BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit kejiwaan akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi yaknineurosis dan psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enammacam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu psikosomatik,kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental. Psikosis adalah penyakitkejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya.Pada umumnya, gangguan psikotik singkat belum dipelajari dengan baik oleh ahli psikiatrik Amerika dikarenakan seringnya perubahan kriteria diagnostik yang terjadiselama lebih dari 15 tahun terakhir. Pasien dengan gangguan yang mirip dengan gangguan psikotik singkat sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai menderita psikosis reaktif,histerikal, stress dan psikogenik. 1,2 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV)mengkombinasikan dua konsep diagnostik menjadi diagnosis gangguan psikotik singkat.Dengan syarat pertama, gangguan berlangsung singkat, didefinisikan didalam DSM-IVsebagai kurang dari satu bulan tetapi sekurang-kurangnya satu hari; gejala mungkinmemenuhi atau tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk skizofren. Kedua, gangguan
mungkin berkembang sebagai respon terhadap stressor psikososial yang parah ataukelompok stressor. Pengelompokan bersama kedua konsep tersebut didalam DSM IVsebagai gangguan psikotik singkat ialah akibat mengingat kesulitan praktis dalammembedakan konsep-konsep tersebut didalam praktik klinis. 2 Psikosis reaktif sering kali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia berprognosis baik, diagnosis DSM IV gangguan psikotik singkat tidak berarti menyatakanhubungan dengan skizofrenia. Ditahun 1913 Karl Jasper menggambarkan sejumlah ciri penting untuk diagnosis psikosis reaktif, termasuk adanya stressor traumatis berat yangdapat diidentifikasi, hubungan yang erat antara stressor dan perkembangan psikosis dan perjalanan episode psikotik yang ringan. Disamping itu, isi psikosis sering kalimencerminkan sifat pengalaman traumatis dan perkembangan psikosis dihipotesiskansebagai pemuasan tujuan pasien, seringkali sebagai suatu tipe pelepasan dari suatu kondisitraumatis. 2 1.2
Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui danmemahami gangguan psikotik reaktif singkat secara umum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk melengkapi persyaratan kepanitraan klinik di bagian Psikiatri FakultasKedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Gangguan psikotik reaktif didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yangterjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan yang dipicu oleh sebuah kejadian yangmenimbulkan stress, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid. 2,3 2.2 Sejarah Gangguan psikosis reaktif singkat dulu disebut sebagai “psikosis histeris”. OttoFenichel mencatat bahwa selama Perang Dunia II dilaporkan lebih banyak episodeskizofrenia dan sejumlah skizofrenia berdurasi singkat yang berakhir spontan daripada diPerang Dunia I, mengikuti syok traumatic: dia menemukan bahwa pada beberapa kasus“perhatian pra-sadar yang cukup dapat mengembalikan penderita pada pasien segerasetelah terjadi gangguan psikosis reaktif.” Bentuk dari kondisi kekerasan ini disebut“amok” terjadi di Malaysia. 2.3 Epidemiologi Menurut sebuah studi epidemiologi internasional, berbeda dengan skizofrenia,kejadian nonaffective timbul psikosis akut 10 kali lipat lebih tinggi di negara berkembang
daripada di negara-negara industri. Beberapa dokter percaya bahwa gangguan yangmungkin paling sering terjadi pada pasien dengan sosioekonomi yang rendah, pasiendengan gangguan kepribadian yang sudah ada sebelumnya ( paling sering adalah gangguankepribadian histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang ), dan orang yang pernahmengalami perubahan kultural yang besar ( misalnya imigran ). 2,3 2.4 Etiologi Didalam DSM III faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosisreaktif singkat, tetapi kriteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan dalamDSM IV menempatkan diagnosis
gangguan psikotik singkat didalam kategori yang samadengan banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dandiagnosis kemungkinan termasuk gangguan yang heterogen.
1,2
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada pasien dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematianorang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat.Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk gangguan psikotik singkat. 3
2. 5 Diagnosis Diagnosis gangguan psikotik reaktif berdasarkan adanya satu atau lebih gejala psikotik seperti waham, halusinasi dan sikap katatonik, serta dapat kembali pada keadaan normaldalam 1 sampai 30 hari. Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala,untuk gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang satu bulan danyang tidak disertai dengan suatu gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atausuatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik singkatkemungkinan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang berlangsunglebih dari satu hari, diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguandelusional (jika waham adalah gejala psikotik yang utama), gangguan skizofreniform( jikagejala berlangsung kurang dari 6 bulan), dan skizofrenia (jika gejala telah berlangsunglebih dari 6 bulan).2,3 Tabel 2.1 Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Psikotik Singkat . 2,3,4 A. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut :1). Waham2). Halusinasi3). Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoherensi)4). Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik Catatan: jangan masukan gejala jika pola respon yang diterima secara kultural.B. Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat funsi pramorbid.
C. Gangguan tidak lebihh baik diterangkan oleh suatu ganggan mood dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologislangsung dari suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan) atau suatu kondisi umum.Sebutkan jika: Dengan stresor nyata ( psikosis singkat reaktif ) ; jika gejala terjadi segera setelah dantampak sebagai respon dari suatu kejadian yang sendirian atau bersama-sama akanmenimbulkan stres yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang samadalam kultur orang tersebut. Tanpa stressor nyata : jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau terlihat bukansebagai respon terhadap kejadian yang terjadi sendirian atau bersama sama akanmenimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yangsama dalam kultur orang tersebut. Dengan onset pasca persalinan : jika onset dalam waktu empat minggu setelah persalinan.Penegakan diagnosis gangguan psikotik singkat di Indonesia ditegakkan melaluiPedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III). Berikutkriteria diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan PPDGJ III: 6 •
Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikanuntuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah: