BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PERI ANESTESI
A. Pengkajian Hari/tanggal
: Rabu, 19 Desember 2018
Jam
: 11.45 WIB
Tempat
: IBS RSUD Prof Dr.Margono Soekarjo
Metode dokumen
: Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi
Sumber data
: Klien, tim kesehatan, status kesehatan klien
Oleh
: Ayuningtyas Dian Utami
Rencana tindakan
: Laparatomy
Identitas Pasien : Nama
: Ny.S
Umur
: 68 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Alamat
: Purbalingga
Pendidikan
: SMP
Diagnosa medis
: Tumor Pancreas
Berat Badan
: 45 kg
Tinggi Badan
: 155 cm
No. Rekam Medis
: 020788XX
TAHAP PRE ANESTESI
1. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama Klien mengatakan merasa nyeri : P : Nyeri pada seluruh bagian abdomen Q : Seperti ditusuk-tusuk R : Seluruh bagian abdomen S : Skala nyeri 5 T : Hilang timbul b. Riwayat Penyakit Sekarang Klien dibawa ke RSUD Prof Dr. Margono karena mengeluhkan nyeri dan juga begah di seluruh bagian abdomen. Klien mengatakan bahwa klien sudah seminggu tidak bisa BAB dan baru bisa BAB sedikit setelah diberikan obat dulcolax supositoria 10 mg. Setelah diberikan obat suppositoria klien dapat BAB namun hanya keluar sedikit cair dan berwarna kuning kecoklatan. c. Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan dirinya belum penah menderita sakit yang membuat dirinya di rawat di Rumah Sakit. Klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi. d. Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami penyakit serupa dengan klien. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular dan keturunan seperti TBC, asma, diabetes mellitus, dll.
2. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : Baik b. Kesadaran
: Compos mentis (E4,V5,M6)
c. AMPLE Alergi
: Tidak ada
Medication
: Amlodipine 5 mg p.o
Post illness
:-
Last meal
: pukul 04.00 WIB
Environment
:-
d. Tanda Vital : TD
: 144/102 mmHg;
N
: 92 x/mnt;
RR
: 21 x/mnt
e. Pemeriksaan Fisik Kepala
: bentuk kepala mechochepal, kulit kepala nampak
bersih, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Mata
: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor 3/3 Telinga
:bentuk simestris, tidak ada gangguan fungsi
pendengaran tidak ada nyeri tekan Hidung
:Simetris, tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan
Mulut
: mulut klien bersih, tidak ada gigi palsu, gigi kotor,
mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatitis, skore mallampati grade 1 Leher
: tidak ada pembesaran tiroid , tidak ada
pembengkakan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan Kulit
: kering , tidak ada lesi, tidak ada bekas luka, turgor
kulit tidak elastis Dada
1) Paru-paru Inspeksi
: tidak ada retraksi dada, pergerakan dada kanan
dan kiri sama, tidak ada lesi Palpasi
: ekspansi dada maksimal, tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: suara dull pada ICS ke1-3 dada sebelah kiri , serta
ICS 1- 4 pada dada kanan. Suara sonor pada ICS ke 4-6 dada kiri dan ICS 5-6 dada kanan Auskultasi : suara nafas vesikuler 2) Jantung Inspeksi
: simetris, tidak tampak kardiomegali
Palpasi
: tidak ada pergeseran ictus cordis, ictus cordis teraba sama kanan dan kiri
Perkusi
: tidak ada pelebaran batas jantung, suara redup
Auskultasi : suara jantung S1, S2, regular tidak ada suara tambahan Abdomen Inspeksi
: ada distensi abdomen
Auskultasi
: bising usus 3x/menit
Perkusi
: kuadran 1 dan 3 tympani sedangkan kuadran 2 dan
Palpasi
: terdapat nyeri tekan pada kuadran 2, kuadran 2 dan
4 dull
4 teraba keras Genitalia
: terpasang kateter nomor 16 sejak tanggal 17
Desember 2018, jenis kelamin perempuan
Ekstremitas 1) Atas
Inspeksi
: terpasang infus RL 20 tpm pada tangan sebelah
kiri, tidak ada edema, tidak ada kelainan jari Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
