Askep Post Sc.docx

  • Uploaded by: chan chen
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Post Sc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,059
  • Pages: 19
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. Y DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG JADE RSUD dr SLAMET GARUT

A. PENGKAJIAN Hari/Tanggal Jam Pengkaji 1. IDENTITAS a. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Pendidikan Agama Suku bangsa Tanggal masuk RS No. CM Diagnosa medis

: Jumat, 19 Januari 2018 : 11.10 WIB : Annisa Alail Nursela

: Ny. Y : 27 Tahun : Perempuan : Sukawening : Penjahit : SMP : Islam : Sunda : 18 Januari 2018 (IGD) 19 Januari 2018 (Jade) : 01075825 : Post operasi Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban pecah dini

b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn. U Umur : 30 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Sukawening Pekerjaan : Penjahit Pendidikan : SMP Agama : Islam Suku bangsa : Sunda Hubungan dengan klien : Suami 2. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama Nyeri b. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengeluh nyeri di bagian perut setelah dilakukan operasi sectio cesarea pada tanggal 19 Januari 2018 (09.45 s/d 10.15). Nyeri dirasakan semakin bertambah jika pasien bergerak, dan berkurang jika pasien berada pada posisi terlentang. Nyeri yang dirasakan seperti diiris, disertai rasa

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

c.

d.

e.

f.

g.

h. i.

ngilu, dan menjalar sampai ke area punggugung dan bokong. Skala nyeri 3 (0-5) dan nyeri yang dirasakan hilang timbul. Alasan masuk RS Pasien mengatakan hamil 9 bulan mengeluh keluar cairan berwarna bening sejak 10 jam SMRS tapi tidak berbau, keluhan disertai mules sejak 3 jam SMRS, pasien menyangkal adanya keluar darah bercampur lendir. Pasien merasakan adanya gerakan janin dan gerakan janin aktif. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan belum pernah hamil, dan ini pertama kali pasien hamil dan melahirkan. Riwayat penyakit keluarga Menurut penuturan pasien, bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mengalami riwayat penyakit menurun (DM, dll), menular (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, dll) ataupun penyakit menahun (Jantung, ginjal). Riwayat menstruasi 1) Menarche : 13 tahun 2) Durasi : 5-7 hari 3) Siklus : teratur 4) Banyak : 2x ganti 5) HPHT : 12-04-2017 6) TTP : 19-01-2018 Riwayat pernikahan 1) Status : Kawin 2) Berapa kali menikah :1x 3) Usia pernikahan : Ny. Y (24 tahun) dan Tn. U (26 tahun) 4) Lama pernikahan : 3 tahun Riwayat kontrasepsi Pasien mengatakan belum ada rencana dalam penggunaan alat KB Riwayat kehamilan 1) Gravida : G1P0A0 2) Pemeriksaan kehamilan Pasien mengatan telah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak > 10 kali ke bidan dan dokter. 3) Keluhan : mual, muntah, kaki bengkak 4) Berat badan saat hamil : 60 kg, sebelum hamil : 45 kg 5) Pemakaian obat-obatan Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan selain dari petugas kesehatan. 6) Kebiasaan (merokok/minum alkohol) Pasien mengatakan tidak pernah merokok dan meminum minuman beralkohol. 7) Keikutsertaan pada kelas persalinan

