Asuhan Keperawatan Encephalitis

  • Uploaded by: Tanpa Nama
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Encephalitis as PDF for free.

More details

  • Words: 922
  • Pages: 18
ASUHAN KEPERAWATAN ENCEPHALITIS KELOMPOK 10 : • TOJARIS IRVAN PUDI • FELLYTA CINTIA YULIENT PURBA • WAHYU SETIYO HERU • SRI SUSAN BENEDIKTA

9103017042 9103017048 9103017057 9103017060

Pengertian • Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000).

Patofisiologi

Tanda dan Gejala • • • •

Suhu yang mendadak naik,seringkali ditemukan hiperpireksia Kesadaran dengan cepat menurun Muntah Kejang- kejang yang dapat bersifat umum, fokal atau twiching saja (kejang-kejang di muka) • Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (hassan,1997).

Pemeriksaan Penunjang • Biakan : dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk mendapatkan hasil yang positif. • Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi henaglutinasi dan uji teutralisasi • Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan leukosit. • EEG / Electroencephalography EEG sering menunjukan aktivitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. • CT Scan, pemeriksaan CT Scan otak sering kali di dapat hasil normal, tetapi bisa juga didapat hasil edema diffuse.

Manifestasi Klinis Adapun gejala-gejala yang mungkin timbul pada masalah ensefalitis adalah : • Panas badan meningkat. • Sakit kepala. • Muntah-muntah lethargi. • Kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. • Gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. • Gangguan penglihatan, pendengaran, bicara dan kejang.

Klasifikasi Ensefalitis A. Ensefalitis Supurativa B. Ensefalitis Siphylis C. Ensefalitis Virus D. Ensefalitis Karena Parasit • Malaria Serebral • Toxoplasmosis • Amebiasis • Sistiserkosis E. Ensefalitis Karena Fungus F. Riketsiosis Serebri

Penatalaksanaan Medis • • • • • • •

Isolasi Terapi antimikroba Mengurangi meningkatnya tekanan intrakranial Mengontrol kejang Mempertahankan ventilasi Penatalaksanaan shock septik. Mengontrol perubahan suhu lingkungan.

Asuhan Keperawatan 1) Pengkajian • Identitas : Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur. • Keluhan Utama berupa panas badan meningkat, kejang, dan kesadaran menurun. • Riwayat Penyakit Sekarang : Mula-mula anak rewel, gelisah, muntah-muntah, panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala. • Riwayat Penyakit Dahulu : Klien sebelumnya menderita batuk, pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung, telinga dan tenggorokan.

• Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lainlain. • Imunisasi : Kapan terakhir diberi imunisasi DTP, karena ensefalitis dapat terjadi pada post imunisasi pertusis. 2) Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah ensefalitis adalah : • Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual. • Hipertemi b/d reaksi inflamasi. • Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat. • Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.

3) Intervensi Keperawatan  Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual. Tujuan : Nyeri teratasi. a) Intervensi : Berikan tindakan nyaman. Rasional : Tindakan non analgetik dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memeperbesar efek terapi analgetik. b) Intervensi : Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi. Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas terhadap cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi.

 Hipertermi b/d reaksi inflamasi. Tujuan : Suhu tubuh normal. a) Intervensi : Pantau suhu pasien, perhatikan menggigil/ diaforesis. Rasional : Suhu 38,9-41,1 C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. b) Intervensi : Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi. Rasional : Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.  Gangguan sensorik motorik b/d kerusakan susunan saraf pusat. Tujuan : Memulai/mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi perseptual. a) Intervensi : Lihat kembali proses patologis kondisi individual. Rasional : Kesadaran akan tipe/daerah yang terkena membantu dalam mengkaji/ mengantisipasi defisit spesifik dan keperawatan.

b) Intervensi : Evaluasi adanya gangguan penglihatan. Rasional : Munculnya gangguan penglihatan dapat berdampak negatif terhadap kemampuan pasien untuk menerima lingkungan.  Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang. Tujuan : Tidak terjadi kontraktur. a) Intervensi : Berikan penjelasan pada keluarga klien tentang penyebab terjadinya spastik dan terjadi kekacauan sendi. Rasional : Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan mau membantu program perawatan. b) Intervensi : Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap. Rasional : Melatih melemaskan otot-otot, mencegah kontraktor.

4) Implementasi Keperawatan a) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.  Memberikan tindakan nyaman.  Memberikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi.  Mengkaji intensitas nyeri.  Meningkatkan tirah baring, bantu kebutuhan perawatan diri pasien. b) Hipertermi b/d reaksi inflamasi  Memantau suhu pasien, perhatikan menggigil/ diaforesis.  Memantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.  Memberikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.  Berkolaborasi untuk pemberian antipiretik sesuai indikasi.

c) Gangguan sensorik motorik b/d kerusakan susunan saraf pusat  Melihat kembali proses patologis kondisi individual.  Mengevaluasi adanya gangguan penglihatan  Menciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan. d) Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang  Memberikan penjelasan pada keluarga klien tentang penyebab terjadinya spastik dan terjadi kekacauan sendi.  melakukan perubahan posisi setiap 2 jam.  Melakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap.  Berkolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai Indikasi.

Evaluasi Keperawatan Evaluasi pada pasien dengan masalah ensefalitis adalah : 1. Pemenuhan nutrisi pasien adekuat. 2. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol. 3. Tidak mengalami kejang atau cedera lainnya.

Penutup Kesimpulan • Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000). • Ensefalitis disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, fungus dan riketsia. • Penatalaksaan pada masalah ini dilakukan sesuai dengan penyebab terjadinya ensefalitis tersebut, antara lain seperti : pemberian antibiotik, antifungi, antiparasit, antivirus dan pengobatan simptomatis berupa pemberian analgetik antipiretik serta antikonvulsi.

Related Documents


More Documents from "Lyena Mauliana"

Makalah Fix.docx
June 2020 15
2009.pdf
October 2019 48
9786020291703.pdf
November 2019 19
Gambar.docx
May 2020 14
210-384-1-sm.pdf
October 2019 13