Askep Mobilisasi Dan Transportasi Kelompok 9.docx

  • Uploaded by: Chen
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Mobilisasi Dan Transportasi Kelompok 9.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,282
  • Pages: 17
TUGAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Mobilisasi”

DOSEN PEMBIMBING: Ns. Yudistira Afconneri,M.kep

Kelompok 9 Kelas II B

1. Nindy Sabrina A 2. Sentot Eko Hadiyatmo 3. Far Azizah

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLTEKKES KEMENKES PADANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOLOK TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008). Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai. Dewasa ini banyak pasien yang harus bisa kita ajarkan untuk dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, karena jika tidak, pasien-pasien itu tidak akan bisa berjalan dengan mandiri. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan berbagi pengetahuan tentang bagaimana caranya memenuhi kebutuhan mobilisasi dan transportasi pasien kepada masyarakat luas yang mana di negara Indonesia masih kurang mengetahuinya.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian dari kebutuhan mobilisasi dan transportasi? 1.2.2 Apa saja teknik mobilisasi dan transportasi? 1.2.3 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan mobilisasi dan transportasi? 1.2.4 Apa masalah pada kebutuhan mobilisasi dan transportasi? 1.2.5 Bagaimana asuhan keperawatan dalam lingkup kebutuhan mobilisasi dan transportasi? 1.2.6 Apa saja tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transportasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari kebutuhan mobilisasi dan transportasi. 1.3.2 Untuk mengetahui teknik mobilisasi dan transportasi. 1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan mobilisasi dan transportasi. 1.3.4 Untuk mengetahui masalah pada kebutuhan mobilisasi dan transportasi. 1.3.5 Untuk mengetahui asuhan keperawatan dalam lingkup kebutuhan mobilisasi dan transportasi. 1.3.6 Untuk mengetahui tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transportasi.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kebutuhan Mobilisasi dan Transportasi Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna memprtahankan kesehatannya. Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.

2.2 Teknik Mobilisasi dan Transportasi Teknik mobilisasi dan transportasi adalah teknik yang dapat digunakan oleh perawat untuk memberi perawatan pada klien imobilisasi. Teknik ini membutuhkan mekanika tubuh yang sesuai sehingga memungkinkan perawat untuk menggerakan, mengangkat atau memindahkan klien dengan aman, dan juga melindungi perawat dari cedera sistem musculoskeletal.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Mobilisasi dan Transportasi 2.3.1 Gaya Hidup Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi seseorang karena gaya hidup berdampak oada perilaku atau kebiasaan sehari-hari. Perokok berat akan cenderung mempunyai pola pernapasan pendek. Anak-anak yang senang bermain akan mengembangkan keterampilan aktivitas lebih cepat dibandingkan anak-anak yang tidak senang bermain atau kurang aktif. 2.3.2 Proses Penyakit atau Cedera Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakkan dalam ekstremitas bagian bawah,

cedera pada urat saraf tulang belakang, pasien pasca operasi atau yang mengalami nyeri cenderung membatasi gerakan. 2.3.3 Kebudayaan Kemampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilisasi yang kuat; sebaliknya ada orang yang memiliki budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas, misalnya 40 hari sesudah melahirkan tidak boleh keluar rumah. 2.3.4 Tingkat Energi Energi adalah sumber untuk melakukan mobilisasi. Agar seseorang dapat melakukan mobilisasi dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup. 2.3.5 Usia dan Status Perkembangan Terdapat perbedaan kemampuan mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Misalnya orang oada usia pertengahan cenderung mengalami penurunan aktivitas yang berlanjut sampai usia tua.

