Askep Keluarga Diare Benarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.docx

  • Uploaded by: gunawan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Keluarga Diare Benarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,076
  • Pages: 42
BAB I Tinjauan Teori keluarga A.

PENGERTIAN KELUARGA 1. Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001, dalam Doane & Varcoe, 2005). 2. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam Friedman, 1998). 3. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,1988).

A. BENTUK – BENTUK KELUARGA 1.Tipe Keluarga Tradisional a.The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,

istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.

b.The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri

1

atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu diketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak mempunyai anak, jadi ketika nanti melakukan pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu diklarifikasi lagi datanya. 1) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian. 2) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai suami. 3) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan. 4) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah. 5) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

2.Tipe keluarga nontradisional, Tipe keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut. a. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah. b. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu. c. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

2

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan. e. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

B. FUNGSI KELUARGA Fungsi keluarga Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini. 1. Fungsi afektif Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,

stabilisasi

kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri. 2. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial. 3. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4. Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5. Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan

kesehatan dan praktik-praktik sehat

(yang

3

memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

C. TUGAS KELUARGA 1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga. 2. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga. 3. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan 4. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. 5. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan

D. TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA Tingkat kemandirian keluarga (Depkes 2006) dibagi atas : Keluarga mandiri tingkat I 1. Menerima petugas kesehatan 2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberiakan sesuai dengan rencana keperawatan

Keluarga mandiri tingkat II. 1. Menerima petugas kesehatan 2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberiakan sesuai dengan rencana keperawatan 3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar. 4. Melakukan perawatan secara sederhana sesuai dengan yang dianjurkan

4

Keluarga mandiri tingkat III 1. Menerima petugas kesehatan 2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberiakan sesuai dengan rencana keperawatan 3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar. 4. Melakukan perawatan secara sederhana sesuai dengan yang dianjurkan 5. Memamfaatkan fasilitas yankes secara aktif 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif Keluarga mandiri tingkat IV 1. Menerima petugas kesehatan 2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberiakan sesuai dengan rencana keperawatan 3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar. 4. Melakukan perawatan secara sederhana sesuai dengan yang dianjurkan 5. Memamfaatkan fasilitas yankes secara aktif 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

E. TAHAPAN DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA Tahap Perkembangan Keluarga Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu Anda pelajari berikut ini. 1. Keluarga baru menikah atau pemula Tugas perkembangannya adalah: a. membangun perkawinan yang saling memuaskan; b. membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial; c. mendiskusikan rencana memiliki anak.

2. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak baru lahir. Tugas perkembangannya adalah: a. membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;

5

b. rekonsiliasi

tugas-tugas

perkembangan

yang

bertentangan

dan

kebutuhan anggota keluarga; c. mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan; d. memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peranperan orang tua dan kakek nenek.

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah Tugas perkembangannya adalah: a. memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan keamanan; b. mensosialisasikan anak; c. mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain; d. mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah Tugas perkembangannya adalah: a. mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat; b. mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan; c. memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja Tugas perkembangannya adalah: a. menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri; b. memfokuskan kembali hubungan perkawinan; c. berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

6. Keluarga melepas anak usia dewasa muda

Tugas perkembangannya

adalah: a. memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak;

6

b. melanjutkan

untuk

memperbaharui

dan

menyesuaikan

kembali

hubungan perkawinan; c. membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.

7. Keluarga dengan usia pertengahan Tugas perkembangannya adalah: a. menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan; b. mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak; c. memperkokoh hubungan perkawinan.

8. Keluarga dengan usia lanjut Tugas perkembangannya adalah: a. mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan; b. menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun; c. mempertahankan hubungan perkawinan; d. menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan; e. mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi; f. meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).

7

BAB II TINJAUAN KASUS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. PENGERTIAN Diare adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Hasan, 2005 : 283). Diare akut merupakan peningkatan defekasi dan kandungan air pada tinja yang berlangsung selama 5-7 hari (Schwartz, 2004 : 256). Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak konsistensi feses encer dapat berwarna hijau dan dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan berlangsung antara 5-7 hari. Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar encer, penyakit diare pada anak apabila tidak ditangani dengan pertolongan yang cepat dan tepat dapat mengakibatkan dehidrasi (Depkes RI, 2004). Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering dijumpai di masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari tiga kali dalam sehari (WHO, 2009). Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis, masih merupakan masalah kesehatan utama setiap orang di negara-negara berkembang

8

termasuk masyarakat di Indonesia, karena kurangnya pemahaman dan penyuluhan tentang penyebab diare. Melihat kondisi negara Indonesia yang sebagian besar penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan, penyakit diare masih menjadi penyakit yang sering menyerang masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat kita yang masih belum menyadari akan pentingnya

2. KLASIFIKASI Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: a. Lama waktu diare 1) Diare akut, Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari, sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines (2005) diare akut di definisikan sebagai passase tinja yang cair dan lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi (Wong 2009). Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Menurut Depkes (2002), diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat dibedakan dalam empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa dehidrasi, (2) Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan, (3) Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.

