ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL “DETEKSI DINI & KOMPLIKASI NIFAS 6 MINGGU POSTPARTUM”
DISUSUN OLEH : 1. CHAIRANI ADE PUTRI FUADI 2. FEBRI YULIANTI PURBA 3. LOVIA ANGGRAINI 4. NEVI RAMADHANI 5. PUTRI NUR CAHAYANI 6. SHOPIATUN FATHONA 7. VIVI MONALISYAH 8. WIKA AGUSTINA 9. YURISKA VERINA
DOSEN PEMBIMBING: ELLY WAHYUNI,SST.M.Pd
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN DIV KEBIDANAN TINGKAT II TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala pujikamipanjatkankehadiratAllah SWT karenaberkatrahmat dan karuniaNyakamidapatmenyelesaikanmakalah yang berjudul“Deteksi Dini & Komplikasi Nifas 6 Minggu Postpartum” sesuai dengan pedoman menyusun makalah. Terima kasih kami haturkankepadadosenpembimbingkamiBunda
Elly
Wahyuni,
SST.M.Pd.
yangsudahmemberikankritik dan saran yang sangatbergunabagikami dan teman-teman agar kami bisa mengevaluasikekurangan pada makalahini. Kamimenyadarimasihbahwadalampenelitian penulisaninimasihjauhdarisempurna
dan
dan
masihbanyakkekurangan.
Namun
kami
mengharapkan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama dalam dunia medis, dan masyarakat awam.
Bengkulu , Februari 2019
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1.3 Tujuan ........................ ..................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Masa Nifas ............................................................................................. 2.2 Deteksi Dini Pada Masa Nifas ....................................................................................... 2.3 Deteksi Dini dan Komplikasi Pada Masa Nifas 6 Minggu ............................................
BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 3.2 Saran .............................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu. Menurut Vervney (2007), juga mengatakan bahwa periode pasca persalinan (post partum) ialah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran yang menandai berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak hamil. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Ambarwati, 2008). Oleh karena itu peran dan tanggung bidan dalam masa nifas sangat besar. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan diantaranya kunjungan pertama pada 6-8 jam post partum, kunjungan kedua pada 6 hari post partum, kemudian kunjungan ketiga 2 minggu post partum dan kunjungan terakhir pada 6 minggu post partum. Pada
kunjungan
terakhir
nifas
diharapkan
ibu
tidak
mengalami
kegawatdaruratan dan komplikasi setelah menjalani proses persalinan. Ketika akhir masa nifas yaitu pada 6-8 minggu post partum semua organ reproduksi ibu sudah kembali seperti semula. Oleh karena itu, bidan harus memberikan KIE terkait dengan berakhirnya masa nifas.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar masa nifas? 2. Apa itu deteksi dini pada masa nifas? 3. Bagaimana deteksi dini dan komplikasi pada masa nifas 6 minggu?
C. Tujuan 1. Untuk memahami konsep dasar masa nifas 2. Untuk mengetahui pengertian deteksi dini pada masa nifas. 3. Untuk mengetahui deteksi dini dan komplikasi pada masa nifas 6 minggu.
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Masa Nifas 1. Definisi Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggung jawab dalam keluarga (Depkes, 2002). Sedangkan menurut F.Gary cunningham, Mac Donald (1995), mendefinisikan bahwa masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali, seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas Menurut Anggraini (2010) tujuan dari asuhan masa nifas: a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi b. Melaksanakan skrining
yang komprehensif (menyeluruh), mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat. d. Memberikan pelayanan KB e. Mendapatkan kesehatan emosi 3. Tahapan Masa Nifas Tahapan masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: a. Puerpurium dini (immediate puerperium): waktu 0-24 jam post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan. Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Puerpurium Intermedial (early puerperium): waktu 1-7 hari post partum. Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu c. Remote Peurperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu post partum. Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun. 4. Peran dan Tanggung Jawab Bidan pada Masa Nifas Menurut Suherni dkk, (2009) peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. 2) Mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga 3) Membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator.
