Asam Jengkolat.docx

  • Uploaded by: Agustin Hariyani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asam Jengkolat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,917
  • Pages: 14
LAPORAN KASUS INTOKSIKASI ASAM JENGKOLAT

I.

IDENTITAS 1. Identitas penderita

II.

Nama penderita

: Tn M

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tanggal lahir

: 10 September 1988

Umur

: 28 tahun

Alamat

: Desa Madu Retno RT 12

MRS

: 10 Juli 2017

RMK

: 15.46.55

ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS) 1. Keluhan utama

: Tidak bisa kencing

2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluh tidak bisa kencing sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasa mendadak. Pasien juga ada nyeri perut seperti ditekan di semua bagian perut. Skala nyeri antara 8-9. Nyeri menjalar sampai ke pinggang. Pasien ada muntah 3 kali, muntahan berwarna kuning. Pasien kemudian ke Puskesmas dan diberikan obat. Setelah minum obat tersebut, pasien ada kencing sedikit. Kencing terasa berpasir. Ada darah dalam air kencing. Keluhan tersebut di rasakan beberapa saat setelah makan jengkol.

23

Dalam kesehariannya, pasien memang sering mengonsumsi jengkol. Sebelumnya pasien sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit serius. Pasien menyangkal demam, kembung (-), flatus (+), tidak ada riwayat sering minum minuman berenergi atau minuman bersoda. 3. Riwayat penyakit dahulu : keluhan serupa (-), HT √ (-), DM (-), operasi di perut (-), asma (-), alergi obat (-) PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: komposmentis

GCS

: 4–5–6

2. Pengukuran Tanda vital:Tensi

: 130/90 mmHg

Nadi

: 82 x/menit, kualitas: reguler, kuat angkat

Suhu

: 36,7OC

Respirasi

: 37 x/menit, reguler

3. Kulit : Warna sawo matang,turgor cepat kembali, tidak pucat 4. Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mukosa bibir lembab, tidak ada distensi vena jugular, tidak ada pembesaran KGB.

24

5. Toraks : a. Dinding dada / paru Inspeksi

:

Bentuk

: Simetris

Retraksi

: Tidak ada

Dispnea

: Tidak ada

Pernapasan

: Torako abdominal

Lokasi : -

Palpasi

:

Fremitus fokal : Simetris kanan – kiri

Perkusi

:

Sonor / sonor

Auskultasi :

Suara napas dasar

: vesikuler

Suara napas tambahan: Tidak ada ronkhi dan wheezing b. Jantung : Inspeksi

:

Iktus

: Tidak terlihat

Palpasi

:

Apeks

: Tidak teraba

Thrill

: Tidak ada

Batas kanan

: ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri

: ICS V linea midklavikula sinistra

Batas atas

: ICS II linea parasternalis dextra

Frekuensi

: 108 X / menit, Irama : Reguler

Suara dasar

: S1 = S2 tunggal

Bising

: Tidak ada

Perkusi

:

Auskultasi :

Lokasi

: -

Derajat

: -

Lokasi

: -

Punctum max : 25

6. Abdomen : Inspeksi :

Bentuk

: datar

Palpasi :

Hati

: Tidak teraba

Lien

: Tidak teraba

Ginjal

: Tidak teraba

Masa

: Tidak teraba

Nyeri tekan

: Seluruh region abdomen

Perkusi :

Timpani / pekak

: Timpani

Asites

: Tidak ada

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

7. Ekstremitas : Akral hangat III.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah - Rutin

- Kimia

: : WBC

: 10.700 /mm3

RBC

: 5,11 juta /mm3

HGB

: 14,8 g/dL

HCT

: 38 %

PLT

: 162.000 /mm3

: SGOT

: 20 mg/dL

SGPT

: 16 mg/dL

Ureum

: 39 mg/dL 26

Creatinin : 1,09 mg/dL Urin

IV.

