BAB 3 ASUHANKEPERAWATAN PADA .................. DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG.................. RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRATLAWANG
1.
IDENTITAS KLIEN Nama
: Sdr. A
Umur
: 22th
Alamat
: Sumbersono rt11 rw4 bangsal mojokerto
Pendidikan
: SMK
Agama
: islam
Status
: belum menikah
Pekerjaan
: Karyawan pabrik
No.RM
: 123***
Tanggal MRS
: 20 April 2018
Tanggal Pengkajian
: 23 April 2018
II. ALASAN MASUK a. Data Primer:kx mengatakan tidak tau mengapa saya dibawa kesini b. Data Sekunder: Klien sering menyendiri diatas kasur c. Keluhan utama saat pengkajian : merasa sering mendengar suara bisikan angin dan air
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR PRESIPITASI klien kambuh lagi yang parah sejak 1 minggu sebelum MRS di RSJ Dr. Wediodiningrat dikarenakan ditolak cintanya dengan seorang wanita. Akibatnya klien mencoba bunuh diri dengan menaiki atap rumah dan dicegah oleh kakaknya. Lalu klien dibawa kakaknya ke RSJ dan menjalani rawat inap di ruang camar mulai 20 April 2018.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Gangguan jiwa di masa lalu : Tidak, sebelumnya saya tidak pernah sakit seperti ini, sekarang adalah sakit yang pertama kalinya. Riwayat trauma Tidak ada DX Kep : (-)
Percobaan bunuh diri : Klien mengatakan pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan menaiki atap rumah dan terjun kebawah karena cintanya ditolak oleh wanita saat ini tidak ada keinginan untuk bunuh diri DX Kep : RBD Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: Saat sekolah SMK pernah mencintai seorang wanita tetapi wanita itu menyukai kakaknya, sehingga merasa sedih, sering menyendiri dikamar bahkan sampai mencoba untuk bunuh diri dengan menaiki atap rumah. DX kep : respon paska trauma Pernah mengalami penyakit fisik Menurut klien tidak pernah mengalami sakit fisik yang parah sampai harus dirawat di rumah sakit, hanya pernah badannya meriang DX Kep : Riwayat penggunaan NAPZA Menurut klien tidak pernah mengunakan obat-obatan dan tidak [pernah minumminuman keras atau yang beralkohol. DX Kep : Upaya yang dilakukan terkait kondisi diatas dan hasilnya: DX Kep : Riwayat penyakit keluarga Menurut klien anggota keluarga tidak ada yang sakit atau mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami klien. Hubungan dengan klien : Riwayat pengobatan : DX Kep : -
V.
PSIKOSOSIAL 1. Genogram
23 33 3
Keterangan: : Meninggal
: Laki-laki
: Meninggal
: Klien
: Perempuan
: Satu rumah
Pola asuh : saat kecil sampai dewasa cara mengasuh klien dengan sabar dan tidak pernah dimarahi. Pola komunikasi : Apabila klien melakukan suatu perkara yang tidak benar klien sering dimarahi dan keluarga jarang bicara dengan klien sehingga klien lebih sering diam sendirian didalam kamar. Pola pengambilan keputusan : bila klien mengalami suatu permasalahan klien cenderung diam karena keluarga jarang bicara dengan klien DX Kep : Koping keluarga inefektif Konsep Diri a. Citra Tubuh Klien mengatakan menyukai bagian matanya karena bisa untuk melihat dan klien tidak menyukai telinganya dikarenakan klien sering mendengar sesuatu yang tidak jelas menjadikan iya sulit tidur. b. Identitas Diri Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki yang bernama Sdr. A, berusia 23 tahun, tinggal di Mojokerto dan klien mengatakan bangga menjadi laki-laki. c. Peran Sebelum klien sakit iya bekerja untuk keperluannnya sendiri tetapi setelah sakit iya menjadi malas kerja karena gampang capek. Peran saat dirawat : hanya tidur, d. Ideal Diri Klien mengatakan ingin segera sembuh dan jika sudah keluar rumah sakit jiwa, klien ingin bekerja di pabrik seperti sebelum sakit dan klien berharap bisa kumpul dengan keluarganya. e. Harga Diri Klien merasa tidak berguna denngan keadaannya dank lien merasa tidak ada yang menyukainya. Diagnosa Keperawatan :HDR Situasional Hubungan Sosial
a. Orang Klien yang berarti/terdekat : Orang yang paling terdekat dan paling berarti bagi klien adalah kakaknya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok Klien mengatakan saya merasa malas berinteraksi dengan orang lain karena saya tidak ada minat sehingga saya lebih suka menyendiri. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Klien mengatakan malas berbicara dengan temanya karena
yang di ajak
mengobrol sering tidak nyambung, sehingga klien lebih sering menyendiri. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial Spiritual a. Nilai dan keyakinan: Klien beragama islam dan menyakin bahwa Allah itu satu dan segala hal sudah di atur oleh Allah b. Kegiatan ibadah: klien mengatakan saat dirumah iya sangat rajin beribadah tetapi semenjak di rumah sakit iya jarang melakukan sholat. Diagnosa Keperawatan :gangguan pemenuhan spiritual VI. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum: cukup, kooperatif, tenang, pakaian rapi. 2. Tanda Vital: TD
:110/70 mmHg,
Nadi
: 82x/menit,
Suhu
: 36 ºC.
