Asuhan keperawatan pada persalinan Kala I 8.1. Langkah I : Pengakajian data a. Biodata Pasien : Nama, Jenis Kelamin, Umur, Tanggal lahir, Alamat,dan lain – lain. 8.2. Langkah II : Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama : Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar keperut, adanya his yang makin selalu ingin buang air kemih. (Manuaba. 1998). b. Riwayat kesehatan sekarang : Dalam pengkajian di temukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara 38 - 42 minggu. Mulai timbul his, nyeri dan keluarnya darah serta lendir dan kadang ketuban pecah dengan sendirinya. c. Riwayat Kesehatan Dahulu : Adanya penyakit yang dapat menyebabkan resiko tinggi saat persalinan, seperti penyakit jantung, HT, TB, DM, penyakit kelamin, dan lain - lain. d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Anamese tentang penyakit keluarga ada hubungannya dan penyakit yang diderita keluarga ada yang menderita penyakit menular, menurun / menahun, seperti DM, dan lain - lain. e. Riwayat Kebidanan : Riwayat kehamilan sekarang : HPHT ( hari pertama hari terakhir ) Untuk menafsirkan (+7) (-3) (+1) / kapan merasakan gerak janin ( primigravida ) ada usia kehamilan ( 9 - 20 minggu ), rasa pusing, mual – muntah dan lain – lain, ( carey ragbaur : 2000 ). Riwayat kehamilan yang lalu : mengalami perdarahan/tidak, ada keluhan pada hamil mudah / tidak. Pemeriksaaan kehamilan berapakah pada trimester pertama ( umumnya 1 kali pertama trimester I ) penyuluhan yang pernah didapatkan ( pola nutrisi, pola istirahat, pola efektifitas). 8.3. Langkah III : Pemeriksaan Fisik a. Memeriksa tanda - tanda vital ( TD, Nadi, Pernafasan, dan Suhu ). b. Kepala dan leher : Biasanya terdapat doasma gravidarum, terkadang ada pembengkakan kelopak mata, pucat pada konjungtiva, sklera kuning, stomatitis dan lain - lain. c. Dada : Terdapat pembesaran payudara, hiperpigmentasi areora mamae dan penonjolan pada papila mamae, keluarnya colostrum. d. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0 - 3 cm posisi fetus, his anatara 5 - 30 menit dan berlangsung selama 10 - 30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilicus. e. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan karakteristik yang mengambarkan kontraksi uterus : Frekwensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per 10 menit. Internal : jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 – 3 menit. Intensitas : kekuatan his (adekuat atau lemah) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dengan detik, misalnya 50 detik. Datangnya his : apakah sering, teratur atau tidak. f. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya.
g. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan. h. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak janin, penurunan janin : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus. Usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, belum atau sudah kepala masuk PAP, adanya his yang mungkin sering dan kuat. ( Leopold I : untuk menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus, Leopold II : untuk menentukan batas samping rahim kanan / kiri, letak punggung janin, Leopold III : untuk menentukan bagian terbawah janin apakah sudah masuk PAP, dan Leopold IV : untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah masuk PAP ). Auskultasi : Ada tidak DJJ dan frekuensi normalnya 120 –160 x / menit. (Asuhan Persalinan Normal 2008). i. Pemeriksaan Vagina : Pengeluaran darah campur lendir, terdapat pembukaan cervix, serta kelenturan pada serviks. j. Ekstremitas : Biasanya terjadi odema pada tungkai dan kadang varices karena adanya penekanan dan pembesaran vena abdomen. Tabel Parameter monitoring persalinan (partograf) Parameter
Temuan abnormal
Tekanan darah
> 140/90 dengan sedikitnya satu tanda / gejala pre-eklampsia
Temperatur
> 38oC
Nadi
> 100 x/menit
DJJ
< 100 atau > 180 x/menit
Kontraksi
< 3 dalam 10 menit, berlangsung < 40 detik, ketukan di palpasi lemah
Serviks
Partograf melewati garis waspada pada fase aktif
Cairan amnion
Mekonium, darah, bau
Urin
Volume sedikit dan pekat
8.4. Langkah 4 : Kebutuhan Pola Kehidupan Sehari – hari pada ibu persalinan kala I a. Pola nutrisi Sebelum hamil : makan : 2-3X/ hari dengan nasi, sayur, ikan, Minum : 7-8 gelas dengan air putih. Saat hamil : makan : 3X/ hari dengan nasi, sayur, ikan, buah, Minum : 8 gelas air putih, satu gelas susu/hari. b. Pola eleminasi Sebelum hamil : BAK: lancar 5x/ hari, warna kuning, bau khas, BAB: 1x /hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas. Saat hamil : BAK: 6-7x/hari warna kuning, bau khas, BAB : 1x/ hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas. 8.5. Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan Rasional a. Nyeri b/d intensitas kontraksi. Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri. Intervensi
Rasional
Menggunakan teknik pernapasan.