Dalam kunjungan nifas terakhir yaitu pada minggu ke 6-8 post partum, asuhan yang diberikan bidan adalah: 1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami 2) Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini dan imunisasi untuk bayinya 3) Memberikan konseling tanda bahaya yang mungkin dialami ibu ataupun bayi 4) Bicarakan pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan apakah bayi menetek dengan baik 5) Konselingkan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan 6) Catat dengan tepat hal-al yang diperlukan 7) Jika ada hal yang tidak normal segera merujuk ibu atau bayi ke puskesmas atau ke rumah sakit.
B. Deteksi Dini Pada Nifas 1. Pengertian Deteksi Dini Masa Nifas adalah Memantau kondisi Ibu dan Bayi pasca persalinan dalam rangka menghindari komplikasi yang mungkin terjadi,dan untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya.
2. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Minggu Masa nifas asuhan yang diberikan pada 6 minggu masa nifas yaitu : a. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas. b. Memberikan konseling KB secara dini. Deteksi dini komplikasi masa nifas 6 minggu 1) Depresi Postpartum a. Pengertian Depresi Post Partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari lebih serius dari post
partum blues yang dapat terjadi di awal-awal bulan setelah melahirkan bayi. Postpartum depression dapat membuat ibu sangat merasa sedih, putus asa, dan tidak berarti. Dan ibu mungkin akan mengalami kesulitan membawa dan menggendong bayinya Untuk itu deteksi dan pencegahan depresi postpartum merupakan suatu yang penting dilakukan oleh para penyedia pelayanan kesehatan,. Suatu kenyataan depresi postpartum tidak mudah dideteksi karena berbagai masalah dapat ditemui dalam melakukan deteksi dan pencegahan depresi postpartum. Hal ini memerlukan penanganan yang serius dari penyedia pelayanan kesehatan termasuk para perawat untuk mencari penyelesaian depresi postpartum.
b. Gejala Gejalanya merupakan perluasan dari gejal post partum blues, diantaranya: • Mimpi buruk. Biasanya terjadi sewaktu tidur REM. Karena mimpi – mimpi yang menakutkan,
individu
itu
sering
terbangun
sehingga
dapat
mengakibatkan insomnia. • Insomnia. Biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia. • Phobia. Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasional adanya. Ibu yang melahirkan dengan bedah Caesar sering merasakan kembali dan mengingat kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah Caesar akan merasakan emosi yang bermacam–macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok dan tidak percaya terhadap apa yang telah terjadi. Wanita yang pernah
mengalami bedah Caesar akan melahirkan dengan bedah Caesar pula untuk kehamilan berikutnya. Hal ini bisa membuat rasa takut terhadap peralatan peralatan operasi dan jarum. • Kecemasan. Ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahuinya. • Meningkatnya sensitivitas. Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak, ibu harus belajar bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir, atau waktu dan tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu (Santrock, 2002). • Perubahan mood Menurut Sloane dan Bennedict (1997), menyatakan bahwa depresi postpartum muncul dengan gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan, sedih – murung, perasaan tidak berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, anhedonia, menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar– benar memusuhi bayinya. Menurut Nevid dkk (1997), depresi postpartum sering disertai gangguan nafsu makan dan gangguan tidur, rendahnya harga diri dan kesulitan
untuk
mempertahankan
konsentrasi
atau
perhatian.