RR
: 20 x/menit.
VII. STATUS MENTAL 1. Penampilan Penampilan klien sesuai dengan usianya ,rapi menggunakan seragam yang di sediakan RSJ, bisa memakai pakaian seperti biasanya tidak terbalik, rambut gundul gatal – gatal (-). Diagnosa Keperawatan : 2. Pembicaraan Klien berbicara dengan gugup, lambat, tidak keras dengan jawaban sesuai dengan pertanyaan Diagnosa Keperawatan: 3. Aktivitas motorik/psikomotor sering menyendiri, aktifitas lambat Diagnosa Keperawatan:4. Mood dan Afek Mood : klien merasa kehilangan orang yang dicintai
Afek : saat menceritakan masalahnya klien sering menunduk ekspresi sedih Diagnosa Keperawatan: depresi 5. Interaksi selama wawancara Kontak mata klien mau menatap lawan bicara Diagnosa Keperawatan :6. Persepsi sensori Klien merasa mendengar suara-suara bisikan angin dan air sering muncul saat klien sedang sendirian dan saat malam hari sehingga klien sering merasa bingung dan tidak bisa tidur Diagnosa
Keperawatan:
Gangguan
persepsi
sensori:
Halusinasi
Pendengaran 7. Proses pikir a. Arus pikir Klien berbicara dengan gugup, lambat, dan tidak keras. Klien mampu menjawab pertanyaan dengan benar. (koheren) b. Isi pikir Klien merasa tidak berguna karena tidak menyukainya. (pikiran rendah diri) c. Bentuk pikir Pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan. Dibuktikan dengan pasien merasa perutnya kerasukan roh jahat. (non realistik) Diagnosa Keperawatan:Perubahan Proses Pikir 8. Kesadaran Orientasi waktu : Klien tidak mengalami disorientasi waktu ditandai dengan, klien mampu mengatakan sekarang siang jan 13.00 Wib, Orientasi tempat : Klien tidak mengalami disorientasi tempat terbukti klien mengerti bahwa dia sekarang berada di ruang Camar RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat. Orientasi orang : Klien juga tidak mengalami disorientasi orang terbukti klien mampu menyebutkan nama teman dekatnya yaitu Mbah Karsi. Secara kualitatif : kesadaran berubah pada relasi dibuktikan dengan lebih senang menyendiri sehingga halusinasi sering muncul. Diagnosa keperawatan: (-) 9. Memori Jangka panjang :
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang terbukti klien mampu mengingat umurnya yaitu 22 Jangka sedang : Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka pendek terbukti dengan klien mampu menceritakan 1minggu yang lalu dia hampir bunuh diri. Saat ini : Klien tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini terbukti klien mampu menceritakan kalau tadi pagi klien makan pagi dengan menu tahu dan soup. Diagnosa Keperawatan : (-) 10. Tingkat konsentrasi dan berhitung Konsentrasi : Klien mampu berkonsentrasi dengan baik terbukti ketika disuruh mengulang kembali beberapa alat mandi klien mampu mengulang dengan benar. Berhitung : Klien
mampu melakukan perhitungan sederhana, terbukti saat diberi
pertanyaan klien 100 – 7 klien menjawab 93, 93 – 7 klien menjawab 86. Diagnosa Keperawatan : (-) 11. Kemampuan penilaian Bila halusinasi muncul yang dilakukan klien akan berusaha mengontrol atau mengikuti suara halusinasinya. Diagnosa Keperawatan : (-) 12. Daya tarik diri Klien mengatakan bahwa dia tidak mengalami sakit jiwa. Diagnosa Keperawatan : (-)
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG Kemampuan klien memenuhi kebutuhan Setelah pulang dari rumah sakit klien akan tinggal bersama keluarga seperti sebelum sakit dan ingin akan bekerja kembali di pabrik, Dan apabila sakitnya kambuh iya akan segera lapor ke saudaranya agar mendapat penanganan yang tepat. Kegiatan hidup sehari-hari a. Perawatan diri Mandi : mandi sehari 2 kali memakai sabun dan gosok gigi. Makan : px makan 3x sehari, porsi makan di tentukan oleh perawat dan pasien tidak memiliki pantangan makanan dan makanan selalu habis. b. Berpakaian : px mampu memakai pakaian sendiri, baju di tentukan oleh perawat, pakaian terkadang terbalik.
