Askep-bunuh-diri.ppt

  • Uploaded by: Lasmi Ikhsan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep-bunuh-diri.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 1,597
  • Pages: 39


Keadaan berisiko, menyakiti diri sendiri atau lakukan tindakan yg dapat mengancam kehidupan



Kematian yang ditimbulkan diri sendiri dan disengaja the other word tindakan sadar dilakukan pasien untuk akhiri kehidupan.

  

  

> 50 % berhub episode depresi WHO 2003 : 1 juta/tahun 40 detik : 1 org bunuh diri Jakarta 1995-2004 : 5,8/100.000 penduduk Laki-laki > wanita  3 : 1 Wanita 4x lebih sering dibanding laki



Cara BD :  Laki, kasar : gantung diri, menembak, dan

meloncat  Wanita : over dosis, tenggelam 

BD efek buruk keluarga dan masyarakat



Angka BD indeks perasaan tak bahagia dan gangguan emosional

KOGNITIF      

Berpikir negatif tentang diri dan lingkungan Timbul dorongan/stimulus untuk mati saja Memikirkan metode yang sesuai Memilih cara, alat, waktu dan tempat Memahami dampak dari tindakan Menyiapkan cara lain jika gagal

AFEKTIF 

  

  

Terlihat putus asa Harga diri rendah Terlihat tidak membutuhkan pertolongan Selalu merasa gagal, tidak berguna, tidak berharga Menunjukan mood yang depresif Merasa gagal dalam problem solving Terlihat pucat, mata merah, kusut, cekung seperti kurang tidur

FISIOLOGIS

PERILAKU

Penurunan kadar seerotonin (5 HT)  Peningkatan kadar kortisol di urin  Peningkatan TSH  Peningkatan TRH  Peningkatan tofranil  Penurunan monoamin oksidase trombosit





Gelisah/agitasi  Berperilaku diluar kekerasan/normal  Berbicara lamban  Menarik diri  Tidak konsentrasi  Tidak bisa tidur  Tidak mau makan  Impulsif, agresif  Menunjukan ras bermusuhan

SOSIAL

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi /mengungkapkan perasaaan  Aneh dengan lingkungan  Kemampuan sosialnya mengalami penurunan  Sulit berinteraksi  Menarik diri 

RENTANG RESPON PERLINDUNGAN DIRI Respon maladaptif

Respon adaptif

Peningkatan diri

Pertumbuhan Peningkatan resiko

Perilaku destruktif diri tak langsung

Pencedera an diri

Bunuh diri

1.

Faktor Sosial

TEORI DURKHEIM 

BD Egoistik : sulit integrasi dg lingkungan, kepribadian kegagalan



BD Altruistik : loyalitas berlebih thd agama dan kepercayaan.



BD Anomik : integrasi thd masyarakat terganggu, tdk ikut norma perilaku dan kebiasaan. exam : perceraian, PHK

2.

Faktor Psikologis



Teori Freud : Agresi dibelokkan kedalam Ragu BD tanpa keinginan untuk bunuh org lain yg telah direpresikan.



Teori Menninger BD sbg pembunuhan yg diretrofleksikan, pembunuhan yg dibalik arah akibat marah kpd orang lain.



Teori Aaron Beck Depresi yg mulai pulih (paradoxal suicide) Putus asa (hopelessness) indikator akurat risiko BD jangka panjang

3.

Faktor Biologis  Genetika

Riset : 10x lebih besar tjd pada keluarga laki-laki percobaan bunuh diri  Neurokimiawi

Riset : ada korelasi fungsi neurokimia dg SSP Kadar enzim terendah pada trombosit prevalensi BD 8 x lebih besar.

BIOLOGIS 

Latar belakang genetik :



 Riwayat bunuh diri pada 

  

keluarga Riwayat gangguan mood dan ansietas pada keluarga Riwayat gangguan psikiatrik pada keluarga Kembar monozigot memiliki resiko Neurotransmitter serotonin menurun





Status nutrisi : adanya gangguan nutrisi ditandai dengan penurunan berat badan Riwayat kesehatan umum, kurang tidur, gangguan irama sirkadian, kelemahan, infeksi, penurunan aktivitas, malas berinteraksi dengan orang lain Sensitivitas biologi : riwayat penggunaan obat

PSIKOLOGIS 





Keterampilan verbal : komunikasi tertutup, komunikasi dengan emosi berlebihan, komunikasi peran ganda, gagap Moral : riwayat tinggal dilingkungan broken home, panti asuhan, panti sosial, pesantren, biara dan lapas Kepribadian : mudah kecewa, putus asa,tidak mempu membuat keputusan, menutup diri dan cemas yang tinggi







Pengalaman masa lalu : kehilangan karir, harta, jabatan, kegagalan berulang, orang tua otoriter dan broken home dan pilih kasih, penolakan dan penilaian negatif Konsep diri : ideal diri yang tidak realistik, HDR, identitas tidak jelas, krisis peran dan gambaran diri negatif Motivasi : kurangnya penghargaan dan riwayat kegagalan





Pertahanan psikologis : riwayat koping tidak efektif dan gangguan perkembangan Self kontrol : tidak mampu berkonsentrasi dan mengontrol stimulasi negatif tentang dirinya

SOSIAL 



 



