Asal Desa Senumarga.docx

  • Uploaded by: Chomier Udin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asal Desa Senumarga.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,780
  • Pages: 18
PENELITIAN

SEJARAH TERBENTUKNYA DESA SENUMARGA

DISUSUN OLEH: Nama

: 1. Silvia Indriyani 2. Endang Lestari 3. Evita Amelya 4. Septina Indriyani 5. Yeni Agustina 6. Elda Yuliana

Kelas

: X IPS 3

Guru Pembimbing

: Normadhan Janab, S. Pd.

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR SMA NEGERI 1 BELITANG III Tahun Pelajaran 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan kesehatan lahir dan batin, dan atas kehendak--Nya maka kami dapat menyelesaikan tugas penelitian sejarah yang berjudul “Sejarah Terbentuknya Desa Senumarga ”. Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya, saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian proposal ini, terutama kepada Bpk. Normadhan Janab, S.Pd., selaku guru pembimbing Mata Pelajaran Sejarah. Kami menyadari hasil penelitian ini masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki yang kiranya jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penyusun sehingga tujuan yang di harapkan dapat tercapai.

Belitang III, November 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ..................................................................................

i

Kata Pengantar ..................................................................................

ii

Daftar Isi ............................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................

1

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................

1

1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................

3

2.1 Sejarah Terbentuknya Kabupaten OKU Timur .............................

3

2.2 Sejarah Perkembangan Belitang ..................................................

6

2.3 Asal-Usul Desa Senumarga ......................................................... 13

BAB III PENUTUP .............................................................................. 14 3.1 Kesimpulan .................................................................................. 14 3.2 Saran ............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten OKU Timur adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini terbentuk sebagai pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kecamatan Belitang III merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten OKU Timur. Secara adminstratif terdiri dari 19 desa yaitu Desa Dadi Rejo, Desa Ganti Warno, Desa Karang Jadi, Desa Karang Sari Desa Karya Maju, Desa Kutosari, Desa Nusa Agung, Desa Nusa Bakti, Desa Nusa Bali, Desa Nusa Jaya, Desa Nusa Maju, Desa Nusa Tenggara, Desa Nusa Tunggal, Desa Nusaraya, Desa Ringin Sari, Desa Senu Marga, Desa Sinar Bali, Desa Sukanegara dan Desa Tri Karya. Desa Senumarga adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Belitang III yang 90% bekerja sebagai petani karet. Berdasarkan penghasilan tersebut desa Senumarga dapat berkembang sampai saat ini. Desa ini memiliki beberapa fasilitas umum diantaranya masjid, pura, balai desa, lapangan sepak bola, lapangan bola volly dan lembaga pendidikan agama tingkat dasar madrasah ibtidaiyah (MI). Berdasarkan

latar

belakang

masalah

tersebut

dalam

menyelesaikan tugas penelitian sejarah ini kami tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Sejarah Desa Senumarga”

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam proposal ini adalah: 1. Bagaimana sejarah terbentuknya Desa Senumarga? 2. Apa arti kata senumarga?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam proposal ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Desa Senumarga. 2. Untuk mengetahui arti kata senumarga.

