1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonatus sebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998). Seperti yang terjadi di hampir semua negara di dunia, kesehatan bayi cenderung kurang mendapat perhatian di bandingkan umur-umur lainnya. Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan, yang dikenal dengan “fenomena 2/3”, yaitu 2/3 kematian bayi (umur 0-1 tahun) terjadi pada masa neonatal (bayi baru lahir umur 0-28 hari), 2/3 kematian pada masa neonatal dini terjadi pada hari pertama. Maka 1 minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi seorang bayi (Komalasari, 2007). Menurut Agus Hamonangan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tertinggi di bandingkan Negara-negara tetangga. Di Malaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, Brunai Darusalam 8 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (Azrul, 2005). Di indonesia, program kesehatan bayi baru lahir tercakup di dalam program kesehatan ibu. Dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer, target untuk kesehatan bayi baru lahir adalah menurunkan angka kematian neonatal dari 25 per 1000 kelahiran hidup (tahun 1997) menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup (Depkes R.I, 2006).
1
2
Berdasarkan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Pemerintah RI (1999) dan Keluarga Sejahtera 2013 oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), maka bidan yang bergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di seluruh Indonesia merasa terpanggil dan prihatin atas kesehatan kondisi ibu dan anak belum baik, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 50 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan yang dirasakan sangat lambat, oleh karena itu AKI dan AKB di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat (IBI, 2003). Berdasarkan data Dinkes Sumsel Tahun 2008 AKI di Sumatera Selatan berada pada angka 107/100.000 angka kelahiran hidup. Hampir mencapai target sasaran yang akan dicapai Provinsi Sumatera Selatan pada Indonesia Sehat 2010. Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Palembang Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2006 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup dari 100 kematian bayi, sebanyak 35 janin lahir mati penyebab adalah perinatal (42%), BBLR (27%), kelainan kongenital (8%), infeksi (2%), asfiksia (13%) dan lain-lain (8%) (Profil Dinkes, 2006). Data yang kami peroleh dari RSUD Palembang BARI yaitu jumlah kelahiran bayi selama 2008 yaitu 1568 kelahiran, sedangkan jumlah kematian bayi baru lahir selama 2008 yaitu 36 kematian ( 2,29%.) Berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengambil judul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. “H” di ruang Neonatus RSUD Palembang BARI tahun 2009.
3
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Agar mahasiswa memperoleh gambaran yang nyata didalam melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Dapat melaksanakan pengumpulan data dasar dalam asuhan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009. 2. Dapat merumuskan atau menegakkan diagnosa atau masalah kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009. 3. Dapat mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009. 4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009. 5. Dapat menyusun rencana asuhan menyeluruh bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009. 6. Implementasi pada bayi baru lahir normal bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009. 7. Dapat mengevaluasi keefektipan dari asuhan yang sudah diberikan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.
4
1.3 Waktu Pengkajian data asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” dilakukan pada tanggal 20 sampai 21 Agustus 2009.
1.4 Tempat Pengkajian data asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” dilakukan di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil RSUD Palembang BARI 2.1.1 Sejarah Berdirinya RSUD Palembang BARI RSUD
Palembang
BARI
di
bangun
dengan
nama
Poliklinik/Puskesmas Pasca Usaha dari tahun 1986 sampai dengan April 1995 dengan mulalui dan dibangunnya poliklinik-poliklinik, kantor dan alat-alat yang masih sangat sederhana mulai tanggal 19 Juni 1995 di resmikan menjadi RSUD
Palembang
BARI
dengan
1326/Menkes/Kes/SK/IX/1997,Tanggal
10
SK
November
Depkes 1997
Nomor ditetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B dengan status milik Pemda Kota Palembang.
2.1.2
Tujuan
a. Tujuan Umum Profil RSUD Palembang BARI tahun 2007 ini bertujuan untuk memberikan gambaran kesehatan yang dicapai RSUD Palembang BARI yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna, serta untuk mengevaluasi hasil dan perencanaan kesehatan RSUD Palembang BARI yang akan datang. Tujuan Khusus Profil ini sebagai: a. Mendapatkan gambaran tentang penyelenggaraan upaya kesehatan, hambatan dan permasalahan, disebabkan oleh sumber daya, pengelola program ataupun oleh karena pengaruh lingkungan.
5
6
b. Sebagai wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai system pencatatan
dan pelaporan yang ada di RSUD
Palembang BARI. c. Sebagai alat untuk memacu penyempurnaan system pencatatan dan pelaporan kesehatan RSUD Palembang BARI.