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Pasien mengatakan suka mengikuti penyuluhan-penyuluhan di posyandu. 8) Imunisasi Pasien mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT 1 (3 bulan) dan TT 2 (5 bulan). j. Riwayat persalinan 1) Umur kehamilan : 39-40 minggu 2) HIS mulai sejak : 18/01/2018 jam 01.00 WIB 3) Jenis persalinan : sectio caesaria 4) Plasenta lahir : lahir 5) Penolong : dokter k. Riwayat kelahiran Bayi 1) Jenis kelamin : perempuan 2) BB : 3376 gram 3) Panjang badan : 51 cm 4) APGAR : 1 menit (2), 5 menit (6) 3. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL a. Pemeliharaan kesehatan Pasien mengatakan apabila dalam keluarga sakit, pasien selalu memeriksakan ke balai pengobatan terdekat yaitu ke puskesmas, dan apabila sakitnya tidak kunjung sembuh pasien berobat ke rumah sakit. b. Nutrisi metabolik No. Jenis Sehat Sakit 1. Pola makan Kebutuhan kalori Jenis Nasi, lauk pauk, sayuran, Bubur nasi, tahu, telur, dan buah-buahan sayur bening, sayur sop Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis Frekuensi 3 x/hari 3 x/hari Diet khusus Tidak ada Tidak ada Makanan disukai Semua suka Semua suka Kesulitan menelan Tidak ada Tidak ada Gigi palsu Tidak ada Tidak ada Alergi Tidak ada Tidak ada Napsu makan Baik Baik Puasa Jam 06.00 (19/01/2018) sebelum tindakan operasi SC 2. Pola minum Jenis Air putih, teh dan susu Air putih Frekuensi 8-9 gelas 8-9 gelas Jumlah 1600-1800 cc 1600-1800 cc

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Kebutuhan cairan Jumlah tetesan *) Pantangan Minuman disukai

Ringer Laktat tpm Tidak ada Air putih hangat

Tidak ada Semua suka

c. Pola Eliminasi No. Jenis 1. BAB Frekuensi Warna Kesulitan BAB 2. BAK Frekuensi Warna

Sebelum dirawat

Jumlah Kesulitan BAK

Selama dirawat

2x/hari Khas feses Tidak ada

Setelah dilakukan operasi SC, pasien belum BAB

3-4 kali Khas urin

Pasien terpasang Cateter, warna urine kuning pekat 500cc/12jam Tidak ada

Tidak ada

d. Pola aktivitas sehari-hari No.

Jenis

Sehat 0 1

2

3

4

Selama Dirawat 0 1 2

1.

Mandi





2.

Berpakaian





3.

Eliminasi





4.

Mobilisasi





5.

Berpindah





6

Berjalan





7.

Bekerja



8.

Memasak



9.

Naik tangga



10.

Pemeliharaan rumah



Ket : 0 1 2 3 4

3

: Mandiri : Alat Bantu : Di bantu orang lain : Dibantu orang lain dan alat : tergantung atau tidak mampu

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

4

e. Pola Personal Hygine No Jenis 1 Mandi 2 3 4 5 6

Selama dirawat Pasien mandi dibantu oleh suaminya, menggunakan waslap Berpaakaian 2 hari sekali Mobilisasi tempat tidur > 4x/hari Menyikat gigi 1x/hari Keadaan kuku Kuku pendek, bersih Keramas Tidak keramas

f. Pola Persepsi Kognitif 1) Berbicara : pasien mampu berbicara jelas tanpa ada hambatan 2) Bahasa : pasien menggunakan bahasa sunda dan paham terhadap apa yang dikatakan oleh pengkaji 3) Kemampuan membaca : pasien mampu membaca tanpa menggunakan kacamata 4) Tingkat ansietas : pasien dan keluarganya tidak merasa sedikit cemas terhadap keadaan yang dideritanya 5) Kemampuan berinteraksi : dengan kemampuan berbicara, pasien dapat berinteraksi dengan pengkaji, perawat dan orang yang berada di sekitarnya. g. Pola Istitahat Tidur No. Jenis Sebelum masuk RS Selama dirawat 1. Tidur siang Lama Tidur 1-2 jam 1 jam Keluhan Tidak ada Terganggu, karena nyeri 2. Tidur malam Lama Tidur 6-8 jam 4-5 jam Keluhan Tidak ada Terganggu, karena nyeri h. Pola konsep Diri 1) Gambaran diri : pasien mengatakan bahwa keadaan saat ini pasien sedang sakit yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran. 2) Ideal diri : pasien mengharapkan kesembuhan dari penyakit yang dialaminya sekarang, sehingga pasien dapat beraktivitas kembali seperti biasanya. 3) Harga diri : pasien mengatakan dengan kondisinya saat ini, pasien merasa tetap percaya diri untuk menjalani kehidupannya. 4) Identitas diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seseorang ibu dari anaknya, dan seorang istri dari suaminya.

