakit) dapat

mandir,mencari

diberikan sesuai rute pemberian dan dosis

32

orang dan/atau

sehingga nyeri dapat

aktivitas

teratasi.

lain,aktivitas 

-

berulang).

penahan sakit) dapat

Perilaku ekspresif

diberikan sesuai rute

(misalnya

pemberian dan dosis

gelisah,merintih,men

sehingga nyeri dapat

angis, kewaspadaan

teratasi. -

berlebian,peka

Agar analgesik (obat

terhadap

penahan sakit) dapat

rangsang,dan

diberikan saat nyeri

menghela napas

hebat sehingga nyeri

panjang).

dapat berkurang



Wajah topeng (nyeri)



Bukti nyeri yang dapat diamati



Agar analgesik (obat

Gangguan tidur (mata terlihat

33

kuyu,gerakan tidak teratur atau tidk menentu,dan menyeringai).

Faktor yang Berhubungan : Agens-agens

penyebab

cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik, dan psikologis) 5.

Ansietas (00146) Domain:

9

koping

NOC atau -

toleransi terhadap stress

-

Kelas: 2 respon koping Definisi:

perasaan

tidak -

NIC

Tingkat ansietas

Observasi -

Observasi: Kaji

ansietas

tingkat kecemasan pasien

diukur

dengan

Konsentrasi

termasuk reaksi fisik

HARS

(Hamilton

-

Gali

dokumentasi

mengetahui

Pengendalian diri terhadap -

Koping

dan

Untuk

bersama

pasien

nyaman atau kekhawatiran

tentang

yang sangat disertai respons Criteria hasil:

berhasil dan tidak berhasil

autonom (sumber sering kali

menurunkan ansietas

Setelah dilakukan tindakan

34

tehnik

kecemasan

yang

Anxiety

yang

Rating

Scale) -

Agar perawat dapat melanjutkan

tidak

spesifik

diketahui

atau

oleh

perasaan

tidak keperawatan selama … x24

tindakan

individu), jam, masalah nyeri akut

takut

yang pasien teratasi dengan

Mandiri:

keperawatan

-

Bimbingan antisipasi

selanjutnya

disebabkan oleh antisipasi -

Ansietas berkurang

-

Penurunan ansietas

terhadap bahaya

Menunjukkan

-

Tehnik menenangkan diri

-

pengendalian diri terhadap -

Peningkatan koping

ansietas

Dukungan emosi

-

Mandiri -

Batasan karakteristik:

klien

dapat

mempersiapkan diri

-

Gelisah

HE:

-

resah

-

-

Peningkatan ketegangan

-

Kesedihan

-

Agar

sebelum

Informasikan

tentang

gejala ansietas

yang

-

sesuatu -

Ajarkan anggota keluarga

mendalam

bagaimana

membedakan

Nyeri mendalam

antara serangan panic dan gejala penyakit fisik

terjadi

Untuk

mengurangi

ansietas klien -

Untuk menenangkan diri terdahap ansietas

-

Faktor yang berhubungan:

Untuk mengurangi rasa ansietas pada

-

Stress

Kolaborasi:

-

Kebutuhan yang tidak

-

terpenuhi

Berikan

klien obat

untuk

menurunkan ansietas jika

35

-

Untuk

mendukung

klien

mengurangi

-

Terpajan toksin

perlu. -

Beri

ansietas dorongan

kepada

dirasakan

pasien

untuk

mengungkapkan

secara HE

verbal pikiran dan perasaan

yang

-

Agar

klien

/

keluarga klien dapat mengetahui

gejala

nyeri -

Agar keluarga klien dapat

membedakan

serangan panik dan gejala penyakit fisik

Kolaborasi -

untuk

mengurangi

ansietas

yang

dirasakan klien -

agar perawat dapat mengetahui

36

tercapainya tindakan keperawatan

yang

dilakukan agar dapat melakukan tindakan keperawatan selanjutnya 6.

