Dampak Membolos Pada Jam Pelajaran.docx

  • Uploaded by: Chomier Udin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dampak Membolos Pada Jam Pelajaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,885
  • Pages: 18
KATA PENGANTAR Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan kesehatan lahir dan batin, dan atas Rahmat-NYA maka penyusun dapat menyelesaikan tugas penyusunan Resume Mata Pelajaran TIK sesuai dengan waktu yang ditentukan. Melalui kata pengantar ini, kami menyampaikan terima kasih sedalamdalamnya kepada Bapak Gunawan, S. Pd. selaku guru mata pelajaran TIK yang telah membimbing kami. Kami menyadari masih merasa banyak kekurangan - kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang di miliki oleh penyusun yang kiranya kurang sempurna, untuk itu saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan resume ini. Semoga resume ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penyusun sehingga tujuan yang di harapkan dapat tercapai.

Belitang III, Juni 2015

Penyusun

1

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ..............................................................................................

i

Kata Pengantar .............................................................................................

ii

Daftar Isi ........................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................

3

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................

3

1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................

3

1.5 Jenis Penelitian .........................................................................................

4

1.6 Metode Penelitian ....................................................................................

4

1.7 Waktu dan Pelaksanaan Penelitian ..........................................................

4

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................

5

2.1 Pengertian Siswa ......................................................................................

5

2.2 Pengertian Membolos ..............................................................................

6

2.3 Pengertian Hasil Belajar .........................................................................

7

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................

9

3.1 Faktor Penyebab Siswa Membolos Sekolah ............................................

9

3.2 Tempat-Tempat Favorit Untuk Membolos .............................................. 12 3.3 Dampak Membolos .................................................................................. 13 3.4 Upaya Penanggulangan Kebiasan Membolos .......................................... 14 BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 15 4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 15 4.2 Saran ......................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat di dunia sedang menghadapi globalisasi, tidak terkecuali dengan masyarakat Indonesia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap globalisi.yang membuat seakan-akan tidak ada batas yang jelas antara satu negara dengan Negara lainnya. Globalisasi saat ini pun juga dapat mempengaruhi terhadap bidang pendidikan di Indonesia. Pasalnya sekolah-sekolah yang ada di Indonesia sudah bantak yang mendaftarkan diri untuk menjadi Sekolah Berstandart Internasional yang memiliki fasilitas teknologi yang modern dan juga menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Dengan adanya globalisasi sekarang ini, maka Negara-negara di dunia baik itu Negara maju ataupun berkembang berlomba-lomba untuk meningkatkan prestasi pendidikan di Negara mereka untuk mencetak generasi yang penerus bangsa yang lebih baik. Begitu pula di Indonesia. Jika kita perhatikan, pemerintah Indonesia selalu berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi tingkat kebodohan di Indonesia. Sebagai bukti nyata kita dapat melihat program-program pemerintah seperti BOS, Wajib Belajar 9 Tahun, bantuan-bantuan beasiswa baik itu untuk pelajar, mahasiswa, guru maupun dosen. Itu semua tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Tapi pada kenyatannya hal ini bertolak belakang dengan kenyataan para siswa di lapangan, seakanakan program yang diberikan pemerintah sia-sia untuk dilaksanakan. Pasalnya mereka lebih memilih bolos ketimbang belajar. Kata “BOLOS” sangat populer dikalangan pelajar atau siswa baik di sekolah dasar atau di tingkat menengah. Dari beberapa survei, jumlah siswa yang membolos pada jam efektif sekolah hanya sedikit dibandingkan dari jumlah siswa yang tidak membolos, terlepas sekecil apapun dari jumlah tersebut harus menjadi perhatian bagi institusi yang bernama sekolah, karena