2.1.3
Sejarah Pemegang Jabatan Direktur Nama-nama Dokter/ Diretur RSUD Palembang BARI sejak di
resmikan: a. Tahun 1986 s/d 1995 : dr. Jane Lidya Titahelu, sebagai Kepala Poliklinik/ Puskesmas Pasca Usaha b. Tanggal 1 Juli 1995 s/d Juli 2000 : dr. H. Eddy Zarkaty Monasir, SpOG sebagai direktur RSUD Palembang BARI. c. Bulan Juli 2000 s/d November 2000 Pelaksana Tugas : dr. H.Daclan Abbas, SpB. d. Tanggal 14 Novenber 2000 s/d sekarang : dr. Hj. Indah Puspita, H.A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
2.1.4
Lokasi RSUD Palembang BARI Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak di
Kecamatan Seberang Ulu I Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu Darat. Bangunan berada ± 800 Meter dari jalan Raya Jurusan Kertapati, tepi jalan masih rawa-rawa yang tersebar dengan rumah-rumah penduduk yang kurang teratur. Sejak Januari tahun 2001 di bangun jalan alretnatif dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI yang bisa langsung ke kantor KOPRI Koto Palembang dan PDAM. Areal RSUD Palembang BARI luasnya ± 45.605 Meter, hampir 100% merupakan rawa-rawa yang kedalaman airnya mencapai 50-150cm, keadaan ini mempengaruhi perkembangan Rumah Sakit, karena untuk pembangunannya harus didahului dengan penimbunan dan juga
7
sulit dalam menjaga kebersihanya. Dari luas tanah yang ± 4,5 Ha ditimbun ± 40%
dan diatasnya sudah dibangun beberapa gedung meningkatkan
pelayanan kesehatan.
2.1.5
Dasar Hukum RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap
masyarakat dilindungi oleh UU Hukum sebagai dasar untuk melaksanakan tugas, meliputi: a. UU No.23 Menkes tahun 1992 tentang pokok kesehatan b. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.1306/Menteri/SK/XI/1997 tanggal 10 November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI menjadi kelas C c. Keputusan Wali kota Palembang No.50 tahun 2001 tentang biaya pelayanan RSUD Palembang BARI dengan SK Walikota No.234/Kes/2001 tentang pembagian Hasil pungutan biaya pelayanan Kesehatan. d. UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. e. Program Pembangunan Daerah (Rroperda)Kota Palembang2001-2005
2.1.6
Fasilitas Pelayanan Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina daerah
Seberang Ulu dan menerima rujukan dari 9 Puskesmas Induk, 12 Puskesmas Pembantu serta Dokter dan Bidan Praktek Swasta. Selain itu RSUD Palembang BARI juga menerima rujunkan dari Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin mengingat transportasi lebih cepat ke RSUD Palembang BARI dari pada RSUD Kayu Agung dan Prabumulih maupun Sekayu. Dalam memberikan pelayanan kesehatan RSUD Palembang BARI mempunyai layanan sebagai berikut:
8
a. Instalasi Rawat Jalan 1) Poliklinik Spesialis Bedah 2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam 3) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan 4) Poliklinik Spesialis Anak 5) Poliklinik Spesialis Mata 6) Poliklinik Spsialis THT 7) Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin 8) Poliklinik Gigi 9) Poliklinik Rehabilitas Medik 10) Poliklinik Psikologi 11) Poliklinik Akupuntur 12) Poliklinik Jantung 13) Poliklinik Syaraf
b. Instalasi Gawat Darurat c. Instalasi Rawat Inap 1) Instalasi
rawat inap umum yang meliputi perawatan laki-laki dan
perempuan 2) Instalasi rawat inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan 3) Instalasi Rawat Inap Penyakit Anak 4) Instalasi Rawat Inap VIP 5) Instalasi Rawat Inap Neonatus 6) Instalasi Rawat Inap Bedah 7) Instalasi Rawat Inap ICU d. Pelayanan Penunjang 1) Instalasi Laboratorium Klinik 2) Instalasi Radiologi 3) Instalasi Farmasi (Apotek)
9
4) Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR) 5) Instalasi Gizi 6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit e. Instalasi Bedah Sentral f. Pelayanan Transportasi 1) Mobil Ambulance 3 Unit 2) Mobil Jenazah 1 Unit 3) Mobil Operasional 1 Unit
2.1.7
Kemudahan-kemudahan RSUD Palembang BARI
a. Pelayanan gawat darurat 24 jam. b. Poliklinik pelayanan poli spesialis (dilayani langsung oleh dokter spesialis). c. Pelayanan rawat inap tanpa uang muka.