1

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai yaitu diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa dan masyarakat mengenai sejarah terbentuknya desa Senumarga agar bisa lebih memahami dan mengetahui sejarah yang sebenarnya.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Terbentuknya Kabupaten OKU Timur A. Latar Belakang dan Pengusulan Secara historis, pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Komering Ulu, adalah pengulangan bentuk pembagian wilayah Pemerintahan yang pernah ada dan berlaku sebelumnya yang dikenal sebagai pemerintahan Afdeling (Kabupaten) Ogan dan Komering Ulu pada tahun 1918 dengan Ibu Kota Muaradua yang kemudian dipindahkan ke Baturaja. Pada tahun 1947 daerah tersebut ditetapkan menjadi darah otonom yang meliputi 3 Onder Afdeling, yaitu : 1. Onder Afdeling Ogan Komering Ulu dengan Ibukota Baturaja; 2. Onder Afdeling Komering Ulu dengan Ibukota Martapura; 3. Onder Afdeling Makakau dan Ranau dengan ibukotanya Muaradua Pada tahun 1950 terjadi pembubaran Nomor 11 Tahun 1950. Selanjutnya berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 1959 kembali dibentuk Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan Ibukotanya Baturaja. Setelah 15 Tahun berjalan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat mendasar dengan dikeluarkannya UU Nomor 5 tahun 1974 tentang Pemerintahan di Daerah dan UU No 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, yang menghapuskan sistem pemerintahan Marga. Maka berdasarkan kedua UU tersebut, Kabupaten Ogan Komering Ulu dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah Pembantu Bupati, yaitu : 1. Pembantu Bupati Wilayah I (satu) Eks Kawedanan Baturaja dengan Ibukotanya Lubuk Batang; 2. Pembantu Bupati Wilayah II (dua) Eks Kawedanan Komering Ulu dengan Ibukotanya Martapura; 3. Pembantu Bupati Wilayah III (tiga) Eks Kawedanan Muaradua dengan Ibukotanya Muaradua; Perjalanan sejarah tersebut menggambarkan bahwa pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur berkaitan erat dan tidak terlepas dari latar belakang sejarah sistem pembagian wilayah pemerintahan yang pernah ada dan berlaku sebelumnya di masa lampau.

3

Didasari semangat reformasi, lahirlah komitmen masyarakat yang menghendaki pemekaran pertimbangan

untuk

Kabupaten

mempersingkat

Ogan rentang

Komering Ulu kendali

dengan

pelaksanaan

pemerintahan, meningkatkan pelayanan, kemudahan pengawasan dan meningkatkan kemampuan daerah dalam pemanfaatan sumber daya alam, serta mempercepat proses pembangunan dalam rangka percepatan tercapainya kesejahteraan masyarakat. Rencana pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi 3 (tiga) Kabupaten mendapat dukungan dari Tokoh Masyarakat, Partai Politik dan berbagai elemen masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu. Menyikapi hal itu, pada tanggal 25 Mei Tahun 2001 Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu melalui surat Nomor 136/II/2001 mengusulakn rencana pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu kepada DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu. Selanjutnya DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu menanggapi dengan mengeluarkan surat keputusan DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 33 Tahun 2001, tanggal 13 Juli 2001 yang isinya menyetujui rencana pemekaran wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Melalui surat keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor : 125/10.A/SK/2001 dibentuk tim penyusunan rencana pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan melalui surat keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 670/SK/W/2001 tanggal 13 Februari 2001, dibentuk tim peneliti rencana penetapan Kabupaten dan Kota Administratif menjadi Kotamadya dalam Propinsi Suamtera Selatan. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, maka pada tanggal 15 Agustus Tahun 2001 dibentuk panitia pembantu persiapan pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan ketua H.A.Rasyid Yusuf dan kawan-kawan.

B. Perjuangan Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (PPP-KOT) Panitia pembantu ini kemudian pada tanggal 6 Juli 2002 ditingkatkan menjadi Panitia Persiapan Pemebentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (yang disingkat PPP-KOT) diketuai oleh Drs. Syahrir Oesman yang tugasnya antara lain mempersiapkan sarana dan prasarana, seperti lahan untuk perkantoran dan hal-hal yang diperlukan. Namun dalam kurun waktu

4

2 (dua) tahun rencana pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu belum menunjukkan kepastian, sehingga seluruh elemen masyarakat termasuk Panitia Persiapan Pembentukan Kabuapten Ogan Komering Ulu Timur (PPP-KOT) menyampaikan aspirasi secara terbuka di lapangan Ahmad Yani Baturaja. Penyampaian aspirasi ini ternyata membawa dampak yang positif, yakni mendapat dukungan dari DPRD Propinsi Sumatera Selatan melalui surat keputusan DPRD Propinsi Sumatera Selatan nomor 10 tahun 2002 tanggal 23 Agustus 2002 yang isinya memberikan persetujuan terhadap rencana pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi 3 (tiga) Kabupaten.

