ASKEP GOUT ARTRITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GOUT ARTRITIS A. Konsep Teori 1. Pengertian Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah ( Merkie, Carrie, 2005 ). Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic pada metabolisme purin atau hiperuricemia ( Brunner & Suddarth, 2001 : 1810 ). Arthritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit Kristal asam urat di daerah persendiaan yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. 2. Etiology Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan eksresi asam urat yang kurang dari ginjal. Beberapa faktor lain yang mendukung seperti : a. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan ( Hiperuricemia ), retensi asam urat atau keduanya. b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang kan menyebabkan : - Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia - Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol. c. Pembentukan asam urat yang berlebih : - Gout primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang bertambah. - Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit lain seperti leukemia. d. Kurang asam urat melalui ginjal e. Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat. f. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 % penderita gout ditemukan pada pria. Gout sering menyerang wanita pada post menopause usia 50 – 60 tahun. Juga dapat menyerang laki – laki usia pubertas dan atau usia diatas 30 tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metarsofaringeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan pergelangan kaki. 3. Patofisiologi Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah ( hiperuricemia ), sehingga mengakibatkan Kristal
-
-
-
asam urat menumpuk dalam tubuh. Pennimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan responinflamasi. Hiperuricemia merupakan hasil : Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal. Menurunnya eksresi asam urat. Kombinasi keduanya. Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam – garam urat yang berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya Kristal memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi. Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan, sebagai berikut : Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, janringan para – artikuler misalnya bursa, tendon dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus ( coate ) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal. Respon leukosit polimorfonukuler ( PMN ). Pembentukan Kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.
4. Tanda dan gejala Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati, antara lain : a. Hiperuricemia asimtomatik b. Arthritis gout akut c. Tahap interkritis d. Gout kronik Gout akut berupa : a. Nyeri hebat b. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang c. Sakit kepala d. Demam Gangguan kronik berupa : a. Serangan akut b. Hiperurisemia yang tidak diobati c. Terdapat nyeri dan pegal d. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi ( penumpukan monosodium asam urat dalam jaringan ) 5. Penatalaksanaan Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi. Medikasi
Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg ( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin. b. Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik ) c. Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang. d. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi. e. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan. f. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat. g. Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari. Perawatan a. Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo. b. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. c. Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. d. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak e. Anjurkan pasien untuk banyak minum. f. Hindari penggunaan alkohol. a.
B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui anamnesis riwayat penyakit, pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostic. a. Anamnesis : Identitas ( Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis. b. Riwayat penyakit sekarang : Pengumulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup awal gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Enting ditanyakan berapa lama pemakaian obat analgesic, allopurinol. c. Riwayat penyakit dahulu : Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout ( misalnya penyakit gagal ginjal kronis, leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernakah klien dirawat dengan maslah yang sama. Kaji adanya pemakaian alkohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretic. d. Riwayat penyakit keluarga : Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipenagruhi oleh faktor genetic. Ada produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya. e. Riwayat psikososial : Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Respon didapat meliputi adanya kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensanyi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan
asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan peran dalam keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang maladaptif. f. Pemeriksaan diagnostic : Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut, terlihat erosi tulang seperti lubang – lubang kecil ( punch out ). 2. Diagnosis yang mungkin muncul a. Nyeri sendi b/d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus. b. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan pembentukan panus. c. Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus. d. Perubahan pola tidur b/d nyeri. 3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. b. c. d. e. f. g. h.
-
Diagnosa I : Nyeri sendi b/d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus. Tujuan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam, nyeri yang dirasakan klien berkurang Dengan kriteria hasil : Klien melaporkan penelusuran nyeri Menunjukkan perilaku yang lebih rileks Skala nyeri nyeri berkurang dari 0 – 1 atau teratasi. Intervensi : Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri kedaerah yang baru. Kaji nyeri dengan skala 0 – 4. Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan non invasive. Ajarkan relaksasi : teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri nyeri. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung. Hindarkan klien meminum alkohol, kafein dan diuretic. Kolaborasi dengan dokter pemberian allopurinol. Diagnosa II: Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan pembentukan panus. Tujuan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya. Dengan kriteria hasil : Klien ikut dalam program latihan Tidak mengalami kontraktur sendi Kekuatan otot bertambah
-
a. b. c.
a. b. c. d. e. f. g.
Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal. Intervensi : Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Ajarkan klien melakukan latihan room dan perawatan diri sesuai toleransi. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien. Diagnosa III : Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus. Tujuan keperawatan : Citra diri meningkat. Kriteria hasil : Klien mampu mengatakan dan mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi. Mengakui dan menggabungkan dalam konsep diri Intervensi : Kaji perubahan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan Tingkatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya. Bersama klien mencari alternative koping yang ositif. Dukung erilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi. Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.
Felix Nurse87 Non Scholae Sed Vitae Discimus
BLOG
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GOUT Posted by nurse87 on 20 April 2012 Posted in: Uncategorized. Tagged: Keperawatan Medikal Bedah. Tinggalkan komentar
Defenisi Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada
waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar kemungkinan berhasil.
Etiologi dan Patofisiologi Gambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan hiperurisemia (asam urat serum tinggi). Gout mungkin primer atau sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan an karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Endapan urat dalam sendi atau traktus urinarius dialkibatkan: karena, asam urat yang rendah daya larutnya dan akibat garam-garainnya. Asam. urat yang berlebihan dan garam-garam tersebut keluar dari serum dan urin masing-masing mengendap dalam sendi dan traktus urinarius
Gambaran klinis Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja. Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejalagejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat.
Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telinga
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara memadai.
Kriteria diagnostik gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mempunyai riwayat dan penernuan fisik sesuai dengan apa yang telah Idta bahas sebelumnya, terutama gambaran klinik yang klasik. Peningkatan kadar asam urat serum dapat membantu menentukan diagnosis. Tetapi harus diingat bahwa banyak obat-obatan mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak orang normal yang tidak memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat yang tinggi.
Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis gout adalah penentuan respon gejala-gejala sendi terhadap kolkisin. Kolkisin merupakan obat yang dapat meringankan gejala-gejala serangan gout akut secara dramatis. Sifat perubahan radiologis dapat membantu i sekali dalam penentuan diagnosis gout, tetapi pada awitan penyakit inj biasanya belum ada perubahan yang menyolok.
Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metoda: (1) menemukan kristal urat dalam cairan sinovial dan (2) menermikan urat dalam endapan tofi.
Faktor-faktor yang berperanan Ada faktor-faktor tertentu yang berperanan sebagai penyebab hiperurisemia. Diet tinggi purin dapat merupakan salah satu faktor penyebab karena asam urat dibentuk dari purin, adenin dan guanin. Kelaparan dan intake etil alkohol yang berlebilian juga dapat mengakibatkan hiperurisemia. Peningkatan kadar asam keto akibat puasa yang berkepanjangan, dan asam-asam keto ini mengganggu ekskresi asam urat oleh ginjal. Kadar laktat darah meningkat sebagai produk samping darl metabolisme alkohol yang normal, dan peningkatan laktat ini juga mengganggu ekskresi asam. urat oleh ginjal. Asam urat serum dapat meningkat pula akibat salisilat dosis rendah (kurang dari 2-3 g per hari) dan beberapa obat diuretika, antihipertensi (klortiazid, asam etakrinik).