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

5) Peran diri : pasien mengatakan bahwa dengan kondisi yang dialaminya saat ini, peran sebagai seorang istri dalam rumah tangganya merasa terganggu karena pasien harus dirawat di RSU. i. Pola Peran dan Hubungan Hubungan pasien dan keluarganya sangat baik, hal tersebut ditunjukan dengan adanya anggota keluarga lain yang berkunjung dan menemani pasien. j. Pola Reproduksi dan Seksual Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai penyakit seksual, sebelum hamil menstruasi teratur, serta hubungan pasien dan suami harmonis. k. Pola Pertahanan Diri atau Koping Menurut pasien, setiap ada permasalahan yang terjadi pada dirinya, pasien selalu membicarakannya kepada suami. l. Keyakinan dan Nilai Menurut pasien, bahwa dirinya biasa mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, dan sampai saat ini pasien selalu berdoa demi kesembuhannya. 4. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum Kesadaran : compos mentis GCS : 15 E:4 V: 5 M:6 b. Tanda-tanda vital 1) Tekanan darah : 120/80 mmHg 2) Nadi Frekuensi : 80x/menit Irama : regular Kualitas : kuat Macam nadi : pulsus alternans Isi nadi : penuh Kiri dan kanan : sama 3) Respirasi Frekuensi : 19 x/menit Pola : eupnea Irama : regular 4) Suhu : 360C c. Head to toe 1) Rambut Rambut : hitam Kebersihan : bersih Penyebaran : merata

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

2) Kulit Warna : sawo matang Kelembaban : sedikit kering Edema : tidak ada Cyanosis : tidak ada Turgor kulit : baik 3) Kuku Warna : putih Tekstur : kasar Bentuk : cembung dan panjang Kebersihan : bersih 4) Kepala Kebersihan : bersih Keadaan : tidak ada lesi, benjolan dan nyeri tekan Bentuk muka : delichepalus a) Mata Posisi : simetris antara mata dektra dan sinistra Sklera : putih Konjungtiva : merah muda (unanemis) Refleks pupil : bulat/ simetris Kebersihan : bersih Ketajaman penglihatan : baik b) Hidung Posisi : simetris antara lubang hidung dektra dan sinistra Warna : sama dengan kulit sekitar Kebersihan : bersih Mukosa hidung : warna merah muda, lembab dan tidak ada lesi Fungsi hidung : baik, terbukti pasien dapat membedakan bau kayu putih c) Telinga Posisi : simetris Warna : sama dengan kulit sekitar Tekstur : halus Kebersihan : bersih, tidak tampak serumen Fungsi pendengaran : baik, terbukti pasien dapat menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh pengkaji dengan tepat. 5) Mulut a) Bibir Warna : merah pucat Tekstur : halus Mukosa : kering, sedikit kotor Kondisi : tidak tampak ada lesi atau stomatitis