:

Hasil Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Warna-kekeruhan

Kuning-keruh

Kuning jernih

pH

7,5

Asam

Keton

7.0

5.0-6.5

Protein-Albumin

Negatif

Negatif

Glukosa

Negatif

Negatif

Bilirubin

Negatif

Negatif

Eritrosit

>100/lp

Negatif

Nitrit

Negatif

Negatif

Urobilinogen

0.1

0.1-1.-

Leukosit

7-12/lp

Negatif

Bakteri

Positif

Negatif

DIAGNOSIS 1. Diagnosis banding : Intoksikasi Asam Jengkolat Infeksi Saluran Kemih Batu Saluran Kemih 2. Diagnosis kerja

: Intoksikasi Asam Jengkolat

27

V.

PENATALAKSANAAN MRS IVFD RL loading1000cc kemudian maintenance 20 tpm Norages iv 3 x 1 amp Omeprazol 40mg iv per 24 jam Ondansentron 3 x 4 mg Ceftriaxon 2 x 1 gram Natrium bicarbonat 1 flash drip per flash RL

VI.

PROGNOSIS Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: Dubia ad bonam

28

PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh tidak bisa kencing sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasa mendadak. Pasien juga ada nyeri perut seperti ditekan di semua bagian perut. Skala nyeri antara 8-9. Nyeri menjalar sampai ke pinggang. Pasien ada muntah 3 kali, muntahan berwarna kuning. Pasien kemudian ke Puskesmas dan diberikan obat. Setelah minum obat tersebut, pasien ada kencing sedikit. Kencing terasa berpasir. Ada darah dalam air kencing. Keluhan tersebut di rasakan beberapa saat setelah makan jengkol. Asam jengkolat atau jengkolic acid (S,S’-methylenebicysteine) yang terdapat dalam biji jengkol merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur.

Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang

diikat oleh satu gugus metil pada atom belerangnya. Nama IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) -nya adalah asam (2R)-2-amino-3-(2R)-2amino-3-hidroksi-3-oksopropil sulfanil metil sulfanil propanoat. Tidak satupun text book Urologi ataupun pediatrik non Indonesia yang membahas masalah keracunan jengkol. Hal ini disebabkan karena penyakit ini spesifik muncul di Asia, khususnya Asia Tenggara termasuk Indonesia.1 Pada pemeriksaan fisik pasien, tanda vital nampak normal, tetapi pasien nampak sangat kesakitan karena kolik abdomen yang terjadi. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien tersebut sesuai dengan laporan kasus

yang dibuat oleh Bunawan et al. (2014) pada penderita 29

jengkolisme. Gejala jengkolisme muncul 2-12 jam paska konsumsi biji jengkol berupa nyeri kostovertebrae (flank pain), spasme vesika urinari (VU), disuria, kolik, flatulen, muntah, dan gangguan gastrointestinal berupa diare atau konstipasi. Dimana bila dipersenkan, gejala-gejala dominan yang muncul adalah nyeri kolik abdomen 70%, disuria 66%, oligouria 59%, hematuria 55% dan hipertensi 36%. 2,3 Asam jengkolat relatif mudah dan cepat diabsorpsi oleh usus halus, kemudian 2-3- jam berikutnya sudah ditemukan pada urin penderita dengan bentuk yang tidak berubah, dan dalam jumlah yang besar. Ini menunjukkan efisiensi penyerapan yang tinggi dari usus, dan ginjal terkesan sebagai alat ekskresi utama bagi asam jengkolat, dan bahan ini tidak mengalami metabolisme berarti dalam hati. Di dalam darah, asam jegnkolat ditransportasikan dalam bentuk ikatan longgar dengan albumin sehingga dengan mudah dilepaskan oleh albumin dan lolos dari saringan glomerulus.4 Asam jengkolat mampu merembes ke jaringan sekitar (imbibisi), sehingga pada beberapa kasus keracunan jengkol yang disertai sumbatan di uretra, asam ini keluar ke jaringan sekitar (ekstravasasi) bersama dengan air kemih dan tertimbun di jaringan tersebut sehingga terbentuk infiltrat air kemih yang mengandung kristal asam jengkolat pada penis, skrotum dan di daerah suprapubis. Hal ini lebih sering terlihat pada anak-anak.3 Patogenesis terjadinya Gagal ginjal akut akibat jengkol sampai saat ini masih belum diketahui secara menyeluruh. Patogenesis terjadinya jengkolisme diduga berkaitan dengan interaksi host dan agent. Beberapa studi memberikan pendapat 30