Penatalaksanaan Pengobatan Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal. Dosis maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan. Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati sempurna. Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung memperingan episode gout berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka panjang tak memperlihatkan efek samping yang berat.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi. Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN q Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh q Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi. q Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya. q Pemeriksaan diagnostik
Asam urat meningkat Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut) Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat Pemeriksaan urin Rontgen
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian 3. kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI No Diagnosa Keperawatan 1
Nyeri b.d proses penyakit
2
Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri persendian
Tujuan Rasa nyaman klien terpenuhi atau terhindar dari nyeri
Perencanaan Intervensi dan Rasioanl 1. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan. Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan sendi yang terjadi. 2. Berikan kompres hangat atau dingin yang dapat memberikan efek vasodilatasi . keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endorfin dan dingindapat menghambat impuls-impuls nyeri 3. Cegahlah agar tidak terjadi iritasi pada tofi misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk pada benda yang keras. Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri, apabila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah secara steril dan juga perawatan drain yang terpasang pada luka 4. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan amati efek samping obat-obatan tersebut
Klien akan meningkatkan 1. Tingkatkan aktivitas aktivitasnya
sesuai dengan klien bila nyeri dan bengkak kemampuan telah berkurang 1. lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan walker atau tongkat. 2. lakukan latihan ROM secara hati-hati pada sendi yang terkena gout karena bila dimobilisasi terus menerus akan menurunkan fungsi sendi. 3. usahakan untuk meningkatkan kembali pada aktivitas yang normal.
3
Kurang pengaetahuan Klien dan tentang pengobatan dan keluarga dapat perawatan dirumah memahami penggunaan obat dan perawatan dirumah
1. Berikan jadwal obat yang harus digunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping. Penjelasan ini dapat meningkatkankoordinasi dan kesadaran klien terhadap pengobatan yang teratur. 1. diskusikan tentang pentingnya diit yang terkontrol, misal dengan menghindari makanan tinggi purin seperti hati, ginjal, sarden. Program latihan dan istirahat yang teratur perlu dibicarakan
EVALUASI 1. 2. 3. 4.
Tidak terjadi komplikasi Nyeri terkontrol Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah
Jumat, 13 Desember 2013
ASUHAN KEPERAWATAN GOUT PADA Tn. G
ASUHAN KEPERAWATAN GOUT PADA Tn. G
Tn G (55 thn) masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan. Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh. Keluarga mengatakan klien senangnya makan jeroan di rumah makan padang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TTV TD: 125/80 mmHg, HR: 100 x/menit, RR: 22 x/menit, suhu 38 C, skala nyeri: 7, jempol kaki, persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki terlihat inflamasi (kemerahan, bengkak dan teraba hangat), kadar asam urat serum 9 mg/dl.
A. Data Fokus DO
: TTV TD: 125/80 mmHg, HR: 100 x/menit, RR: 22 x/menit, suhu 38 C Jempol kaki, persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki terlihat inflamasi (kemerahan, bengkak dan teraba hangat) Kadar asam urat serum 9 mg/dl
DS
: Klien mengeluhkan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh Keluarga mengatakan klien senang makan jeroan di rumah makan padang Skala nyeri: 7
B. Analisa Data Problem
Etiologi
Hambatan
Kaku
motilitas
(Inflamasi)
fisik
Simptoms
sendi
DS: Klien mengeluhkan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan DO:
Jempol kaki, persendian jari, sendi lutut dan pergelangan
tangan dan
kaki terlihat inflamasi
(kemerahan, bengkak dan teraba hangat) suhu 38 C Kadar asam urat serum 9 mg/dl Nyeri akut
Agen cedera DS: biologis; gout
Klien mengeluhkan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan
Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh
DO:
TTV TD: 125/80 mmHg, HR: 100 x/menit, RR: 22 x/menit, suhu 38 C
Kadar asam urat serum 9 mg/dl
Kurangnya
Kurangnya
pengetahuan mengenal masalah penyakit
DS:
Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh
Keluarga mengatakan klien senang makan jeroan di rumah makan padang
C. Diagnosa Keperawatan a. Hambatan motilitas fisik b/d Kaku sendi (Inflamasi) ditandai dengan: DS:
Klien mengeluhkan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan
DO: Jempol kaki, persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki terlihat inflamasi (kemerahan, bengkak dan teraba hangat) suhu 38 C Kadar asam urat serum 9 mg/dl b. Nyeri akut b/d Agen cedera biologis; gout ditandai dengan: DS:
Klien mengeluhkan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan
Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh DO: TTV TD: 125/80 mmHg, HR: 100 x/menit, RR: 22 x/menit, suhu 38 C Kadar asam urat serum 9 mg/dl
c. Kurangnya pengetahuan b/d Kurangnya mengenal masalah penyakit ditandai dengan: DS: Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh Keluarga mengatakan klien senang makan jeroan di rumah makan padang
D. Prioritas Diagnosa 1. Hambatan motilitas fisik b/d Kaku sendi (Inflamasi) 2. Nyeri akut b/d Agen cedera biologis; gout 3. Kurangnya pengetahuan b/d Kurangnya mengenal masalah penyakit
E. Intervensi Tgl/ jam
No.
