Asas-etika-moekijat.docx

  • Uploaded by: Epic Akbar Kingpin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asas-etika-moekijat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 683
  • Pages: 4
ASAS – ASAS ETIKA (Drs. Moekijat)

BAB I a. Pengertian b. Aliran etika: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Hedonisme Utilitarisme Vitalisme Sosialisme Religiosisme Humanisme

c. Macam – macam etika: 1. Dr. Harry Hamersma, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat,1994: 24. Deskriptif & normatif 2. Dr. M.J. Langeveld, Menuju Kepemikiran Filsafat, Tanpa tahun: 206 3. K. Bertens, Etika, 1993: 18-19 - Etika Umum - Etika Khusus d. Etika “Minus”, Etika “Nol” dan Etika “Plus” Algernon D. Black, Etika, Cipta Loka Carka, 1990: 45-47. 1. Etika Minus Perintah dan ajaran etika pada umumnya berawal dengan “jangan”. a. Jangan membunuh! b. Jangan mencuri! c. Jangan bersaksi dusta! Akan tetapi tidak ada seorang pun yang ingin selau diatur dengan “jangan begini jangan begitu”. Apabila dapat dicegah orang membunuh, mencuri atau bersaksi dusta, maka semua orang akan merasa lebih aman. Masyarakat dan bangsa juga akan lebih senantiasa bahagia. Jangan melakukan apa yang merugikan orang lain: -

Orang membunuh orang Orang menyiksa, melukai dan melumpuhkan orang

-

-

-

Orang memperbudak orang Orang memperalat orang Orang merampok orang lain Orang berlaku curang, menipu, memungut bunga yang tinggi, menggunakan timbangan dan ukuran palsu, mengubah standar ukuran, mealsukan barang makanan. Orang merusak lahan pertanian tetangga, mencemari sungai, membakar hutan, menyumbat saluran air, melepaskan binatang ternak milik orang tidak dikenal. Orang bersaksi dusta, memfitnah dan merusak nama baik orang lain Orang saling mengkhianati Orang mengucilkan sesamanya dan tidak mau menerima orang tidak dikenal Orang menghancurkan harga diri dan percayadiri orang lain sehingga mereka tidak ingin hidup lagi

2. Etika Nol Ada orang yang mengambil jalan tengah. Ia tidak beruat jahat, tetapi tidak pula berbuat baik. Mereka mengartikan “baik” sebagai “tidak berbuat jahat”. Ada orang mengatakan “aku tak mau merugikan orang lain, itu sudah baik bukan?” Persoalannya apakah hal itu mungkin? Seandainya mungkin hidup tanpa merugikan orang lain, lalu bagaimana pendapatmu tentang definisi “baik” di atas ini? Seorang wanita diserang dan dirampas perhiasannya. Sepuluh orang yang duduk dalam bus yang sama melihat perampokan itu. Ada yang berpikir: “Aku sebaiknya diam saja, karena aku tak mau terlibat. Aku perlu memikirkan urusanku sendiri. Begitulah paling aman”. 3. Etika Plus Bangsa Mesir kuno sudah mengerti, bahwa belumlah cukup hanya engatakan tak pernah berbuat jahat. Lebih dari empat ribu tahun yang lalu mereka berpandangan, bahwa orang pada hari kiamat harus dapat berkata bahwa ia telah banyak berbuat baik. a. Aku telah member roti kepada orang yang lapar dan memberi minum kepada yang haus. b. Aku telah member pakaian kepada yang telanjang.

c. Aku telah menyembuhkan yang sakit dan menghibur yang berduka cita. Diantara 613 perintah Taurat terdapat juga yang berisi perintah dan ajaran yang bernada positif. a. Sisakan sebagian ladangmu bagi orang miskin. b. Peliharalah anak yatim, janda, orang miskin, orang tua-tua dn orang asing. Nabi Yesaya menyeru: Carilah keadilan, tolonglah orang-orang yang tertindas, belalah anak yatim dan para janda! Jesus mengajarkan: Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri!”

e. Etika dan Etiket K Bertens, Etika, 1993: 8 11. Dalam rangka menjernihkan istilah, harus kita simak perbedaan antara “etika” dan “etiket”. Kerap kali dua istilah ini dicampuradukkan begitu saja, padhal perbedaan di antaranya sangat hakiki. Etika di sini berarti “moral” dan “etiket” berarti “sopan santun”. Jika kita melihat asal usulnya, sebetulnya tidak ada hubungan antara dua istilah ini. Hal itu menjadi lebih jelas, jika kita membandingkan bentuk kata dalam bahasa Inggris, yaitu ethics dan etiquette. Tetapi dipandang menurut artinya, dua istilah ini memang dekat satu sama lain. Disamping perbedaan, ada juga persamaannya. Persamaan antara “etika” dan “etiket” adalah: 1. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah-istilah ini hanya kita pakai mengenai manusia. Hewan tidak engenal etika maupun etiket. 2. Baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya member norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Justru karena sifat normatif ini kedua istilah tersebut mudah dicampuradukkan. Perbedaan antara “etika” dan “etiket” adalah:

1. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Di antara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya, cara yang diharapkan. Serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. f. Etika dan Ajaran Moral g. Etika dan Ontologi h. Etika atau Moralitas

BAB II

More Documents from "Epic Akbar Kingpin"