3

apabila disikapi dengan cuek bebek, tidak tertutup kemungkinan yang kecil akan menjadi besar dan menjelma menjadi bola salju liar yang akan terus menggelinding hingga jumlah siswa yang membolos sekolah akan terus meningkat. Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar. Setidaknya bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan. Hal ini disebabkan kerena perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu. Pergi ke sekolah bagi remaja merupakan suatu hak sekaligus kewajiban sebagai sarana mengenyam pendidikan dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Sayang, kenyataannya banyak remaja yang enggan melakukannya tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Banyak yang akhirnya membolos. Perilaku yang dikenal dengan istilah truancy ini dilakukan dengan cara, siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari dengan berseragam, tetapi mereka tidak berada di sekolah. Tindakan membolos dikedepankan sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami oleh banyak siswa terhadap kurikulum sekolah. Bolos atau meninggalkan jam pelajaran saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di sekolah, itu merupakan hal yang sering dilakukan oleh para pelajar. Namun tetap saja boleh dikatakan wajar sebab sikap dasar manusia yang selalu saja ada secuil rasa bosan yang timbul di benak siswa untuk menghadapi pelajaran. Terlebih bagi mereka yang sudah menjadikan bolos ini sebagai hobi atau agenda wajib saat sekolah, mereka yang malas-malasan dan hanya

ingin

bersenang-senang

saja.

Mereka

lebih

memilih

untuk

meninggalkan kelas daripada harus mendengarkan penjelasan guru yang tidak mereka mengerti. Mungkin masalah yang seperti ini sering dianggap sepele oleh sebagian kalangan, namun hal ini sangatlah disayangkan terutama bagi pemerintah yang sudah berusaha keras untu memajukan pendidikan di Indonesia. Betapa seriusnya perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian penuh dari berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah, melainkan juga perhatian yang berasal dari orang tua, teman

4

maupun pemerintah. Perilaku membolos sangat merugikan dan bahkan bisa saja menjadi sumber masalah baru. Apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu, maka yang bertanggung jawab atas semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri melainkan dari pihak sekolah ataupun guru yang menjadi orang tua di sekolah juga akan ikut menangungnya. Untuk kepedulian penulis kepada merosotnya kedisiplinan dalam pendidikan, maka penulis dalam menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah mata pelajaran sosiologi membuat karya ilmiah tentang “Dampak Kebiasaan Membolos Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa”.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat membuat rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut: 1.2.1. Apa pengertian dan penyebab siswa membolos sekolah? 1.2.2. Apa dampak yang ditimbulkan dari siswa yang membolos sekolah? 1.2.3. Bagaiman cara mengatasi siswa yang membolos sekolah?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dan penyebab siswa membolos sekolah. 1.3.2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap siswa yang membolos sekolah. 1.3.3. Untuk mengetahui cara mengatasi siswa yang membolos pelajaran.

1.4. Manfaat Penelitian Melalui makalah kenakalan remaja tentang dampak siswa membolos sekolah ini, diharapkan oleh penulis dapat bermanfaat bagi banyak siswa, perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak-pihak lain. 1.4.1. Siswa

:

- Sadar diri untuk tidak membolos pelajaran lagi. - Mengurangi kenakalan-kenakalan yang sering dilakukan siswa. - Mengetahui dampak negative akibat membolos pelajaran.

5

- Dapat

membuat

siswa

jera

dan

tidak

akan

mengulangi

kebiasaannya membolos. 1.4.2. Guru - Dapat lebih mengawasi siswa yang membolos pelajaran. - Dapat memperbaiki cara pengajaran supaya siswa tidak membolos. 1.4.3. Sekolah - Dapat menertibkan penyimpangan-penyimpangan siswa. - Dapat meminimalkan siswa yang membolos.

1.5. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya ilmiah ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

1.6. Metode Penelitian Metode literatur adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data dari situs-situs internet dan membaca buku-buku yang mendukung dan menunjang materi yang dibahas.

1.7. Waktu dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 – 12 Mei 2015 dan kegiatan penelitian dilakukan di sekolah, di rumah dan lingkungan sekitar.

6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Siswa Peserta didik atau siswa merupakan sebutan untuk anak didik pada jenjang pendidikan dasar dan juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

Siswa

digambarakan

sebagai

sosok

yang

membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegitan pendidikan tersebut. Berdasarkan pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Menurut Abu Ahmadi pengertian peserta didik atau siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara yang baik, dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu. Selain itu Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005: 62) menyatakan bahwa siswa atau murid adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Mereka

adalah

orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan. Selain guru, siswa pun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri.

7

Sedangkan menurut Junawan (1994: 5) Siswa ialah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar, karena pelajar ataupun siswa memang kewajiban atau tugas utamanya adalah belajar. Dalam belajarnya semua siswa harus mendapat bimbingan, tetapi tidak semua siswa khususnya yang bermasalah, mempergunakan haknya untuk memperoleh bimbingan khusus. Dari beberapa pengertian tersebut dapat dismpulkan bahwa siswa adalah orang yang melakukan aktifitas di suatu lembaga yang memiliki tugas dan kewajiban utamanya adalah belajar.