bahwa kerusakan ginjal yang terjadi akibat adanya reaksi hipersentivitas, efek toksis langsung asam jengkolat terhadap parenkim ginjal, endapan metabolik jengkol, spasme ureter, atau adanya obstuksi saluran kemih oleh kristal jengkolat (urolitiasis jengkolat). Hipersensitivitas terhadap salah satu komponen dalam jengkol diduga berperan penting dalam etiologi jengkolisme sehingga senyawa tersebut bisa bersifat nefrotoksik bagi host.2 Studi eksperimental pada tikus dan mencit yang pernah dilakukan, tidak memberikan kesimpulan yang berarti selain adanya nekrosis tubular akut (NTA). Nekrosis tubular akut dapat terjadi akibat obstruksi kristal jengkolat pada tubulus renal. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan karena tidak adanya bukti histologis renal pada penderita gagal ginjal akut akibat jengkolat.2 Urin penderita pada awalnya akan berwarna putih seperti susu yang kemudian menjadi merah akibat hematuri. Hasil urinalisis didapatkan albumin, sel epitel, cast, eritrosit, dan terkadang ditemui kristal jengkolat yang berbentuk seperti jarum. Pembentukan kristal jengkolat dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH) dimana asam jengkolat akan mengkristal pada suasana asam.2 Pada jengkolisme dapat dilakukan laboratorium rutin dan pemeriksaan penunjang berupa Faal ginjal (kadar ureum, kreatinin), urinalisa (untuk menentukan kadar eritrosit dalam urine), pemeriksaan urin dan sedimen (Untuk menentukan PH urin dan ada atau tidaknya kristal asam jengkol), histopatologi ginjal, radiologi (foto polos abdomen, BNO) dan USG Abdomen.5,6

31

Parameter untuk menyatakan bahwa seseorang keracunan jengkol dapat dinilai dari pemeriksaan urin. 1). Terjadinya hematuria mikroskopik atau makroskopik dan 2). Terdapat kristal asam jengkolat dalam urin. yang diperiksa melalui pemeriksaan mikroskopik pembesaran 10 x 45. Kristal masih dapat ditemukan bila contoh urin segar kita ambil, tetapi beberapa lama kemudian kristal akan menghilang bila urin disimpan lama. Khusus untuk butir eritrosit, bila ditemukan eritrosit dalam urin, dilakukan pemeriksaan mikroskopik lanjutan memakai fase kontras. Biasanya ditemukan bentuk eritrosit yang isomorfik. Selain itu dari urin juga dapat dinilai Warna dan kekeruhan urin yang dilihat secara kasat mata, bau dengan menciumnya dan menentukan pH dengan kertas lakmus Merck pH 0 14.7 Pada pasien yang terlihat di pemeriksaan urin rutin hanya hematuria, sedangkan pemeriksaan kristal asam jengkolat tidak dilakukan. Pada pemeriksaan faal ginjal dapat ditemukan kadar kreatinin yang normal atau dapat juga meningkat2,7. Seperti pada laporan kasus ini, terjadi sedikit peningkatan pada creatinin. Untuk mengetahui adanya obstruksi akibat spasme atau kelainan pada sistem saluran kemih dapat dibuktikan dengan penunjang radiologis seperti foto polos abdomen atau BNO.2 Pada pemeriksaan USG abdomen dapat ditemukan adanya hidronefrosis ginjal.12

