Asian Open Sky.docx

  • Uploaded by: Fatimah Azzahra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asian Open Sky.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 844
  • Pages: 5
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pada zaman ini, industri penerbangan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Konektivitas negara-negara di dunia yang semakin bersifat non boundaries menjadi salah satu faktor semakin meningkatnya arus transportasi udara antara negara di dunia. Dengan semakin meningkatnya arus transportasi udara ini, maka otomatis jalur penerbangan juga menjadi semakin padat dan membutuhkan deregulasi jalur lintasan udara kembali. Perubahan yang signifikan dalam pengaturan kebijakan transportasi udara serta aktivitas kerja sama jasa transportasi udara yang dilakukan oleh negaranegara di dunia terjadi dalam waktu dua dekade ini. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan dalam industri tersebut menyusul kemunculan banyak maskapai baru yang menambah padat jumlah pemain dalam bisnis ini, serta adanya perubahan situasi ekonomi, maupun karena ketatnya aturan main yang diterapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing negara.1 Oleh karena itu, saat ini banyak negara-negara di dunia yang bekerja sama dalam merumuskan kembali kebijakan-kebijakan aktivitas transportasi udara. 1.2. Rumusan Masalah  Apa yang dimaksud dengan kebijakan Asian Open Sky?  Apa tujuan dan dampak yang ditimbulkan kebijakan Asian Open Sky terhadap bisnis penerbangan di Indonesia?  Bagaimana cara menghadapi kebijakan Asian Open Sky? 1.3. Tujuan  Untuk mengetahui pengertian dari kebijakan Asian Open Sky  Untuk mengetahui tujuan dan dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan Asian Open Sky terhadap bisnis penerbangan di Indonesia.  Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam menghadapi kebijakan Asian Open Sky.

1

Fachri Mahmud, ASEAN Open Sky, Dan Tantangan Bagi Indonesia, Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuriyah, 2012, h. 9

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Sejarah dan perkembangan Asian Open Sky ASEAN Open Sky merupakan kebijakan liberalisasi angkutan udara yang ditandatangani 10 kepala negara ASEAN pada Bali Concord II yang dideklarasikan pada KTT ASEAN tahun 2003. Tahap-tahap menuju ASEAN Open Sky sendiri sudah dilakukan sejak 2008, di antaranya dengan menghapuskan hambatan penerbangan antar ibu kota negara anggota ASEAN. Selanjutnya, liberalisasi yang sama dijalankan tahun 2009 pada hak angkut kargo, diikuti kemudian hak angkut penumpang tahun 2010 dengan puncaknya pada ASEAN Single Aviation Market tahun 20152 Kebijakan ini pertama kali datang dari Amerika Serikat yaitu pada tahun 1979, sampai pada perjanjian The Single European Sky Air Traffic Management Research program (SESAR) dan kebijakan Open Sky antara Amerika Serikat dan Uni Eropa yang berlaku sejak tanggal 2 Maret 2007.3 Dalam kerja sama open sky, terdapat sekumpulan aspek kebijakan yang dilakukan secara berbeda, misalnya deregulasi kapasitas dan penghapusan kendali pemerintah atas harga yang ditetapkan, yang berdampak pada melonggarnya peraturan-peraturan dalam industri jasa transportasi udara.30 2.2. Tujuan kebijakan Asian Open Sky Menurut Sakti Aji Sasmita tujuan kebijakan Open Sky secara umum adalah untuk meliberalisasi jasa transportasi udara baik secara tidak penuh maupun secara penuh.4 Secara tidak penuh di sini adalah merelakan sebagian kawasan udara sebuah negara demi liberalisasi jasa transportasi Pokok tujuan ASEAN Open Sky adalah untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN. Setelah diberlakukan, ASEAN Open Sky akan membebaskan maskapai, pengelola bandar udara, pengatur penerbangan di darat (ground handling), hingga pengatur lalu lintas penerbangan untuk bebas berusaha dan berekspansi.