Tehnik pernapasan dapat meningkatkan
Melakukan masage atau gosokan
relaksasi otot – otot abdomen dengan
pada pinggang (teori gate control
demikian menambah ukuran kapasitas
terhadap nyeri).
abdomen sehingga mengurangi gesekan
Menganjurkan untuk memberikan air (priksi) antara uterus dan dinding abdomen. hangat untuk mengomprtes pinggang Merupakan suatu tehnik untuk mengkanter bawah.
dan digunakan untuk mengalihkan perhatian
Memberikan HE pada klien bahwa
ibu dari nyeri.
respon nyeri ini sudah indikasi positif Membantu relaksasi, meningkatkan dan memang harus ada untuk
kenyamanan.
mengakhiri kala I dan mendekati kala Informasi yang cukup dapat mengurangi transisi
kecemasan dan merupakan salah satu aspek sayang ibu
b. Takut b/d persalinan dan menjelang kelahiran Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi. Intervensi Perkenalkan diri pada klien dan berikan support. Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan
Rasional Memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan support yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti kelahiran.
perawat secara verbal dan non verbal. Ibu akan lebih mengerti dan memahami Orientasikan klien ke lingkungan(tempat persalinan)
tentang persalinan, peran
perawat
sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang. Orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehiungga akan mengurangi rasa takut
c. Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat Tujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat Intervensi Pertahankan kalori dan elekrolit. Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah.
Rasional Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinanuntuk mencegah dehidrasi.
Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui % dan RL)
lambung dibandingkan dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi.
Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit d. Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada persalinan Tujuan : Klien akan mengungkapkan cemas teratasi Intervensi
Rasional
Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan .
Mengingatkan
pasien
untuk
mengendalikan dan mempersiapkan
Beri gambaran yang jelas tentang proses mentalnya, hal ini akan mengurangi kecemasan yang dialami.
persalinan
Gambaran
yang
jelas
tentang
persalinan, ibu akan lebih memahami dan
mengerti
tentang
proses
persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang e.
Defisit perawatan diri b/d gangguan energi dan nyeri dalam persalinan. Tujuan : Klien mampu merawat diri setelah proses persalinan Intervensi
Rasional
Lakukan teknik effleurage.
Meningkatkan relaksasi dan kenyamanan.
Anjurkan ambulasi dan posisi yang
Ambulasi dan posisi yang nyaman
nyaman.
merupakan salah satu cara dalam
Anjurkan klien untuk beristirahat.
melakukan rawat diri pada ibu untuk
Anjurkan suami untuk memberikan
mencegah kekakuan.
bantuan dalam hal perawatan diri.
Istirahat merupakan hal yang penting bagi
Berikan support dalam melakukan
ibu hamil dalam mengatasi kelelahan
perawatan diri
sehingga ibu tetap segar dan kuat. Suami adalah orang yang terdekat, diharapkakan mampu dalam membantu merawat istrinya. Support yang diberikan akan menambah semangat ibu dalam melakukan dan meningkatkan perawatan terhadap dirinya