C. Terbentuknya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Pada tanggal 19 sampai dengan 21 juli tahun 2002, DPR RI melalui komisi II beserta Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah dan Tim Departemen Dalam Negeri melakukan kunjungan, survey dan evaluasi. Di daerah rencana pemekaran, sebagai klimaks perjuangan PPPKOT dan seluruh elemen masyarakat membuahkan hasil yaitu dengan terbentuknya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan ditetapkannya UU Nomor 37 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir di Propinsi Sumatera Selatan. Tanggal 17 Januari 2004 Gubernur Sumatera Selatan melantik Drs. Amri Iskandar, MM sebagai pejabat Bupati Ogan Komering Ulu Timur dan telah meletakkan kerangka awal dari penataan kelembagaan dan dimulai jalannya roda Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang dilanjutkan oleh Drs. Sujiadi, MM sebagai pejabat Bupati sampai dengan dilantiknya Bupati Ogan Komering Ulu Timur yang definitif. Dari hasil Pemilihan Kepala Derah secara langsung yang pertama kali, terpilih H. Herman Deru, SH dan H. M. Kholid Mawardi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ogan Komering Ulu Timur yang dilantik pada tanggal 23 Agustus 2005 sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ogan Komering Ulu Timur. Selanjutnya lahirlah Perda Kabupaten Ogan Komering Ulu TimurNomor 39 Tahun 2007 yang menetapkan bahwa tanggal 17 Januari adalah sebagai Hari Jadi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

5

Seiring dengan perjalanan waktu yang ditandai berakhirnya masa jabatan H. Herman Deru dan HM Kholid Mawardi dari jabatannya sebagai Bupati dan Wakil Bupati Oku Timur pada priode kedua tahun 2010-2015. Selanjutnya, tampuk Pimpinan di Kabupaten Oku Timur

dipercayakan

Gubernur Sumsel kepada Richard Chahyadi AP, M.Si sebagai Penjabat Bupati Oku Timur sampai dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Oku Timur hasil Pilkada Tahun 2015. Berdasarkan rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2015 yang di gelar KPU Oku Timur di Martapura tanggal 16 Desember 2015 menempatkan pasangan HM Kholid Mawarsi S.Sos M.Si dan Ferry Antoni SE sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Oku Timur terpilih Priode 2016-2021 dengan perolehan suara sebanyak 180.677 (58,55%) dari total jumlah suara sah 308.587 dengan jumlah pemilih di Oku Timur 330.679 mata pilih. Pasangan HM Kholid Mawardi dan Ferry Antoni dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Bupati dan Wakil Bupati Oku Timur Priode 2016-2021 oleh Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin pada tanggal 17 Februari 2016 di Palembang, bersamaan dengan pelantikan enam pasangan Bupati dan Wakil Bupati di Sumsel hasil Pilkada tahun 2015. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah 3.370 km2 dengan Ibukota Kabupaten ini terletak di Martapura yang didiami penduduk dengan beragam multi etnis suku dengan penduduk asli suku komering, kemudian ada suku Jawa, Ogan, Bali dan sejumlah suku lainnya yang ada di Nusantara meskipun demikian kehidup rukun penuh kekerabatan yang sangat kental. Pada awal berdirinya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur terdiri dari atas 10 Kecamatan, 199 Desa dan 3 Kelurahan dan saat ini Oku Timur sudah ada 20 kecamatan, 305 desa, 7 kelurahan dan 20 desa persiapan.

2.2 Sejarah Perkembangan Belitang A. Asal - Usul Asal nama Belitang,yaitu

daerah yang dialiri sungai berliku,

berbelok-belok dan banyak pohon yang melintang di atas sungai, maka disebutlah daerah ini, daerah Belitang. Daerah Belitang pada awalnya

6

merupakan sebuah daerah yang masih berupa hutan belukar yang lebat. Kontur daerah Belitang tergolong datar untuk sebuah daerah di sebuah di kawasan sumatera selatan yang kebanyakan merupakan daerah yang berawa-rawa, meski demikian Belitang masih memiliki ciri khas seperti daerah di sumsel lainnya, yaitu memiliki aliran sungai-sungai, yaitu sungai komering, dan jugabeberapa sungai yang relatif lebih kecil yaitu sungai macak dan sungai yang menjadi cikal bakal nama Belitang yaitu sungai Belitang.