Pemeriksaan histiopatologis (biopsi) ginjal dan saluran kemih dapat

ditemukan adanya hiperemi pada ginjal dan hemoragi pada uretra.5 Sagasothy dkk (1995) tidak menemukan adanya kerusakan pada glomerulus namun terjadi nekrosis yang luas pada tubulus. Pemeriksaan biopsi ginjal oleh Alatas (1994), menemukan 32

adanya kerusakan epitel pada tubulus daerah proksimal. Namun, biopsi masih diperdebatkan penggunaanya karena pasien jengkolisme biasanya datang dengan kondisi akut.2 Reimann & Sukaton (1956) melaporkan bahwa pasien dengan jengkolisme sebagian besar memerlukan tindakan suportif selama 3 hari. Jengkolisme ringan tidak memerlukan terapi spesifik selain kontrol nyeri dan hidrasi (banyak minum). Jengkolisme berat dengan gejala anuria dan diduga mengalami GGA memerlukan analgesik, hidrasi cepat, dan alkalinisasi urin menggunakan sodium bikarbonat sebagai antidotum untuk meningkatkan kelarutan kristal asam jengkolat. Dosis yang dapat diberikan 0,5 – 2 gram 4x/hari secara oral pada anak-anak dan 4x2 gram hari pada orang dewasa.2,8 Pengobatan tersebut sudah dilakukan pada pasien dalam laporan kasus ini.

33

Tabel 1. Pengobatan Suportif pada Gagal Ginjal Akut

Pencegahan kejadian jengkolisme sulit dilakukan karena kejadian dan pola kerentanan individu terhadap asam jengkolat yang berbeda. Insidensinya sangat langka. Sindrom jengkolisme sangat beragam, bahkan tidak tergantung dari prosedur pengolahannya. Tidak semua individu dapat terkena jengkolisme dengan memakan olahan jengkol dengan prosedur pengolahan yang sama. Kerentanan individu terhadap GGA juga tidak tergantung dari frekuensi konsumsinya.2 Namun demikian, untuk meminimalisir terjadinya keracunan akibat mengkonsumsi jengkol, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :3 -

Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau jangan disertai makanan/ minuman lain yang besifat asam.

34

-

Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak.

-

Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.

Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang mengalami gangguan ginjal.

35

DAFTAR PUSTAKA

1.

Oey, KN. Zat-zat toksik yang secara alamiah ada pada bahan makanan nabati. Cermin Dunia Kedokteran, 1989 ; 58:24-28.

2.

Bunawan, NC., Ashgar R., Kathleen PW., & Nancy EW. 2014. Djenkolism: Case Report and Literature Review. International Medical Case Reports Journal, 2014; 7: 79-87

3.

Majid, AM. & Nahdzatul SM. Pithecellobium jiringa: A Traditional Medicinal Herb. WebmedCentral, 2010; 1-4

4.

Oen LH. Peranan Asam Jengkol Pada Keracunan Buah Jengkol. Dalam Simposium Nasional Masalah Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran 1982; 28:59−60.

5.

____. Pengaruh Pemberian Jengkol Pada Saluran Kemih. Majalah Kedokteran Andalas No. 2. Vol.28, 2004.

6.

Wong, JS., Ong TA., Chua HH., & Tan C. Acute Anuric Renal Failure Following Jering Bean Ingestion. Asian Journal of Surgery, 2007; 30(1): 80-1

7.

Sinaga TH. Dampak Pemberian Berbagai Dosis Keracunan Asam Jengkolat pada Sistem

Perkemihan

Marmut

(Cavia

porcellus).

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/769. Diakses Oktober,2015. 8.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (Ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 5, Jakarta : InternaPublishing, 2010.

36

Related Documents

Asam
November 2019 74
Asam Amino.docx
December 2019 42
Asam Mefenamat.docx
November 2019 38
Asam Asetat
October 2019 31
Asam Urat.docx
November 2019 25
Asam Amino.docx
June 2020 15

More Documents from "puspo"

Bab Cair.docx
May 2020 19
Asam Jengkolat.docx
May 2020 22
Alamat Tujuan.docx
May 2020 19
Surat Permohonan Ruangan
October 2019 30
Data Tani
October 2019 34
Biaya Pengeluaran
October 2019 50