9

2) Diare persisten Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.

3) Diare kronik Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari. Menurut (Suharyono, 2008), diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.

b. Mekanisme patofisiologi 1) Osmolalitas intraluminal yang meninggi, disebut diare sekretorik. 2) Sekresi cairan dan elektrolit meninggi. 3) Malabsorbsi asam empedu. 4) Defek sistem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di enterosit. 5) Motilitas dan waktu transport usus abnormal. 6) Gangguan permeabilitas usus. 7) Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik. 8) Infeksi dinding usus.

c. Penyakit infektif atau noninfektif. d. Penyakit Organik atau fungsional

10

3. ANATOMI FISIOLOGI Saluran Pencernaan Manusia :

4. ETIOLOGI Menurut Warman (2008) diare disebabkan oleh: a. Faktor infeksi Jenis-jenis

bakteri

dan

virus

yang

umumnya

menyerang

dan

mengakibatkan infeksi adalah bakteri E.coli, Salmonela, Vibrio cholerae (kolera) Shigella,Yersinia enterocolitica, virus Enterovirus echovirus, human Retrovirua seperti Agent, Rotavirus, dan parasit oleh cacing (Askaris), Giardia calmbia, Crytosporidium, jamur (Candidiasis).

b. Faktor makanan Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang matang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk (2011) perilaku ibu masih banyak yang merugikan kesehatan salah satunya kurang memperhatikan kebersihan makanan seperti pengelolaan makanan

11

terhadap fasilitas pencucian, penyimpanan makanan, penyimpanan bahan mentah dan perlindungan bahan makanan terhadap debu. a. Faktor lingkungan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk (2009) diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan diantaranya adalah kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular, penggunaan sarana air yang sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar, kondisi lingkungan sekitar yang kotor dan tidak terjaga kebersihannya

5. PATOFISIOLOGI Dasar dari semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida, dan glukosa (Ulscen, 2000). 6. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala diare Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian timbul diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita telah banyak mengalami 12 kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi (Sodikin, 2011).

7. TEST DIAGNOSTIK Pemeriksaan Laboratorium Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya leukosit. Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa sesegera mungkin. Sensitifitas lekosit feses terhadap

12

inflamasi patogen (Salmonella, Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45% - 95% tergantung dari jenis patogennya. Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin. Laktoferin adalah glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil, keberadaannya dalam feses menunjukkan inflamasi kolon. Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI. Pada suatu studi, laktoferin feses, dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks yang tersedia secara komersial, sensitifitas 83 – 93 % dan spesifisitas 61 – 100 % terhadap pasien dengan Salmonella,Campilobakter, atau Shigella spp, yang dideteksi dengan biakan kotoran. Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi berdasarkan klinis dan epidemiologis, test lekosit feses atau latoferin positip, atau keduanya. Pasien dengan diare berdarah yang nyata

harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 : H7.1

Pasien

dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas darah

dan pemeriksaan

darah lengkap5,8,10,14

Pemeriksaan

radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.

8. PENATALAKSANAAN MEDIK Pengobatan adalah suatu proses yang menggambarkan suatu proses normal atau fisiologi, dimana diperlukan pengetahuan, keahlian sekaligus berbagai pertimbangan profesional dalam setiap tahap sebelum membuat suatu keputusan (Dewi Sekar, 2009). Adapun tujuan dari penalataksanaan diare terutama pada balita adalah: a.

Mencegah dehidrasi.

b. Mengobati dehidrasi.

13

c.

Mencegah ganngguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudah diare.

d.

Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat.

Prinsip dari penatalaksanaan diare Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE, yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan / menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare untuk itu Kementrian Kesehatan telah menyusun Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE) yaitu: 1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah 2. Zinc selama 10 hari berturut-turut 3. Pemberian ASI dan makanan 4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi 5. Nasihat pada ibu/ pengasuh anak

9. KOMPLIKASI Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti: a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik). b. Renjatan hipovolemik c. Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram). d. Hipoglikemia. e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus. f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

14

g. Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan.

10. PROGNOSIS Prognosis diare umumnya baik dan bergantung pada lamanya penyakit, etiologi diare, imunitas penderita dan penanganan segera.

15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK Identitas Mahasiswa/i :

Tanggal Pengkajian

:26 Nop.s/d 1 Des.2018

Nama : Gunawan

RT/RW

NIM

Dusun/Desa

: 20182008K

: 005/001 : Tapang/Entikong

Kelas : B

A. PENGKAJIAN 1. Data Keluarga & Kesehatan Anggota Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga Nama

: Abang Superman

Alamat

: Dusun Tapang RT 005/RW 001 Desa Entikong Kecamatan Entikong Kab.Sanggau

Nomor Telp.