B. Kondisi Geografi Luas wilayahnya adalah 73,04 km 2, Belitang dilalui oleh saluran irigasi buatan yang terbagi dalam beberapa bendungan. Oleh penduduk bendungan ini dinamakan bendungan komering (BK). Sebutan ini kemudian digunakan untuk memberi nama daerah-daerah yang dibagi oleh bendungan tersebut. Bk yang ada di kecamatan Belitang adalah bk

6

sampe

bk 10. adapun batas – batas kecamatan Belitang adalah sebagai

berikut:

sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Belitang madang

raya sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan buay madang timur dan kecamatan Belitang, jaya sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Belitang 3 dan kecamatan Belitang jaya sebelah barat berbatasan dengan kecamatan buay madang timur Selain etnis jawa juga terdapat juga etnis bali, yang datang pada masa kemudian. Kebanyakan etnis bali ini beragama Hindu, namun pada perkembangan selanjutnya mulai ada beberapa etnis bali ini yang memeluk agama islam. Etnis bali ini kebanyakan berada di desa Nusa Bali, sebagian Nusa Raya, Dharna Buana, Tegal Besar dan Kelirejo di bagian pedalaman dan beberapa desa di arah Martapura. Kebanyakan daerah orang-orang bali cukup maju dan memiliki pendapatan yang baik. Beberapa suku lain pun mulai dapat ditemui seperti suku madura, batak, dan sedikit orang etnis cina, yang jumlahnya tidak begitu signifikan. Selain itu juga suku Ogan, Kisam dan dari daerah lain di Sumatera Selatan.

C. Sejarah Belitang Belitang merupakan sebuah kawasan daerah transmigrasi dengan beragam suku, etnis, dan juga agama. Suku dan etnis yang terbesar adalah

7

suku jawa yang kebanyakan kaum transmigran dari daerah jawa tengah dan yogjakarta. Orang-orang transmigrasi ini tidak datang secara serentak namun secara bergelombang yang dimulai sejak masa akhir kolonialisme belanda dan pada masa selanjutnya yang dimulai sejak sekitaran sebelum tahun 1930-an. yang terdiri dari 137 UPT dengan jumlah transmigran sebanyak 45.067 KK (175.530 jiwa). Menurut cerita mbah Saginem, salah seorang dari puluhan ataupun bahkan ribuan orang yang meemilih meninggalkan tanah kelahiran untuk memilih pergi menuju

daerah baru di tanah Sumatera. Beliau

meninaggalkan tanah Jawa sejak beliau masih kecil karena daerah di tanah Jawa sudah tidak memberikan jaminan keadaan yang lebih baik. Beliau meninggalkan

tanah

Jawa

sejak

beliau

memasuki

usia

batita.

Pemberhentian pertama beliau di tanah sumatera adalah di sebuah kawasan di sebuah daerah yang sekarang bernama desa Cahya Negeri, yang saat ini masuk dalam daerah administrasi dari kabupaten ogan Komering Ilir, kurang lebih sekitar satu setengah jam perjalanan dengan kendaraan dari Belitang sekarang. Orang-orang transmgran ini menetap di daerah ini selama beberapa bulan. Disini mereka mulai membuka daerah perkampungan baru. Mereka menanam pohon kelapa, membuka lahan pertanian membangun pondokan dan mulai membuka hidup di tanah baru di bumi sriwijaya. Beberapa bulan disana pada masa kolonialisme jepang, semua yang di usahakan sudah lebih baik, namun pada akhirnya, merekapun harus juga meninggalkan daerah yang baru mereka buka ini. Mereka meninggalkan desa cahya negeri karena sering terjadi serangan dan tekanan maupun teror yang dilakukan oleh jepang. Selain itu daerah ini juga belum begitu stabil, mengingat tentara Jepang sering mengambil hasil panen para petani pada daerah ini. Masih menurut mbah saginem, pada masa itu masyarakat tidak diperbolekan untuk makan nasi, mereka yang memiliki beras maka berasnya di ambil oleh tentara jepang. Masyarakat pada waktu itu hanya diperboehkan memakan umbi-umbian seperti singkong, ubi jalar dan lainnya. Untuk itu, mereka pun menyiasati hal ini, semua beras yang mereka miliki diembunyikan dalam sebuah tempat yang biasa disebut dengan grobog (sebuah wadah yang besar berbentuk kotak ) yang di atasnya