c.
Makan : px makan 3x sehari, porsi makan di tentukan oleh perawat dan pasien tidak memiliki pantangan makanan dan makanan selalu habis.
d. Toileting : klien mampu BAK dab BAB pada tempatnya dan dibersihkan setelahnya. DX Kep: Nutrisi: Napsu makan klien baik satu porsi habis, sehari 3 kali , berat badan 63 kg Tidur: Kebutuhan istirahat tidur klien biasa tidur siang pukul 12.00 s/d 14.00 dan tidur malam hari pukul 18.00 s/d 04.00 WIB.aktivitas sebelum tidur (-) Gangguan tidur: bila halusinasi muncul klien sulit tidur. DX Kep :Kemampuan lain: Klien tidak mempunyai keahlian lain yang dapat digunakan untuk bekerja menghasilkan uang hanya bisa bekerja di pabrik. Penggunaan obat : klien dapat meminum obatnya sendiri dengan bantuan di berikan oleh perawat. e. DX Kep : f. Sistem pendukung : Keluarga berusaha mengobatakan klien bila mengalami sakit. Mekanisme koping: Bila ada masalah klien cenderung diam tidak mau menceritakan pada orang lain, terkadang juga cerita ke saudara laki lakinya. DX Kep : koping individu inefektif. g. Pemeliharaan kesehatan : pasien bisa mandi secara mandiri. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok Ketika ditanya klien mengatakan hanya keluarganya jarang mengajak bicara
Masalah berhubungan lingkungan Klien mengatakan jarang keluar rumah dan kurang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Karna iya kurang nyambung apabila d ajak ngobrol.
Masalah dengan pendidikan Klien bangga sekolah di SMK Kusuma Bangsa jurusan TKR. Masalah dengan pekerjaan Klien mengatakan bekerja di pabrik
Masalah dengan perumahan Klien tinggal bersama ibu dan saudaranya.
Masalah dengan ekonomi
Klien mengatakan bekerja sebagai buruh di pabrik sehingga dapat membantu ekonomi orang tuanya
Masalah dengan pelayanan kesehatan Klien mengatakan kalau orang sakit itu ke puskesmas Diagnosa Keperawatan : -
Aspek pengetahuan Klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang penyakitnya saat ini Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan tentang penyakit yang di derita MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok Ketika ditanya klien mengatakan hanya keluarganya jarang mengajak bicara
Masalah berhubungan lingkungan Klien mengatakan jarang keluar rumah dan kurang mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Masalah dengan pendidikan Klien mengatakan berhenti sekolah pada saat kelas 2 SMA karena tidak mempunyai biaya.
Masalah dengan pekerjaan Klien mengatakan bekerja buruh di pabrik rokok
Masalah dengan perumahan Klien tinggal bersama ibu dan adiknya.
Masalah dengan ekonomi Klien mengatakan bekerja sebagai buruh di pabrik rokok sehingga dapat membantu ekonomi orang tuanya
Masalah dengan pelayanan kesehatan Klien mengatakan kalau orang sakit itu ke rumah sakit. Diagnosa Keperawatan : -
Aspek pengetahuan Klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang penyakitnya saat ini Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan tentang penyakit yang di derita.
IX. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis: - Axis 1
: Skizofrenia gangguan psikotik polimorfik akut (F23.1)
- Axis 2
: terbuka, rajin bekerja.
- Axis 3
:-
- Axis 4
: primary suport
- Axis 5
: GAF : 20 - 25
Terapi medik: - p.o Resperidone
1
0
1
- p.o Merlopam
0
0
1
- Lodomer IM
ANALISA DATA
No. 1.