2.1.8
Kepegawaian dan Ketenaga kerjaan RSUD Palembang BARI dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya
ditunjang dengan SDM yang tenaga baik PNS maupun honor dengan kontrak kerja.
2.1 TINJAUAN TEORI 2.2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002)
10
Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut : a) Berat badan 2500-4000 gram b) Panjang badan 48-52 cm c) Lingkar badan 30-38 cm d) Lingkar kepala 33-35 cm e) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit. f) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit. g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa. h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna. i) Kuku agak panjang dan lemas. j) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan). k) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. l) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk. m) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam. n) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006) 2.2.2 Penanganan bayi baru lahir Menurut Prawirohardjo (2008). Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, yaitu :
11
a. Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya pencegahan infeksi berikut : 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi. 2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan. 3. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika ingin melakukan penghisapan lendir dengan alat tersebut. 4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lain yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.
b. Penilaian Awal Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam, menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi jantung reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi, masing-masing diberi tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi bayi.
12
Klasifikasi klinik : 1. Nilai 7-10 : bayi normal 2. Nilai 4-6
: bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
3. Nilai 1-3
: bayi dengan asfiksia berat
Tabel 2.1 APGAR Score Tanda-tanda
0
1
A : Apperience
(frekuensi jantung)
Seluruh tubuh
Pucat atau biru
Tubuh merah
Tidak ada
Dibawah 100,
Diatas 100, detak
detak jantung
lemah dan lamban
jantung kuat
Tidak ada
Menyeringi atau
respon
kecut
(warna kulit) P : Puls
2
merah
G : Grimace (reaksi terhadap
Menangis
Rangsangan) A : Activity (tonus otot)
Tidak ada gerakan
Seluruh ekstremitas bergerak aktif
Pernapasan
R : Respiration Tidak ada (pernapasan)
Ada sedikit
perlahan, bayi terdengar merintih
Menangis kuat
13
c. Membersihkan Jalan Napas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut : 1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. 2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus lebih sedikit tengadah ke belakang. 3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril. 4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru). 5. Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di tempat. 6. Segera lakukan usaha menghisap mulut atau hidung. 7. Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang pertama. 8. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan. Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat. 9. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi setelah satu menit bayi tak bernapas.
14
d. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali basah atau kotor. 1. Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan. a. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan ruang perawatan bayi. b. Gunting steril juga siap c. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat. e. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat. f. Memberi Vitamin K Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0.5-1 mg secara im.
15
g. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah lima jam. bayi lahir. Pemberian obat mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
h. Identifikasi Bayi Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. 1. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi. 2. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. 3. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum : a. Nama lengkap ibu b. Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi c. Tanggal lahir d. Nomor medical record e. Jenis kelamin f. Unit/berat badan 4. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus di klip di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan dalam ruangan dengan
16
suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar dada dan catat dalam rekam medik.
i. Pemberian ASI Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun 500-600 ml setiap enam bulan pertama dan menjadi 300-500 ml pada tahun kedua usia anak. Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong. 1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain: a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang produksi ASI. b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada bayi paling kuat pada beberapa jam pertama setelah lahir) c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi. d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi. e. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui colostrum. f. Merangsang kontraksi uterus.
17
2. Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyusui a. Mulai menyusui segera setelah bayi lahir dalam 30 menit pertama. b. Jangan memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu, larutan gula atau pengganti susu ibu kecuali pada indikasi yang jelas atas alasan-alasan mereka). c. Jarang sekali para ibu cukup memiliki ASI sehingga membutuhkan asupan susu buatan tambahan. d. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya. e. Berikan ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam (delapan kali atau lebih dalam 24 jam) selain bayi menginginkannya. 3. Refleks Laktasi Terdapat dua mekanisme refleks laktasi pada ibu yaitu refleks prolaktin don refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involutio uteri. Pada bayi terdapat tiga jenis refleks, yaitu: a. Refleks Mencari Puting Susu (rooting refleks) Rrefleks akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut. b. Refleks Menghisap (sucking refleks) Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks menghisap. Hisapan ini akan menyebabkan areola dan punting susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi sehigga sinus laktiferus dibawah, areola dan ASI terpancar keluar.