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

b) Gigi Warna : kuning Kondisi : tidak ada caries pada gigi geraham c) Lidah Warna : merah muda Tekstur : halus Mukosa : lembab Kondisi : tidak tampak ada lesi dan kotor Pergerakan : baik, dapat digerakan kesegala arah Fungsi lidah: baik, terbukti pasien dapat membedakan jenis rasa Refleks menelan : baik d) Gusi Warna : merah muda Keluhan : tidak ada 6) Leher JVP : tidak ada peningkatan Kelenjar tiroid : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid Pergerakan : tidak ada keterbatasan pergerakan 7) Dada a) Jantung Inspeksi : tidak terdapat jaringan parut dan deformitas, iktus kordis normal, tidak terlihat denyutan nadi di dada bagian atas. Auskultasi : S1=S2 (lub-dub) Palpasi : tidak teraba getaran (thrill) Perkusi : batas jantung normal b) Paru-paru Inspeksi Frekuensi 19 x permenit, pola pernafasan eupnea, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, pergerakan simetris antara dextra dan sinistra, tidak terdapat retraksi dinding dada. Bentuk dada normal Auskultasi Bunyi napas vesikuler, tidak terdapat suara napas tambahan Palpasi Pergerakan dada simetris, tidak terdapat krepitasi Perkusi Suara : sonor di kiri dan kanan c) Payudara Bentuk payudara simetris, membesar, puting susu menonjol, areola kehitaman dan bersih, terdapat pembengkakan pada payudara (bendungan ASI), produksi ASI belum ada. Refleks menghisap bayi belum kuat, Ibu tampak meringis kesakitan

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Bayi waktu menghisap hanya bagian puting saja 8) Abdomen Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusar, kontraksi uterus kuat/baik. Bising usus lemah. Pada abdomen terdapat luka operasi SC dengan insisi pfannenstiel. Luka jahitan ± sepanjang 10 cm. kondisi luka post operasi belum diketahui karena masih ditutup verban (POD0), terdapat strie, blast tidak teraba. 9) Genitalia Terdapat lochea rubra, warna merah, berbau amis, jumlah perdarahan ± 80 cc, terpasang kateter. 10) Ektermitas a) Ektermitas atas Bentuk : simetris Pergerakan : dapat digerakan, dan dapat melawan tekanan pengkaji Keadaan : bersih tidak nampak adanya lesi, benjolan atau kotoran Edema : tidak Tangan kanan terpasang infus Kekuatan otot : 5 5 b) Ektermitas bawah Bentuk : simetris Pergerakan : dapat digerakan, hanya dapat mengatasi gaya gravitasi Keadaan : bersih tidak nampak adanya kotoran, tidak terdapat edema dan varises Turgor kulit : baik Kekuatan otot : 3 3 Pasien terlihat meringis saat mencoba untuk bergerak Pasien tampak meminimalkan gerakan Pasien terlihat berhati – hati bila bergerak Pasien mengatakan takut bergerak banyak

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

c) Skala Morse NO 1 2

3

4

5

6

PENGKAJIAN Riwayat jatuh: apakah pernah jatuh saat ini atau dalam 3 bulan terakhir? Diagnosa sekunder: apakah memiliki lebih dari satu penyakit? Alat Bantu jalan: a. Bed rest/ dibantu perawat b. Kruk/ tongkat/ walker c. Berpegangan pada benda-benda di sekitar (kursi, lemari, meja) Terapi Intravena: apakah saat ini terpasang infus? Gaya berjalan/ cara berpindah: a. Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak sendiri) b. Lemah (tidak bertenaga) c. Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) Status Mental a. Menyadari kelemahannya b. Tidak menyadari kelemahannya JUMLAH

SKALA Tidak 0 Ya 25 Tidak 0 Ya 15

NILAI 0 0

0 15

0

30 Tidak Ya

0 20

20

0 10

0

20 0

0

15 20

Keterangan: Risiko tinggi (RT) ≥ 45 Risiko sedang (RS) 25-44 Risiko rendah (RR) 0 – 24 5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Labolatorium No. Lab : 180119328 No Nama Test Hasil 1 Hematologi Darah Rutin Hemoglobin Hematokrit Lekosit Trombosit Eritrosit

12.6 39 41.300 431.000 4.44

Tgl :19/01/2018 Pkl: 13.56 WIB Unit Nilai Normal

g/dL % /mm3 /mm3 Juta//mm3

KET.

13.0 – 18.0 40 – 52 3,800 – 10,600 150,000 – 440,000 3.5 – 6.5

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

RR

6. THERAPY No

Therapy

1

Ringer Laktat

2.