8

ditutupi dengan jerami dan dedaunan. Dan agar mereka tidak diketahui oleh pemerintah jepang bila memassak nasi, mereka menyiasati dengan menaruh nasi yang dimasak dibawah singkong dan umbi-umbian lainnya. Hal-hal dan masa sulit di Desa Cahya negeri ini memaksa sebagian dari mereka untuk menyingkir kedaerah lain. Mereka pun berjalan bekilo-kilo jaraknya dan pada akhirnya sampai di daerah yang bernama Belitang, desa pertama yang pertama kali didatangi adalah sebuah desa yang sekarang bernama desa Tepung Sari, yang saat ini masuk dalam kelurahan desa Tegal Rejo, desa tetangga Gumawang yang merupakan pusat dari Belitang, dan pusat kantor Kecamatan Belitang 1. Menurut Dra. Rahmawati, seorang guru senior di sekolah MAN Gumawang Belitang, menyatakan bahwa dulu daerah Belitang sudah ada beberapa suku Komering di daerah pedalaman di Belitang yang berada di desa-desa yang cukup terpencil seperti desa Tanjung Raya dan Kurungan Nyawa, namun beberapa dari etnis Komering sudah berada di desa yang bernama Gumawang. Akan tetapi daerah Gumawang ini dulunyya belum bernama Gumawang. Nama Gumawang sendiri didapat setelah kedatangan kaum transmigran Jawa kedaerah ini. Nama Gumawang berasal dari kata jawa awang-awangan yang berarti malas-malasan. Kata ini merujuk pada orang Jawa yang malas menggarap lahan di daerah Gumawang, mengingat daerah ini kurang subur. Saat ini Gumawang menjadi pusat dari Belitang dengan menjadi pusat ekonomi, pendidikan dan merupakan daerah yang lebih maju dibandingkan daerah lainnya, baik di desa-desa ke arah Martapura dan desa-desa ke arah selatan. Setelah terbukannya daerah Gumawang ini, maka mulai banyak kaum transmigran yang datang ke daerah ini sehingga terbukalah daerah lain disekitarnya. Setelah kedatangan orang-orang Jawa ini, Belitang mulai tumbuh menjadi daerah pertanian dan perkebunan. Pertanian padi menjadi komoditas utama dari daerah ini, setelah sebelumnya masih berupa daeerah hutan belukar yang dipenuhi kaayu-kayu besar dan binatang buas. Daerah yang sebelumnya merupakan daerah yang sepi dan dipenuhi dengan hutan belukar, kini telah berubah menjadi sebuah daerah yang cukup makmur. Sejak masa orde baru sampai dengan masa reformasi, perkembangan Belitang lebih menonjol dibandingkan dengan daerah lain dikawasan Oku Timur. Daerah Belitang merupakan kawasan yang pertama

9

kali dikenal di daerah Oku Timur ini, bahkan dari kota Martapura sekalipun, yang saat ini menjadi ibukota Oku Timur. Asal muasal nama Belitang sendiri berasal dari sebuah sungai yang bernama sungai Belitang. Konon sungai ini memiliki bentuk yang berbelitbelit dan memiliki banyak pohon-pohon besar yang melintang di sekitar sungai, karena itu jadilah nama Belitang yang dikenal hingga sekarang. Seiring dengan terbentuknya kabupaten Oku Timur, Belitang menjadi salah satu dari 16 kecamatan awal yang ada di kabupaten ogan komering ulu timur,yang merupakan pemekaran dari kabupaten Ogan Komering Ulu. Kecamatan Belitang telah mengalami

pemekaran menjadi kecamatan

Belitang II, Belitang III, dan Belitang Jaya. Kecamatan Belitang sekarang terdiri dari 22 desa definitif dan beribu kota di Gumawang. Pada tahun 2007 daerah Belitang dijadikan kota terpadu mandiri bertepatan dengan hari jadi ke-3 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Sebelumnya kecamatan Belitang merupakan kecamatan yang cukup besar dan luas. Namun seiring perkembangan waktu, terjadi pemekaran di kabupaten ogan komering ulu timur,sehingga kecamatan Belitang pecah menjadi 4 kecamatan,yaitu kecamatan Belitang sendiri sebagai kecamatan induk dan 3 kecamatan baru. kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan Belitang II, Kecamatan Belitang III dan Kecamatan Belitang Jaya.