2.4 Masalah Pada Kebutuhan Mobilisasi dan Transportasi Masalah pada kebutuhan mobilisasi dan transportasi adalah imobilitas. Imobilitas merupakan keadaan diamana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakkan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya. Pada keadaan lebih lanjut pasien mengalami perubahan konsep diri serta memberikan reaksi emosi yang sering tidak sesuai dengan situasi

Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Fraktur Femur Rumah Sakit Umum Solok Ruang Bedah Ny. A. umur 31 thn datang kerumah sakit pada tanggal 10 oktober 2011, klien di diagnosa menderita fraktur femur dextra dengan keluhan yang dirasakan saat ini nyeri pada paha sebelah kanan yang disebabkan adanya luka fraktur ( saat ini pasien sudah dioperasi dan dipasang pen). Hal yang memperbaiki keadaan adalah istirahat, membatasi pergerakan terutama didaerah fraktur, dan terapi analgetik, hal ini yang memperberat. Keadaan saat melakukan pergerakan dan aktivitas, terutama pada daerah fraktur mengakibatkan terganggunya ganguan aktivitas. Hal ini dirasakan klien sejak tanggal 05 oktober 2011 dan nyeri muncul secara bertahap tetapi juga kadang spontan. Tanggal Pengkajian

: 16 November 2018

Tanggal Masuk

: 14 November 2018

Ruang/Kelas

: Bedah 2

Nomor RM

: 01405681

Diagnosa Medis

: Fraktur Femur

PENGKAJIAN A. IDENTITAS KLIEN Nama Klien

: Tn. A

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Usia

: 20 tahun

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Indonesia

Pendidikan

: Perguruan Tingggi

Bahasa Yang Digunakan

: Indonesia

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat

: Ampang Kualo

Sumber Informasi (Pasien/Keluarga)

: Klien, Keluarga, Dan Status Rekam Medis

B. RIWAYAT KEPERAWATAN 1. Riwayat kesehatan sekarang a. Keluhan utama : Nyeri pada bagian paha kanan b. Keluhan saat dikaji : Pasien mengeluh Nyeri yang dirasakan oleh pasien berada di sebelah kanan bagian paha. Hal yang memperingan pasien biasanya dengan istirahat karena dapat membatasi pergerakan terutama didaerah fraktur, dan terapi analgetik. Hal yang memperberat biasanya jika pasien melakukan aktivitas sehari- hari dengan skala nyeri 4 bahkan bisa sampai 6 jika digunakan untuk bergerak, nyeri terasa seperti diremas-remas, nyeri hilang timbul karena gerakan, lama nyeri 1015 menit.. 2. Riwayat kesehatan masa lalu a. Riwayat Alergi

: Makanan udang dan ikan

b. Riwayat kecelakaan

: Pernah

c. Riwayat dirawat di Rumah sakit

: Tidak pernah

3. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko Diabetes mellitus dan hipertensi 4. Riwayat Psikososial dan Spiritual a. Siapakah orang terdekat dengan pasien ? orangtua b. Interaksi dalam keluarga Pola Komunikasi :Baik dan komunikatif Pembuat Keputusan :Ayah

Kegiatan Kemasyarakatan :Tidak ada c. Apakah masalah yang mempengaruhi pasien ? Tidak ada f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya Hal apakah yang sangat dipikirkan saat ini ? ingin cepat sembuh Apakah harapan setelah menjalani perawatan ? cepat sembuh total