2) Bawah Inspeksi
: tidak ada edema, tidak terdapat bekas luka
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
3. Pemeriksaan psikologis Pasien mengatakan sedikit cemas, pasien belum pernah menjalani pembedahan sebelumnya. 4. Kebutuhan Cairan a. Monitoring cairan Kebutuhan cairan pasien selama operasi yang harus terpenuhi 1) Rumus maintenance (M): 2cc x kgBB 2 ml x 45kg = 90 ml 2) Rumus pengganti puasa (PP): Lama puasa (jam) x maintenance 8 jam x 90 ml = 720 ml 3) Rumus stress operasi (SO): Jenis operasi (b/s/k) x BB 8 x 90ml = 720 ml
b. Prinsip pemberian cairan durante operasi (Jam I-IV) 1)
Jam I : M + ½ PP + SO = 90 ml + 360 ml + 720 ml = 1170 ml
2)
Jam II dan III : M + ¼ PP + SO = 90 ml + 180 ml+ 720 ml= 990
ml 3)
Jam IV : M + SO = 90 ml + 720 ml = 810 ml
5. Pemeriksaan Penunjang a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Darah Lengkap 17 Desember 2018 Hemoglobin
10.6
g/dL
Leukosit
7600
/uL
Hematokrit
35
Eritrosit
5.1
%
575.000
/uL
Trombosit
11.7-15.5 3600-11000 35-47 3.8-5.2 150.000440.000
MCV
70.1
fL
80-100
MCH
21.0
Pg
26-34
MCHC
22.3.
%
32-36
Hitung Jenis Basofil
0.4
%
0-1
Eosinofil
1.8
%
2-4
Limfosit
23.6
%
25-40
Monosit
10.5
%
2-8
g/dL
3,40-5.00
Kimia Klinik Albumin
2.40 Kimia
14 Desember 2018 Hati Bilirubin Total
0.44
mg/dL
<1.0
Bilirubin Direk
0.13
mg/dL
<0.2
Ginjal Creatinin
0.7
mg/dL
0.6-1.4
Asam Urat
4.3
mg/dL
2.4-5.7
Kimia 13 Desember 2018 Hati
SGPT
8
U/L
<31
Hematologi 19 Desember 2018 PT
11.3
detik
9.9-11.8
APTT
37.4
detik
26.4-37.5
g/dL
3.40-5.00
Kimia Klinik Albumin
2.37
b. Hasil Pemeriksaan EKG 18 Desember 2018 Sinus Tachycardi c. Hasil Pemeriksaan USG Abdomen 13 Desember 2018 Hepar
: Bentuk ukuran echoparenkim baik, tak tampak nodul,
vena hepatica dan vena porta baik. VF
:Sonolusen,dbn
Lien
: Bentuk ukuran echoparenkim normal.
Pancreas : Tampak lesi hypoechoic, kurang homogen pada proyeksi Caput Pancreas, ukuran (5,91x5,95x6,05) cm,DD : Tumor pada Caput Pancreas Tumor para Aorta Lymphonodi para Aorta Ren Kanan
: SPC tak melebar, tak tampak batu, echoparenkim
normal, Ren Kiri : SPC tak melebar, tak tampak batu, echoparenkim normal, VU
:Dinding tak menebal, tak tampak batu
Udara Gaster Prominent, dinding sebagian tampak menebal, DD : Udema Gaster/ Gastritis Akut Gastritis Akut Udara usus prominent di abdomen atas dan bawah , DD : Gangguan defekasi. Kesimpulan: 1. Udara Gaster Prominent, dinding sebagian tampak menebal, DD :
Udema Gaster/ Gastritis Akut Gastritis Akut 2. Udara usus prominent di abdomen atas dan bawah , DD : Gangguan defekasi. 3. Tampak lesi hypoechoic, kurang homogen pada proyeksi Caput Pancreas, ukuran (5,91x5,95x6,05) cm,DD : Tumor pada Caput Pancreas Tumor para Aorta Lymphonodi para Aorta 4. Hepar, VF, Lien, Ren Kanan-kiri , dan VU baik Saran : CT scan abdomen
6. Kesimpulan : Status Fisik ASA 2 7. Rencana Anestesi General anestesi dengan ETT a. Persiapan pasien 1)
Mengecek kelengkapan status pasien
2)
Mengklarifikasi pasien puasa dari jam berapa
3)
Memposisikan pasien
4)
Mengecek TTV
5)
Mengklarifikasi riwayat asma, DM, HT dan alergi
b. Pesiapan mesin 1)
Mengecek sumber gas apakah sudah terpasang dan tidak ada
kebocoran 2)
Mengecek isi volatil agent
3)
Mengecek kondisi absorben
4)
Mengecek apakah ada kebocoan mesin
c. Persiapan alat : 1)
S (Scope)
: Laryngoscope dan stesoscope
2)
T (Tube)
: ETT No 7
3)
A (Aiway)
: OPA
4)
T (Tape)
: Plester ± 20 cm 2 lembar
5)
I (Introducer) : Mandring dan stilet
6)
C (Conector)
7)
S (Suction)
: Kanul dan selang suction
d. Persiapan obat 1)
Induksi : Propofol 100 mg
2)
Analgetik : Fentanyl 100 mcg
3)
Pelumpuh otot : Recuronium 35 mg
4) Pre medikasi : Ondansetron 40 mg 5) Emegency : a) Epinefrin 25 mg b) Dexametasone 4 mg c) Atropin 1mg d) Ephidrine 50 mg
TAHAP INTRA ANESTESI
1.