Cefotaxim e

3.

Metronida zole

4.

Kaltrofen

Jenis/ Golongan obat/Fungsi Ringer laktat adalah larutan steril yang digunakan sebagai penambah cairan dan elektrolit tubuh untuk mengembalikan keseimbangannya. Obat ini juga dapat bertindak sebagai alkalisator yang mengurangi keasaman. Cefotaxime adalah antibiotic golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai khasiat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel bakteri. Metronidazole adalah obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob. Ketoprofen adalah obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) yang memiliki efek analgesik, anti peradangan dan penurun panas (antipiretik). Efek-efek ini diperantarai oleh penghambatan produksi prostaglan din yang merupakan zat penyebab munculnya reaksi peradangan, nyeri, dan demam. Terbentuknya prostaglandin diperantarai oleh enzim cyclo-oxygenase (COX), enzim inilah yang secara langsung dihambat oleh ketoprofen.

Frekuensi pembemberian Waktu jam

Cara

Dosis

IV

20 tpm

IV

2x 1gr

08.00

IV

3x 500 mg

08.00

Sup osito ria

2x 100 mg

08.00

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

20.00

16.00

24.00

20.00

7. ANALISA DATA NO

1

2

TGL

19/01/ 2018

19/01/ 2018

DATA

PROBLEM

Data subjektif: - Pasien mengeluh nyeri di bagian perut setelah dilakukan operasi sectio cesarea - Pasien mengatakan nyeri dirasakan semakin bertambah jika bergerak, dan berkurang jika berada pada posisi terlentang. - Pasien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan seperti diiris, disertai rasa ngilu, dan menjalar sampai ke area punggugung dan bokong - Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul. Gangguan Data objektif: rasa nyaman - Dilakukan operasi sectio cesarea pada nyeri tanggal 19 Januari 2018 (09.45 s/d 10.15 WIB) - Pada abdomen terdapat luka operasi SC dengan insisi pfannenstiel. Luka jahitan ± sepanjang 10 cm - Skala nyeri 3 (0-5) sedang - Pasien terlihat meringis saat mencoba untuk bergerak - Pasien tampak meminimalkan gerakan - Pasien tampak berhati-hati bila bergerak Data subjektif: - Pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarga - Pasien mengatakan takut bergerak Gangguan banyak mobilitas Data objektif: fisik - Pasien tampak berhati-hati bila bergerak - Kekuatan otot : kaki kanan dan kiri 3 - POD0

ETIOLOGI

Tindakan SC ↓ Terputusnya kontinuitas jaringan ↓ Keluarnya zat – zat vasoaktif (histamin, bradikinin, serotonin) ↓ Merangsang reseptor nyeri pada ujung – ujung saraf bebas ↓ Nyeri dihantarkan ke dorsal spinal lord ↓ Thalamus ↓ Cortex serebri ↓ Nyeri dipersepsikan ↓ Gangguan rasa nyaman nyeri

Tindakan SC ↓ Adanya luka post Op ↓ Nyeri ↓ Klien takut bergerak banyak karena nyeri bertambah ↓

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Gangguan mobilitas fisik

3

19/01/ 2018

Data subjektif: - Pasien mengatakan terasa sakit pada payudara - Pasien mengatakan bayi menghisap masih belum terlalu kuat - Pasien mengatakan tidak mengetahui cara menyusui yang benar Data objektif: - Terdapat pembengkakan pada payudara (bendungan ASI) dan keras - Produksi ASI belum ada - Refleks menghisap bayi belum kuat - Ibu tampak meringis kesakitan - Bayi waktu menghisap hanya bagian puting saja

Tidak tahu cara perawatan payudara

Ketidak efektifan menyusui

↓ Pengeluaran ASI tidak efektif ↓ Ketidak efektifan menyusui

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi sectio caesarea 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan post op section caesarea 3. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO 1

DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi sectio caesarea

RENCANA KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI KRITERIA HASIL Setelah dilakukan 1. Observasi tingkat nyeri tindakan R/ Mengetahui sampai tingkat mana keperawatan nyeri yang dialami klien selama 2 x 24 2. Observasi TTV jam, diharapkan R/ Melihat perkembangan KU klien a. Pasien dimana rangsang nyeri dapat mengatakan meningkatkan TTV nyeri 3. Atur posisi berbaring misalnya dengan berkurang posisi supine b. Skala nyeri 1R/ Dengan posisi ini dapat mengurangi 2 (0-5) tekanan pada area operasi sehingga rasa

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

2

3

c. Pasien dapat nyeri berkurang melakukan 4. Ajarkan teknik relaksasi dengan menarik teknik nafas dalam saat nyeri timbul relaksasi R/ Relaksasi dengan cara menarik nafas d. Ekspresi dalam membuat otot – otot rileks wajah rileks sehingga nyeri berkurang 5. Lakukan teknik distraksi R/ Mengalihkan perhatian ke hal yang lain sehingga tidak terlalu fokus pada nyeri Gangguan Setelah dilakukan 1. Pantau kemampuan klien dalam mobilitas fisik tindakan beraktivitas berhubungan keperawatan R/ Mengetahui sampai sejauh mana dengan post op selama 2 x 24 jam kemampuan klien dalam beraktivitas section caesarea diharapkan klien 2. Bantu klien dalam memenuhi mampu beraktivit kebutuhannya as seperti semula, R/ Untuk memandirikan ibu dan dengan kriteria meminimalkan terjadinya kelemahan hasil : fisik yang lebih lanjut a. KU baik 3. Bantu klien untuk mobilisasi secara b. Pasien dapat bertahap melakukan R/ Mobilisasi meningkatkan sirkulasi mobilisasi darah sehingga mempercepat secara penyembuhan luka, nyeri berkurang, bertahap klien dapat bergerak atau beraktivitas tanpa adanya keluhan nyeri 4. HE tentang pentingnya mobilisasi post SC R/ Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya mobilisasi sehingga memotivasi ibu untuk melakukannya Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Inspeksii keadaan payudara pasien n menyusui tindakan R/ Untuk mengetahui keadaan payudara berhubungan keperawatan 2. Berikan informasi tentang pendidikan dengan selama 2 x 24 kesehatan perawatan payudara kurangnya jam, diharapkan R/ Untuk dapat meningkatkan pengetahuan a. Pasien mampu pengetahuan pasien tentang melakukan 3. Berikan informasi tentang manfaat ASI perawatan teknik R/ Untuk dapat meningkatkan payudara perawatan pengetahuan pasien payudara 4. Demonstrasikan cara breast care b. Terdapat R/ Membantu dalam pengeluaran ASI

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

pengeluaran ASI c. Bayi menyusui

5. Demonstrasikan cara pijat oksitosin R/ Membantu dalam pengeluaran ASI 6. Anjurkan pasien untuk melakukan perawatan payudara 3x sehari R/ Membantu dalam pengeluaran ASI

D. IMPLEMENTASI NO TGL IMPLEMENTASI DP 1. Jam 11.30 WIB Menilai tingkat nyeri S: O: Skala nyeri 3 (0-5) 2. Jam 11.35 WIB Mengobservasi TTV S: O: TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, RR 19x/menit, suhu 36C 3. Jam 11.42 WIB 19/01 Mengatur posisi berbaring dengan posisi supine /2018 1 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan posisi ini O: Ekspresi wajah rileks 4. Jam 11.47 WIB Mengajarkan teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam saat nyeri timbul S: Pasien mengatakan nyeri berkurang O: Ekspresi wajah rileks 5. Jam 11.55 WIB Melakukan teknik distraksi S: O: Ekspresi wajah rileks

