Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan pasien menunjukan tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas dari gejala gagal jantung,
1. Kaji frekuensi dan irama jantung 2. Catat bunyi jantung 3. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis 4. Kaji perubahan pada sensori seperti letargi, bingung, cemas, depresi. 5. Berikan istirahat dengan lingkungan yang tenang, Bantu pasien menghindari stress 6. Kolaborasi pemberian oksigen dengan kanul/masker sesuai indikasi. 7. Kolaborasi pemberian vasodilator
1. Biasanya terjadi takikardi sebagai kompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel. 2. Irama gallop umum dihasilkan dari ventrikel yang distensi 3. Pucat menunjukan penurunan perfusi akibat penurunan curah jantung 4. Untuk mengetahui adekuatnya perfusi serebral terhadap penurunan curah jantung. 5. stress menghasilkan vaso konstriksi yang meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan frekuensi kerja jantung 6.Untuk meningkatkan kesediaan oksigen untuk kebutuhan miokard dan jaringan serta melawan efek hipoksia. 7. vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung
F. EVALUASI Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28) Tujuan pemulangan pasien dengan anemia adalah : 1) Mempertahankan / meningkatkan fungsi CU 2) Mencegah komplikasi 3) Memberikan informasi tentang proses / pragnosis dan program pengobatan. 4) Pendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.
DAFTAR PUSTAKA Suzanne C. Smeltzer. Brenda. E. bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta : EGC. Doegoes, L.M. (1999). Perencanaan Keperawatan dan Dokumentasian keperawatan. Jakarta : EGC. Nanda NIC- NOC .2013 . Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi Revisi Jilid II. Jakarta: EGC. Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC, Jakarta. http://askepterkini.blogspot.co.id/2014/05/laporan-pendahuluan-asuhankeperawatan_9355.html diakses pada tanggal 9 Januari 2018 pukul 19.22
Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular Tujuan Setelah asuhan
Intervensi
Rasional
diberikan -Pantau TTD keperawatan -Catat
-Perbandingan
aktivitas
lengkap tentang keterlibatan/bidang
dalam -Auskultasi tonus jantung masalah vascular. yang dan bunyi nafas
menurunkan TD/beban
tekanan
keberadaan,kualitas memberikan gambaran yang lebih
diharapkan klien mau denyutan sentraldan perifer berpartisipasi
dari
-Denyutan
-Amati
warna dan
kerja kulit,kelembaban,suhu,dan
jantung dengan KH :
karotis,jugularis,radialis
masa pengisian kapiler
femolarismungkin
teramati/terpalpasi.Denyut
pada
tungkai
- TD dalam rentang -Catat edema umum/tertentu
mungkin
menurun,mencerminkan
efek
dari
individu yang dapat -Berikan lingkungan tenang vasokontriksi(peningkatan SVR) dan diterima
dan
nyaman,kurangi kongesti vena.
- Irama dan frekuensi aktivitas/keributan
-S4 umumnya terdengar pada pasien
jantung stabil dalam lingkungan .batasi jumlah hipertensi rentang normal
pengunjung dan tinggal.
lamanya hipermetrofi
karena
adanya
atrium(peningkatan
volume/tekananatrium)Perkembangan
-Pertahankan aktivitas
berat
pembatasan S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel
seperti
istirahat dan
kerusakan
fungsi,adanya
ditempat tidur/kursi;jadwal krakles,mengi dapat mengindikasikan periode
istirahat
gangguan;bantu
tanpa kongesti
pucat,dingin,kulit
seperti
punggung
terhadap
lembab
dan masa pengisian kapiler lambat
-Lakukan tindakan-tindakan mungkin nyaman
skunder
pasien terjadinya atau gagal ginjal kronik.
melakukan perawatan diri -adanya sesuai kebutuhan.
paru
berkaitan
pijatan vasokontriksi
atau
dengan
mencerminkan
dan dekompensasi/penurunan
curah
leher,miringkan kepala di jantung tempat tidur. -Anjurkan
-Dapat
mengindikasikan
tehnik jantung,kerusakan
ginjal
gagal atau
relaksasi,panduan imajinasi vascular. ,aktivitas pengalihan. -Pantau obat
respon untuk
tekanan darah
-Membantu
terhadap rangsang
untuk
menurunkan
simpatis;meningkatkan
mengontrol relaksasi -Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi. -Mengurangiketidaknyamanan
dan
dapat menurunkan rangsang simpatis. -Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress,membuat efek tenang,sehingga menurunkan TD. -Respon
terhadap
“stepeed”(yang
terapi terdiri
diuretic.inhibitorsimpatis
obat atas dan
vasodilator)tergantung pada individu dan efek sinergis obat.karena efek samping tersebut,maka penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling rendah.
sedikit
dan
dosis
paling
Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan Setelah
Intervensi
diberikan
asuhan -Kaji
respon
klien
keperawatan diharapkan klien aktivitas,perhatian klien
mampu
berpartisipasi
aktivitas
dalam yang
diinginkan/diperlukan -melaporkan
terhadap -menyebutkan
atas
parameter
frekuensi membantu dalam mengkaji
melakukan nadi lebih dari20 X per menit di respons
aktivitas yang ditoleransi KH : -Klien
Rasional
frekuensi
fisiologi
terhadap
istirahat stres aktivitas dan bila ada
;peningkatan TD yang nyata merupakan
indikator
dari
selama/sesudah
kelebihan kerja yang berkaitan
aktivitas,dispnea,nyeri
dengan tingkat aktivitas.
dada;keletihan dan kelemahan
peningkatan yang
dalam toleransi aktivitas yang berlebihan;diaphoresis;pusing dapat diukur -menunjukkan
atau pingsan. penurunan -Intruksikan
pasien
tentang
dalam tanda – tanda intoleransi tehnik penghematan energi,mis; fisiologi
menggunakan mandi,duduk rambut
kursi saat
atau
saat menyisir
menyikat
gigi,melakukan aktifitas dengan
-Tehnik
menghemat
mengurangi energy
energi
penggurangan
juga
membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
perlahan. -Berikan
dorongan
untuk
melakukan aktivitas/perawatan diri
bertahap
ditoleransi
jika
.berikan
sesuai kebutuhan.
dapat bantuan
-kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba- tiba.memberikan bantuan
hanya
sebatas
kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolus.
Tujuan
/kriteria
evaluasi,
Klien akan mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi adekuat pada jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan, berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan/situasi
Intervensi: a. Pantau bunyi nafas, catat krekles Rasional: menyatakan adnya kongesti paru/pengumpulan secret menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut. b. Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam. Rasional: membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen. c. Dorong perubahan posisi. Rasional: Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia. d. Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri Rasional: Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru. e. Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed-8,vol.2,Jakarta:EGC Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media Aesculapius www.emedicine.com