18
c. Refleks Menelan (Swalowwing refleks) Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot didaerah mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI kedalam lambung bayi. (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007 ).
j. Pemantauan Bayi Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. 1. Dua jam Pertama Setelah Lahir Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi : -
Kemampuan menghisap kuat atau lemah
-
Bayi tampak aktif atau lunglai
-
Bayi kemerahan atau biru
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada atau tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti : a. Bayi kecil untuk masa kehamilan bayi kurang bulan b. Gangguan pernapasan c. Hipotermia d. Infeksi e. Cacat bawaan dan trauma lahir
19
2.2.3 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus menurut Maryunani dan Nurhayati (2008) adalah : 1. Penyesuaian sistim pernapasan Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru lahir adalah sistim pernapasan. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran pernapasan sampai alveoli. 2. Penyesuaian sistem kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai berdenyut pada minggu ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan zat nutrisi yang disuplai melalui plasenta. Selama kehidupan janin, darah sebagian besar melalui paruparu dan hepar melalui duktus, venosus, foramen ovale dan arteriosus. 3. Penyesuaian sistim termoregulasi Termogeneses berarti produksi panas. Temprature pada bayi pada saat lahir adalah sekitar 3 derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun, pada detik kedua, terdapat penurunan yang tajam pada temprature tubuh yang dikeluarkan melalui konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasi. 4. Penyesuaian gastro intestinal Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban. Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. 5. Penyesuaian sistem kekebalan tubuh Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitas janin sudah mulai berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Bayi baru lahir dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima
dari
ibunya.
Namun
bayi
sangat
rentan
Mikroorganisme, oleh karena itu bayi rentan terkena infeksi.
terhadap
20
2.2.4 Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir Pengukuran rutin bayi baru lahir nenurut Maryunani dan Nurhayati (2008), yaitu : a. Berat badan Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram. Timbang berat badan bayi segera setelah lahir karena dapat terjadi penurunan berat badan secara cepat. b. Panjang badan Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayi cukup bulan normalnya 48-53 cm. terkadang agak sulit dilakukan pada bayi cukup karena adanya molase, ekstensi lutut tidak sempurna. Bila panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih dari 55 cm perlu dicermati adanya penyimpangan kromosom. c. Lingkar kepala Lingkar kepala diukur dangan meteran, mulai dari bagian depan kepala (diatas alis atau area frontal) dan. area occipital dusebut oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar. Lingkar kepala normalnya 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan. d. Lingkar dada Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33 cm. sekitar 2 cm lebih kecil dari lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada garis bawah dada. Bila panjang badan kurang dari 30 cm perlu dicurigai adanya premature.
2.2.5 Pemeriksaan Pada Bayi Menurut Saifuddin (2006), lakukan pemeriksaan fisik yang lengkap ketika memeriksa bayi baru lahir dan ingat butir-butir penting berikut :
21
1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi 3. Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematis menuju jari kaki 4. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan 5. Rekam hasil pengamatan dan tiap tindakan jika diperlukan bantuan lebih lanjut a. Pemeriksaan fisik pada Bayi Sebelum melakukan pemeriksaan fisik BBL, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : 1. Bayi sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian pada daerah yang diperiksa 2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen. 3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir 4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya
b. Hal-hal yang Akan Diperiksa 1. Penampilan secara umum Yang dinilai penampilan secara umum adalah seperti tangisan bayi, ukuran tubuh bayi apakah kecil, besar atau kurus.
22
2. Tanda-tanda fisik a. Tingkat pernapasan Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60 x/menit, dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun perutnya, bayi dalam keadaan tenang. b. Detak jantung Jantung BBL normalnya berdetak antara 120-160 x/menit dengan menggunakan stetoskop dapat didengar dengan jelas di telinga. c. Suhu tubuh Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur di daerah ketiak bayi selama 15 menit dengan menggunakan thermometer. d. Kepala Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase, Caput succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya. e. Telinga Untuk
memeriksa
Bayangkan
sebuah
telinga garis
bayi
tataplah
melintas
kedua
mukanya. matanya,
normalnya beberapa bagian telinga harus berada di garis ini. f. Mata Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal dan apakah bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil bayi. Jika disinari, kedua mata mengecil berarti dalam keadaan normal. Selanjutnya lihat sclera dan konjungtivanya.