Jenis Pembedahan : Laparatomi
2.
Jenis Anestesi
: General anestesi
3.
Teknik Anestesi
: Intubasi (ETT Oral)
4.
Ukuran ETT
: ETT Non kingking No. 7
5.
Laringioskop
:Manchintosh
6.
Mulai Anestesi
: Pukul 12.15 WIB
7.
Mulai Operasi
: Pukul 12.30 WIB
8.
Posisi
: Supinasi
9.
Premedikasi
: Fentanyl 100 mcg/IV
10. Induksi
: Propofol 100 mg/IV
11. Pelumpuh otot
: Recuronium 35 mg
12. Medikasi tambahan : a. Ondansentron 4 mg b. Asam Traneksamat 500 mg c. Vit K 2mg 13. Maintanance
: Sevoflurane 2 vol%, N20:O2 50:50 (2 lt : 2 lt)
14. Respirasi
: kontrol
15. Cairan Durante Operasi : RL 500 ml, Asering 500 ml, Terastach 500 ml 16. Urin output
: 100 ml
17. Pemantauan Tekanan Darah dan HR (terlampir) 18. Selesai operasi
: 13.50 WIB
19. Selesai anestesi
: 14. 00 WIB
20. Pemantauan di IBS JAM
TD
N
SPO2
RR
12.15
120/70
96
100%
14
12.30
116/69
97
100%
16
JAM
TD
N
SPO2
RR
12.45
115/72
96
100%
18
13.00
118/68
98
100%
18
13.15
128/68
97
100%
18
13.30
117/67
96
100%
18
13.45
118/68
98
100%
18
14.00
120/69
97
100%
18
TAHAP POST ANESTESI
1. Pasien masuk ruang ICU pukul 14.15 WIB 2. Kesadaran koma (E1M 1V1) 3. Observasi tanda- tanda vital (terlampir) 4. Mual (-), muntah (-), pusing (-), Nyeri (-) 5. Jalan nafas per oral, nafas dibantu terapi, SpO2 100% 6. Suara nafas tambahan ronkhi 7. Posisi pasien pasca anestesi: supinasi 8. Perdarahan 200 cc Penilaian Aldrete Skore No
Kriteria
1
Aktivitas motorik : Mampu
Skor
Hasil
2
menggerakkan
0
empat ekstremitas
Mampu
1
menggerakkan dua ekstremitas
Tidak mampu
0
menggerakkan ekstremitas 2
Respirasi : Mampu napas
2
dalam, batuk dan
1
tangis kuat 1 Sesak atau
pernapasan terbatas 0 Henti napas 3
Tekana darah : Berubah sampai
2
20% dari prabedah
Berubah 20%-50%
2
1
dari prabedah
Berubah > 50%
0
dari prabedah 4
Kesadaran : Sadar baik dan
2
0
orientasi baik
Sadar setelah
1
dipanggil 0 Tak ada tanggapan terhadap rangsangan 5
Warna kulit :
1
Kemerahan
2
Pucat agak suram
1
Sianosis
0 Total
4
Pemantauan di ICU Pasien di ICU dilakukan pemantauan tanda vital dan pengawasan post operasi apakah ada tanda-tanda perdarahan, perubahan hemodinamik akibat operasi dan anestesi, keluhan pasien post operasi. JAM
TD
N
SPO2
RR
14.15
120/68
96
100%
14
14.30
122/75
97
100%
16
14.45
120/78
96
100%
16
B. Analisa Data No.
Tgl/Jam
Data
1.