Hipertermi (00007)

NOC

NIC

Observasi

Domain: 11 keamanan atau -

Termoregulasi

Observasi:

perlindungan

Tanda-tanda vital

-

Pantau hidrasi

-

Pantau

-

Kelas: 5 proses defensive

tubuh diatas rentang normal

Batasan karakteristik: -

-

tekanan

darah,

denyut nadi, dan frekuensi

Kriteria Hasil: Definisi: peningkatan suhu

-

Setelah dilakukan tindakan

pernafasan

keperawatan selama … x24

untuk

mengetahui

pengeluaran

cairan

saat

terjadi

hipertermi -

untuk

mengetahui

ketidaknormalan

jam, masalah nyeri akut

Mandiri:

tekanan

pasien teratasi dengan

-

Terapi demam : Kompres

denyut

dengan air hangat

frekuensi pernapasan

Regulasi suhu

saat

Gunakan mandi air hangat

hipertermi

Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal

-

Suhu tetap normal

-

Teraba hangat

-

Keseimbangan cairan tetap stabil

37

darah, nadi

dan

terjadi

Faktor yang berhubungan: -

Dehidrasi

-

Penyakit atau trauma

-

Peningkatan

-

Komplikasi seperti kejang HE: dapat dihindari

-

Mandiri

Ajarkan

pasien

atau

-

keluarga dalam mengukur laju

mengenali

-

secara

mengurangi

hipertermi klien

suhu untuk mencegah dan

metabolisme

untuk

-

dini

agar

klien

mempertahankan

hipertermia

suhu

Ajarkan indikasi keletihan

batas normal

akibat panas dan tindak kedaruratan

dapat

-

yang

klien

untuk

mengurangi

gangguan

diperlukan

pada

suhu

tubuh klien HE -

Kolaborasi: -

Berikan

obat

antipiretik

agar

klien

mencegah

jika perlu

dapat dan

mengenali hipertermia

secara

komprehensif -

agar

tidak

keletihan

terjadi akibat

panas dan tindakan

38

kedaruratan

saat

terjadi hipertermia

Kolaborasi -

untuk

mengurangi

suhu tubuh klien 7.

Ganguan pola tidur (00095)

NOC

NIC

Observasi:

Domain: 4 aktivitas/istirahat

-

reduksi ansietas

Observasi:

- Untuk mengoptimalkan

Kelas: 1 tidur/istirahat

-

tingkat kenyamanan

-

-

tingkat nyeri

minum dengan waktu tidur

Definisi: gangguan kualitas -

istirahat: tingkat dan pola

dan kuantitas waktu tidur -

tidur: tingkat dan pola

-

akibat faktor eksternal

Batasan karakteristik: Perubahan

pola

atau

catat - Untuk mengetahui berapa

kebutuhan

tidur

pasien lama kebutuhan tidur pasien

-

tidur keperawatan selama … x24 jam, masalah nyeri akut

-

Ketidak puasan tidur

pasien teratasi dengan

-

menyatakan tidak merasa -

setiap harinya

Mandiri:

Setelah dilakukan tindakan

normal

sesuai kebetuhan

monitor

setiap hari dan jam criteria hasil:

-

monitor waktu makan dan kebutuhan tidur pasien

determinasi medikasi

efek-efek Mandiri: terhadap

pola -

tidur -

jumlah jam tidur dalam

39

fasilitasi

untuk

mempertahankan aktivitas

Untuk

mencegah

terjadinya

gangguan

pola tidur karena efek medikasi.

cukup istirahat

batas normal 6 sampai 8 jam perhari

faktor yang berhubungan: -

gangguan

-

kurang control tidur

-

-

sebelum tidur

-

Untuk timbulnya

HE:

merangsang keletihan

pola tidur, kualitas dalam -

Jelaskan pentingnya tidur

sehingga pasien lebih

batas normal

yang adekuat

mudah dalam istirahat.

perasaan

segar

sesudah -

tidur atau istirahat

Instruksikan untuk monitor HE: tidur pasien

-

Agar pasien memahami

Kolaborasi:

pentingnya

-

tidur.