23
g. Hidung dan mulut Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar tanpa hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-langit dengan cara menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari tangan anda untuk merasakan hisapan bayi. h. Leher Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk melihat apakah kelenjar thyroid bengkak, hal ini merupakan suatu masalah pada BBL. i. Dada Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas dan bunyi jantung. j. Bahu, lengan dan tangan Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari. k. Perut Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi, lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat ketika bayi menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek pada saat bayi tidak menangis dan benjolan yang terlihat pada perut bayi. l. Alat kelamin Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis dalam skrotum kemudian apakah pada ujung penis terdapat lubang. Pada bayi perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora dan minora, pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan terdapat klitoris.
24
m. Pinggul Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika menggerakkan kaki bayi. Bila terdengar bunyi "klik", laporkan dokter. n. Kulit Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan kemerahan seperti tanda lahir. o. Punggung dan anus Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan, apakah anus berlubang atau tidak. p. Tungkai dan kaki Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris kaki, panjang kedua kaki dan jumlah jari pada kaki.
2.2.6 Penilaian Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda berikut : 1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit. 2. Kehangatan dengan suhu antara 37-380C. 3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar. 4. Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan banyak muntah. 5. Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernapasan sulit.
25
6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja. 7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus menerus.
26
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL PADA BAYI “H” DI RUANG NEONATUS RSUD PALEMBANG BARI
Pengkajian data dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2009 pada pukul 08.00 WIB di ruang Neonatus RSUD Palembang BARI.
3.1
Data Subjektif 3.1.1
Biodata Nama
: Bayi Ny “H”
Umur bayi
: 0 hari
Tanggal/jam lahir
: 20 Agustus 2009 / 05.15 WIB
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Anak ke
: 1( Satu )
Berat badan
: 3300 gram
Panjang Badan
: 49 cm
Alamat
: Jln.Griya cipta pratama No.22 E Sako Palembang
26
27
Biodata Orang Tua Ibu
Ayah
Nama
: Ny. “H”
Nama
: Tn. “H”
Umur
: 28 tahun
Umur
: 30 tahun
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Agama
Agama
: Islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Jln.Griya
: IRT
Alamat
: Jln.Griya pratama
cipta No.22
E
Sako Palembang
3.1.2
: Islam
pratama
cipta No.22
Sako Palembang
Data Kesehatan Ibu a. Riwayat Kehamilan Frekuensi ANC
: 4 kali
Dilakukan oleh
: Bidan
Tempat
: Puskesmas
Banyak suntik TT
: 2 kali di Puskesmas
Banyak tablet Fe
: 90 butir
Keluhan -
Trimester I
: Mual muntah
-
Trimester II
: Tidak ada
-
Trimester III
: Sering BAK (frekuensi ±10 x/hari)
b. Riwayat Persalinan Tempat bersalin
: RSUD Palembang BARI
Jenis persalinan
: Spontan
Penolong
: Bidan
E
28
APGAR Score
: 9/10
Penyulit
: Tidak ada
c. Riwayat Kesehatan -
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menahun dan menurun
-
Keluarga tidak pernah menderita penyakit menular, menahun dan menurun
d. Riwayat Psikososial -
Respon ibu terhadap kelahiran bayi : senang menerima kelahiran bayi.
-
Respon suami dan keluarga terhadap kelahiran bayi : senang
3.2 Data Objektif 3.2.1
Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Umum KU
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign -
RR
: 42 x/menit
-
Temp
: 36,7 0C
-
BB
: 3300 gram
-
PB
: 49 cm
29
Pemberian Identitas Bayi TELAPAK KAKI KIRI
3.2.2
TELAPAK KAKI KANAN
Pemeriksaan Khusus a. Inspeksi -
Kepala
: Simetris, caput succedenum (-), cephal hematoma (-)
-
Muka
: Bersih
-
Mata
: Simetris,
sklera
tidak
ikterik,
conjungtiva tidak pucat -
Leher
: Tidak ada kelainan
-
Kulit
: Verniks kaseosa, tanda lahir (-)
-
Dada
: Simetris
(+),
jantung normal
gerakan
napas
dan
30
-
Abdomen
: Tidak ada kelainan
-
Punggung
: Simetris tidak ada kelainan
-
Genitalia eksternal
: Vulva-vagina (ada), labia mayora menutupi labia minora.
