Asuhan Keperawatan Klien Dengan Loss.docx

  • Uploaded by: mufida
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Klien Dengan Loss.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,204
  • Pages: 6
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN LOSS, GRIEVING, DYING and DEATH 1. PENGKAJIAN : -Perawat menggali makna kehilangan pada klien dan keluarga -Menggunakan komunikasi tulus dan terbuka -Menekankan keterampilan mendengar -Mengamati respon dan perilaku -Perawat mengkaji bagaimana klien bereaksi, bukan bagaimana seharusnya klien bereaksi -Perawat harus memahami fase duka yang dapat terjadi scr berurutan dan mungkin juga tidak urut bahkan berulang. -Perawat mempertimbangkan variabel yang mempengaruhi dukacita Ø Faktor Yang Mempengaruhi Cara Individu Merespon Kehilangan : 1.Karakteristik Personal 2.Sifat Hubungan dg Objek yg Hilang 3.Sistem Pendukung Sosial 4.Sifat Kehilangan 5.Keyakinan Spiritual dan Budaya Ø Karakteristik Personal A.Usia Respon Anak Terhadap Kematian : Lahir – 2 Tahun Tidak mempunyai konsep tentang kematian Dapat mengalami rasa kehilangan dan dukacita Pengalaman ini menjadi dasar untuk berkembangnya konsep tentang kehilangan dan dukacita 2 s/d 5 Tahun Menyangkal kematian sbg ssuatu proses yang normal Melihat kematian sbg ssuatu yg dapat hidup kembali Mempunyai kepercayaan tidak terbatas dlm kemampuannya untuk membuat suatu hal terjadi Dapat bereaksi dg marah atau menunjukkan kemarahan 5 s/d 8 Tahun Melihat kematian sbg akhir; tidak melihat bahwa kematian akan tjd pada dirinya Melihat kematian sbg hal yang menakutkan Mencari utk menemukan apa penyebab dan arti kematian 8 s/d 12 Tahun Melihat kematian sbg akhir & tidak dapat dihindar Menyadari kemungkinan kematiannya sendiri Mengembangkan respon afektif thdp kematian Mengalami egosentris dan pikiran magis Menyadari apa makna kematian ini bagi dirinya dimasa datang REMAJA Memahami seputar kematian serupa dengan orang dewasa Harus menghadapi implikasi personaltentang kematian Menunjukkan perilaku berasiko

Dengan serius mencari makna tentang hidup Lebih sadar tentang masa depan Ø Faktor yang Mempengaruhi Dukacita Lansia : 1. Perubahan fisik yang menyertai penuaan 2. Kehilangan pekerjaan 3. Kehilangan respek sosial 4. Kehilangan hubungan 5. Kehilangan kapabilitas perawatan diri 6. Ketakutan tentang kehilangan kontrol 7. Rasa pemenuhan tanggung jawab dan kontribusi yang dibuat 8. Ikatan kepribadian 9. Perasaan nilai diri 10. Kemampuan berfungsi B.Peran Jenis Kelamin 1. Reaksi kehilangan dipengaruhi oleh harapan sosial ttg peran pria dan wanita 2. Pria dan wanita melekatkan makna berbeda thdp bagian tubuh, fungsi, hubungan interpersonal, dan benda. C.Pendidikan dan Status Ekonomi Mengkaji hal ini penting krn hal ini mempengaruhi kemampuan klien untuk menggunakan pilihan dan dukungan ktika menghadapi kehilangan Sifat Hubungan dengan Objek yang Hilang 1. Penting untuk mengkaji Karakteristik hubungan dan fungsi kehilangan yang dilakukan oleh almarhum atau almarhumah dalam kehidupan individu yang ditinggalkan 2. Reaksi terhadap kehilangan orang tua, pasangan dan anak akan berbeda tergantung pada kualitas hubungan tersebut. Ø Sistem Pendukung Sosial 1. Visibilitas kehilangan, seperti kehilangan rumah akibat bencana alam,sering memunculkan dukungan dari sumber yang tidak diperkirakan 2. Visibilitas kehilangan seperti deformitas wajah dapat menyebabkan kehilangan dukungan dari temen atau keluarga, sehingga menambah keparahan proses kehilangan. Ø Sifat Kehilangan 1. Kemampuan untuk menyelesaikan berduka bergantung pada makna kehilangan dan situasi disekitarnya. 2. Kemampuan untuk menerima bantuan mempengaruhi apakah yang berduka akan mampu mengatasi kehilangan. 3. Visibilitas kehilangan mempengaruhi dukungan yang diterim. 4. Durasi perubahan mempengaruhi jumlah waktu yang dibutuhkan dalam menetapkan kembali ekuilibrium fisik,psikologis dan sosial

Ø Keyakinan Spiritual dan Budaya 1. Latarbelakang budaya dan dinamika keluarga mempengaruhi pengekspresian berduka 2. Keyakinan spiritual mencakkup praktik, ibadah dan ritual. 3. Individu mungkin akan menemukan dukungan, ketenagan dan makna dalam kehilangan melalui keyakinan-keyakinan spiritual. 4. Perawat harus waspada terhadap makna praktik keagamaan, tidak hanya pada klien tetapi juga pada keluarganya 2.DIAGNOSA KEPERAWATAN Perilaku yang menandakan dukacita maladaptif : 1. 2. 3. 4.