:

b. Komposisi Keluarga N

Nama

Umur

o

Jenis

Hubungan

Kelamin

Keluarga

Pendidikan

Pekerjaan

1

Abang Superman

48 th

Lk

Kk

SLTA

Buruh

2

Norgia Puspawati

45 th

Pr

Istri

SD

Buruh

3

Abang syafarudin

23 th

Lk

Anak

SLTA

Tukang parkir

4

Dayang Sutrian

5

Abang

14 th

Ahmad 2 th

Pr

Anak

SMP

-

Lk

Anak

-

-

Ardiansyah

16

c. Genogram

×

×

Ny.N

TN.A

× Sdr.AS

nn.DS

an.AA

KETERANGAN :

= Laki - laki = Perempuan

×

= Meninggal = Hubungan dengan keluarga = Menikah = Tinggal rumah

= Klien

17

d. Tipe Keluarga Keluarga tn.ATipe keluarga adalah “ NUCLEAR FAMILY” atau keluarga inti karena keluarga ini hanya terdiri dari ayah,ibu dan anak-anak e. Suku Bangsa Bahasa yang digunakan keluarga tn.A

adalah bahasa Melayu

Sanggau,karena keluarga tn.A berasal dari suku Melayu Sanggau, dalam keluarga tidak ada pantangan makanan apapun. f. Agama Keluarga tn.A, beragama Islam semuanya, Tn.A dan istri tidak lupa mengerjakan sholat lima waktu,tapi 2 orang anak yang sudah besar kadang– kadang, Cuma anak yang tertua tidak ketinggalan sholat Jum’at. g. Status Sosial Ekonomi Tn.A, adalah seorang buruh tukang pikul barang di border batas, penghasilan tidak menentu,rata-rata perbulan ±Rp.650.000 , sedangkan istri kadang-kadang bekerja penghasilan perbulan ± Rp.300.000 h. Aktivitas Rekreasi Keluarga Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga ini dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga sambil menonton TV, aktivitas rekreasi diluar ruamah tidak pernah dilakukan.

2. Tahap Perkembangan Keluarga dan Riwayat Kesehatan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Pada saat ini keluarga tn.A, sedang dalam tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga melepas anak usia dewasa muda.

18

Tugas perkembangannya adalah: 1) memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak; 2) melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan; 3) Tugas perkembangan membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.

b. Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya ,menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga,berperan sebagai suami istri,kakek dan nenek. c. Riwayat keluarga Inti Awal hubungan antara Tn.A dan Ny.N adalah perasaan saling suka diantara keduanya. 1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut: Istri : Ny N pernah sakit tipes dan dirawat inap dirumah sakit. Anak : An.AS tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan berobat dan dirawat inap di rumah sakit. Anak : Nn.DS tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan berobat dan dirawat inap di rumah sakit. Anak

: An.AA,baru pertama kali mengalami diare

19

2) Riwayat penyakit keturunan inti Kedua orang tua tn.A, sudah meninggal, Orang tua Laki-laki tn.A meninggal karena tekanan darah tinggi. Orang tua ny.N, masih hidup keduanya 3) Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : a. Puskesmas b. Petugas kesehatan/ mantri

3. Data lingkungan a. Karateristik rumah

:

1) Luas rumah Luas bangunan

: 80 m²

Luas lokasi rumah

: 108 m²

Type rumah

: Tunggal

2) Kepemilikan

: Milik pribadi

3) Jenis bangunan rumah

: non permanen

4) Lantai rumah

: Papan,tampak kotor bekas air tumpah tidak dilap

5) Ventilasi/jendela

: Sirkulasi baik, jendela kadang - kadang dibuka

6) Cahaya matahari masuk

: ya

Dalam rumah 7) Penerangan

: baik

Kejelasan penerangan 8) Jumlah kamar / ruangan

: 4 buah

9) Kepemilikan jamban/wc

: milik sendiri / leher angsa

20

10) Sumber air minum

: leding (PDAM)

Jarak WC dengan sumber air: > 10 meter 11) Sampah dan pengelolaan

: di buang sembarang tempat, limbah mengalir

Air limbah

: apa adanya

Apakah keluarga mempunyai sumber air : PAM 12) Denah rumah

U

SDR.AS R.TAMU+KELUARGA SDRI.DS

GUDANG

DAPUR TN.A+NY.N+ SDR.AA WC

b. Karateristik tetangga dan komunitas RW Keluarga Tn.A, bertempat tinggal di dusun Tapang desa Entikong,warga memiliki kebiasaan berkumpul setiap sore dan malam,solidaritas kehidupan Rukun Warga dusun Tapang cukup baik.Pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas yang jaraknya tidak terlalu jauh.

21

c. Mobilitas geografis keluarga Ny.N mengatakan sudah bertempat tinggal dirumah tersebut sejak 28 tahun yang lalu. Sebelumnya ny.N beserta suami bertempat tinggal bersama orang tua,sebelum mempunyai anak. d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Ny.N. mengatakan hubungan dengan tetangga baik,sebelah rumah tinggal orang tua Ny.N, setiap hari setelah pulang kerja Tn.A ngobrol dengan keluarga dan tetangga, anak yang tua sering kegiatan pemuda yakni bermain bola kaki di lapangan bola kampung. e. Sistem pendukung keluarga Ny.N.mengatakan apabila terdapat permasalahan maka ia bersama suami berembuk, setelah ada keputusan yang harus disampaikan kepada anak – anak maka akan diadakan musyawarah keluarga.