D. Keadaan Belitang Masa Kini Pada masa orde baru Belitang terkenal sebagai penghasil padi. Ribuan hektar dari wilayah Belitang ditanami padi. Belitang pun menjadi lumbung padi Provinsi Sumatera Selatan bahkan Nasional. Hampir seluruh Presiden di Negeri ini pernah melakukan Panen Raya di Belitang, mulai dari Bapak Soeharto, Ibu Megawati Soekarno Putri, hingga Presiden kita sekarang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Tahun 2005 yang lalu. Kemajuan bidang pertanian di Belitang tidak terlepas dari peran aktif Penyuluh Pertanian yang senantiasa memberikan penyuluhan kepada para petani. Selain itu, hal lain yang ikut mendukung adalah adanya saluran irigasi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Saluran irigasi ini berasal dari Sungai Komering, salah satu sungai di wilayah provinsi Sumatera Selatan yang berhulu di Sungai Musi.Dengan fasilitas pertanian yang memadai dan daerah yang luas, wajar jika Belitang menjadi daerah

10

tujuan transmigrasi. Atas prestasi kemajuan yang dicapai, pada Tanggal 17 Januari 2007, menteri tenaga kerja dan transmigrasi yang diwakili oleh Dirjen P2MK, meresmikan Belitang sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM). Kecamatan Belitang adalah salah satu kecamatan yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian,dimana mayoritas mata pencarian masyarakatnya adalah di bidang pertanian, khususnya padi sawah berbeda dengan nasib para petani di daerah lain di Sumsel yang umumnya paspasan, masyarakat petani di Belitang bisa dibilang hidup berkecukupan sandang, pangan, dan papan. Kemakmuran itu tercermin dari rumah-rumah penduduk yang rata-rata sudah bertembok, lantai tegel, atau plester semen.Sebagian

rumah

juga

sudah

dilengkapi

antena

parabola

besar.Rasanya sulit ditemukan rumah dari bambu atau kayu yang reyot. Di Kecamatan Belitang I, telah berdiri dealer mobil yang menunjukkan daya beli masyarakat sekitar lumayan tinggi. Beras yang diproduksi di kabupaten ogan komering ulu timur lebih dikenal dengan sebutan “beras Belitang” meskipun sebagian berasal dari kecamatan lain,bukan dari kecamatan Belitang. Berdasarkan data yang diberikan oleh uptd pertanian tanaman pangan dan hortikultura, luas sawah yang ada di kecamatan Belitang seluas 5.309,75 ha. Hampir seluruh desa di kecamatan Belitang mempunyai lahan persawahan. Seiring dengan kemajuan ekonomi di kecamatan Belitang, lahan sawah pun beralih fungsi menjadi tempat perdagangan, khususnya yang terletak di pinggir jalan utama. Pada periode ini masyarakat Belitang mengalami masa yang baik, sistem irigasi untuk pertanian mulai diperhatikan dan sudah dimulai pembangunanya. Pada akhirnya dapat di lihat, bahwa daerah ini yang semula merupakan daerah kumuh berubah menjadi daerah yang jauh lebih baik.. Karena itu perusahaan beras pemerintah Bulog mulai melirik daerah ini, dan pada akhirnya mendirikan kantor cabangnya di bk 16. Selain bidang pertanian bidang perkebunan pun turut mendapat perhatian, mengingat di Oku Timur sendiri terdapat banyak perkebunan rakyat seperti karet. Daerah pedalaman yang relatif kurang subur diubah menjadi perkebunan karet, perkebunan karet banyak ditemui di jalan lintas Provinsi di daerah Komering, di Kecamatan Belitang III terutama di desa Nusa Raya, Nusa Tunggal, Nusa Bali, Nusa Bakti, Nusa Jaya, Nusa Tenggara dan beberapa desa lainnya. Bahkan untuk sekarang ini di beberapa daerah di