Kriteria diagnosis spesifik depresi postpartum tidak dimasukkan di dalam DSM-IV, dimana tidak terdapat informasi yang adekuat untuk
membuat diagnosis spesifik. Diagnosis dapat dibuat jika depresi terjadi dalam hubungan temporal dengan kelahiran anak dengan onset episode dalam 4 minggu pasca persalinan. Menurut DSM IV, simptom–simptom yang biasanya muncul pada episode postpartum antara lain perubahan mood, labilitas mood dan sikap yang berlebihan terhadap bayi. Wanita yang menderita depresi postpartum sering mengalami kecemasan yang sangat hebat dan sering panik. Meskipun belum ada kriteria diagnosis spesifik dalam DSM-IV, secara karakteristik penderita depresi postpartum mulai mengeluh kelelahan, perubahan mood, memiliki episode kesedihan, kecurigaan dan kebingungan serta tidak mau berhubungan dengan orang lain. Selain itu, penderita depresi postpartum memiliki perasaan tidak ingin merawat bayinya, tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayi atau dirinya sendiri atau keduanya. Gejala depresi pascasalin ini memang lebih ringan dibandingkan dengan psikosis pascasalin. Meskipun demikian, kelainan–kelainan tersebut memiliki potensi untuk menimbulkan kesulitan atau masalah bagi ibu yang mengalaminya . Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gejala– gejala depresi postpartum antara lain adalah trauma terhadap intervensi medis yang dialami, kelelahan, perubahan mood, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, tidak mau berhubungan dengan orang lain, tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayi atau dirinya sendiri atau keduanya.
c. Penyebab Penyebab depresi post partum ini juga merupaka perluasan dari penyebab post partum blues yang tidak ditangani dengan baik. Diantaranya: •
Memiliki
depresi
atau
postpartum
depression
sebelumnya
• Tidak mendapat dukungan dari pasangan, teman, atau keluarga.
• •
Mendapati Menderita
stres
di
bayi
sakit
atau
kehidupan
perkawinan
atau
kolik hubungan
• Memiliki Severe Premenstrual Syndrom (PMS)
2) Postpartum Blues a. Pengertian
Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Beberapa
penyesuaian
dibutuhkan
oleh
wanita
dalam
menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan gangguan psikologis, salah satunya yang disebut Postpartum Blues.
b. Gejala
Perlu kita curigai jika terdapat gejala-gejala seperti ini: Gejala Utama • Cemas tanpa sebab. • Menangis tanpa sebab • Tidak sabar • Tidak percaya diri • Sensitive • Mudah tersinggung • Merasa kurang menyayangi bayinya • Perasaan negatif terhadap bayi yang dilahirkannya • Kesulitan untuk tidur • Perubahan drastis berat badan • Kelelahan dan lesu • Adanya perasaan untuk membenci pada diri sendiri, perasaan bersalah,
individu merasa dirinya tidak berguna untuk orang lain • Samasekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap masalah kecil sekali pun • Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat social • Mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam • Kehilangan gairah terhadap sesuatu hal (aktivitas)
c. Penyebab
Mengenali penyebab post partum blues juga merupakan hal yang berguna dalam mendeteksi adanya gangguan psikologi ini pada ibu. Selain bisa mengantisipasi kita juga bisa memahami kondisi ibu sepenuhnya. Post partum ini biasanya disebabkan oleh: • Perubahan Hormon • Faktor usia ( hamil usia muda, primipara, belum matangnya reproduksi, dll) • Ketidaksiapan ibu menghadapi persalinan • Stress • ASI tidak keluar • Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh • Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi. • Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami. • Problem dengan Orangtua dan Mertua. • Takut kehilangan bayi • Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu. • Problem dengan si Sulung. • Ibu yang pernah mengalami gangguan kecemasaan termasuk depresi sebelum hamil • Kejadian-kejadian sebagai stressor yang terjadi pada ibu hamil, seperti kehilangan suaminya. • Kondisi bayi yang cacat, atau memerlukan perawatan khusus pasca melahirkan yang tidak pernah dibayangkan oleh sang ibu sebelumnya.