-
Anus
: (+), terdapat mekonium
- Tungkai/ekstremitas
: Jari tangan dan kaki simetris dan berjumlah masing-masing 10
b. APGAR Score No
Kriteria
1 menit
5 menit
1
Apperiance (warna kulit)
2
2
2
Pulse (frekuensi jantung)
2
2
3
Grimace (reaksi terhadap rangsangan)
1
2
4
Activity (tonos otot)
2
2
5
Repiratory (pernapasan)
2
2
Jumlah
9
10
c. Pemeriksaan Antropometri -
Berat badan
: 3300 gram
-
Panjang badan
: 49 cm
-
Lingkar kepala
: 33 cm
-
Lingkar dada
: 30 cm
-
Lingkar lengan atas : 11 cm
d. Pemeriksaan Refleks -
Refleks rooting
:
ada
-
Refleks moro
:
ada
-
Refleks sucking
:
ada
31
3.3
Assesment Diagnosis
: Bayi sehat lahir spontan
Masalah
: Tidak ada
Kebutuhan
: 1. Pemeriksaan fisik dan antropometri BBL 2. Pemantauan Vital Sign 3. Pembersihan Jalan Nafas 4. Pertahankan suhu tubuh bayi 5. Injeksi Vit K, 0,5 mg IM 6. Pemberian zalf mata 7. Perawatan tali pusat 8. Pemberian identitas bayi 9. Pemberian ASI on Demand 10. Rawat gabung
3.4
Planning 1. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri KU
: Baik
BB
: 3300 gr
PB
: 49 cm
Lingkar Kepala
: 33 cm
Lingkar Dada
: 30 cm
Lingkar Lengan Atas
: 11 cm
2. Melakukan Vital Sign RR
: 42 x/m
Temp
: 36,7ºC
32
3. Bersihkan jalan napas Jalan nafas di bersihkan dengan menggunakan Slym zuinger.
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering.
5. Membersihkan injeksi vitamin K Vitamin K diberikan secara intramuscular sebanyak 0,5-1 mg di 1/3 paha atas bagian luar.
6. Memberikan salep mata bayi Salep mata yang diberikan kepada bayi adalah Chloramphenicol 1%.
7. Perawatan tali pusat Tali pusat dibungkus dengan kain kassa steril yang diberi betadine atau povidone iodine.
8. Memberi identitas bayi Mengambil cap telapak kaki bayi dan sidik jari ibu Memasang gelang nama berwarna biru bertuliskan nama ibu Menulis identitas pada papan nama di tempat tidur bayi
33
9. Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI on demand, yaitu pemberian ASI tanpa jadwal (sesuka bayi)
10. Rooming in (rawat gabung) Bayi diberikan pada ibu agar terjadi Bounding attachment antara ibu dan bayinya. Kemudian menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu menjelaskan tentang : -
Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit
-
Kehangatan dengan suhu antara 37-380C
-
Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar
-
Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan banyak muntah.
-
Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan bau busuk dan pernapasan sulit.
-
Tinja atau kemih tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
-
Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai kejang halus tidak bias tenang dan menangis terus menerus.
34
Pengkajian pada hari ke-2 dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2009 pukul 10.00 WIB pada bayi Ny “H” di Ruang Neonatus RSUD Palembang BARI. 1. Data Subjektif Ibu mengatakan bayinya sudah kuat menyusui, sudah Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB). 2. Data Objektif 2.1 Pemeriksaan Fisik Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Vital sign - RR
: 42 x/menit
- Temp
: 36,70C
2.2 Pemeriksaan Khusus Mata
: Bergerak aktif
Kepala
: Dapat menoleh ke arah rangsangan
Mulut
: Menghisap kuat
Reflek moro
: Baik
Reflek rooting
: Baik
Reflek tonicneck
: Baik
Perut
: Tidak kembung
Pengeluaran urin
: Jernih
Pengeluaran mekonium : Hitam 3. Assesment Diagnosa
: Bayi sehat lahir spontan umur 1 hari
Masalah
: Tidak ada masalah
Kebutuhan
: Tidak ada
35
4. Planning 1. KIE tentang perawatan tali pusat pada ibu Memberikan penjelasan kepada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu tali pusat di bungkus menggunakan kasa steril yang sebelumnya telah di bubuhi betadhine dan sebaiknya sebelum pelaksanaannya ibu harus mencuci tangan terlebih dahulu serta tetap memastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan.
2. KIE tentang perawatan bayi sehari-hari Memberikan penjelasan kepada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari meliputi cara memandikan bayi, cara menyusui yang baik dan benar, cara perawan tali pusat yang baik. Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan.
3. Pemberian ASI eksklusif Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan tanpa ada makanan tambahan dan anjurkan pula kepada ibu untuk memberikan ASI sesuka bayi tanpa jadwal, minimal setiap 2 jam bayi harus di susui jika perlu bayi harus di bangunkan. Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan.