2.2. Pengertian Membolos Menurut kamus besar bahasa Indonesia, istilah membolos dapat diartikan sebagai melarikan diri atau meloloskan diri. Sedangkan menurut Wikipedia, Truancy is unapproved absence from school, usually without a parent's

knowledge.

Perilaku

membolos

(truant

behavior)

adalah

pembolosan yang tidak disetujui dari sekolah, biasanya tanpa diketahui oleh orang tua. Jadi siswa berangkat ke sekolah tapi tidak sampai ke sekolah dengan atau tanpa alasan yang jelas.

Senada dengan itu, Kristiyani (2009) mengungkapkan perilaku yang dikenal dengan istilah truancy (membolos) ini dilakukan dengan cara, siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari dengan berseragam, tetapi mereka tidak berada di sekolah. Perilaku ini umumnya ditemukan pada remaja mulai tingkat pendidikan SMP.

8

Demikian halnya menurut Ridlowi (2009) membolos dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat. Atau bisa juga dikatakan ketidak hadiran tanpa alasan yang jelas. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku membolos adalah perilaku siswa yang tidak masuk sekolah atau tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan atau dengan alasan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

2.3. Pengertian Hasil Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Slameto, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara

sederhana

dari

pengertian

belajar

sebagaimana

yang

dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Ditambahkan bahwa

prestasi belajar merupakan

hasil yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 4), mengemukakan bahwa : Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

9

dalam

bentuk

symbol

angka,

huruf

maupun

kalimat

yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu. Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983 : 4) menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk (1980 : 4), mengatakan “Prestasi belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983 : 51), menyatakan “Untuk mengukur prestasi belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”. Menurut Sumadi Suryabrata (1987 : 324), “Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu yang dinyatakan dalam

10

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Faktor Penyebab Siswa Membolos Sekolah Penyebab siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor - faktor penyebab siswa membolos dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa bisa berupa karakter siswa yang memang suka membolos, sekolah hanya dijadikan tempat mangkal dari rutinitas - rutinitas yang membosankan di rumah. Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa, misalnya kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa, guru yang tidak profesional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan perpustakaan yang tidak memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat sehingga mempengaruhi proses belajar di sekolah. Selain faktor internal dan faktor eksternal yang telah dikemukakan di atas, faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja juga dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1. Faktor Keluarga Mungkin kita pernah mendengar (atau mungkin sering) ada siswa yang tidak diperbolehkan masuk sekolah oleh orang tuanya. Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini dianggap paling efisien untuk mengatasi krisis atau permasalahan dalam keluarganya. a. Orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan. Selain itu sikap orang tua terhadap sekolah juga memberi pengaruh yang besar pada anak. Jika orang tua menganggap bahwa sekolah itu tidak penting dan hanya membuang-buang waktu saja, atau juga jika mereka menanamkan perasaan pada anak bahwa ia tidak akan berhasil, anak ini akan berkurang semangatnya untuk masuk sekolah. Biasanya sikap orang tua yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting karena mereka sendiri orang yang kurang berpendidikan. Akibatnya