• Ketergantungan pada alkohol atau narkoba • Kurangnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga, suami, dan teman • Kurangnya komunikasi, perhatian, dan kasih sayang dari suami, atau pacar, atau orang yang bersangkutan dengan sang ibu. • Mempunyai permasalahan keuangan menyangkut biaya, dan perawatan bayi. • Kurangnya kasih sayang dimasa kanak-kanak
d. Cara mengatasigangguanpsikologipadanifasdengan postpartum blues
adaduacarayaitu : 1. Dengancarapendekatankomunikasiterapeutik Tujuandarikomunikasiterapeutikadalahmenciptakanhubunganbaikantarab idandenganpasiendalamrangkakesembuhannyadengancara : • Mendorongpasienmampumeredakansegalaketeganganemosi • Dapatmemahamidirinya • Dapatmendukungtindakankonstruktif. 2. Dengancarapeningkatan support mental Beberapacarapeningkatan support mental yang dapatdilakukankeluargadiantaranya : • Sekali-kali ibumemintasuamiuntukmembantudalammengerjakanpekerjaanrumahsep erti : membantumengurusbayinya, memasak, menyiapkansusudll. • Memanggilorangtuaibubayi agar bisamenemaniibudalammenghadapikesibukanmerawatbayi • Suamiseharusnyatahupermasalahan yang dihadapiistrinyadanlebihperhatianterhadapistrinya • Menyiapkan mental dalammenghadapianakpertama yang akanlahir • Memperbanyakdukungandarisuami • Suamimenggantikanperanisteriketikaisterikelelahan • Ibudianjurkansering sharing denganteman-temannya yang
barusajamelahirkan • Bayimenggunakan pampers untukmeringankankerjaibu • menggantisuasana, denganbersosialisasi • Suamiseringmenemaniisteridalammengurusbayinya Selainhaldiatas, penangananpadaklien postpartum blues pun dapatdilakukanpadadirikliensendiri, diantaranyadengancara : • Belajartenangdenganmenariknafaspanjangdanmeditasi • Tidurlahketikabayitidur • Berolahragaringan • Ikhlasdantulusdenganperanbarusebagaiibu • Tidakperfeksionisdalamhalmengurusibayi • Bicarakan rasa cemasdankomunikasikan • Bersikapfleksibel • Kesempatanmerawatbayihanyadatang 1 x • Bergabungdengankelompokibu 3) Postpartum Psikosa a. Pengertian Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
b. Gejala Gejala yang sering terjadi adalah: 1. delusi 2. halusinasi 3. gangguan saat tidur 4. obsesi mengenai bayi
c. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan
kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebarberdebar serta nafas terasa cepat. Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian. Saran kepada penderita untuk: • Beristirahat cukup • Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang • Bergabung dengan orang-orang yang baru • Bersikap fleksible • Berbagi cerita dengan orang terdekat • Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 MINGGU POSTPARTUM DENGAN DEPRESI POSTPARTUM
Data Subjektif A. Identitas 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Agama
:
4. Pendidikan Terakhir
:
5. Pekerjaan
:
6. Suku Bangsa
:
7. Alamat
:
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami gangguan tidur seperti mimpi buruk
Ibu mengatakan kesusahan tidur atau insomnia
Ibu mengatakan cemas tidak mampu mearwat bayinya
Ibu mengatakan kurang nafsu makan
Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
: Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah
: 90-120/60-80 mmHg
b. Suhu
: 36,5- 37,5ºc
c. Nadi
: 60-100 x / menit
d. Pernapasan
: 16-24 x / menit
2. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi Kepala Rambut
a. Keadaan Rambut
: Tidak rontok
b. Kebersihan rambut
: Bersih
2. Inspeksi wajah / muka a. Oedema wajah / muka
: Tidak ada
b. Cloasma gravidarum
: Tidak ada
3. Inspeksi Mata a. Kebersihan
: Bersih
b. Konjungtiva
: Merah muda
c. Sclera
: Putih
4. Inspeksi Hidung a. Kesimetrisan
: Simetris kiri/kanan
b. Secret hidung
: Tidak ada
c. Polip
: Tidak ada
5. Inspeksi Mulut dan Gigi a. Kebersihan mulut dan mulut
: Bersih
b. Keadaan gigi
: Lengkap
c. Keadaan gusi
: Tidak ada kelainan
d. Keadaan lidah
: Merah muda lembab
e. Keadaan mukosa bibir
: Lembab
f. Caries
: Tidak ada caries
6. Inspeksi Telinga a. Kebersihan telinga
: Bersih
b. Secret telinga
: Tidak ada
c. Keadaan telinga luar
: Simetris kiri / kanan
7. Inspeksi dan Palpasi Leher a. Pembesaran kelenjar tyroid
: Tidak ada
b. Pembesaran vena jugularis
: Tidak ada
c. Pembesaran arteri
: Tidak ada
8. Inspeksi, Palpasi Dada dan Perut a. Payudara 1) Kesimetrisan
: Simetris
2) Keadaan puting
: Menonjol
3) Keadaan areola
: Hiperpigmentasi
b. Abdomen a. TFU
: Tidak teraba
9. Inspeksi Vulva / Anus a. Lochea
: Alba
b. Warna
: Keputihan
c. Bau
: Khas
10. Inspeksi, Palpasi Tungkai Bawah a. Kesimetrisan
: Simetris kiri / kanan
b. Oedema
: Tidak ada
c. Varises
: Tidak ada
d. Patella
: (+) Positif
Analisa Ny.