Noc
Nic
Rasional
Dx 17/04/2013
Setelah
1
dilakukan Imobilization care:
tindakan
07.30
1.
keperawatan
selama 3x24 jam, 2. hambatan mobilitas dapat
fisik 3. teratasi,
dengan
kriteria
hasil: (Mobility) 1.
4. 020804 gerakan sendi
pasien
kembali normal ( tidak nyeri lagi) 2.
020803 gerakan
Monitor tanda dari kerusakan kulit klien Berikan klien latihan ROM
3.
020814 dapat
pasien bergerak
untuk
mengetahui
ada/tidaknya perubahan kulit pada klien
(tanda-tanda
inflamasi)
2. untuk melemaskan dan Ajarkan klien untuk melatih pergerakan tidak mengkonsumsi sendi makanan yang kaya 3. untuk mencegah purin (jeroan, kacangkenaikan asam urat kacangan dll) pada klien Kolaborasi dengan 4. untuk mengurangi dokter dalam pembentukan dan pemberian obat penumpukan asam urat. gout/oral: Kolkisin 0,5 mg
otot pasien elastis Alopurinol 100-500 mg (tidak kaku)
1.
dengan
bebas
(mudah/mandiri) 4.
020821
body
positioning peformance kembali
normal
(tidak
ada
inflamasi)
F. Implementasi Tgl/jam
No.
Implementasi
Respon
Dx 17/04/2013
1
Memonitor
tanda
kerusakan kulit klien
07.30
dari Ds: Klien mengeluhkan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan Do:
Jempol kaki, persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki terlihat inflamasi (kemerahan, bengkak dan teraba hangat)
17/04/2013
1
Memberikan ROM
09.00
klien
latihan Ds : Klien mengatakan sakit dan kaku saat dilakukan tindakan Rom Do: Ekspresi Klien terlihat menahan sakit sambil mendesis kesakitan
17/04/2013
1`
Mengajarkan klien untuk tidak Ds: mengkonsumsi makanan yang Klien mengatakan” akan berhenti
TTD
kaya purin (jeroan, kacang- memakan jeroan”
10.20
kacangan dll)
Do: Klien tidak lagi memakan jeroan
17/04/2013
1
Memberikan
obat
kepada Ds:
klien sesuai dengan instruksi Klien mengatakan nyeri berkurang
10.30
dan dapat beraktifitas tanpa ada
dokter:
hambatan
Kolkisin 0,5 mg
Do:
Alopurinol 100-500 mg
Inflamasi pada kulit klien mulai berkurang
G. Evaluasi Tgl/jam 19/04/2013 08.40
No.Dx 1
Evaluasi S:
pasien mengatakan nyeri pada persendian jari tangan, kaki dan lutut mulai berkurang
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi makan yang kaya purin O:Inflamasi pada klien mulai membaik/ berkurang A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan Intervensi:
Berikan klien latihan Rom
Monitor tanda dari kerusakan kulit klien
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat gout/oral: Kolkisin 0,5 mg, Alopurinol 100-500 mg
DAFTAR PUSTAKA http://antopaulutu.blogspot.com/2012/04/makalah-asam-urat.html
TTD
http://kangmini.blogspot.com/2011/01/makalah-asam-urat.html http://www.penyakitasamurat.net/?Pengertian_Asam_Urat_Adalah http://restii-piypa0o.blogspot.com/2012/06/makalah-asam-urat.html