11

penghargaan terhadap pendidikan hanya dipandang sebelah mata. Bahkan mereka menuntut agar anak-anaknya untuk bekerja saja mencari uang. Ironisnya mereka juga menuntut agar anaknya memperoleh hasil yang lebih besar dari kemampuan anak tersebut. b. Membeda - bedakan anak. Ada orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan bagi anak lakilaki lebih penting daripada anak perempuan. Anak laki - lakilah yang menjadi tumpuan dan kebanggaan keluarga, sementara anak perempuan pada akhirnya akan kawin dan hanya mengurusi masalah dapur, sehingga tidak memerlukan pendidikan yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, anak perempuan didorong untuk tidak masuk sekolah. 2. Kurangnya Kepercayaan Diri Sering rasa kurang percaya diri menjadi penghambat segala aktifitas. Faktor utama penghalang kesuksesan ialah kurangnya rasa percaya diri. Ia mematikan kreatifitas siswa. Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang dimiliki siswa, tetapi jika tidak berani atau merasa tidak mampu untuk melakukannya sama saja percuma. Perasaan diri tidak mampu dan takut akan selalu gagal membuat siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya. Ia tidak ingin malu, merasa tidak berharga, serta dicemoohsebagai akibat dari kegagalan tersebut. Perasaan rendah diri tidak selalu muncul pada setiap mata pelajaran. 3. Perasaan yang Termarginalkan Perasaan tersisihkan tentu tidak diinginkan semua orang. Tetapi kadang rasa itu muncul tanpa kita inginkan. Seringkali anak dibuat merasa bahwa ia tidak diinginkan atau diterima di kelasnya. Perasaan ini bisa berasal dari teman sekelas atau mungkin gurunya sendiri dengan sindiran atau ucapan. Siswa yang ditolak oleh teman-teman sekelasnya, akan merasa lebih aman berada di rumah. Ada siswa yang tidak masuk sekolah karena takut oleh ancaman temannya. Ada juga yang diacuhkan oleh teman-temannya, ia tidak diajak bermain, atau mengobrol bersama. Penolakan siswa terhadap siswa lain dapat disebabkan oleh faktor tertentu, misalnya faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan).

12

4. Faktor Personal Faktor personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras. 5. Faktor yang Berasal dari Sekolah Tanpa disadari, pihak sekolah bisa jadi menyebabkan perilaku membolos pada remaja, karena sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswa. Awalnya barangkali siswa membolos karena faktor personal atau permasalahan dalam keluarganya. Kemudian masalah muncul karena sekolah tidak memberikan tindakan yang konsisten, kadang menghukum kadang menghiraukannya. a. Ketidakkonsistenan sekolah dalam menindak siswa yang suka membolos Peraturan sekolah harus lebih jelas dengan sangsi - sangsi yang dipaparkan secara eksplisit, termasuk peraturan mengenai presensi siswa sehingga perilaku membolos dapat diminimalkan. b. Pelajaran Kurang Disukai. Pelajaran yang tidak menyenangkan, memjadi ilihan terbanyak para responden untuk keluar kelas saat pelajaran berlangsung atau biasa disebut dengan bolos pelajaran. Pelajaran yang kurang disukai dapat menjadi sikap malas dikelas, maka para siswa jika berada di dalam kelas juga tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik, maka mereka akhirnya memilih untuk keluar kelas. c. Guru yang Tidak Menyenangkan. Walaupun sebenarnya mata pelajarnnya disukai oleh siswa, namun apabila gurunya tidak menyenangkan, maka para siswa juga akan merasa bosan dengan cara pengajaran atupun dengan sikap guru saat mengajar yang kurang bersahabat dengan para muridnya. Dan sebagai tindakan para siswa, mereka lebih memilih untuk meninggalkan ruangan kelas. Sebaliknya, kalau guru menyenangkan, walaupun pelajaran yang diajarkan sulit, siswa tetap merasa enjoy di dalam kelas,

13

dan itu membuat lama-kelamaan para siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah karena siswa tidak jenuh di dalam kelas. d. Bermasalah dengan anggota kelompok di kelas Kelas adalah rumah bagi siswa sewaktu jam sekolah. Teman sekelas adalah saudara dan Bapak/Ibu gurnya adalah orang tua. Ketika salah seorang siswa mendapatkan permasalahan dengan teman satu kelasnya, maka biasanya ada ketidaknyamanan ketika harus berada dalam satu ruangan. Hal ini juga bisa menyebabkan motivasi belajar siswa menurun. Untuk menghilangkan ketidaknyamanannya itu, banyak siswa yang menghindar untuk bertemu dan membolos sekolah.