Kolaborasi pemberian obat tidur

-

-

Diskusikan dengan pasien

kebutuhan

Agar pola tidur pasien terjaga dan teratur.

dan keluarga tentang tehnik tidur pasien

Kolaborasi: -

Untuk membantu pasien mencapai kebutuhan tidurnya.

-

Untuk membantu pasien menemukan cara mudah untuk tidur.

-

40

8.

Resiko infeksi (00004) Domain:

NOC 11 -

NIC

Observasi

Status imun

Observasi:

-Untuk mencegah terjadinya

Keperahan infeksi

-

keamanan/perlindungan

-

Kelas: 1 infeksi

criteria hasil:

Definisi: beresiko terhadap invasi organisme patogen

infeksi

Setelah dilakukan tindakan

jam, masalah nyeri akut

terhadap infeksi

mencegah terjadinya infeksi

Pantau hasil laboratorium

-Untuk mengetahui

-

Penekanan sistem imun

-

-

Penngkatan

pemajanan

-

patogen

-

Terbebas dari tanda dan gejala infeksi

-

kerentanan terjadinya infeksi dan

Faktor resiko infeksi akan Mandiri: hilang

tehadap -

Kerusakan jaringan

Kaji faktor yang dapat yang dapat memicu meningkatkan

pasien teratasi dengan

-

-

-Untuk mengetahui faktor

keperawatan selama … x24

Faktor resiko:

lingkungan

Pantau tanda dan gejala infeksi

-

Mengindikasikan

status -

gastrointestinal,

penyebab terjadinya infeksi

Perawatan

sirkulasi: Mandiri :

insufisiensi arteri

-Untuk mengembalikan

Skrining kesehatan

sirkulasi pembuluh darah

Pengendalian infeksi

arteri dapat menutup dan membuka dengan normal.

HE:

pernafasan,

genitourinari, -

instruksikan untuk menjaga - Untuk mengetahui keadaan

dan

dalam

higiene

imun

batas

normal.

personal

untuk normal atau abnormal organ

melindungi tubuh terhadap tubuh maupun fungsinya infeksi -

41

bantu

-Untuk menyembuhkan pasien/keluarga infeksi

untuk faktor

mengidentifikasi lingkungan

hidup

atau

kesehatan

gaya HE : praktek yang

meingkatkan resiko infeksi -

untuk melindungi tubuh terhadap infeksi

-

Agar

pasien

dan

pengendalian

infeksi:

keluarga

ajarkan

dengan

faktor-faktor yang dapat

pasien

mengetahui

keluarga mengenai tanda

mempengaruhi

dan gejala infeksi serta

infeksi.

kapan harus melakukannya -

Agar pasien mengetahui

kepenyedia

tanda dan gejala infeksi

layanan

resiko

kesehatan Kolaborasi: -

Kolaborasi: -

-

Untuk mengurangi dan

Berikan terapi antibiotik

membunuh bakteri atau

bila diperlukan

virus penyebab infeksi.

Melakukan

tindakan -

operasi apabila diperlukan

Untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada pasien.

42

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses. Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua.

4.2 Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan. Selain itu, dapat juga dijadikan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan.

43

DAFTAR PUSTAKA Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 20122014. EGC: Jakarta Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis Dan Nanda Nic – Noc Edisi Revisi Jilid 2. Media Action : Yogjakarta. Price &Wilson, (2007). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6, Volume1. EGC: Jakarta. Sjamsuhidajat. 2006. Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2011). Diagnosis Keperawatan Edisi 9. EGC:Jakarta.

Chahayaningrum,Tenti. 2012.

Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan

LaparatomiPada Ileus Obstruksi Di Instalasi Bedah SentralRsud Dr Moewardi Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta (jurnal). Indrayani, M Novi. 2013. Diagnosis Dan Tata Laksana Ileus Obstruktif. Universitas Udayana : Denpasar (jurnal) Pasaribu,Nelly. 2012. Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif Yang Dirawat Inap Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010.Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara (jurnal) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II.pd f . diakses pada tanggal 7 November 2015

44

45

Related Documents


More Documents from "Lyena Mauliana"