4. Struktur keluarga a. Pola komunikasi Dalam keluarga tn.A.mengatakan biasa berkomunikasi dengan bahasa Melayu Sanggau dan jarang menggunakan bahasa indonesia,dapat berkomunikasi dengan baik tidak ada hambatan. b. Srtuktur keluarga Dalam mengontrol prilaku anak-anaknya saat ini tn.A. dengan memberikan nasehat bila anak – anaknya berprilaku kurang baik.. Yang berperan mengambil keputusan dalam setiap masalah adalah tn.A dan ny.N.

22

c. Struktur peran : 1) Tn.A. Peran formal

: Buruh pikul ,menjadi anggota masyarakat

dan perkumpulan

bapak bapak di lingkungan tempat tinggalnya. Peran non formal

: sebagai kepala keluarga dan suami

2) Ny.N. Peran formal

: Buruh, masih aktif sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu dilingkungan tempat tinggal

Peran non formal

: Sebagai ibu rumah tangga dan istri

3) Sdr..A.S. Peran formal

: Menjaga adik dirumah sore hari sering ikut pemuda main bola kaki

Peran non formal

: Sebagai anak kedua

4) Nn.DS Peran formal

: Seorang pelajar SMPN NO.3 Entikong

Peran non formal

: Sebagai anak ketiga

1) An.A.A Peran formal

: Masih berumur 1tahun 11 bulan

Peran non formal

: Sebagai anak ke empat

5. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi Afektif Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga b. Fungsi Sosial Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial yang baik.

23

Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti dan kegiatan sosial lainnya. c. Fungsi Perawatan Kesehatan 1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Saat dilakukan pengkajian An.A sedang diare. An.A BAB lebih dari 3x sehari dengan konsistensi cair, berwarna Kuning ,KU:tampak lemah,ubun-ubun:cekung demam, S:38,2℃,N:110x/mt,RR :34x/mt,BB: 8,5 KG, TB:80 CM Nafsu makan An.A menurun.Keluarga kurang

mengetahui tentang pengertian diare, tanda dan gejala, penyebab, dan cara penularan diare . Keluarga menganggap penyakit diare merupakan penyakit yang sering diderita oleh anak-anak. 2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat 3) Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya. Anggota keluarga sangat memperhatikan kesehatan terbukti setiap ada anggota yang sakit selalu diperiksakan ke klinik terdekat. Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan selalu mencari solusi jika keluarga sakit. 4) Keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan yang ada karena selain tidak terlalu jauh jarak keluarga dengan fasilitas kesehatan, keluarga juga mempunyai sarana transportasi untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan. 5) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber / fasilitas kesehatan 6) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas. Jika keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan kepada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga hanya membiarkan sampai penyakitnya

24

sembuh. Ny.N juga kurang mengetahui dan kurang telaten dalam merawat An.A misalnya masalah gizi. a) Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi dan tanggung jawab masing-masing. b) Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan semangat agar dapat membantu proses penyembuhan. c) Keluarga lebih mengutamakan mengabaikan dulu penyakit apabila tak

ada perubahan terahir yang dituju adalah pukesmas Entikong.

d. Fungsi Reproduksi 1) Jumlah anak yang dimiliki Tn.A ada 3 (tiga) orang 2) Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran anak. 3) Keluarga Tn. U menggunakan metode program KB jenis suntik 3 bulan sejak kelahiran anak keempatnya.

e. Fungsi Ekonomi Status ekonomi keluarga Tn.A yaitu menengah kebawah .dilihat dari penghasilan perbulan.Tn.A cuma ±Rp.650.000 dan Ny. N, ±Rp.300.000

5. Stres dan Koping Keluarga a. Stressor Jangka pendek Yang dirasakan oleh keluarga tn.A. adalah saat ny.N.bekerja sebagai buruh sementara An.AS yang menjaga adiknya yakni An.AA b. Stressor Jangka panjang Yang dirasakan adalah jika anaknya yakni apabila An.AS menikah tidak ada yang menjaga adiknya yakni An.AA c. Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap masalah Keluarga tn.A. memberikan respon stresor yang ada dengan cara berdiskusi / musyarawarah dengan keluarga terdekat

25

d. Strategi koping yang digunakan Dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya ny.N.bermusyawarah dengan anak serta keluarga terdekat dalam mengambil keputusan. e. Strategi adaptasi disfungsional Keluarga menganggap diare yg diderita An.AA adalah hal yang biasa menimpa anak- anak.

6. Harapan Keluarga Harapan keluarga adalah Sdr.AA.,cepat sembuh dan berserah sepenuhnya kepadaa kepada ALLAH SWT.

7. Data Tambahan a.

Nutrisi Kebutuhan nutrisi makan / minum : belanja diwarung terdekat,sayur kadang-kadang

mencari

dikebun/hutan,keluarga

tidak

terlalu

mempermasalahkan menu (tidak harus pola gizi seimbang) makan apa adanya,tidak harus lengkap yang penting ada nasi sayur cukup,kalau ada rezeki baru beli lauk (ikan/ayam) b.