3.2 Tempat-Tempat Favorit Untuk Membolos Anak sekolah yang sering membolos pelajaran maupun sekolah biasanya pasti sudah tau tempat-tempat yang akan disinggahi saat membolos, dan mungkin biasanya para murid yang membolos sudah merencanakan pembolosannya tersebut dari awal. Beberapa tempat-tempat favorit murid yang sering disinggahi saat membolos. 1. Kantin sekolah Meskipun didalam sekolah, kantin adalah tempat yang bisa disebut aman untuk bolos pelajaran. Dengan beralasan makan atau minum kantin akan menjadi tujuan pertama siswa membolos pelajaran. 2. Ruang UKS Ruang UKS seharusnya dijadikan tempat untuk pertolongan pertama pada murid-murid yang sedang mengalami sakit malah dijadikan tempat untuk bolos juga, karena tempat nya yang strategis dan cukup sepi dan misalnya ada guru yang melihat mengapa ada di ruang uks alasan nya simpel yaitu sedang sakit. 3. Tempat Ibadah Salah satu tempat membolos yang ada di dalam lingkungan sekolah lainnya adalah tempat ibadah. Dengan alas an untuk beribadah, seringkali siswa izin jam pelajaran, padahal kegiatan yang dilakukan hanyalah mainmain atau tidur di tempat ibadah.

14

4. Rental Playstation Ini tempat yang sangat sering dikunjungi oleh murid yang sedang membolos sekolah, dengan bermain game mungkin murid yang sedang bolos jadi fun karna sedang bermain game dan biasanya pulang dari rental disamakan dengan jadwal pulang dari sekolah. 5. Rental Warnet Salah satu tempat yang favorit untuk membolos juga pada jaman sekarang. Karena mungkin semua murid maupun pelajar sudah tau tentang internet dan pasti sudah mempunyai akun sosial media maupun akun game online.

3.3 Dampak Membolos Kartono (2000), mengemukakan bahwa perilaku membolos berakibat pada dirinya sendiri dan bagi orang lain. Bagi dirinya sendiri maka ia akan ketinggalan pelajaran. Hal ini akan menyebabkan siswa mengalami kegagalan dalam pelajaran, tidak naik kelas, nilainya jelek dan kegagalan lain di sekolah. Setiap perbuatan pasti akan mempunyai dampak positif dan negative. Tetapi apabila perbuatan itu menyimpang, maka dampat negative yang ditimbulkan akan lebih banyak dari pada dampak positifnya. Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman-temannya. Hal ini kadang terjadi manakala siswa tersebut sudah begitu “parah” keadaannya sehingga anggapan teman-temannya ia anak nakal dan perlu menjaga jarak dengannya. Hal yang tidak mungkin terlewatkan ketika siswa membolos ialah hilangnya rasa disiplin, ketaatan terhadap peraturan sekolah berkurang. Bila diteruskan, siswa akan acuh tak acuh pada urusan sekolahnya. Dan yang lebih parah siswa dapat dikeluarkan dari sekolah. Lalu karena tidak masuk, secara otomatis ia tidak mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Akhirnya ia harus belajar sendiri untuk mengejar ketertinggalannya. Masalah akan muncul manakala ia tidak memahami materi bahasan. Sudah pasti ini juga akan berpengaruh pada nilai ulangannya.

15

Sedang bagi orang lain, terutama siswa sekelas, mereka akan terganggu dengan siswa yang membolos karena kemungkinan guru akan menegur siswa yang membolos pada pertemuan selanjutnya sehingga menyita waktu pelajaran. Karena siswa melanggar tata tertib yang ada di sekolah, maka sulit untuk menuju ke masa depan yang baik. Selain dari itu kebiasaan membolos juga dapat menyebabkan terjerumus dalam pergaulan bebas. Hal itu bias terjadi jika siswa membolos pada tempat-tempat di luar sekolah yang bisa membawa siswa pada pergaulan bebas. Secara garis umum membolos sekolah memiliki dampak: 1. Tertinggal materi pelajaran dan hasil belajar siswa yang buruk. 2. Tidak naik atau tidak lulus. 3. Mendapatkan berbagai hukuman dan sanksi dari pihak sekolah sampai Dikeluarkan dari sekolah. 4. Boros, karena membolos ditempat-tempat yang memerlukan uang untuk makan atau minum. 5. Terjerumus ke dalam pergaulan bebas, penggunaan miras, narkoba dan obat-obat terlarang. 6. Memancing perilaku penyimpangan-penyimpangan lain misalanya, berbohong, mencuri, tawuran, balapan liar.

