CASE II : Klien umur 35 tahun, perempuan, sudah menikah dan mempunyai 4 orang anak. Pendidikan SMP. Diagnosis medis patah tulang dextra akibat kecelakaan lalu lintas. Klien dibawa ke RS karena kondisi tidak sadarkan diri akibat kecelakaan yang terjadi. Klien mengatakan ini adalah pengalaman pertamanya ke RS karena klien dan keluarga selama sakit selalu dibawa ke dukun. Keluarga klien sangat percaya akan kesembuhan penyakit bila ke dukun yang selama ini menjadi langganan turun temurun dan sangat percaya kalau tidak akan sembuh dengan obat. Klien mempunyai kepercayaan kecelakaan yang dilakukan akibat melakukan dosa ke orang lain sehingga dia harus menyediakan sesaji dan dupa setiap hari di ruangan RS. Klien mempunyai pantangan makan telur karena didesanya ada pandangan kalau makan telor pasti akan mendapatkan musibah. Sistem kekerabatan keluarga sangat kental, adanya sangsi bila tidak menengok keluarga yang sakit di RS.
Saat ini klien dalam kondisi hamil 2 bulan. Klien
mempunyai kepercayaan kalau kehamilannya tidak boleh diketahui orang lain, karena klien takut kalau kehamilannya akan hilang bila trimester pertama diketahui orang lain.
TUGAS: 1. Jelaskan masing-masing komponen di atas, mana saja yang termasuk 7 subsistem pengkajian menurut model Sunrise Leininger 2. Buatlah Analisis data dan diagnosis keperawatannya (dx kep lebih dari 1) 3. Buatlah rencana keperawatannya sesuai dengan diagnosis yang telah dibuat.
Asuhann KeperawatanTranskultural Nursing Pada PasienPatah Tulang A. Pengkajian 1.
Faktor Teknologi a. Klien baru pertama kali dibawa ke RS. b. Selama ini pengobatan lebih sering ke dukun karena Keluarga sangat percaya akan kesembuhan penyakit bila ke dukun yang selama ini menjadi langganan turun temurun c. Sangat percaya kalau tidak akan sembuh dengan obat
2.
Faktor agama dan falsafah hidup a. Klien mempunyai kepercayaan kecelakaan yang dilakukan akibat melakukan dosa ke orang lain sehingga dia harus menyediakan sesaji dan dupa setiap hari di ruangan RS b. Klien sudah menikah
3.
Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan a. Nama : Ny W b. Umur : 23 Tahun c. Jeniskelamin : perempuan d. Mempunyai 4 orang anak a. Sistem kekerabatan keluarga sangat kental, adanya sangsi bila tidak menengok keluarga yang sakit di RS
4.
Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup a. Klien mempunyai pantangan makan telur karena didesanya ada pandangan kalau makan telor pasti akan mendapatkan musibah b. Klien mempunyai kepercayaan kalau kehamilannya tidak boleh diketahui orang lain, karena klien takut kalau kehamilannya akan hilang bila trimester pertama diketahui orang lain
5.
Faktor politik Kebijakan dan peraturan RS, yaitu: a. Alasan mereka datang ke RS Klien tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
b. Kebijakan yang didapat di RS Dokter mendiagnosa pasien dengan patah tulang dextra. 6.
Faktor ekonomi a.
Pekerjaan Klien merupakan ibu rumah tangga
b.
Sumber biaya pengobatan Seluruh biaya pengobatan klien ditanggung oleh suami
c.
Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien -
7.
Faktor pendidikan a. Klien merupakan lulusan SMP
ANALISIS DATA No
DATA
MASALAH
1
DS :
Difisit pengetahuan
a. Klien mempunyai kepercayaan kalau kehamilannya tidak boleh diketahui orang lain, karena klien takut kalau kehamilannya akan hilangbila trimester pertama diketahui orang lain. DO :Kehamilan 2 bulan
2
DS :
Resiko Ketidakpatuhan
a. Klien mengatakan baru pertama kali dibawake
dalam pengobatan
RS. Selama ini pengobatan lebih sering ke dukun karena Keluarga sangat percaya akan kesembuhan penyakit bila ke dukun yang selama ini menjadi langgan anturun temurun b. Sangat percaya kalau tidak akan sembuh dengan obat DO : -
B. Diagnosis keperawatan 1. Difisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang proses kehamilan
2. Resiko Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan system nilai yang diyakini
C. Perencanaan
N Dx Kep
Tujuan
RencanaTindakan
Tupan :
Cultural care preservation atau
pengetahuan
Pasien dan keluarga memiliki
maintenance
berhubungan
pemahaman yang benar
a. Beri dukungan keluarga mengenai
dengan
tentang proses kehamilan dan
pengetahuan klien dan keluarga
ketidaktahuan
membagi pengetahuan ini
tentang proses kehamilan
keluarga
kekelompoknya.
o 1 Difisit
tentang proses Tupen kehamilan
b. Identifikasi sejauh mana pengetahuan
Setelah diberikan asuhan
keluarga tentang proses kehamilan
keprawatan 1x30 menitpasien dan keluarg amemahami
c. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru
tentang proses kehamilan
saat berinteraksi dengan pasien dan
dengan kriteria
keluarga
Pasien mau terbuka tentang kehamilannya
Mau bekerjasama
d. Diskusikan kesenjangan budaya yang dianutkeluarga dan perawat
dalam pemeriksaan kehamilannya
Cultural care accommodation atau negosiation
a. Gunakanbahasa yang mudahdipahami oleh keluarga saat melakukan pendekatan keperawatan
b. Libatkan semua anggota keluarga dalam perencanaan perawatan terkait dengan pemahaman tentang proses kehamilan
c. Lakukan negoisasi dengan keluarga mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan
d. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negoisasi di mana kesepakatan berdasarkan pengetahuan, pandangan keluarga dan standaretik.
Cultural care repartnering atau recontruction a. Beri kesempatan pada keluarga untuk memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya
b. Tentukan tingkat perbedaan keluarga dari budaya kelompok
c. Terjemahkan terminology gejala keluarga kedalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh keluargan
2 Resiko
Tupan:
Cultural care perservationatau
Ketidak
Klien dan keluarga memilih ke
maintenance
patuhan
Fasilitas kesehatan terdekat
1. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru
dalam
jika mengalami masalah
saat berinteraksi dengan pasien dan
pengobatan
kesehatan, bukan ke Dukun
keluarga
berhubungand Tupen : engan system
Setelah di berikan asuhan
nilai yang
keperawatan1 x 30 menit
diyakini
resiko ketidak patuhan dalam pengobatan tidak terjadi dengan Kriteria
Pasien bekerjasama dalam setiap perawatan dan pengobatan.
2. Diskusikan kesenjangan budaya yang dianut keluarga dan perawat
3. Identifikasi sejauh mana pengetahua npasien
dan
keluarga
tentang
pengobatan pasien patah tulang 4. Beri dukungan pasien dan keluarga mengenai
pengobatan
untuk
menangani masalah patah tulang
5. Beri instruksi tertulis tentang manfaat pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga
Cultural care accomodationataunegosiation
1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
keluarga
saat
melakukan
pendekatan keperawatan 2. Libatkan
semua
anggota
keluarga
dalam perencanaan perawatan terkait pengobatan patah tulang 3. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negoisasi di mana kesepakatan berdasarkan pengetahuan, pandangan keluarga dan standaretik.
Cultural care repartnering atau recontruction 1. Beri kesempatan pada pasiendan keluarga untuk memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya
2. Tentukan tingkat perbedaan keluarga dari budaya kelompok