P..A.. usia ... tahun 6 minggu postpartum dengan depresi postpartum.
Penatalaksanaan 1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini bahwa ibu menderita, depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan hormonal, dukungan sosial, emotional relation ship (teman dekat) komunikasi dan
kedekatan, setruktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi, psikososial dan lingkungan. 2. Membantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cara menganjurkan ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi, ibu bisa makan nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan, atau daging. Ibu anjurkan banyak makan buah untuk memulihkan keadaan. 3. Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi yang benar. 4. Menganjurkan keluarga dan teman-teman terdekat untuk memberi dukungan untuk membantu ibu menjalin interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong bayinya, menyusuinya.
5. Menjelaskan kepada keluarga bahwa Dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat berpengaruh bagi keadaan psikis ibu.
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 MINGGU POSTPARTUM DENGAN POSTPARTUM BLUES
Data Subjektif A. Identitas 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Agama
:
4. Pendidikan Terakhir
:
5. Pekerjaan
:
6. Suku Bangsa
:
7. Alamat
:
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami cemas dan menangis tanpa sebab
Ibu mengatakan mudah marah dan tersinggung
Ibu mengatakan mengalami gangguan tidur
Ibu mengatakan ia merasa tidak berguna bagi orang lain
Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum
c. Keadaan Umum
: Baik
d. Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda Vital e. Tekanan darah
: 90-120/60-80 mmHg
f. Suhu
: 36,5- 37,5ºc
g. Nadi
: 70-80 x / menit
h. Pernapasan
: 16-24 x / menit
2. Pemeriksaan Fisik Inspeksi Kepala Rambut c. Keadaan Rambut
: Tidak rontok
d. Kebersihan rambut
: Bersih
Inspeksi wajah / muka c. Oedema wajah / muka
: Tidak ada
d. Cloasma gravidarum
: Tidak ada
Inspeksi Mata d. Kebersihan
: Bersih
e. Konjungtiva
: Merah muda
f. Sclera
: Putih
Inspeksi Hidung d. Kesimetrisan
: Simetris kiri/kanan
e. Secret hidung
: Tidak ada
f. Polip
: Tidak ada
Inspeksi Mulut dan Gigi g. Kebersihan mulut dan mulut
: Bersih
h. Keadaan gigi
: Lengkap
i. Keadaan gusi
: Tidak ada kelainan
j. Keadaan lidah
: Merah muda lembab
k. Keadaan mukosa bibir
: Lembab
l. Caries
: Tidak ada caries
Inspeksi Telinga d. Kebersihan telinga
: Bersih
e. Secret telinga
: Tidak ada
f. Keadaan telinga luar
: Simetris kiri / kanan
Inspeksi dan Palpasi Leher d. Pembesaran kelenjar tyroid
: Tidak ada
e. Pembesaran vena jugularis
: Tidak ada
f. Pembesaran arteri
: Tidak ada
Inspeksi, Palpasi Dada dan Perut c. Payudara 4) Kesimetrisan
: Simetris
5) Keadaan puting
: Menonjol
6) Keadaan areola
: Hiperpigmentasi
d. Abdomen b. TFU
: Tidak teraba
Inspeksi Vulva / Anus d. Lochea
: Alba
e. Warna
: Keputihan
f. Bau
: Khas
Inspeksi, Palpasi Tungkai Bawah e. Kesimetrisan
: Simetris kiri / kanan
f. Oedema
: Tidak ada
g. Varises
: Tidak ada
h. Patella
: (+) Positif
Analisa Ny.