Data
Masalah/Diagnosa Keperawatan
Ds: Klien merasa mendengar suara-suara Gangguan persepsi bisikan angin dan air sering muncul saat halusinasi dengar klien sedang sendirian dan saat malam hari sehingga klien sering merasa bingung dan tidak bisa tidur Do:menyendiri, ekspresi muka murung, diajak berbicara menatap lawan bicara, pandangan kosong
2.
Ds : Klien mengatakan pernah melakukan Resiko bunuh diri percobaan bunuh diri dengan menaiki atap rumah
dan
terjun
kebawah
karena
cintanya ditolak oleh wanita saat ini tidak ada keinginan untuk bunuh diri Do: menyendiri, melamun 3.
Ds: Klien mengatakan malas berbicara Isolasi sosial dengan temanya karena yang di ajak mengobrol sering tidak nyambung, sehingga
klien
lebih
sering
menyendiri Do: menyendiri, melamun, Klien berbicara dengan temannya jika ada perlunya saja.
4.
Ds: Klien mengatakan merasa perutnya Perubahan proses piker kerasukan roh jahat. Do: klien sering memegangi perutnya
X.
DAFTAR MASALAH
1.
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
2.
Resiko bunuh diri
3.
Isolasi sosial: Menarik diri
4.
Perubahan proses pikir
sensori :
XI.
POHON MASALAH Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Gangguan persepsi sensori :halusinasi
Isolasi sosial : menarik diri
Respon pasca trauma
Koping individu tidak efektif
XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
Efek
Core problem
causa
Koping keluarga inefektif
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama
: Tn....
No. Reg : ............
Jenis kelamin : laki-laki Tgl
Ruang : Ruang Camar Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Gangguan Persepsi
TUM: Klien
Setelah 1x pertemuan klien
Sensori: Halusinasi
dapat
Pendengaran
Rencana Tindakan Keperawatan
Rasional
1.1 Bina hubungan saling percaya
Hubungan saling percaya
dapat membina hubungan
dengan menggunakan prinsip
merupakan langkah awal
mengontrol
saling percaya dengan
komunikasi terapeutik
menentukan keberhasilan rencana
halusinasinya
perawat dengan kriteria
a. Sapa klien dengan ramah baik
selanjutnya
yang
evaluasi: ekspresi
dialaminya
bersahabat, menunjukkan
TUK 1:
rasa senang, ada kontak
-
Klien dapat mata, mau berjabat tangan,
verbal maupun non verbal b. Perkenalkan nama, nama panggilan, dan tujuan perawat berkenalan
membina
mau menyebutkan nama,
c. Tanyakan nama lengkap dan
hubungan
mau membalas salam, mau
nama panggilan yang disukai
saling
berdampingan dengan
klien
percaya
perawat, dan mau
d. Buat kontrak yang jelas
mengutarakan masalahnya.
e. Tunjukkan sikap yang jujur dan menepati janji setiap kali interaksi f. Tunjukkan sikap empati
menerima apa adanya. g. Beri perhatian pada klien dan
Untuk mengurangi kontak klien dengan halusinasinya dengan
perhatikan kebutuhan dasar
mengenal halusinasi akan
klien
membantu mengurangi dan
1.2 Beri kesempatan klien untuk
menghilangkan halusinasi
mengungkapkan perasaannya 1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien. h. TUK 2: -
Setelah 1x interaksi klien
Klien dapat dapat menyebutkan:
2.1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
mengenal
a. Isi
halusinasin
b. Waktu
terkait halusinasinya, jika
ya
c. Frekuensi
menemukan klien yang sedang
d. Situasi dan kondisi yang
halusinasi: bicara dan tertawa
menimbulkan halusinasi
2.2. Observasi tingkah laku klien
Mengetahui apakah halusinasi datang dan menentukan tindakan yang tepat untuk halusinasinya
tanpa stimulus, memandang ke kanan/ke kiri/ke depan seolaholah ada teman berbicara. 2.3. Bantu klien mengenal halusinasinya: a. jika menemukan klien yang
Mengenalkan pada klien terhadap
sedang halusinasi, tanyakan
halusinasinya dan mengidentifikasi
apakah ada bisikan yang
faktor pencetus halusinasinya
didengar atau melihat bayangan yang tanpa wujud atau merasakan sesuatu yang tidak ada wujudnya. b. jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dialaminya c. katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi) d. katakan bahwa klien jika ada yang seperti klien e. katakan bahwa perawat akan membantu klien 2.4. Jika klien sedang tidak berhalusinasi klarifikasi tentang
adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien: a. Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam, atau sering dan kadang-kadang) Setelah 1x interaksi klien
b. Situasi dan kondisi yang
menyatakan perasaan dan
menimbulkan atau tidak
