Filsafat Pendidikan - Epic Akbar Kingpin - Tugas 1.docx

  • Uploaded by: Epic Akbar Kingpin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Filsafat Pendidikan - Epic Akbar Kingpin - Tugas 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 623
  • Pages: 2
Tugas 1 Filsafat Pendidikan Epic Akbar Kingpin 16/397361/FI/04226 Idealisme dan Pendidikan I. Idealisme Idealisme mengantarkan pada realitas adalah pondasi yang mempunyai sifat spiritual atau konseptual. Menjadikan spiritual manusia dan alam semesta yang baik, benar dan indah secara permanen, dan menjadikan itu bagian dari alam semesta. Secara historis Idealisme, melalui pendidikan tertentu saat ini menjadikan asal dan alasan dalam perspektif Idealis. 1. Pendidikan adalah proses yang ada tetapi berpotensi dalam diri anak didasarkan pada epistemologi idealis. 2. Konsep guru sebagai model moral dan budaya, lahir dari proses filosofis Idealisme. 3. Socrates dengan metodenya, membuka ajaran tentang kemampuan mengamati untuk merangsang ingatan dari siswa. Idealisme mengantarkan esensi spiritual manusia menjadikan karakteristik dari dirinya, dan hal itu bersifat permanen. II. Idealisme sebagai Filosofi Pendidikan 1. Penganut idealisme berfokus pada pembebasan dan penemuan definisi diri, hal itu mengantarkan pada pola masyarakat yang melambangkan peran-peran tertentu pada sistem-sistem yang ada. 2. Idealisme mengantarkan pada pendangan tentang individu, masyarakat dan ilmu pengetahuan, yang mendefinisikan peringkat kemampuan individu dalam masyarakat dengan konsepsi yang abstrak atau menjadi abstrak. III. Plato: Pendiri Idealisme Barat Asal usul Idealisme dalam pemikiran Barat umumnya ditelusuri ke Plato (429-337 SM), seorang siswa Socrates. Sedangkan Socrates mengangkat pertanyaan mendasar tentang realitas, pengetahuan dan sifat manusia, Plato melampaui gurunya dengan pencarian jawaban-jawaban mendasar. Plato, yang mendirikan Alkimia di Athena pada tahun 387 SM, lalu menulis sejumlah karya filosofis yang telah membangun fondasi filsafat Barat: 1. Protagoras, yang memeriksa masalah kebajikan. 2. Phaedo, yang menguji keabadian jiwa. 3. “Republik" dan "Hukum", yang melihat masalah politik dan pendidikan. IV. Implikasi Pendidikan Idealisme A. Tujian Pendidikan Idealisme Pendidikan idealis memiliki tujuan yang dimaksudkan untuk membantu siswa menjadi pencari kebenaran. 1. Siswa dibawa untuk menyadari potensi sepenuhnya yang dicari dari sifat manusianya. 2. Institusi pendidikan menekankan pada kebijaksanaan yang terdapat dari proses budaya yang ada. Pada akhirnya siswa dapat berkontribusi secara luas.

B. Institusi Pendidikan Adalah tugas sekolah untuk melestarikan pengetahuan, kemampuan, dan disiplin masa lalu yang berbasis pada pola-pola kebudayaan secara sistematis. C. Kurikulum Idealis 1. Idealis meyakini kurikulum sebagai bagian dari materi intelektual, atau disiplin ilmu yang harus berkonsep dan dipelajari, lalu sifatnya ide-ide rasional dan konseptual. 2. Kurikulum Idealis menempatkan filsafat dan teologi sebagai puncak pola-pola umum dari ilmu. 3. Matematika, sejarah, sastra, biografi dan otobiografi menduduki tingkatan tinggi dalam kurikulum. 4. Tingkatan lebih rendah dalam kurikulum dapat ditemukan berbagai ilmu yang berkaitan dengan hubungan sebab-akibat tertentu. D. Dimensi Sikap dalam Pendidikan 1. Pola warisan budaya mendapatkan nilai yang luas dan tinggi dari filsafat, teologi, sejarah, sastra, dan kritik seni. 2. Siswa membutuhkan model yang mampu dan layak, pada akhirnya model tersebut dapat diperluas. E. Metodologi Idealis Metode pembelajaran Idealis berasal dari konsep epistemologi Idealisme. Proses berpikir pada dasarnya adalah pengenalan, pemeriksaan diri dimana siswa memeriksa isi pikirannya dan dapat menemukan kebenaran yang dapat dibagikan oleh semua orang lain karena mencerminkan Kebenaran Universal. F. Hubungan guru dan Siswa Penekanan yang lahir pada hubungan guru dan siswa adalah penokohan guru sebagai model ideal yang menjadi dasarnya. 1. Model Guru Ideal ⁃ Menjadi teladan dan model moral dan budaya dari nilai-nilai yang mewakili ekspresi tertinggi dan terbaik dari perkembangan pribadi dan manusiawi; ⁃ Memaparkan budaya dan realitas kepada siswa; ⁃ Tahu dan paham dalam kepribadian manusia; ⁃ Sebagai ahli dalam proses pembelajaran ⁃ Bersahabatan dengan siswa; ⁃ Membangkitkan minat siswa untuk belajar; ⁃ Mengerti bahwa makna moral pembelajaran terletak pada tujuannya untuk menyempurnakan manusia; dan membantu dalam kelahiran kembali budaya setiap generasi. 2. Model Siswa Ideal ⁃ Siswa mendapat pelajaran berharga berdasarkan model yang layak dan pandangan dari sejarah, sastra, agama, biografi dan filsafat. Dia didorong untuk belajar dan menganalisis model sehingga orang yang diteliti berfungsi sebagai sumber nilai. ⁃ Dapat mengerti model dan analisa terhadap ilmu yang didapat. ⁃ Siswa berusaha untuk mendapatkan pandangan yang matang untuk diresapi dalam kepribadiannya.

Related Documents


More Documents from "Mahfuz Budi"