Artikel Remaja Pipit

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Remaja Pipit as PDF for free.

More details

  • Words: 618
  • Pages: 2
ARTIKEL REMAJA

Remaja menurut banyak orang merupakan masa yang paling indah. Namun dibalik keindahan masa remaja terdapat suatu kekhawatiran

yang

luar

biasa.

Karena

masa

remaja

merupakan masa peralihan menuju masa kematangan, dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Banyak artikel remaja yang menggambarkan Secara psikologis masa remaja yang notabene adalah masa dimana mereka mulai berhubungan dengan masyarakat dewasa, masa dimana anak mulai merasa setingkat dengan orang dewasa, terutama masalah hak. Sedikit artikel remaja yang di jabarkan seperti yang di bawah ini.

1. Masa remaja adalah masa yang sangat penting karena masa remaja merupakan masa yang paling rawan. Karena apabila remaja salah dalam mengambil langkah maka akibatnya akan terasa seketika itu juga bahkan jangka panjang baik fisik maupun psikologisnya. Ini dikarenakan selain perkembangan fisik yang sangat pesat remaja juga harus mengimbanginya dengan perkembangan mentalnya. 2. Masa remaja adalah masa perubahan. Ada lima perubahan yang universal dalam remaja, (1) Perubahan tingkatan emosi, biasanya emosinya lebih tinggi, (2) Perubahan pada tubuh yang sangat pesat, (3) Minat dan peran yang diharapkan dalam kelompok sosial, (4) Minat dan pola perilaku berubah maka nilai-nilai juga berubah dan pa yang dianggap penting pada masa anakanak sekarang tidak penting lagi, (5) Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap suatu perubahan. Mereka menuntut adanya kebebasan tetapi mereka masih takut untuk bertanggung jawab. 3. Masa remaja merupakan masa pencarian identitas. Ericson menyatakan bahwa identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah ia seorang anak ataukah seorang dewasa, apakah ia mampu, percaya diri, sekalipan latar belakang ras, agama maupun nasionalnya. Pencarian identitas ini menurut ericson mempengaruhi perilaku remaja,dan salah satu cara untuk menguatkan identitasnya ini, biasanya menggunakan symbol status dalam bentuk motor, mobil, pakaian, dan pemilihan barang–barang lain yang mudah terlihat, ini semua demi menarik perhatian.

4. Masa remaja merupakan masa yang tidak realistis. Didalam memandang diri sendiri dan orang lain, remaja cenderung melihatnya dari sisi yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga keluarga dan teman-temannya. Ini semua mengakibatkan tingginya emosi dan kecewa jika orang lain membuat kecewa remaja ataupun tidak tercapainya pa yang di inginkan.

Konseling teman sebaya sebagai alternatif penyelesaian masalah remaja Keeratan, keterbukaan, dan perasaan senasib muncul di antara sesama remaja dapat menjadi peluang bagi upaya memfasilitasi perkembangan remaja. Disisi lain beberapa karakteristik psikologis remaja, misalnya emosional, labil, juga merupakan tantangan bagi efektifitas layanan terhadap mereka. Pentingnya teman sebaya bagi remaja tampak dalam konformitas remaja terhadap kelompok sebayanya. Konselor sebaya bukanlah konselor profesional atau ahli terapi. Mereka adalah para siswa (remaja) yang memberikan bantuan kepada siswa lain di bawah bimbingan konselor ahli. Dalam konseling sebaya, peran dan kehadiran konselor ahli tetap diperlukan. Dalam model konseling ini terdapat hubungan Triadik antara konselor ahli, konselor teman sebaya dan konseli teman sebaya. Demikian dikatakan Dr.Suwarjo, dosen Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dalam seminar pengembangan ilmu pendidikan di ruang Serbaguna FIP, baru-baru ini. Lebih lanjut, Suwarjo memaparkan bahwa saat seorang remaja mendapatkan sebuah masalah, mereka lebih banyak sharing (curhat) kepada teman sebaya) daripada kepada guru atau orang tua. Hal ini disebabkan karena sesama remaja tahu persis lika-liku masalah itu dan lebih spontan dalam mengadakan kontak. Masih menurut doktor bidang BK ini, konselor sebaya terlatih yang direkrut dari jaringan kerja sosial memungkinkan terjadinya sejumlah kontak yang spontan dan informal. Kontak-kontak yang demikian memiliki multiplying impact pada berbagai aspek dari remaja lain. Bahkan, dapat menjadi jembatan penghubung antara konselor profesional dengan para siswa (remaja) yang tidak sempat berjumpa dengan konselor. “Sesuai dengan kemampuannya, konselor sebaya diharapkan mampu menjadi sahabat yang baik. Ia minimal menjadi pendengar aktif bagi teman sebayanya yang membutuhkan perhatian. Selain itu, ia juga mampu menangkap ungkapan pikiran dan emosi di balik ekspresi verbal maupun non verbal, berempatik tulus, dan bila memungkinkan mampu pecahkan masalah sederhana tersebut

Related Documents

Artikel Remaja Pipit
July 2020 4
Ang Pipit
May 2020 4
Burung Pipit
November 2019 15
Remaja
November 2019 46
Remaja
June 2020 25