6. Pola Kebiasaan 1.

Pola Persepsi dan Manajemen Keluarga pasien sangat mementingkan kesehatannya sehingga apabila sakit segera memeriksakan diri ke Puskesmas/dokter bahkan ke dukun terdekat. a. Sebelum dirawat : Pasien menggosok gigi sehari (2x setelah mandi dan 1x sebelum tidur). Mandi 2x dengan sabun dan ganti baju 2x. b. Saat dirawat : klien jarang mandi, mandi hanya jika ada keluarga yang membantu 2. Pola Nutrisi a. Sebelum dirawat : A= BB : 63 kg B= Albumin 3,5 dl C= Rambut bersih, tidak rontok, tidak mudah dicabut D= Pasien makan 3x sehari dengan porsi 1n piring habis (lauk, nasi, sayur) dan minum air putih + 8 gelas/hari. b. Saat dirawat : A= BB : 60 kg B= Hb : 14,4 gr/dl C= Rambut agak kotor, tidak rontok, tidak mudah dicabut D= - Nutrisi TKTP - Pasien makan 3x sehari dengan porsi ½ piring habis (lauk, nasi, sayur) dan minum air putih + 8 gelas/hari. 3. Pola Eliminasi Sebelum dirawat : Pasien BAB 1-2x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, bau khas, BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih bau khas. Saat dirawat : Pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, bau khas, BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih bau khas. Terakhir BAB tanggal 10 April 2008 hari Kamis. 4. Pola Istirahat Tidur Sebelum dirawat : Pasien tidur 7-8 jam sehari kadang-kadang tirud siang ½ - 1 jam sehari. Saat dirawat : Pasien tidur selama 5-6 jam karena nyeri pada kaki sebelah kiri dan tidak pernah tidur siang.

5.

Pola Aktivitas dan Latihan Sebelum dirawat Aktivitas Makan Minum Berpakaian Toileting Ambulasi Saat dirawat : Aktivitas Makan Minum Berpakaian Toileting Ambulasi

: 0 √ √ √ √ √

1 -

2 -

3 -

4 -

0 √ √ -

1 √ -

2 √ √

3 -

4 -

Keterangan : 0 : Mandiri 3 : Bantuan orang lain + alat 1 : Alat Bantu 4 : Bantu dengan bantuan 2 : Bantuan orang lain Pasien mengatakan bila berubah posisi/beraktivitas kakinya terasa nyeri dan sakit.

B. PENGKAJIAN FISIK 1. Keadaan Umum : Baik 2. Tingkat Kesadaran : Composmentis 3. Berat badan : 57 kg (saat ini), 59 kg (sebelum sakit) 4. Tinggi badan : 164 cm 5. IMT : Tidak dapat di hitung Berat badan ideal : 57.6-70.4 kg 6. TTV : Tekanan darah :100/70 mmHg Nadi 22x/menit Suhu tubuh : 36.3oC

:128 x/menit

Frekuensi nafas :

ANALISA DATA Nama klien / umur

: Tn. A / 20 tahun

No. MR

: 01405681

Ruangan

: Bedah 2

No 1. DS : P: Q: R: S: T: -

Data Pasien mengatakan nyeri Nyeri saat melakukan aktivitas Nyeri seperti dipukul-pukul Kaki sebelah kiri Skala 7 Saat gerak sewaktu-waktu Ekspresi wajah tampak meringis jika melakukan DO : aktivitas. - Ekspresi wajah tampak tegang TD : 110/70 mmHg N : 88 x/menit

Etiologi Fraktur femur tertutup

Masalah keperawatan Nyeri

Malunion, nonunion, dan delayed union terapi bedah kerusakan jaringan pasca operasi nyeri

2.

DS :

Pasien mengatakan dalam beraktivitas pasien tidak bisa mandiri dan membutuhkan bantuan orang lain dan alat

DO: -

-

Pasien memerlukan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari Pasien tidak mampu berjalan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi dan personal hygiene

Fraktur femur Terputusnya hubungan tulang

Ketidakmampuan melakukan pergerakan kaki Immobilisasi

Hambatan mobilitas fisik

DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama klien / umur : Tn. Z/32 tahun No. Register : 01405681 Ruangan / No. Kamar : Lantai VI utara/606B

Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri b.d kompresi saraf, kerusakan neuromuskuloskeletal, pergerakan fragmen tulang 2. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan muskuloskeletal, pergerakan fragmen tulang

INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa 1. Nyeri b.d kompresi saraf, kerusakan neuromus kuloskelet al, pergeraka n fragmen tulang

Intervensi

Tujuan : dalam Kaji nyeri dengan waktu 2x24 jam skala 0-4 nyeri berkurang atau teradaptasi 1. Kriteria Hasil : Pasien Lakukan menyatakan manajemen nyeri keperawatan nyeri 1. atur posisi berkurang immobilisa Skala nyeri si pada 0-1 (0-5) paha Dapat 2. manajeme mengidentifi n kasikan lingkungan: aktifitas yang lingkungan dapat tenang, menurunkan batasi nyeri pengunjun g, dan Pasien tidak istirahatkan gelisah klien

Rasional Nyeri merupakan respons subyektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cedera

Immobilisasi yang adekuat dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsur utama penyebab nyeri pada

paha Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi o2 ruangan

Paraf

3.