Eliminasi Tidak ada gangguan pada pola eliminasi baik BAB ataupun BAK normal

c.

Istirahat dan Tidur Keluarga tidak mempunyai waktu untuk tidur siang istirahat tidur hanya pada waktu malam hari setelah bersama-sama nonton TV.

d.

Aktifitas sehari – hari Aktifitas yang dilakukan setiap anggota keluarga adalah : 1) tn.A, bekerja sebagai buruh pikul di border/ batas 2) ny.N, bekerja sebagai buruh pikul di border/ batas 3) sdr.AS, mengasuh adiknya yakni An.AA ,sore main bola 4) Nn.DS, masih sekolah di SMPN NO.3 Entikong, 5) An.AA, berusia 1 tahun 11 bulan , anak paling kecil

26

8. Pemeriksaan Fisik Keluarga Pemeriksaan

Tn.A

Ny.N

Sdr.

Nn.

AS

DS

Normocephal Normoce

Normoce

Normoceph

, tidak ada phal,

phal,

al, tidak ada tidak

ada

nyeri tekan, tidak ada tidak ada nyeri tekan, nyeri

tekan,

Fisik Kepala

tidak

ada nyeri

luka

tekan,

nyeri

tidak

tekan,

luka

An..AA

ada tidak ada luka ,Ubun-ubun

tidak ada tidak ada luka

luka

Normocephal,

agak cekung

Tanda-tanda

Td. 120/80

Td.

Td.

Td. 120/70

S:38,2℃,

Vital

N. 74

120/70

110/80

N. 72

N:110x/mt,

RR. 22

N. 76

N. 70

RR. 20

RR :34x/mt

S.36,5

RR. 20

RR. 22

S.36,2

S.36,5

S.36,7

Normal

normal

BB,TB

Normal

normal

8,5 KG, 80 CM

Mata

Simetris,

Simetris,

Simetris,

Simetris,

Simetris,

tidak anemis, tidak

tidak

tidak

tidak anemis,

sklera

anemis,

anemis,

sklera

ikterik, tidak sklera

sklera

sklera tidak ikterik, tidak

ada

tidak

tidak

ikterik, tidak ada gangguan

gangguan

ikterik,

ikterik,

ada

penglihatan

tidak ada tidak ada gangguan

tidak anemis,

gangguan

gangguan

tidak

penglihatan

penglihatan

penglihata penglihata n Hidung

Tidak

ada Tidak ada Tidak ada Tidak

secret, bersih

Mulut

Bersih, utuh, ada

n ada Tidak

secret,

secret,

secret,

bersih

bersih

bersih

Bersih,

Bersih, gigi Bersih,

gigi Bersih,

tidak gigi utuh, gigi utuh, utuh, karang tidak ada tidak ada ada

gigi, mukosa karang

karang

ada

secret, bersih

tidak mukosa bibir karang lembab

gigi,

27

bibir lembab

Leher

Dada

Tidak

gigi,

mukosa

mukosa

mukosa

bibir lembab

bibir

bibir

lembab

lembab

ada Tidak ada Tidak ada Tidak

ada Tidak

ada

pembesaran

pembesar

pembesar

pembesaran

pembesaran

kelenjar

an

an

kelenjar

kelenjar tiroid

tiroid

kelenjar

kelenjar

tiroid

tiroid

tiroid

Simetris,

Simetris,

Simetris, tidak

Abdomen

gigi,

Simetris,

ada tidak ada tidak ada tidak

Simetris, ada tidak

ada tekan,

nyeri tekan, nyeri

nyeri

nyeri tekan, nyeri

perkusi

tekan,

tekan,

perkusi

perkusi

resonan,

perkusi

perkusi

resonan,

resonan,

auskultasi

resonan,

resonan,

auskultasi

auskultasi

vesikuler

auskultasi

auskultasi

vesikuler

vesikuler

vesikuler

vesikuler

Auskultasi

Auskultas

Auskultas

Auskultasi

Auskultasi

peristaltik,

i

i

peristaltik,

peristaltik,

peristaltik

usus normal, usus normal,

usus normal, peristaltik perkusi

,

timpani,

normal,

normal,

timpani,

ada perkusi

perkusi

tidak

timpani,

nyeri tekan

tidak

nyeri tekan

usus ,

timpani,

usus perkusi

perkusi timpani, tidak ada ada

nyeri

tekan

tidak ada tidak ada

Tangan

Tidak luka, ada turgor baik

Kaki

Tidak luka,

nyeri

nyeri

tekan

tekan

ada Tidak ada Tidak ada Tidak tidak luka,

luka,

luka,

ada Tidak tidak luka,

edema, tidak ada tidak ada ada edema, ada kulit edema,

edema,

turgor kulit turgor

turgor

turgor

baik

kulit baik

kulit baik

ada Tidak ada Tidak ada Tidak tidak luka,

luka,

luka,

ada tidak edema, kulit

baik

ada Tidak tidak luka,

ada tidak

28

ada

edema, tidak ada tidak ada ada edema, ada

turgor

kulit edema,

baik

Keadaan

Baik

edema,

edema,

turgor kulit turgor

turgor

turgor

baik

baik

kulit baik

kulit baik

Baik

Baik

Baik

Baik

kulit

Umum

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 1.