Aktifitas berlebihan tanpa rasa kehilangan Perubahan dalam hubungan dengan teman dan keluarga Bermusuhan terhadap oang tertentu Depresi agitasi dg ketegangan, agitasi, insomnia, perasaan tidak berharga, rasa bersalah yang berlebihan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. 5. Hilang keikutsertaan dalam aktivitas keagamaan dan ritual yang berhubungan dg budaya klien 6. Ketidakmampuan mediskusikan kehilangan tanpa menangis 7. Rasa sejahtera yang salah. Contoh Diagnosa : a. Dukacita adaptif yang berhubungan dengan :   

Potensial orang terdekat yang dirasakan Potensial kehilangan kesejahteraan fisiopsikososial yang dirasakan Potensial kehilangan kepemilikan pribadi yang dirasakan

b. Dukacita maladaptif yang berhubungan dengan :     

Kehilangan objek potensial atau aktual Rintangan respon berduka Tidak ada antisipasi terhadap berduka Penyakit terminal kronis Kehilangan orang terdekat

c. Gangguan penyesuaian yang berhubungan dengan berduka yang tidak selesai. d. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan Respon dukacita tertahan. e. Perubahan koping keluarga berhubungan dengan :



Preokupasi sementara oleh orang terdekat yang mencoba untuk menangani konflik emosional dan personal



Menderita dan tidak mampu untuk menerima atau bertindak secara efektif dalam kaitannya dengan kebutuhan klien.

f. Perubahan Proses Keluarga yang berhubungan dengan Transisi atau krisis situasi g. Keputus asaan berhubungan dengan :   

Kekurangan atau penyimpangan kondisi fisiologis Stress jangka panjang Kehilangan keyakinan nilai luhur atau yang maha kuasa.

h. Isolasi Sosial berhubungan dengan Sumber pribadi tidak adekuat. i. Disress Spiritual berhubungan dengan Perpisahan dari ikatan keagamaan dan kultural j. Gangguan Pola Tidur yang berhubungan dengan stress karena respon berduka

3. INTERVENSI KEPERAWATAN 1.Tahap denial Beri dukungan pada fase awal karena ini berfungsi protektif dan memberi waktu bagi klien untuk melihat kebenaran..bantu untuk melihat kebenaran dengan konfirmasi kondisi a.l. melalui second opinion 2. Tahap anger Bantu klien untuk memahami bahwa marah adalah respon normal akan kehilangan dan ketidak berdayaan..siapkan bantuan berkesinambungan agar klien merasa aman 3. Tahap bargaining Asah kepekaan perawat bila fase tawar menawar ini dilakukan secara diam-diam.. Bargaining sering dilakukan klien karena rasa bersalah atau ketakutan terhapap bayangbayang dosa masa lalu…Bantu agar klien mampu mengekspresikan apa yang dirasakan…apabila perlu refer ke pemuka agama untuk pendampingan. 4. Tahap depresi Klien perlu untuk merasa sedih dan beri kesempatan untuk mengekspresikan kesedihannya. Perawat hadir sebagai pendamping dan pendengar. 5. Tahap menerima Klien merasa damai dan tenang.dampingi klien untuk mempertahankan rasa berguna (self worth).berdayakan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang masih mampu dilakukan dengan pendampingan.fasilitasi untuk menyiapkan perpisahan abadi 1.Tahap denial

Beri dukungan pada fase awal karena ini berfungsi protektif dan memberi waktu bagi klien untuk melihat kebenaran..bantu untuk melihat kebenaran dengan konfirmasi kondisi a.l. melalui second opinion 2. Tahap anger Bantu klien untuk memahami bahwa marah adalah respon normal akan kehilangan dan ketidak berdayaan..siapkan bantuan berkesinambungan agar klien merasa aman 3. Tahap bargaining Asah kepekaan perawat bila fase tawar menawar ini dilakukan secara diam-diam.. Bargaining sering dilakukan klien karena rasa bersalah atau ketakutan terhapap bayangbayang dosa masa lalu…Bantu agar klien mampu mengekspresikan apa yang dirasakan…apabila perlu refer ke pemuka agama untuk pendampingan. 4. Tahap depresi Klien perlu untuk merasa sedih dan beri kesempatan untuk mengekspresikan kesedihannya. Perawat hadir sebagai pendamping dan pendengar. 5. Tahap menerima Klien merasa damai dan tenang.dampingi klien untuk mempertahankan rasa berguna (self worth).berdayakan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang masih mampu dilakukan dengan pendampingan.fasilitasi untuk menyiapkan perpisahan abadi 4. EVALUASI 1) Klien mampu mengkomunikasikan dan mengekspresikan dukacita. 2) Pada perawatan menjelang ajal mengharuskan perawat mengevaluasi tingkat kenyamanan klien dengan penyakit dan kualitas hidupnya. 3) Tingkat kenyamanan klien dievaluasi dg dasar hasil spt penurunan nyeri, kontrol gejala, pemeliharaan funsi sistem tubuh, penyelesaian tugas yang belum terselesaikan, dan ketenangan emosional.

DAFTAR PUSTAKA Martono, Hadi dan Krispranarka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatric,Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta : Balai penerbit FK UI Kemp & Pillitteri (1984) ,Fundamentals of Nursing, Boston :Little Brown&co

1. Kubler-Ross,E.,(1969) ,On Death and Dying, ,London: Tavistock Publication Pattison,Mansell (1977), The Experience of Dying, Englewood Cliffs:Prentice- Hall Inc. www.growthhouse.org, Grief,anger and loss : Improving care of the Dying http://ie-cha-ndd.blogspot.com/2010/05/konsep-kehilanga-dan-berduka. html?zx=9d3d7f76549a3b0a http://wordlibraries.wordpress.com/2010/05/28/asuhan-keperawatan-kehilangan-kematian-dandukacita/

Related Documents


More Documents from "Ruslan Muchtar"