1. Analisis Cerita Rakyat Asal Mula Makam Imogiri Dengan Menggunakan Teori Resepsi A. Tema Pada cerita rakyat dengan judul “Asal Mula Makam Imogiri”, pembaca dapat memahami dengan baik bahwa cerita rakyat ini bertemakan “Sejarah”. Bisa dilihat dari cerita rakyat yang menceritakan kisah raja Mattaram terdahulu yaitu Sultan Agung. Cerita rakyat ini mengisahkan tentang pembentukan makam imogiri yang masih berdiri sampai sekarang adalah hasil dari permintaan raja Sultan Agung, seperti pada kutipan “Sultan Agung tidak ingin dimakamkan di tempat itu karena dianggap terlalu sempit untuk beliau dan keluarganya kelak. Setelah pemakaman pamannya selesai, Sultan Agung kembali ke istana. Ia segera mengambil sisa tanah yang berbau harum dari Mekah itu lalu dilemparkannya ke arah selatan. Tanah itu jatuh di Bukit Merak yang masuk wilayah Desa Pajimatan, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogoro Bantul. Itulah sebabnya, Makam Imogiri juga dikenal dengan Makam Pajimatan. Sultan Agung pun kembali memerintahkan para abdi dalem untuk membangun makam yang baru di tempat itu. Ia menginginkan agar makam itu dibangun menjadi beberapa bagian karena makam itu bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya. Maka dibangunlah sebuah makam pada bagian tengah paling atas Bukit Merak. Makam itu kelak akan menjadi makam Sultan Agung.” Pada cerita rakyat ini, pengambilan tema “Sejarah” yang terkandung dalam cerita rakyat ‘Asal Mula Makam Imogiri’ merupakan tema yang lumayan cocok diterapkan dalam cerita rakyat karena sifat ‘sejarah’ yang lebih banyak dipercayai daripada menggunakan tema ‘legenda’ yang lebih banyak membutuhkan tingkat pembuktian yang tinggi untuk mempercayai kebenarannya.
B. Alur Pada cerita rakyat dengan judul “Asal Mula Makam Imogiri”, pembaca dapat memahami dengan baik bahwa cerita rakyat ini memiliki alur maju. Tidak ada satu pun adegan yang menunjukkan bahwa cerita rakyat tersebut memiliki flashback. Seluruh kejadian cerita tersusun dengan rapi dan tidak membingungkan pembaca. Pembaca lebih ringan dalam membaca alur yang maju ketimabng alur maju-mundur. Pada ‘Asal Mula Makam Imogiri’, pembaca dapat memahami dengan baik ceritanya tanpa ada kebingungan yang berarti.
C. Latar Pada cerita rakyat dengan judul “Asal Mula Makam Imogiri”, memiliki latar yang jelas pula disebutkan bahwa pada cerita awal mulanya Sultan Agung berada di kerajaan Mattaram. Namun dalam sekejab sultan Agung berada di Makkah. Seperti pada kutipan “Selain kharismatik, Sultan Agung memiliki kesaktian yang tinggi. Konon, ia mampu ke Mekah secara gaib untuk Sholat Jumat di sana. Karena seringnya ke Mekah, Sultan Agung kenal baik dengan beberapa ulama di sana, baik ulama Arab maupun ulama dari Indonesia yang sedang berada di Mekah.” Kemudian berada di wilayah pemakaman yang sedang dibangun seperti pada kutipan, “Lemparan kedua jatuh di sebuah daerah yang bernama Ginirejo di Pegunungan Merak. Ginirejo ini yang kemudian bernama Imogiri. Di sinilah, Sultan Agung kemudian mulai membangun pemakaman untuk dirinya.” Latar pada cerita ini membuat pembaca akan meragukan kembali tema yang diangkat mengenai tema “Sejarah” karena sifatnya yang mengarah ke arah yang mustahil. Yaitu pada bagian ketika Sultan di Makkah secara gaib. Menurut akal sehat hal itu tidak mungkin dilakukan dan terkesan seperti dongeng belaka.
D. Tokoh dan penokohan Pada cerita rakyat dengan judul “Asal Mula Makam Imogiri”, pelaku utamanya adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pembaca dapat melihat dari penjelasan langsung dari penulis bahwa raja Sultan memiliki sifat arif dan bijaksana. Seperti pada kutipan, “Ia merupakan raja ke-3 Krajaan Mataram islam yang terkenal arif dan bijaksana. Di bawah kepemimpinannya, rakyat Mataram senantiasa hidup aman, tenteram, dan makmur.” Kemudian si ulama meski tidak diterangkan secara langsung sifatnya, tapi pembaca dapat mengetahui sifat sang ulama yang baik hati dan bijaksana karena ia dengan senang hati memberikan solusi atas keinginan sang Sultan seperti pada kutipan, “Niat itu kemudian ia sampaikan kepada sahabatnya, namun ulama itu melarangnya dengan alasan rakyat Mataram akan kesulitan apabila untuk mengunjungi makam Sultan. Nasehat ulama itu memang masuk akal, namun Sultan Agung tetap bersikeras ingin dimakamkan di tempat tersebut. Melihat sikap Raja Mataram itu, sang ulama pun mengambil segenggam tanah yang harum itu untuk dibawa ke Mataram.”
Kemudian Paman dari Sultan pada cerita disebutkan bahwa sang Paman hanya membantu proses pemakaman dan berakhir dengan penguburan sang paman terlebih dahulu di pemakaman yang seharusnya menjadi pemakaman sang Sultan. Terdapat perbedaan pendapat jika dibandingkan beberapa versi cerita. Salah satu cerita menyebutkan bahwa sang paman memang berniat mengincar pemakaman itu untuk dirinya dari jauh-jauh hari. Sementara ada cerita lain yang menyebutkan bahwa sang paman meminta secara baik-baik kepada sang Sultan.
E. Sudut Pandang Pada cerita rakyat dengan judul “Asal Mula Makam Imogiri”, memiliki sudut pandang pengarang orang ketiga. Pada cerita tersebut, pengarang tidak terlibat dalam cerita. Melainkan menjadi orang ketiga. Seperti cerita yang lainnya, penggunaan sudut pandang orang ketiga merupakan cara yang mudah agar pengarang dapat bebas atau maha tau dan tidak terbatas pada cerita karena ia masuk ke dalam tokoh. Pada ‘Asal Mula Makam Imogiri’ pembaca dapat menikmati pembawaan cerita yang seolah pembaca diajak bercerita oleh sang pengarang.
F. Amanat Amanat yang dapat diambil dari cerita ini adalah mengenai keinginan sang Sultan Agung yang memiliki kemauan mendirikan makam untuk dirinya dan seluruh keluarganya kelak. Dari kemaunnya itulah ia dapatkan jalan dari kebijaksanaan sang ulama hingga ia bisa mendirikan makam Imogiri. Dari cerita ‘Asal Mula Makam Imogiri’ itu pula pembaca diajarkan bahwa pertemanan sangat dibutuhkan karena sejatinya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain dan saling membutuhkan.