19/12/18
Pre Anestesi
11.45
S : Pasien mengatakan
pengetahuan
WIB
belum
masalah
tahu
Masalah Cemas
Etiologi Kurang
tentang
proses/akibat anestesi
pembiusan/
O:
operasi -
Pasien
tampak
gelisah -
Pasien
tampak
takut 2.
19/12/18
Intra Anestesi
Pola
nafas Disfungsi
12.45
S:-
tidak efektif
WIB
O:
neuromuskular dampak
-
penurunan
sekunder obat
ventilasi
pelumpuh otot
-
RR : 18 x/menit
pernapasan/
-
terpasang ETT
obat
-
pasien
anestesi.
di
general
berikan muscle relaxan Rocuronium 35 mg 3.
19/12/18
S:-
Resiko
Vasodilatasi
12.50
O:
gangguan
pembuluh
WIB
-
N : 96x/menit
keseimbangan darah dampak
-
RR : 18 x/menit
cairan
-
akral dingin
elektrolit
-
bibir tampak
dan obat anestesi
kering 4.
18/12/18
Post Anestesi
Bersihan
Mukus
14.00
S:-
jalan nafas
banyak,
WIB
O:
tidak efektif
sekresi
-
nafas spontan
tertahan efek
-
terdengar suara
dari obat
ronchi.
general anestesi
C. Diagnosa Keperawatan 1. Cemas b.d kurang pengetahuan masalah pembiusan/ operasi ditandai dengan pasien tampak gelisah, pasien tampak takut, pasien mengatakan belum tahu tentang proses/akibat anestesi 2. Pola nafas tidak efektif b.d disfungsi neuromuskuler dampak sekunder obat pelumpuh otot pernapasan/ obat general anestesi di tandai dengan penurunan ventilasi, RR : 18 x/menit, terpasang ETT, pasien di berikan muscle relaxan Rocuronium 35 mg 3. Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d vasodilatasi pembuluh darah dampak obat anestesi di tandai dengan N: 96x/menit, RR: 18x/menit, akral dingin, bibir tampak kering.
4. Bersihan napas tidak efektif b..d mukus banyak tertahan efek dari obat general anestesi di tandai dengan napas spontan, terdengar suara ronchi.
D. Rencana dan Implementasi Keperawatan
No. 1.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan cemas
Pre Anestesi
Cemas b/d kurang berkurang/hilang dengan kriteria hasil:
pengetahuan masalah pembiusan/
2.
Pasien
menyatakan
siap
Pola
nafas
Orientasikan
dengan
tim
Jelaskan jenis prosedur tindakan anestesi yang akan dilakukan
Pasien mengkomunikasikan perasaan
Beri dorongan pasien untuk mengungkapkan perasaan
negatif secara tepat
Dampingi pasien untuk mengurangi cemas
Pasien tampak tenang dan kooperatif
Ajarkan teknik relaksasi
TTV normal
Kolaborasi untuk pemberian obat penenang
Bersihkan
tidak pola napas pasien menjadi efektif atau normal
efektif b/d disfungsi di tandai dengan:
sekret
pada
nafas:hidung,oral,trachea (ETT)
Jaga jalan nafas
neuromuskuler
Frekuensi nafas normal
Pasang peralatan oksigen
dampak
Irama nafas sesuai yang diharapkan
Beri suplai oksigen 2-3 l/mnt
sekunder
anestesi/kamar
operasi
dilakukan
Setelah selesai tindakan anestesi/ pembiusan
Intra Anestesi
pembiusan
Kaji tingkat kecemasan
Pasien menyatakan tahu tentang proses kerja obat anestesi/pembiusan
operasi
jalan
obat pelumpuh otot pernapasan/
obat
general anestesi.
Bernafas mudah, tidak didapatkan nafas
Monitor aliran oksigen
pendek
Monitor ritme, irama, kedalaman dan usaha
Auskultasi
vokal
sesuai
yang
Monitor pola nafas tachipnea,apnea
Monitor tanda hipoventilasi
keperawatan
Kaji tingkat kekurangan volume cairan.
keseimbangan cairan dalam ruangan intrasel
Kolaborasi untuk pemberian cairan dan
diharapkan
3.