P..A.. usia ... tahun 6 minggu postpartum dengan postpartum blues.
Penatalaksanaan 1. Melakukan pendekatan komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya 2. Memberitahukan pada ibu untuk beristirahat cukup 3. Memberitahu suami atau keluarga untuk membantu ibu dalam mengurus pekerjaan rumah 4. Menganjurkan ibu untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 MINGGU POSTPARTUM DENGAN POSTPARTUM PSIKOSA
Data Subjektif A. Identitas 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Agama
:
4. Pendidikan Terakhir
:
5. Pekerjaan
:
6. Suku Bangsa
:
7. Alamat
:
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami gangguan tidur
Ibu mengatakan kesusahan merawat bayinya
Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum
e. Keadaan Umum
: Baik
f. Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda Vital i. Tekanan darah
: 90-120/60-80 mmHg
j. Suhu
: 36,5- 37,5ºc
k. Nadi
: 70-80 x / menit
l. Pernapasan
: 16-24 x / menit
3. Pemeriksaan Fisik Inspeksi Kepala Rambut e. Keadaan Rambut
: Tidak rontok
f. Kebersihan rambut
: Bersih
Inspeksi wajah / muka e. Oedema wajah / muka
: Tidak ada
f. Cloasma gravidarum
: Tidak ada
Inspeksi Mata g. Kebersihan
: Bersih
h. Konjungtiva
: Merah muda
i. Sclera
: Putih
Inspeksi Hidung g. Kesimetrisan
: Simetris kiri/kanan
h. Secret hidung
: Tidak ada
i. Polip
: Tidak ada
Inspeksi Mulut dan Gigi m. Kebersihan mulut dan mulut
: Bersih
n. Keadaan gigi
: Lengkap
o. Keadaan gusi
: Tidak ada kelainan
p. Keadaan lidah
: Merah muda lembab
q. Keadaan mukosa bibir
: Lembab
r. Caries
: Tidak ada caries
Inspeksi Telinga g. Kebersihan telinga
: Bersih
h. Secret telinga
: Tidak ada
i. Keadaan telinga luar
: Simetris kiri / kanan
Inspeksi dan Palpasi Leher g. Pembesaran kelenjar tyroid
: Tidak ada
h. Pembesaran vena jugularis
: Tidak ada
i. Pembesaran arteri
: Tidak ada
Inspeksi, Palpasi Dada dan Perut e. Payudara 7) Kesimetrisan
: Simetris
8) Keadaan puting
: Menonjol
9) Keadaan areola
: Hiperpigmentasi
f. Abdomen c. TFU
: Tidak teraba
Inspeksi Vulva / Anus 2. Lochea
: Alba
3. Warna
: Keputihan
4. Bau
: Khas
Inspeksi, Palpasi Tungkai Bawah i. Kesimetrisan
: Simetris kiri / kanan
j. Oedema
: Tidak ada
k. Varises
: Tidak ada
l. Patella
: (+) Positif
Analisa Ny.
P..A.. usia ... tahun 6 minggu postpartum dengan postpartum psikosa.
Penatalaksanaan 1. Memberitahukan pada ibu untuk beristirahat cukup 2. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang 3. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu perlu bergabung dengan orang-orang yang baru 4. Menganjurkan ibu untuk berbagi cerita dengan orang terdekat 5. Menjelaskan pada keluarga bahwa ibu perlu diperhatikan 6. Menjelaskan pada keluarga bahwa ibu perlu dibantu dalam hal merawat bayinya
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Deteksi Dini Masa Nifas adalah Memantau kondisi Ibu dan Bayi pasca persalinan dalam rangka menghindari komplikasi yang mungkin terjadi,dan untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya.
B. Saran Dengan dibuatnya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Ambarwati, E.R. & Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendika Anggaraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama https://chellious.wordpress.com/2010/11/02/post-partum-blues-depresi-post-partumdan-psikosa/ https://www.academia.edu/19547851/kunjungan_nifas_6_minggu_postpartum