responnya saat mengalami
menimbulkan halusinasi
halusinasi:
2.5. Diskusikan dengan klien apa
Marah
yang dirasakan jika terjadi
Takut
halusinasi (marah/takut, sedih,
Sedih
senang, bingung) beri
Senang
kesempatan mengungkapkan perasaan 2.6 Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut 2.7 Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya
TUK 3:
1. Setelah 1x interaksi klien
3.1. Identifikasi bersama klien cara
menyebutkan tindakan
tindakan yang dilakukan jika
bagi klien untuk mengontrol
mengontrol
yang biasanya dilakukan
terjadi halusinasi (tidur, marah,
halusinasinya
halusinasinya
untuk mengendalikan
menyibukkan diri, dll)
- Klien dapat
halusinasinya
2. Setelah 1x interaksi klien
3.2.Diskusikan cara yang digunakan
menyebutkan cara baru
klien:
mengontrol halusinasi
a. Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian b. Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
3. Setelah 1x interaksi klien
3.3.Diskusikan cara baru untuk
dapat memilih dan
memutus/mengontrol timbulnya
memperagakan cara
halusinasi:
mengatasi halusinasinya
a. Menghardik halusinasi: katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (“saya tidak mau dengar/lihat/penghidu/raba/ke
Menentukan tindakan yang sesuai
cap pada saat halusinasi terjadi) b. Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan tentang halusinasi c. Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat untuk mengendalikan halusinasi 4. Setelah 1x interaksi klien
3.4.Bantu klien memilih cara yang
melaksanakan cara yang
sudah dianjurkan dan lagi untuk
telah dipilih untuk
mencobanya
mengendalikan halusinasinya 5. Setelah 1x pertemuan
3.5.Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.
klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
3.6.Anjurkan dan ikut sertakan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, stimulasi persepsi/orientasi realita. TUK 4: - Klien dapat
1. Setelah 1x pertemuan
4.1. Buat kontrak dengan keluarga
Membantu klien menentukan cara
keluarga, keluarga
untuk pertemuan (waktu, tempat
mengontrol halusinasi. Periode
dukungan dari
menyatakan setuju untuk
dan topik)
berlangsungnya halusinasi:
keluarga
mengikuti pertemuan
dalam
dengan perawat
mengontrol halusinasinya
2. Setalah 1x interaksi
4.2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga) 1. Pengertian halusinasi
1. Memberi support kepada klien 2. Menambah pengetahuan
keluarga menyebutkan
2. Tanda dan gejala halusinasi
klien untuk melakukan
pengertian, tanda dan
3. Proses terjadinya halusinasi
tindakan pencegahan
gejala proses terjadinya
4. Cara yang dapat dilakukan
halusinasi
halusinasi dan tindakan
klien dan keluarga untuk
untuk mengendalikan
memutus halusinasi
halusinasi
5. Obat-obatan halusinasi 6. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama, memantau obatobatan, dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi 7. Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah TUK 5:
1. Setelah 1x interaksi
5.1. Diskusikan dengan klien
- Klien dapat
klien menyebutkan:
tentang manfaat dan kerugian
memanfaat
a. Manfaat minum
tidak minum obat, nama, warna,
kan obat dengan baik
obat
samping penggunaan obat
minum obat
5.2. Pantau klien saat penggunaan
efek terapi, dan efek samping obat 2. Setelah 1x interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar 3. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan
dengan cara alternatif yang ada.
dosis, cara, efek terapi, dan efek
b. Kerugian tidak
c. Nama, warna, dosis,
Membantu klien untuk beradaptasi
obat 5.3. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat merasakan manfaatnya 5.4. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 5.5. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 5.6. Anjurkan klien untuk konsultasi
Memberi motivasi agar caranya diulang
akibat berhenti minum
kepada dokter atau perawat jika
obat tanpa konsultasi
terjadi hal-hal yang tidak
dokter
diinginkan
CATATAN PERKEMBANGAN DAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn........ DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG....... RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Nama pasien
:
Jenis Kelamin
:
Ruang
:
Tgl &
Dx.Keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan
Evaluasi keperawatan
jam ......2017
Gangguan
SP 1:
S: ya saya ....asal dari..... kesini diantar....
