BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu. Menurut Vervney (2007), juga mengatakan bahwa periode pasca persalinan (post partum) ialah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran yang menandai berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak hamil. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Ambarwati, 2008). Oleh karena itu peran dan tanggung bidan dalam masa nifas sangat besar. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan diantaranya kunjungan pertama pada 6-8 jam post partum, kunjungan kedua pada 6 hari post partum, kemudian kunjungan ketiga 2 minggu post partum dan kunjungan terakhir pada 6 minggu post partum. Pada
kunjungan
terakhir
nifas
diharapkan
ibu
tidak
mengalami
kegawatdaruratan dan komplikasi setelah menjalani proses persalinan. Ketika akhir masa nifas yaitu pada 6-8 minggu post partum semua organ reproduksi ibu sudah kembali seperti semula. Oleh karena itu, bidan harus memberikan KIE terkait dengan berakhirnya masa nifas.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar masa nifas? 2. Apa itu deteksi dini pada masa nifas? 3. Bagaimana deteksi dini dan komplikasi pada masa nifas 6 minggu?
C. Tujuan 1. Untuk memahami konsep dasar masa nifas 2. Untuk mengetahui pengertian deteksi dini pada masa nifas. 3. Untuk mengetahui deteksi dini dan komplikasi pada masa nifas 6 minggu.
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Masa Nifas 1. Definisi Masa Nifas Masa nifas (puerperium) adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggung jawab dalam keluarga (Depkes, 2002). Sedangkan menurut F.Gary cunningham, Mac Donald (1995), mendefinisikan bahwa masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali, seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. 2. Tujuan Asuhan Masa Nifas Menurut Anggraini (2010) tujuan dari asuhan masa nifas: a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi b. Melaksanakan skrining
yang komprehensif (menyeluruh), mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat. d. Memberikan pelayanan KB e. Mendapatkan kesehatan emosi
3. Tahapan Masa Nifas Tahapan masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: a. Puerpurium dini (immediate puerperium): waktu 0-24 jam post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan. Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Puerpurium Intermedial (early puerperium): waktu 1-7 hari post partum. Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu c. Remote Peurperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu post partum. Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun. 4. Peran dan Tanggung Jawab Bidan pada Masa Nifas Menurut Suherni dkk, (2009) peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. 2) Mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga 3) Membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator. Dalam kunjungan nifas terakhir yaitu pada minggu ke 6-8 post partum, asuhan yang diberikan bidan adalah: 1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami 2) Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini dan imunisasi untuk bayinya 3) Memberikan konseling tanda bahaya yang mungkin dialami ibu ataupun bayi 4) Bicarakan pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan apakah bayi menetek dengan baik 5) Konselingkan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan 6) Catat dengan tepat hal-al yang diperlukan
7) Jika ada hal yang tidak normal segera merujuk ibu atau bayi ke puskesmas atau ke rumah sakit.
B. Deteksi Dini Pada Nifas 1. Pengertian Deteksi Dini Masa Nifas adalah Memantau kondisi Ibu dan Bayi pasca persalinan dalam rangka menghindari komplikasi yang mungkin terjadi,dan untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya.
2. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Minggu Masa nifas asuhan yang diberikan pada 6 minggu masa nifas yaitu : a. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas. b. Memberikan konseling KB secara dini. Deteksi dini komplikasi masa nifas 6 minggu 1) Mastitis a. Definisi Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae terutama pada primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.
b. Penyebab: Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting
susu).Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadidalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah
melahirkan. Pada
wanita
pasca
menopause,
infeksi
payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatansaluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.
Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
Bra yang terlalu ketat.
Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.
c. Gejala:
Bengkak dan nyeri.
Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu.
Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol.
Ada demam dan rasa sakit umum.