Analisa Data

NO

1

DATA

Penyebab

Masalah

(Sign & Symptom)

(Etiologi)

(Problem)

An.AA

-Kurang

mendapat Ketidak

tahuan

S:

informasi

keluarga

didalam

-Ny.N,menagatakan

mengenal

masalah

anaknya berak cair sudah

kesehatan

anggota

keluarga

lima kali bewarna kuning - Ny.N,mengatakan BB anaknya turun

yang

mengalami

dehidrasi

sekunder

terhadap

kejadian diare

- Ny.N,mengatakan anaknya demam

-Resiko

- Ny.N,mengatakan nafsu

cairan

makan anaknya menurun

dengan

kekurangan -Ketidak yg

ditandai keluarga

didalam

peningkatan merawat

anggota

suhu tubuh.

keluarga yg sakit yakni

O: KU.tampak lemah TTV S:38,2℃,N:110x/mt,RR 34x/mt,BB: 8,5 KG, TB:80

-Resiko nutrisi

mampuan

An.AA

perubahan mengalami diare kurang

dari

kebutuhan tubuh pada An.AA dikeluarga Tn. A

CM

-ubun-ubun tampak

29

cekung

2. Skoring Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan : Ketidak tahuan keluarga didalam mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang mengalami diare yakni An.AA b.d kurang mendapat informasi No

1

2

Kriteria

Skor

Bobot

Nilai

Sifat masalah:

pembenaran

Mengacu

-Tidak/kurang sehat

3

-Ancaman kesehatan

2

-Keadaan sejahtera

1

pada

masalah 3

3

kes.yg

sedang terjadi yakni diare sudah 5 kali

Kemungkinan masalah

Mengacu pd sumber

Dapat diubah

dy keluarga,perawat

-Mudah

2

2

2

dan

-Sebagian

1

lingkungan,memang

-Tidak dapat

0

dirasa

sangat

untuk

sulit

mengubah

masalah 3

4

Potensial masalah untuk

Masalah

penyakit

Dicegah

diare

dihadapi

-Tinggi

3

-Cukup

2

-Rendah

1

2

2

2

gera dtangani -Ada masalah,tetapi tidak

TOTAL SCORE

Keluarga

merasa

sakit

diderita

yg

An.AA adalah hal 1

1

1

Perlu segera ditangani -Masalah tidak dirasakan

An.AA,potensial cukup untuk dicegah

Menonjolnya masalah -Masalah berat harus se-

yg

yang biasa dan tak perlu

0

segera

ditangani 8

30

Diagnosa Keperawatan : Resiko kekurangan cairan yg ditandai dengan peningkatan suhu tubuh b.d Ketidak mampuan

keluarga merawat

anggota Keluarga yg sakit yakni An.AA mengalami

diare No 1

Kriteria

Skor

Bobot

Nilai

Sifat masalah:

pembenaran Mengacu

-Tidak/kurang sehat

3

-Ancaman kesehatan

2

-Keadaan sejahtera

1

masalah 2

2

pada kes.yg

sedang terjadi,demam ditangulangi

tak akan

beresiko kekurangan cairan 2

Kemungkinan masalah

Mengacu pd sumber

Dapat diubah

dy keluarga,perawat

-Mudah

2

1

1

dan

-Sebagian

1

lingkungan,memang

-Tidak dapat

0

dirasa tidak terlalu sulit untuk mengubah masalah

3

4

Potensial masalah untuk

Masalah dirasakan

Dicegah

Cukup untuk diubah

-Tinggi

3

-Cukup

2

-Rendah

1

2

2

Menonjolnya masalah -Masalah berat harus se-

Keluarga 2

menganggap

Gera dtangani -Ada masalah,tetapi tidak

adalah masalah yg 1

2

2

Perlu segera ditangani -Masalah tidak dirasakan TOTAL SCORE

ini

harus

segera

ditangani 0 7

31

Diagnosa Keperawatan : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.AA dikeluarga Tn. A tubuh b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota Keluarga yg sakit yakni An.AA mengalami diare . No 1

Kriteria

Skor

Bobot

Nilai

Sifat masalah:

pembenaran Mengacu

-Tidak/kurang sehat

3

-Ancaman kesehatan

2

-Keadaan sejahtera

1

pada

masalah 2

2

kes.yg

sedang terjadi,apabila tidak diatasi

akan

berakibat fatal 2

Kemungkinan masalah

Mengacu pd sumber

Dapat diubah

dy keluarga,perawat

-Mudah

2

2

2

dan

-Sebagian

1

lingkungan,memang

-Tidak dapat

0

dirasa mudah untuk mengubah masalah

3

4

Potensial masalah untuk

Keluarga

Dicegah

penyakit yg diderita

-Tinggi

3

-Cukup

2

-Rendah

1

1

1

Keluarga 2

dialami 1

1

1

Perlu segera ditangani -Masalah tidak dirasakan TOTAL SCORE

lima

merasa

penyakit diare yang

Gera dtangani -Ada masalah,tetapi tidak

baru

kali berak cair

Menonjolnya masalah -Masalah berat harus se-

An.AA

merasa

An.AA

adalah hal yang biasa dihadapi anak-anak

0 6

32

3. Prioritas Diagnosa Keperawatan SKOR NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

MULAI TERTINGGI

1.