20/01 /2018

1

1. Jam 10.15 WIB Menilai tingkat nyeri S: Pasien mengatakan nyeri dan ngilu sudah mulai berkurang O: Skala nyeri 2 (0-5) 2. Jam 10.25 WIB Mengobservasi TTV S: O: TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, RR 20x/menit, suhu

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

PARAF

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

36C

19/01 /2018

20/01 /2018

19/01 /2018

2

2

3

1. Jam 12.05 WIB Memantau kemampuan pasien dalam beraktivitas S: Pasien mengatakan aktivitasnya dibantu suami O: Kekuatan otot 5 5 3 3 2. Jam 12.10 WIB Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya S: Pasien mengatakan ngilu jika badan digerakan, sehingga susah jika ingin melakukan sesuatu O: Pasien merasa terbantu 3. Jam 12.15 WIB Membantu pasien untuk mobilisasi secara bertahap S: Pasien mengatakan takut jika mencoba menggerkan tubuh O: Ekspresi hati-hati 4. Jam 12.20 WIB Memberikan health education tentang pentingnya mobilisasi post SC S: Pasien mengatakan akan mencoba untuk menggerakan tubuhnya sedikit-sedikit O: Pasien cukup mengerti 1. Jam 10.30 WIB Memantau kemampuan pasien dalam beraktivitas S: Pasien mengatakan aktivitasnya masih dibantu suami O: Kekuatan otot 5 5 4 4 2. Jam 10.40 WIB Membantu pasien untuk mobilisasi secara bertahap S: Pasien mengatakan sudah mencoba miring kanan dan miring kiri O: Ekspresi hati-hati 1. Jam 12.37 WIB Menginspeksi keadaan payudara pasien S: O: Terdapat pembengkakan pada payudara (bendungan ASI), produksi ASI belum ada 2. Jam 12.40 WIB Memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan perawatan payudara

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

S: O: Pasien mengerti tentang perawatan payudara 3. Jam 12.50 WIB Memberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat ASI S: pasien mengatakan akan memberikan ASI pada anaknya O: Pasien mengerti

20/01 /2018

3

E. EVALUASI NO. TGL. DP 20/01/ 2018 13.45 WIB

1

20/01/ 2018 13.50 WIB

2

3. Jam 13.15 WIB Mendemonstrasikan breast care S: Pasien dan suami mengatakan akan mencoba mempraktekannya supaya ASI dapat keluar, dan bayi bisi menete O: Puting payudara pasien menonjol dan keras, belum ada pengeluaran ASI, bayi belum disusui 4. Jam 13.25 WIB Mendemonstrasikan pijat oksitosin S: Pasien dan suami mengatakan akan mencoba mempraktekannya supaya ASI dapat keluar, dan bayi bisi menete O: Pasien merasa rileks, suami pasien mengerti cara pijat oksitosin, belum ada pengeluaran ASI, bayi belum disusui 5. Jam 13.30 WIB Menganjurkan pasien untuk melakukan perawatan payudara 3x sehari S: Pasien dan suami mengatakan bahwa akan rutin melakukan perawatan payudara

EVALUASI S: Pasien mengatakan nyeri berkurang O: - Skala nyeri 2 (0-5) - Pasien dapat melakukan teknik relaksasi - Ekspresi wajah rileks A: Masalah teratasi P: Hentikan intervensi S: - Pasien mengatakan sudah mencoba miring kanan dan miring kiri O: - Ekspresi hati-hati - Kekuatan otot

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Annisa

Annisa

Annisa

Annisa

PARAF

Annisa

Annisa

20/01/ 2018 3 13.55 WIB

A: Masalah teratasi sebagian P: - Instruksikan keluarga untuk membantu pasien duduk dan berjalan S: - Pasien dan suami mengatakan akan mencoba mempraktekan perwatan payudara secara rutin, supaya ASI dapat keluar, dan bayi bisi menete O: - Pasien mengetahui cara perawatan payudara - Belum ada pengeluaran ASI - Bayi belum disusui A: Masalah teratasi sebagian P: - Lakukan perawatan payudara secara rutin