d. Manajemen: 1. Menyusui diteruskan, ubah posisi menyusui 2. Kompres hangat sebelum dan kompres dingin setelah disusukan/ payudara kosong 3. Payudara yang terkena disusukan terlebih dulu 4. Masase dan peras setelah menyusui 5. Pakai baju / BH longgar 6. Istirahat, cairan dan analgetik
2) Saluran Susu Tersumbat (Obstructive Duct) a. Penyebab: Saluran yang tidak efektif karena:
Posisi dan tehnik yang salah sewaktu menyusui Hisapan yang kurang baik
Tidak sering disusukan termasuk tidak disusukan
Tekanan jari ibu, tidur atau baju waktu menyusui
Pemakain BH yang ketat
Stress dan kelelahan
Sumbatan pada puting
Komplikasi dari: putting lecet, payudara bengkak
b. Gejala:
Benjolan terlihat jelas dan lunak
Nyeri, bengkak yang terlokalisir
Kadang meradang dan merasa tidak nyaman, panas
c. Manajemen:
Masase
Kompres panas dingin secara bergantian
Keluarkan ASI setelah menyusui bila masih terasa penuh Ubah posisi menyusui
3) Payudara Bengkak (Engorgment) a. Penyebab:
Statis pembuluh darah dan limfe
Tekanan intraduktal
tek. Seluruh payudara
ASI tidak disusukan dengan adekwat
Sumbatan pada duktus ( putting tdk dibersihkan dan BH ketat)
b. Konsekwensi engorgment:
Supply ASI
Lecet putting
Penyapihan dini
Resiko mastitis
c. Manajemen: Tujuan: kenyamanan ibu sehingga bisa terus memberikan ASI dan produksi ASI
Sering disusukan
Gunakan BH yang menyangga dan sesuai
Kompres dingin
Kompres hangat atau diperas sebelum disusukan
Analgetik ringan
Tehnik menyusui yang baik
Hindari nipple shield
4) Putting Susu Lecet Merupakan masalah tersering ( 57 %) a. Penyebab:
Kesalahan tehnik menyusui
monoliasis/sariawan mulut bayi yg menular ke putting
pemakain sabun, alcohol, krim atau zat iritan lain
Bayi dg tali lidah (frenulum lingue) yang pendek
menghentikan menyusu kurang hati-hati
b. Manajemen:
Susukan pada putting yg normal terlebih dahulu
< frekensi dan lamanya menyusu pada putting yg lecet
Tehnik menyusui yang benar Pelembut putting dan anti infeksi
Bekas ASI tdk perlu dibersihkan, cukup diangin-anginkan
Hindari sabun, alcohol atau zat iritan lain
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 MINGGU POSTPARTUM DENGAN MASTITIS
Data Subjektif A. Identitas 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Agama
:
4. Pendidikan Terakhir
:
5. Pekerjaan
:
6. Suku Bangsa
:
7. Alamat
:
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada payudaranya
Ibu mengatakan badan terasa panas / demam
Ibu mengatakan payudara terasa keras
Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
: Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah
: 90-120/60-80 mmHg
b. Suhu
: > 37,5ºc
c. Nadi
: 70-80 x / menit
d. Pernapasan
: 16-24 x / menit
2. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi Kepala Rambut a. Keadaan Rambut
: Tidak rontok
b. Kebersihan rambut
: Bersih
2. Inspeksi wajah / muka a. Oedema wajah / muka
: Tidak ada
b. Cloasma gravidarum
: Tidak ada
3. Inspeksi Mata a. Kebersihan
: Bersih
b. Konjungtiva
: Merah muda
c. Sclera
: Putih
4. Inspeksi Hidung a. Kesimetrisan
: Simetris kiri/kanan
b. Secret hidung
: Tidak ada
c. Polip
: Tidak ada
5. Inspeksi Mulut dan Gigi a. Kebersihan mulut dan mulut
: Bersih
b. Keadaan gigi
: Lengkap
c. Keadaan gusi
: Tidak ada kelainan
d. Keadaan lidah
: Merah muda lembab
e. Keadaan mukosa bibir
: Lembab
f. Caries
: Tidak ada caries
6. Inspeksi Telinga a. Kebersihan telinga
: Bersih
b. Secret telinga
: Tidak ada
c. Keadaan telinga luar
: Simetris kiri / kanan
7. Inspeksi dan Palpasi Leher a. Pembesaran kelenjar tyroid
: Tidak ada
b. Pembesaran vena jugularis
: Tidak ada
c. Pembesaran arteri
: Tidak ada
8. Inspeksi, Palpasi Dada dan Perut a. Payudara 1) Kesimetrisan
: Pembesaran salah satu / kedua
payudara 2) Keadaan
: Menonjol
3) Keadaan areola
: Hiperpigmentasi
4) Suhu payudara
: Panas
b. Abdomen a. TFU
: Tidak teraba
9. Inspeksi Vulva / Anus a. Lochea
: Alba
b. Warna
: Keputihan
c. Bau
: Khas
10. Inspeksi, Palpasi Tungkai Bawah a. Kesimetrisan
: Simetris kiri / kanan
b. Oedema
: Tidak ada
c. Varises
: Tidak ada
d. Patella
: (+) Positif
Analisa Ny.
P..A.. usia ... tahun 6 minggu postpartum dengan mastitis.
Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu untuk terus menyusui, memperbaiki posisi menyusui 2. Menjelaskan kepada ibu untuk mengkompres hangat sebelum dan kompres dingin setelah disusukan/ payudara kosong 3. Menganjurkan ibu untuk menyusui pada payudara yang terkena terlebih dulu 4. Memberitahu ibu untuk mengenakan baju / BH longgar 5. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan memenuhi kebutuhan cairan 6. Memberikan analgetik
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Deteksi Dini Masa Nifas adalah Memantau kondisi Ibu dan Bayi pasca persalinan dalam rangka menghindari komplikasi yang mungkin terjadi,dan untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya.
B. Saran Dengan dibuatnya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Ambarwati, E.R. & Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendika Anggaraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama
https://www.academia.edu/19547851/kunjungan_nifas_6_minggu_postpartum