Ajarkan teknik relaksasi pernapasa n dalam ketika nyeri muncul.

Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder akibat iskemia

Ajarkan teknik distraksi Distraksi (pengalihan pada saat perhatian) dapat nyeri menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri 5. Lakukan agar tidak dikirimkan ke manajeme korteks serebri sehingga n sentuhan menurunkan presepsi nyeri 4.

6. Berikan kesempata n waktu istirahat jika terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman, misalnya waktu tidur, bagian belakangny a dipasang bantal kecil Kolaborasi pemberian

Manajemen sentuhan pa. da saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat VJHBJ membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan membantu suplai darah dan oksigen ke area nyeri.

Istirahat akan merelaksasikan semua jaringan sehingga meningkatkan kenyamanan Analgesik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang

analgetik Traksi yang efektif akan memberikan dampak pada penurunan pergeseran Pemasngan traksi fragmen tulang dan tulang memberikan posisi yang baik untuk penyatuan tulang

Tujuan : dalam Hambatan

2 x 24 jam

mobilitas

pasien

fisik b.d

menunjukkan

kerusakan

tingkat

akan

muskulosk mobilitas eletal,

optimal meski

pergeraka

degan bantuan.

n fragmen

Kriteria hasil :

tulang

Fiksasi interna dapat membantu imobilisasi fraktur femur sehingga Operasi untuk pergerakan fragmen pemasangan berkurang fiksasi interna Kaji mobilitas Mengetahui tingkat yang ada dan kemampuan klien dalam observasi melakukan aktivitas peningkatan kerusakan . kaji secara teraur fungsi motorik Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi pergerakan fragmen Atur posisi tulang yang menjadi unsur imobilisasi pada utama penyebab nyeri paha pada paha

1. penampilan yang seimbang. 2. melakukan pergerakkan dan perpindahan. 3. mempertahank

Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit

Bantu klien mobilitas melakukan rom, optimal yang latihan perawatan diri dapat di sesuai toleransi toleransi, Kolaborasi dengan dengan ahli karakteristik : fisioterapi untuk

Gerakan aktif memberikan massa, tonus, dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan

an

Peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ekstremitas dapat dicapai dengan latihan fisik dari tim ahli fisioterapi

0 = mandiri latihan fisik klien penuh 1

=

memerlukan alat Bantu. 2

=

memerlukan bantuan

dari

orang

lain

untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran. 3

=

membutuhkan bantuan

dari

orang lain dan alat Bantu. 4

=

ketergantungan ;

tidak

berpartisipasi dalam aktivitas.

(Nindy)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur. Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan mobilisasi dan transportasi, yaitu gaya hidup, proses penyakit atau cedera, kebudayaan, tingkat energi, dan usia dan status perkembangan. Masalah pada kebutuhan mobilisasi dan transportasi, yaitu perubahan metabolisme, ketidakseimbangan

cairan

dan

elektrolit,

gangguan

zat

gizi,

gangguan

fungsi

gastrointestinal, perubahan sistem pernapasan, perubahan kardiovaskular, perubahan sistem muskuloskeletal, perubahan sistem integumen, perubahan eliminasi, dan perubahan perilaku.

3.2 Saran Evaluasi keperawatan yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mobilisasi dan transportasi adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam penggunaan tubuhnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundalmental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC. Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: E

Related Documents


More Documents from "Ambar Rinii"

November 2019 20
Nutrisi Untuk Lansia.pptx
November 2019 16
November 2019 24