F. DISCHARGE PLANNING 1. Ibu Instruksi masa nifas adalah : a. Bekerja Ibu seharusnya menghindari kerja berat (misalnya mengangkat / membawa beban) pada 3 minggu pertama. Pada ibu-ibu yang mempunyai pengertian berbeda tengan kerja berat dapat mendiskusikan dengan ibu-ibu yang lain. Perawat dapat membantu mengidentifikasikan pengertian dari kerja berat. Biasanya dianjurkan tidak bekerja selama 3 minggu ( lebih baik 6 minggu), bukan saja untuk kesehatan tetapi juga untuk mendapatkan kesempatan lebih dekat dengan bayinya. b. Istirahat Ibu sebaiknya mengusahakan bisa tidur siang dan tidur malam yang cukup. Ibu biasanya tidur siang selagi bayi tidur dan minta suami/keluarga menggantikan tugas-tugas yang ada. Mintalah keluarga / suami untuk membantu tugas-tugas rumah tangga. c. Kegiatan / aktifitas / latihan Pada minggu pertama ibu seharusnya memulai latihan berjalan setahap demi setahap. Pada minggu ke dua, jika lokea normal dapat memulai latihan aktifitas lain yang akan direncanakan seperti mencuci popok setiap hari walaupun dengan memakai mesin cuci, naik turun tangga untuk melihat bayinya atau berada setiap saat disamping bayinya. Ibu seharusnya melanjutkan senam nifas di rumah seperti halnya sit up dan mengangkat kaki. d. Kebersihan Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Annisa

e. Coitus Coitus lebih segera setelah lokea menjadi alba dan bila ada episiotomi sudah membaik / sembuh ( minggu 3 setelah persalinan) Sel-sel vagina mungkin tidak setebal sebelumnya karena keseimbangan hormon prepregnansi belum kembali secara lengkap. Gunakan kontrasepsi busa atau jeli akan membantu kenyamanan dan pengaturan posisi yang bisa mengurangi penekanan atau dispariunia. f. Kontrasepsi Jika ibu menginginkan memakai IUD, dapat dipasang segera setelah persalinan atau chekup post partum yang pertama. Jenis kontrasepsi yang memakai diafragma harus pada minggu ke 6 , kontrasepsi oral dimulai antara 2 -3 minggu post partum sampai kembali pada chekup berikutnya. Ibu dan pasangannya dapat menggunakan kombinasi antara jelly yang mengandung spermatid dengan kondom lebih dapat mencegah pembuahan. Konsultasi dalam memilih alat kontrasepsi harus kepada tenaga kesehatan yang berkopeten untuk mencegah kesalahan informasi. 2. Bayi a. Cara memandikan bayi dengan air hangat (37 -38 °celsius) 1) Membersihkan mata dari dalam ke luar 2) Membersihkan kepala bayi (bayi masih berpakaian lalu keringkan) 3) Buka pakaian bayi, beri sabun dan celupkan ke dalam air. b. Perawatan tali pusat / umbilikus 4) Bersihkan dengan alkohol lalu kompres betadin 5) Tali pusat akan tanggal pada hari 7 – 10 c. Mengganti popok dan pakaian bayi d. Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan, kontak dengan sesuatu yang baru e. Imunisasi f. Tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya : Letargi ( bayi sulit dibangunkan ) Demam ( suhu > 37 ° celsius) Muntah (sebagian besar atau seluruh makanan sebanyak 2 x) Diare ( lebih dari 3 x) Tidak ada nafsu makan.

Annisa A. Nursela (Profesi Ners)

Related Documents


More Documents from "Riska Purwanti"

Askep Post Sc.docx
October 2019 8
Lembar Pengesahan.docx
November 2019 15
Daftar Isi.docx
November 2019 12
Mankep Fix Bab 1-5.docx
November 2019 6
November 2019 20
Nutrisi Untuk Lansia.pptx
November 2019 16