4. KIE tentang tanda bahaya pada bayi Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti bayi lesu dan tidak mau menyusui, tali pusat berbau busuk, mata kuning, warna kulit tampak kuning. Ibu mengerti apa yang di jelaskan oleh Bidan.
36
5. KIE tentang imunisasi dasar pada BBL Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dasar pada BBL yakni bayi akan diberikan imunisasi hepatitis B, BCG, Polio, DPT sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ibu mengerti apa yang di jelaskan oleh Bidan.
6. KIE tentang kunjungan ulang Menjelaskan kepada ibu tentang kunjungan ulang agar ibu dapat membawa bayinya 1 minggu setelah kelahiran serta segara datang bila terdapat tandatanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh Bidan.
37
BAB IV PEMBAHASAN
Pada kasus bayi Ny "H" didapatkan bahwa bayi lahir normal secara spontan BB : 3300 gram, respirasi : 42 x/menit, Tempratur : 36,7 °C, panjang badan : 49 cm, lingkar kepala : 33cm, lingkar dada : 30 cm, lingkar lengan atas: 11 cm. Penilaian awal pada bayi baru lahir pada bayi Ny "H" didapatkan sesuai APGAR SCORE yaitu 9/10. Asuhan yang diberikan pada jam pertama kelahiran pada bayi Ny “H” yang dilakukan adalah : 1. Pengamatan pernapasan Sebagian bayi bernapas spontan, pernapasan bayi sebaiknya secara teratur untuk mengetahui tidak ada masalah. Pada kasus bayi Ny “H” bayi bemapas secara spontan dan tidak adanya masalah atau sesuai APGAR Score yaitu 9/10.
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi Sebaiknya jangan memandikan bayi paling sedikit 6 jam dari waktu bayi baru dilahirkan karena bayi belum mampu mengatur suhu dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Maka dari itu petugas diruangan neonatus langsung membersihkan badan bayi lalu dibedong untuk menjaga kehangatan suhu tubuh bayi.
3. Memberikan vitamin K Pemberian Vitamin K mencegah terjadinya pendarahan pada semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg / hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K Parenteral dengan dosis 0,5- mg I.M.
37
38
Tapi kenyataannya praktek di Ruang Neonatus RSUD Palembang BARI pada kasus bayi Ny “H” Pemberian vitamin K dilakukan secara parenteral dengan alasan perawatan untuk bayi baru lahir normal dilakukan hanya 1-2 hari saja di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI sementara kalau per oral diperlukan waktu selama 3 hari sehingga dikhawatirkan orang tuanya tidak bisa memberikan sesuai dengan jadwal pemberian.
4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat (Farida, 2009) Tapi praktek di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI perawatan tali pusat dilakukan dengan kassa steril yang telah dibasahi Bethadine lalu dibungkuskan ditali pusat, alasan masih diberikan Bethadine karena jika memakai kassa steril kering saja kurang efektif dan masih rentan terjadinya infeksi melalui tali pusat sehingga Dokter mengintruksikan kepada penanggung jawab Ruang Neonatus untuk tetap memakai Bethadine dalam perawatan tali pusat.
5. Pemberian ASI Secara Dini Inisiasi Menyusu Dini(IMD) merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan
39
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Pada praktek RSUD Palembang BARI telah dilakukan program IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang di lakukan pada Ruang Bersalin, kemudian bayi langsung dibawa keruangan Neonatus untuk dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering dan hangat, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya Hypotermi pada bayi dan dilakukan perawatan tali pusat, pemberian Vitamin K, pengukuran BB, PB, lingkar kepala dan lingkar dada dan dilakukan pemberian
jalan
nafas
dengan
menggunakan
slymizuinger
karena
dikhawatirkan masih terdapat sisa cairan ketuban yang terhisap. Setelah itu dilakukan pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan tanda pengenal dan identitas bayi yang ditempat tidur yang berisi nama ibu, tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, diagnosa atau masalah bayi tersebut serta pemasangan gelang tangan yang di berikan kepada setiap BBL berupa gelang yang berwarna biru untuk bayi laki-laki serta gelang berwarna pink untuk bayi perempuan serta pemasangan plaster yang berisikan nama bayi sebagai pelengkap identitas. Dilakukan pencetakan sidik jari, pengukuran antropometri dan hasilnya ditulis dalam status bayi. Ini dilakukan untuk memudahkan identifikasi dan resiko tertukarnya bayi.