3.4 Upaya Penanggulangan Kebiasan Membolos Dengan

adanya dampak membolos yang sedemikian besar, sebaiknya

kebiasaan membolos bagi siswa harus dihindari. Seluruh elemen yang terkait harus bertindak tegas dalam mengatasi kebiasaan membolos. 1. Orang tua dan Masyarakat Orang tua dan masyarakat harus berperan aktif. Ketegasan dari orang tua dan masyarakat akan tindakan anak dengan memberikan hukuman yang tepat dan mendidik, sehingga menimbulkan efek jera. 2. Sekolah Sekolah harus konsisten dalam menangani sikap kebiasaan membolos siswa. Penegakan aturan dan sangsi-sangsi yang sudah disepakati akan mempengaruhi anak untuk melakukan tindakan membolos sekolah. 3. Pemerintah Peran penting pemerintah dalam hal ini adalah mengatur dan menertibkan tempat-tampat yang dapat digunakan oleh siswa untuk membolos.

16

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Penyebab siswa yang membolos pelajaran adalah pelajarannya yang kurang di sukai, guru yang kurang menyenangkan. Lalu pengaruh eksternal, keinginan secara sadar, munculnya tujuan bersama dan perkembangan teknologi. 2. Ada pengaruh yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajarn dengan siswa yang lainnya. Dan dampak yang ditimbulkan dari siswa tersebut adalah tidak konsentrasi belajar, ikut kena marah guru, dan pelajarannya yang jadi tertunda 3. Tempat-tempat yang biasanya digunakan oleh siswa untuk membolos yaitu kantin, unit kesehatan sekolah dan rental ps dan rental warne. 4. Dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa membolos pelajaran yaitu ketinggalan pelajaran, nilai yang semakin jatuh, dimarahi guru, pergaulan kea rah pergaulan bebas, penggunaan miras, narkoba dan obat-obatan terlarang. 5. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yang membolos pelajaran yaitu konsistensi dan ketegasan akan sangsi yang diberikan baik itu dari orang tua, masyarakat, pihak sekolah maupun pemerintah.

4.2 Saran 1. Guru dapat mengerti kondisi siswa dan melakukan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. 2. Sanksi dengan membuat surat pernyataan untuk siswa yang membolos pelajaran kepada orang tua atau perangkat desanya. 3. Tidak dapat mengikuti pelajarn tersebut dalam beberapa waktu 4. Banyak melakukan pengajaran di laur kelas atau pengamatan di luar kelas. 5. Siswa menyadari pentingnya mengikuti pelajaran di sekolah.

17

DAFTAR PUSTAKA

http://aryakusum.blogspot.com/2012/12/makalah-sosiologi-siswa-membolosjam.html diakses tanggal 8 Mei 2015 http://kbbi.web.id/bolos diakses tanggal 8 Mei 2015 http://emilsmam.blogspot.com/2009/12/pengaruh-membolos-dalam-prestasi.html diakses tanggal 8 Mei 2015 http://cigadoggoblog.blogspot.com/2012/06/makalah-mengatasi-siswa-seringbolos.html diakses tanggal 8 Mei 2015 http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/perilaku-membolos-dan-faktoryang.html diakses tanggal 8 Mei 2015 http://fullerena.blogspot.com/2009/12/kupas-tuntas-membolos.html tanggal 8 Mei 2015

diakses

https://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/ diakses tanggal 8 Mei 2015 https://dadangsetiaone.wordpress.com/murid-siswa-dan-peserta-didik/ diakses tanggal 8 Mei 2015 https://azharm2k.wordpress.com/2012/05/09/definisi-pengertian-dan-faktordiakses tanggal 8 Mei 2015faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ http://digilib.uinsby.ac.id/9215/5/bab2.pdf diakses tanggal 8 Mei 2015 http://kaskushootthreads.blogspot.com/2014/04/tempat-tempat-favorit-buat-yangsuka.html# diakses tanggal 8 Mei 2015 http://alihlasku.blogspot.com/2012/10/dampak-membolos.html diakses tanggal 8 Mei 2015 http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/akibat-perilaku-membolos.html diakses tanggal 8 Mei 2015 http://blog.uad.ac.id/khusnul1300001299/2015/01/14/makalah-membolos/ diakses tanggal 8 Mei 2015 http://cigadoggoblog.blogspot.com/2012/06/makalah-mengatasi-siswa-seringbolos.html diakses tanggal 8 Mei 2015 http://djohar1962.blogspot.com/2009/02/cara-mengatasi-perilaku-membolossiswa.html diakses tanggal 8 Mei 2015

18

Related Documents

Jam
October 2019 46
Jam
October 2019 59
Jam
May 2020 45

More Documents from ""