Usia : riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai Gender : riwayat ketidakjelasan identitas, adanya kegagalan peran gender Pendidikan : rendah, putus sekolah dan gagal sekolah Pendapatan : riw. Penghasilan yang rendah dan tidak ada kemandirian Pekerjaan : riw pekerjaan dengan stressfull dan resiko tinggi

 





Status sosial : tuna wisma dan terisolasi Latar belakang budaya : nilai dan budaya yang bertentangan dengan nilai kesehatan Agama/keyakinan : sifat religi dan keyakinan yang berlebihan atau kurang Keikutsertaan dalam politik : gagal dalam berpolitik/ berorganisasi



Pengalaman sosial : bencana alam, kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan, sulit mendapatkan pekerjaan



Peran sosial : stigma negatif, diskriminasi dan praduga negatif ketidakmampuan untuk berkomunikasi, acuh dengan lingkungan, kemampuan sosialnya menurun, sulit berinteraksi dan menarik diri

ORIGIN

TIMING

Internal Persepsi individu :riwayat kegagalan mempersepsikan sesuatu yang diyakini gagal = tidak berguna= mati  Eksternal Keluarga dan masyarakat : Riwayat kegagalan keluarga dan masyarakat dalam mempersepsikan klien dan apa yang telah dilakukan klien







Waktu terjadinya stressor, munculnya stressor pada saat kondisi yang tidak tepat Lamamnya sterssor terjadi : tiba – tiba dan bertahap,frekuensi stressor terjadi saling berdekatan dan berulang

NUMBER 

Jumlahdan kualitass stressor:

No

Faktor

Risiko Tinggi > 45 th / akil baliq

Risiko Rendah

1

Umur

24-45 th/ < 12 th

2

Jenis Kelamin Pria

Wanita

3

Status kawin

Cerai. Pisah, janda, duda

Kawin

4

Hidup sosial

terisolasi

Aktif b’masy

5

Keahlian

Profesional, Dr, ahli buruh hukum, mhsw

6

Pekerjaan

Pengangguran

bekerja

7

Kshtan Fisik

Kronis/terminal

Tak ada mas medis serius

No

Faktor

Risiko Tinggi

Risiko Rendah

8

Keshtn Mental

Depresi, delusi, halusinasi

Gg kepribadian

9

Obat dan alkohol

Kecanduan

Tidak pernah

10 Usaha BD sblmnya

Minimal 1 X

Tidak pernah

11 Rencana

Pasti/spesifik

Kabur (samar)

12 Cara

Tembak, loncat, gantung diri

Minum obat, racun

13 Tersedianya alat

Selalu tersedia

Tidak tersedia

 Bunuh

diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri, kita mengenal tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:

 Isyarat bunuh diri  Ancaman bunuh diri  Percobaan bunuh diri



Isyarat bunuh diri



Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”



Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.



Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah



Ancaman bunuh diri



Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut



. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.



Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.



Percobaan bunuh diri



Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

PERSONAL ABILLITY

SOSIAL SUPPORT

Tidak mampu memecahkan masalah  Mudah sakit  Kemampuan berhubungan kurang  Hubungan dengan orang lain tidak adekuat  Pengetahuan dan intelegensi rendah  Identitas ego tidak adekuat





Hubungan tidak adekuat :  Antar inidividu  Dalam keluarga  Dalam kelompok  Dalam masyarakat



Komitmen sosial tidak ademuat

MATERIAL ASSET    



Boros Pelit Tidak punya tabungan Tidak memiliki barangbarang yang dianggap berharga Ekkonomi menengah ke bawah

POSSITIVE BELIEFE

Motivasi yang tidak konsisten  Penilaian negatif terhadap pelayanan kesehatan  Distress spiritual  Tidak menganggap itu sebagai gangguan 

  

Denial Supresi proyeksi

 





Keluhan utama Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Konsep diri : Harga diri ( umumnya pasien mengatakan hal – hal yang negatif tentang dirinya yang menunjukan harga diri rendah) Alam perasaan : sedih, ketakutan, putus asa dan gembira berlebihan (pasien umumnya merasakan kesedihan dan keputusasaan yang sangat mendalam)





Interaksi selama wawancara : bermusuhan, tidak kooferatif, mudah tersinggung, kontak mata kurang, defensif dan curiga ( pasien biasanya menunjukan kontak mata kurang) Afek : datar, tumpul, labil dan tidak sesuai ( pasien biasanya menunjukan afek yang datar atau tumpul)

Mekanisme koping mal adaptif (cara penyelesaian masalah yang tidak baik) : minum alkohol, reaksi lambat, bekerja berlebihann, menghindar,mencederai diri dll (pasien biasanya menyelesaikan masalah dengan cara menghindar dan mencederai d iri)  Masalah psikososial dan lingkungan : masalah dengan dukungan keluarga dan masalah dengan perumahan 



Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap jenisnya.



Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat pembagian tiga macam perilaku bunuh diri pada halaman sebelumnya).



Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah:



Harga diri rendah.



Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien (selengkapnya lihat modul harga diri rendah).

 Risiko

bunuh diri



Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri



Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat Tindakan : Melindungi pasien





Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara dapat melakukan tindakan berikut:



Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman



Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)



Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan obat



Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri

More Documents from "Lasmi Ikhsan"

Askep-bunuh-diri.ppt
November 2019 22
3863-7298-1-sm.pdf
July 2020 34
Terowong Smart
May 2020 35
Lampiran 5.doc
July 2020 21