Ketidak tahuan keluarga didalam

mengenal masalah

kesehatan anggota keluarga yang mengalami

8

diare

yakni An.AA b.d kurang mendapat informasi

2.

Resiko

kekurangan

peningkatan

suhu

cairan tubuh

yg b.d

keluarga merawat anggota yakni An.AA

3

ditandai Ketidak

Keluarga

dengan mampuan

yg

sakit

mengalami diare

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

7

6

pada An.AA dikeluarga Tn. A tubuh b.d

Ketidak

mampuan

keluarga

keluarga yg sakit yakni An.AA

merawat anggota mengalami diare.

4. Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Kriteria Evaluasi

Tujuan

Tujuan

Umum

Khusus 1 Selama

Kriteria

1x60 Respon

Standar

Rencana Tindakan

Ketidak

Selama

tahuan

kali

menit

keluarga

kunjungan

kunjungan,kelu

salah

didalam

rumah

arga

masalah

pengertian

mengenal

Keluarga

mengenal

kesehatan

Diare dengan

masalah

mengenal

masalah

yg

menggunaka

verbal

mampu

Diare

-Diskusikan

adalah

bersama satu keluarga

33

kesehatan

masalah

kesehatan

menyerang

n

anggota

kesehatan

anggota

semua

balik

keluarga

keluarga yakni

umur tetapi

yang

An.AA

lebih

-Tanyakan

mengalami

mengalami

banyak

kembali

diare

diare

anak-anak

kepada

yakni

An.AA

yang

b.d

lembar

keluarga

kurang

tentang

mendapat

pengertian

informasi

Diare

-Berikan reinforcemen t positif atas jawaban

yg

tepat

D. Implementasi dan Evaluasi Tgl

Diagnosa

Implementasi

Evaluasi

Paraf

Keperawatan

27-

Ketidak

11-

keluarga

2018

tahuan 10.00-11.00

S:

didalam -Mengucapkan mengenal masalah salam

- ny.N menjawab

kesehatan anggota

-Memvalidasi

-Ny.N,dan keluarga Gunawan

keadaan

menyetujui

keluarga

pertemuan selama

keluarga

yang

mengalami

diare

yakni An.AA b.d kurang informasi

salam

60

mendapat

menit

untuk

-Mengingatkan

diskusi

tentang

kontrak

Diare An.AA

-Menjelaskan

-Ny.N,menyebut

tujuan TUK

kan

-Mendiskusikan

penyakit diare

pengertian

34

bersama keluarga

-Ny.N,dan keluarga

pengertian Diare koorperatif

dan

dengan

aktif

saat

menggunakan

mendengarkan

lembar balik

penjelasan

-Menanyakan

-Ny.N,dan keluar-

kembali kepada ga

bertanya

dan

keluarga tentang mencoba diare

menjawab pertanyaan

yang

-Memberikan

diajukan perawat

reinforcement

A:

positif

atas Keluarga

jawaban yg tepat mengetahui pengertian penyakit diare P : masalah teratasi Lanjutkan ke TUK berikutnya

35

INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Kriteria Evaluasi

Tujuan

Tujuan

Umum

Khusus

Kriteria

Rencana

Standar

Tindakan

Resiko

Selama 1 x Selama 1 x 60 Respon

Keluarga

-Diskusikan

kekurangan

60

mengerti

bersama

kunjungan

dan

keluarga

cairan

menit menit

yg kunjungan

verbal

ditandai

rumah

rumah

memahami

tentang cara

dengan

keluarga

keluarga dapat

cara

merawat

peningkatan

dapat

merawat

merawat

anggota

tubuh merawat

anggota

keluarga yg keluarga

Ketidak anggota

keluarga

suhu b.d

mampuan

keluarga

sakit

keluarga

yg sakit

yakni

yg diare

An.AA

merawat

dengan

anggota

peningkatan

Keluarga yg

suhu tubuh

sakit

yakni

sakit

yg

sakit dengan menggunaka n

lembar

balik

-Tanyakan kembali

An.AA

kepada

mengalami

keluarga

diare

tentang cara merawat anggota keluarga

yg

sakit

-Berikan reinforcemen t positif atas jawaban

yg

tepat

36

IMPLEMENTASI , EVALUASI DAN KEPERAWATAN Tgl

Diagnosa

Implementasi

Evaluasi

Paraf

Keperawatan

28-

Resiko kekurangan 10.00-11.00

S:

11-

cairan yg ditandai -Mengucapkan dengan salam

- ny.N menjawab

peningkatan

-Memvalidasi

-ny.N,dan keluarga Gunawan

keadaan

menyetujui

keluarga

pertemuan selama

-Mengingatkan

60

kontrak

diskusi tentang cara

An.AA

-Menjelaskan

merawat

mengalami diare

tujuan

dengan

TUK

,peningkatan suhu

-Mendiskusikan

tubuh

bersama

-Ny.N,menyebut

keluarga

kan cara merawat

2018

suhu

tubuh b.d Ketidak mampuan keluarga

merawat

anggota

Keluarga

yg

sakit

yakni

pengertian

salam

menit

CA An.AA

untuk

An.AA diare

dengan

Nasofaring

diare , peningkatan

dengan

suhu tubuh

menggunakan lembar balik

O:

-Menanyakan

-Ny.N,dan keluarga

kembali kepada koorperatif

dan

keluarga tentang aktif

saat

cara

merawat mendengarkan

penyakit diare

penjelasan

-Memberikan

-Ny.N,dan keluar-

reinforcement

ga

positif

bertanya

dan

atas mencoba

jawaban yg tepat menjawab pertanyaan

yang

37

diajukan perawat A: Keluarga mengerti cara

merawat

anggota

keluarga

yakni

An.AA

dengan

diare

peningkatan

suhu

tubuh P: Masalah teratasi Lanjutkan ke TUK berikutnya

INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Kriteria Evaluasi Standar

Tindakan

Keluarga

-Diskusikan

n

mengerti

bersama

verbal

dan

keluarga

memahami

merawat

Cara

anggota

memahami arti

merawat

keluarga

anggota

mengalami

Tujuan

Tujuan

Kriteri

Umum

Khusus

a

Resiko

Selama 1 x Selama

perubahan

60

nutrisi

kunjungan

kurang

kebutuhan tubuh

keluarga

pada mengerti

kunjungan, Keluarga mengerti

An.AA

cara

Cara

dikeluarga

merawat

anggota

Tn. A tubuh anggota

keluarga

b.d

Ketidak keluarga

mampuan

1x60 Respo

menit menit

dari rumah

yang sakit

Rencana

dan

merawat

cara

yg

keluarga yg gangguan yg

mengalami

nafsu

makan

mengalami

gangguan

akibat

diare

gangguan nafsu

nafsu

dengan

38

keluarga

Diare

makan

makan

merawat

dengan

menurun

akibat dari lembar balik

anggota

nafsu

akibat

keluarga sakit

yg makan

dari

diare

diare

menggunakan

-Tanyakan kembali

yakni menurun

kepada

An.AA

keluarga

mengalami

tentang

diare

merawat

Cara

anggota keluarga

yg

mengalami gangguan nafsu

makan

menurun akibat

dari

diare -Berikan reinforcement positif jawaban

atas yg

tepat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Tgl

Diagnosa

Implementasi

Evaluasi

Paraf

Keperawatan

29-

Resiko perubahan 10.00-11.00

S:

11-

nutrisi kurang dari -Mengucapkan kebutuhan salam

- ny.N menjawab

tubuh

-Memvalidasi

-ny.N,dan keluarga Gunawan

keadaan keluarga

menyetujui

-Mengingatkan

pertemuan selama

kontrak

60

-Menjelaskan

diskusi tentang cara

2018

pada

An.AA dikeluarga Tn. A tubuh b.d Ketidak mampuan keluarga

salam

menit

untuk

39

merawat anggota tujuan

merawat

keluarga

keluarga yang sakit

sakit

yg TUK yakni

An.AA mengalami diare

anggota

Diare dengan nafsu

-Mendiskusikan bersama keluarga

makan

menurun

yakni An.AA

cara

merawat

anggota

keluarga -Ny.N,menyebut

kan cara merawat

yang sakit

Diare dengan nafsu anggota makan

keluarga

menurun yang sakit

dengan

Diare dengan nafsu

menggunakan

makan menurun

lembar balik

O: -Ny.N,dan keluarga

-Menanyakan

koorperatif

dan

saat kepada aktif keluarga tentang mendengarkan cara merawat penjelasan kembali

anggota

keluarga -Ny.N,dan keluar-

yang sakit Diare dengan

ga

bertanya

dan

nafsu mencoba

makan menurun

menjawab

-Memberikan

pertanyaan

reinforcement

diajukan perawat

atas A : jawaban yg tepat Keluarga

yang

positif

merawat

cara anggota

keluarga yang sakit Diare dengan nafsu makan menurun

P: Masalah teratasi

40

DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2012. Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Nanda .(2011).Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2010). Buku Bagan :Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS).Jakarta : Indonesia Sehat FKUI. 2007. ILMU KESEHATAN ANAK. Jakarta : Infomedika Jakarta. http://habangputih.blogspot.com/2009/12/diare-dan-demam.html. Hidayat A.A.A.(2009).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba MedikaSukidjo Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta. Sukidjo Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta. Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit.Jakarta : EGC .

41

42

Related Documents


More Documents from ""