Resiko
gangguan Setelah
keseimbangan
respirasi
dilakukan
asuhan
cairan dan elektrolit dan ekstrasel tubuh tercukupi dengan kriteria b/d
elektrolit.
vasodilatasi hasil:
Monitor masukan dan keluaran cairan dan
Akral kulit hangat
Haemodinamik normal
Monitor haemodinamik.
Masukan cairan dan keluaran cairan
Monitor perdarahan.
Setelah pasien sadar dari efek anestesi umum
Atur posisi pasien
Bersihan napas tidak bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria
Pantau tanda-tanda ketidakefektifan dan pola
pembuluh
darah
obat anestesi
elektrolit.
seimbang 4.
Post Anestesi
efektif b/d mukus hasil : banyak tertahan efek dari
obat
general
nafas Pola
nafas
normal:
kedalaman, dan irama
frekuensi
Pantau respirasi dan status oksigin
Buka jalan nafas
anestesi
Suara napas bersih
Bersihkan sekresi
Tidak sianosis
Auskultasi suara nafas
E. Implementasi dan Evaluasi Tanggal,
Diagnosa
Implementasi
Evalusi
waktu 19/12/2018
Pre Anestesi
11.55 WIB
Cemas
b.d
kurang
pengetahuan masalah
Mengorientasikan
dengan
tim S
pembiusan/operasi
Menjelaskan tindakan
yang
akan A : Cemas teratasi P : Monitor TTV
dilakukan
Memberi dorongan pasien untuk mengungkapkan perasaan
Mendampingi
pasien
untuk
mengurangi cemas
Mengajarkan nafas dalam
mengatakan
siap
prosedur O : Pasien tampak lebih tenang
jenis
anestesi
Pasien
pembiusan
anestesi/kamar operasi
:
teknik
relaksasi
dilakukan
Menjaga jalan nafas
S:-
tidak
Memasang peralatan oksigen
O:
efektif b.d disfungsi
Memberikan suplai oksigen 2
Pola nafas efektif
lt/mnt
TD : 116/69 mmHg
RR : 16 x/menit
N : 97x/menit
19/12/2018
Intra Anestesi
12.30 WIB
Pola
nafas
neuromuskuler dampak sekunder obat
Memonitor aliran oksigen
pelumpuh
otot
Memonitor
pernapasan/
obat
general anestesi.
19/12/2018
Resiko
13.00 WIB
keseimbangan cairan dan
gangguan
elektrolit
b.d
irama,
kedalaman dan usaha respirasi
A : Pola nafas tidak efektif teratasi
Memonitor pola nafas
P:
jaga jalan napas
monitor pola nafas
monitor oksigenasi
Berkolaborasi untuk pemberian
akral dingin
cairan dan elektrolit.
cairan masuk : RL 500 ml, Asering 500
Mengkaji
tingkat
kekurangan S : -
volume cairan.
vasodilatasi pembuluh darah obat anestesi
ritme,
ml, Terastach 500
Memonitor masukan dan keluaran cairan dan elektrolit.
O:
Memonitor haemodinamik.
cairan keluar : perdarahan : 200ml
urin output : 100ml
Memonitor perdarahan
RR : 18x/menit
TD : 118/68 mmHg
N : 98x/menit
A:
Resiko
gangguan
keseimbangan
dan
elektrolit teratasi sebagian. P:
Kolaborasi untuk pemberian cairan dan elektrolit.
Monitor masukan dan keluaran cairan dan elektrolit.
Monitor haemodinamik
suara nafas bersih
jalan nafas efektif.
oksigen
nafas spontan
Buka jalan nafas
tidak terjadi sianosis
19/12/2018
Post Anestesi
Atur posisi pasien
14.15 WIB
Bersihan napas tidak
Pantau
efektif
b.dmukus
banyak tertahan efek dari
obat
anestesi
S:-
tanda-tanda
ketidak O :
efektifan dan pola nafas
general
Pantau
respirasi
dan
status
Bersihkan sekresi
TD : 120/68 mmHg
Auskultasi suara nafas
N : 96x/menit
RR : 14x/menit
A : Bersihan nafas tidak efektif teratasi P : Lanjut monitor secara intensif di ruang ICU.