11

Belitang sendiri pun sudah mulai membuka perkebunan karet baru di beberapa wilayah di Oku Timur. Ini dapat dimengerti, mengingat penghasilan dari sawah saja tentu belum cukup mencukupi kebutukan hidup mereka karena sawah hanya dipanen selama 3 bulan sekali dengan modal yang besar sekitar 2-3 juta rupiah permusimnya dan hanya mendapatkan hasil kotor sekitar 5 juta rupiah. Berbeda dengan perkebunan karet, karet dapat di panen seminggu sekali ataupun malah bahkan bisa 3 hari sekali dengan hasil yang lumayan. Selain perkebunan karet, terdapat pula perkebunan tebu yang berada di ddaerah BK.16. selain itu perkebunan lain nya seperti duku juga terdapat di Belitang. Ekonomi lainnya diBelitang juga sudah mulai berkembang ekonomi dari sektor swasta seperti dari budi daya ikan, dan juga dari perdagangan. Kemajuan Belitang pada bidang ekonomi tidak sejalan dengan keadaan di bidang sistem transportasi. Di jalan jalan Provinsi di Oku Timur pada umumnya dan Belitang pada khususnya sangat kurang memadai. Di berbagai tempat banyak jalan berlubang sehingga kesulitan bagi masyarakat untuk memasarkan produknya, sebagai contoh Jl. Jenderal sudirman di Belitang yang menghubungkan antara daerah Lempuing di Kabupaten OKI menuju Lampung dan juga penghubung dengan ibukota Kabupaten

Martapura.

Selain

itu

juga

jl.

Lintas

Provinsi

yang

menghubungkan Belitang dengan kota Kayu Agung, dan juga Palembang. Beberapa kali Bupati Oku Timur saat itu meminta kepada pemerintah Provinsi untuk memperbaiki jalan-jalan di wilayah administrasi Oku Timur, mengingat jalan-jalan tersebut merupakan jalan-jalan Provinsi yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh pemkab. Selain rusak, jaaln Provinsi ini juga rawan dengan kriminalitas di berbagai tempat perbatasan Oku Timur, seperti perbatasan Belitang dengan komering maupun Belitang dengan martapura dan juga Belitang dengan Lempuing OKI dan Mesuji. Harapan kami

sebagai masyarakat seharusnya pemerintah memperhatikan

kriminalita di daerah perbatasan, terutama bagi Pemkab, dan juga Pemprov. Seharusnya, bila aksesbilitas masyarakat mudah maka dapat dipastikan Belitang dan daerah lainnya akan mendapatkan kemakmuran.

12

2.3 Asal-Usul Desa Senumarga Asal mula sejarah desa Senumarga adalah transmigrasi korban bencana alam Gunung Agung dari daerah Bali. Ditempati lebih kurang tahun 1963 kemudian awal dari Senumarga yaitu “Nusa Yoga” berhubung di sebelah barat/Nusa Yoga dada bukaan kampung 5 desa Tanjung Raya yang pada waktu itu bernama Ogan Rejo lalu oleh pemerintah daerah setempat di gabungkan menjadi satu, jadilah nama Desa Senumarga. Kata Senumarga berasal dari 2 kata yaitu: 

Senu yang berarti kayu (kayu senu)



Marga yang berarti jalan

Jadi dapat disimpulkan bahwa desa Senumarga merupakan jalan yang digunakan untuk mencari kayu senu.

13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa kata Senumarga berasal dari 2 kata yaitu: senu yang berarti kayu (kayu senu) dan marga yang berarti jalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa desa Senumarga merupakan jalan yang digunakan untuk mencari kayu senu. Asal mula sejarah desa Senumarga adalah transmigrasi korban bencana alam Gunung Agung dari daerah Bali sekitar awal tahun 1963.

3.2 Saran Sejarah

merupakan

jati

diri

kita.

Sehingga

diharapkan

masayarakat tidak melupakan sejarah terbentuknya Desa Senumarga. Dan

hendaknya

terus

berjuang

dan

bergotong

pembangunan menuju desa yang damai dan sejahtera.

14

royong

dalam

DAFTAR PUSTAKA

http://www.okutimurkab.go.id/sejarah diakses tanggal 20 November 2016

Related Documents

Asal Usul Desa
August 2019 39
Asal
June 2020 33
Asal
May 2020 37
Desa
April 2020 39

More Documents from "Blackbird"