Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan “ Preeklamsi Dan Eklamsia “

  • Uploaded by: Teuku Heri Syafrizal
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan “ Preeklamsi Dan Eklamsia “ as PDF for free.

More details

  • Words: 1,500
  • Pages: 19
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN “ PREEKLAMSI DAN EKLAMSIA “ Oleh Oleh ::kelompok kelompok11

NAMA NAMA ::

AYU AYU MAWARDIAH MAWARDIAH

DEVI DEVI SARDANI SARDANI MUZAFAR MUZAFAR MAULIZAN FAHMI MAULIZAN FAHMI

MANSUR MANSUR

MARYATI MARYATI

SEKOLAH SEKOLAH TINGGI TINGGI ILMU ILMU KESEHATAN KESEHATAN (( STIKes STIKes )) PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BINA BINA NUSANTARA NUSANTARA ACEH ACEH TIMUR TIMUR 2017/2018 2017/2018

PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA

A.   Pengertian Preeklamsia Dan Eklamsia • Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih   (Rustam Muctar, 1998 ). • Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.

B. PATOFISIOLOGI • Pada preeklampsia terdapat penurunan  aliran darah. Perubahan ini menyebabkan  prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia uterus. • Keadaan iskemia pada uterus , merangsang pelepasan bahan tropoblastik yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. • Bahan tropoblastik menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin. Tromboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan aktivasi / agregasi trombosit deposisi fibrin. • Pelepasan tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme sedangkan aktivasi/ agregasi trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan koagulasi intravaskular yang mengakibatkan perfusi darah menurun dan konsumtif koagulapati

C. ETIOLOGI 1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa. 2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan. 3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. 4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya. 5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma. Penyebab tidak diketahui; namun demikian, penelitian terakhir menemukan suatu organisme yang disebut hydatoxi lualba.

Factor risiko yang terjadi pada pre-eklampsia dan eklampsia, yaitu:

a.  Kehamilan pertama (Primigravida) b.  Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia c.  Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya d. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun e. Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan  tekanan darah tinggi) g.  Kehamilan kembar h.  Obesitas i.   Hipertensi Essensial Kronik

D. KLASIFIKASI Pre-Eklampsia Ringan 1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurangkurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam. 2)  Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu. 3)  Protein uria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream. 2. Pre-Eklampsia Berat 1)      Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. 2)      Proteinuria 5 gr atau lebih per liter. 3)      Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam . 4)      Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium. 5)      Terdapat edema paru dan sianosis.

  E. Tanda dan gejala a. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain b. Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara. c. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan lainnya d.  Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah e.  Gangguan pernafasan sampai cyanosis f.  Terjadi gangguan kesadaran

F. KOMPLIKASI 1.  Pada Ibu a.   Eklapmsia b.   Solusio plasenta c.   Pendarahan subkapsula hepar d.   Kelainan pembekuan darah ( DIC ) f.   Ablasio retina g.   Gagal jantung hingga syok dan kematian.

2.  Pada Janin a.  Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus b.  Prematur c.  Asfiksia neonatorum d.  Kematian dalam uterus e.  Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG a)   Pemeriksaan Laboratorium 1)   Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah 2)   Urinalisis : Ditemukan protein dalam urine. 3)  Pemeriksaan Fungsi hati a.       Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ) b.      LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat c.       Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul. d.      Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml ) e.       Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l ) f.       Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl ) 4)   Tes kimia darah Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )  

H. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan Pre-Eklamsia 2. Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmhg). 3. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan minimal 8 jam pada malam hari) 4. Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur 5. Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari. 6. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 13 x 5 mg/hari (max.30 mg/hari). 7. Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu 8. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu 9. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan

Penatalaksanaan Eklampsia 1)   Tujuan Terapi Eklampsia a.   Menghentikan berulangnya serangan kejang b.   Menurunkan tensi, dengan vasosporus c.   Menawarkan hasmokonsentrasi dan memperbaiki diveres dengan pemberian glucose 5%-10% d.   Mengusahakan supaya O2 cukup dengan mempertahankan kebebasan jalan nafas. 2)      Penanganan Kejang a.    Beri obat anti konvulsan b.    Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedeka, sedotan, masker O 2 dan tabung O2 ) c.    Lindungi pasien dengan keadaan trauma d.    Aspirasi mulut dan tonggorokkan e.    Baringkan pasien pada posisi kiri, trendelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi f.    Beri oksigen 4-6 liter / menit

Next….. 3.  Penanganan Umum a.  Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, berikan hipertensi sampai tekanan diastolic diantara 90-100 mmHg. b.   Pasang infuse RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih) c.   Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload f.   Infus cairan dipertahankan 1 1/8 ml/jam g.  Pantau kemungkinan oedema paru h.   Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. i.    Observasi tanda-tanda vital, refleks dan denyut jantung setiap jam j.   Dosis awal : beri MgSO4 (4 gram) per IV sebagai larutan 20%, selama 5 menit. k.  Dosis pemeliharaan : MgSO4 (50%) 5 gr + lignokain 2% (1ml) 1 m setiap 4 jam kemudian dilanjutkan sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang terakhir l. Siapkan antidotlim jika terjadi henti nafas, Bantu dengan ventilator. Beri kalsium glukonat 2 gr ( 20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi.

I. PENCEGAHAN 1)  Diet makan Makanan yang tinggi protein, tinggi karbohidrat cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam apabilaberat badan bertambah atau terjadi edema. 2)      Cukup istirahat 3)      Pengawasan antenatal • Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya • Pemeriksaan tinggi fundus uterus • Pemeriksaan berat badan atau edema • Pemeriksaan protein dalam urine • Jika mungkin di lakukan pemeriksaan fungsi ginjal, hati, gambaran darah umum, dan pemeriksaan retina mata.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN a.   Data subyektif : 1. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun 2. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeriepigastrium, mual muntah, penglihatan kabur 3. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM 4. Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa 5. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan 6. Psikososial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.

Next… Data Obyektif : 1)      Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam 2)      Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema 3)      Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress 4)      Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks+) 5)      Pemeriksaan penunjang : a     Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam b      Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif 3)      Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu c      Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak d     USG ; untuk mengetahui keadaan janin / NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN 1)     Gangguan perfusi jaringan  b/d penurunan kardiak out put sekunder terhadap vasopasme pembuluh darah. 2)     Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi kejaringan plasenta sekunder terhadap penurunan cardiac out put. 3)     Kelebihan volume cairan b/d peningkatan retensi urine dan edema berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan 4)     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d masukan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan menggantikan kehilangan. 5)     Risiko kejang pada ibu  b/d penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).

 Check Intervension  intervensi eklamsia.docx

Sekian dan Terima Kasih Semoga Bermanfaat…

Related Documents


More Documents from "adi. r"

Daftar Isi.docx
June 2020 12
Kata Pengantar.docx
June 2020 11
June 2020 9
Data Umum Klien.docx
June 2020 14