6. Pemberian Imunisaasi Dini pada Bayi Baru Lahir Imunisasi awal yang dianjurkan pada bayi baru lahir yaitu BCG, Polio dan Hepatitis. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, jalur utama penularan berasal dari ibu. Ada dua jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B sebanyak tiga kali, yaitu pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan,. Jadwal kedua, imunisasi Hepatitis B sebanyak empat kali, yaitu pada usia 0, dan DPT +
40
Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007) Tapi di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tidak dilakukan imunisasi dasar lengkap pada bayi baru lahir hingga bayi tersebut pulang ke rumah melainkan hanya diberikan surat kontrol ulang kepada prang tua bayi yang digunakan untuk mengontrol perkembangan bayi di poliklinik anak atau poliklinik KIA Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
41
BAB V PENUTUP
Kesimpulan Pada Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009, maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Didapatkan pengkajian data subjektif dan objektif yang dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 3300 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada 30 cm, lingkar lengan atas 11 cm. 2. Ditegakkan diagnosa bayi Ny. “H” yaitu bayi sehat lahir spontan. 3. Tidak ditemukan masalah potensial 4. Tindakan yang dilakukan segera setelah bayi baru lahir adalah pencegahan infeksi, penilaian awal, memberikan injeksi vitamin K 1 mg pada 1/3 paha atas bagian luar, memberika zalf mata chlorampenicol 1%, pemberian identitas pada bayi dan memulai pemberian ASI serta mengambil cap kaki bayi. 5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh. 6. Didapatkan implementasi pada asuhan kebidanan pada bayi Ny "H" di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI. a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Vital sign RR
: 42 x/mnt
Temperatur
: 36,70C
d. Memantau kebutuhan nutrisi bayi e. Memberikan imunisasi dasar kepada bayi baru lahir f. Memberikan KIE tentng ASI eksklusif dan ASI on demand pada ibu
41
42
g. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi h. Mengatur kunjungan ulang bayi kepada ibu sesuai dengan keluhan 7. Evaluasi Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny "H" maka yang dapat kami evaluasi adalah bayi dalam keadaan sehat, tetapi dalam pelaksanaannya terdapat beberapa perbedaan teori dengan praktiknya, perbedaan tersebut antara lain adalah penerapan ilmu di lahan praktik tidak dilakukan program IMD serta tidak di lakukan imunisasi dasar lengkap pada bayi baru lahir dan perawatan tali pusat masih menggunakan cairan anti septik seperti betadhine.
Saran Bagi Pihak Rumah Sakit Makalah ini berguna sebagai alat pembanding dalam memberikan pelayanan dalam memberikan pelayanan kebidanan bayi baru lahir dengan asuhan kebidanan, khususnya dalam asuhan kebidanan terhadap pasien dan dapat mempercepat kerjasama dalam mengaplikasikan teori di lahan praktek dalam melakukan asuhan kepada ibu dan bayi setelah lahir.
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan agar makalah ini berguna sebagai acuan untuk dapat membimbing mahasiswa yang terjun ke lahan praktek dengan menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan lebih memantau kinerja mahasiswa selama di lahan praktek, melalui bimbingan secara intensif.
43
Bagi Mahasiswa Diharapkan agar makalah ini lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang diperoleh selama proses pembelajaran dan praktik guna mendalami ilmu kebidanan, khususnya pada BBL dan perinatal, serta mampu menerapkan teori secara aplikatif sebisa mungkin yang telah didapatkan
44
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. 2002. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta. Depkes, RI. 2005. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta. Fadhilah Siti. Bayi Baru Lahir. http://keperawatan-gun.blogspot.com diakses pada 5 Agustus 2009 pukul 16.00. Farida. 2009. Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir. http://momygodget.com diakses pada tanggal 3 2009 pukul 17.30 WIB FKUI, 2002. Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta. Nunu,
dkk,
2007.
Perkembangan
Bayi
dan
Anak.
http://keperawatan-
gun.blogspot.com. Diakses pada 3 Agustus 2009 pukul 15.00 Prawirohardjo. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka: Jakarta. Prawirohardjo. 2008. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal. Saifuddin, AB. 2006. Angka Kematian Ibu dan Perinatal. Jakarta http://www.blogspot.co.id diakses pada tanggal 4 Agustus 2009 pukul 12.00 WIB. Supari, 2004. Safe Motherhood. http://Safe Mother.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2009. Maryunani, 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media : Jakarta. Anwar, Azrul (2005). Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia.Depkes RI. Jakarta. Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta. Komalasari, Kokom. (2006). Kematian Bayi, Tragedi yang Terlupakan. Pikiran Rakyat Cyber Media.