2The ASEAN Air Transport Working Group, “The Roadmap for the Integration of ASEAN: Competitive Air

Services Policy” 3Fachri Mahmud,Op.Cit, h. 91 4 Sakti Adji Sasmita, Op.Cit., h. 66

Seperti yang dirumuskan oleh Peter Forsyth, secara khusus, ada 3 tujuan dibentuknya kebijakan open sky, yaitu:5 1. Mendorong terjadinya kompetisi yang makin ketat antara maskapai maskapai penerbangan. 2. Memungkinkan maskapai-maskapai dari negara ketiga untuk dapat melayani rute-rute yang ada di antara dua negara. 3. Untuk memberikan keleluasaan bagi para maskapai untuk mengembangkan rute-rute dan jaringan layanan yang ingin maskapai-maskapai tersebut pilih. 2.3. Dampak Asian Open Sky terhadap Bisnis Penerbangan di Indonesia Kebijakan Asian Open Sky yang diterapkan di wilayah Asia Tenggara memberikan dampak yang baik maupun buruk terhadap negara-negara yang termasuk kedalamnya. Salah satunya negara Indonesia. Di Indonesia bandara internasional yang masuk dalam perjanjian Asean Open Sky yaitu Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar.6 Kebijakan ini memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap bisnis penerbangan di Indonesia. CEO AirAsia Group Tony Fernandes mengungkapkan, selama ini bisnis penerbangan di ASEAN masih memiliki batas. Otomatis hal ini menghambat pertumbuhan maskapai di masing-masing negara anggota.7Namun, adanya ASEAN Open Sky justru harus menjadi bukti jika pelaku bisnis penerbangan di Asia Tenggara mampu bersaing dengan baik. Selain menghambat pertumbuhan maskapai di Indonesia, kebijakan ini juga memberikan pengaruh terhadap keamanan. Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Hubungan Ekonomi, Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan Raldi Hendro Koestoer menyebut, kebijakan Asian Open Sky memberikan ancaman terhadap Indonesia karena letak Indonesia yang berada ditengah dan juga mempunyai bandara internasional yang lebih banyak dari negara yang lain. Sehingga, pemerintah mengantisipasi agar kebijakan ini tidak menimbulkan adanya kegiatan illegal. Meskipun kebijakan ini memberikan dampak yang buruk terhadap Indonesia, nyatanya masih banyak dampak baik yang dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia. Dua perusahaan BUMN yang bergerak di industri penerbangan mulai berlomba-lomba memacu pendapatan noninti dari bisnis kargo, seiring dengan berjalannya kebijakan Asean Open Sky.

5 Peter Forsyth, Op.Cit., h. 12 6 Pasal 37 huruf (a) beleid 7 Liputan6.com, Jakarta

http://dephub.go.id/post/read/asean-open-sky-2811 https://www.liputan6.com/bisnis/read/2934742/bos-airasia-paparkan-dampak-asean-opensky-ke-bisnis-penerbangan https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/03/120034226/konektivitas-asean-kawasantimur-digenjot-open-sky-jadi-sorotan. https://www.liputan6.com/bisnis/read/2407359/liberalisasi-penerbangan-jadi-peluangmaskapai-nasional http://eprints.umm.ac.id/36156/3/jiptummpp-gdl-fitrifirli-47491-3-babii.pdf https://media.neliti.com/media/publications/119187-ID-gagasan-asean-open-skies-diindonesia-da.pdf http://industri.bisnis.com/read/20160427/98/542399/dampak-asean-open-sky-2-bumnlebarkan-sayap-ke-bisnis-kargo http://industri.bisnis.com/read/20180909/98/836726/indonesia-seharusnya-jadi-leadingrole-di-asean-open-sky

Related Documents

Asian Open Sky.docx
December 2019 24
Open
December 2019 35
Open
October 2019 39
Open
November 2019 41
Asian Paints
June 2020 16
Asian 1
June 2020 9

More Documents from ""

Wa2ncara.docx
December 2019 10
Asian Open Sky.docx
December 2019 24
Sifilis.docx
May 2020 6
Sifilis.docx
May 2020 3
Faktor Sir Tam
October 2019 18