persepsi sensori :
Membina hubungan saling percaya
Klien merasa mendengar suara-suara bisikan angin dan air sering
Halusinansi
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
muncul saat klien sedang sendirian dan saat malam hari sehingga
pendengaran
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
klien sering merasa bingung dan tidak bisa tidur
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien 5. Mengidentifikasi situasi halusinasi klien
O:
- Klien menyendiri diatas kasur - ekspresi muka murung - diajak berbicara menatap lawan bicara pandangan kosong
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi 7. Mengajarkan klien menghardik klien 8. Menganjurkan klien memasukkan
A:klien mampu bhsp 1. Klien mampu mengidentifikasi jenis halusinasi klien 3. Klien mampu mengidentifikasi isi halusinasi klien
caramenghardik halusinasi dalam jadwal
4. Klien mampu mengidentifikasi waktu halusinasi klien
kegiatan harian.
5. Klien mampu mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien 6. Klien mampu mengidentifikasi situasi halusinasi klien 7. Klien mampu mengidentifikasi respon terhadap halusinasi 8. Klien mampu klien menghardik halusinasi 9. Klien mampu memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian. Pperawat : - Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien - Evaluasi cara menghardik - Lanjutkan SP 2, P klien : - Anjurkan latihan cara menghardik halusinasi
.....2017
Gangguan persepsi sensori : Halusinansi pendengaran
S: - Klien mengatakan masih ingat cara mengontrol jika SP 2: - Mempertahankan hubungan saling percaya dengan klien 2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan bercakap – cakap dengan orang lain. 3. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap – cakap dengan orang lain, ke dalam kegiatan harian. 4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
halusinasinya datang, yaitu dengan berbincang – bincang dengan temannya. - Klien mengatakan mengerti cara bagaimana mengontrol halusinasinya dengan cara mengobrol dengan orang lain. O: - klien tersenyum sendiri - Klien mampu mempraktekan kembali cara mengendalikan halusinasi. A : 1. Klien mampu mengendalikan halusinasi dengan bercakap – cakap dengan orang lain. 2.Klien mampu memasukkan kegiatan bercakap – cakap dengan orang lain, ke dalam kegiatan harian. 3. SP 1, 2 tercapai Pperawat : - Lanjutkan SP 3 - Evaluasi klien cara mengotrol halusinasi dengan bercakap – cakap. P klien : - Anjurkan latihan mengendalikan halusinasi dengan bercakap – cakap.
.....2017
Gangguan persepsi sensori :
S:- Klien mengatakan masih ingat cara mengontrol jika halusinasinya SP 3:
Halusinansi
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan kegiatan harian
pendengaran
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa di lakukan di rumah). 3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan.
datang, dengan melakukan kegiatan seperti mencuci piring. - Klien mengatakan masih mengerti cara bagaimana mengontrol halusinasinya dengan cara mengobrol dengan orang lain O: - Klien mampu mempraktekkan cara menghardik jika halusinasinya datang - Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasinya dengan cara mengobrol dengan orang lain.
A: 1. Klien mampu mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa di lakukan di rumah). 2. Klien mampu memasukkan dalam jadwal kegiatan. 3. SP 1, 2, 3 tercapai, P perawat : - Lanjutkan SP 4(mengajarkan cara minum obat teratur ) - Evaluasi klien cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas P klien : - Anjurkan latihan mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
S: Klien mengatakan sudah meminum obat yang di berikan perawat
.....2017
Gangguan
secara teratur dan mengerti fungsi obat yang di berikan.
persepsi sensori :
SP 4:
Halusinansi
1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
pendengaran
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
O: - Klien tenang - Klien terlihat meminum obatnya setelah makan
penggunaan obat teratur. 3. Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian.
A: 1. Klien mampu menerima dan mengerti pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat teratur. 2.Klien mampu memasukkan dalam kegiatan harian. Pperawat : mengulang Sp 1 – 4
P klien
: Anjurkan klien untuk mempraktekkan cara
mengontrol halusinasi dengan minum obat.
ANALISA PROSES INTERAKSI (API) Inisial klien
: .......
Status interaksi Perawat - Klien
: 1 (fase perkenalan)
Tempat
: Halaman belakang
Lingkungan
: Di ruang Camar berhadapan dengan klien, suasana tenang.
Deskripsi klien
: Penampilan rapi, kontak mata baik.
Tujuan komunikasi
: membina hubungan saling percaya, dan mampu mengungkapkan masalahnya.
Komunikasi verbal
Komunikasi non verbal
Analisa berpusat pada
Analisa berpusat pada klien
Rasional
perawat P : Selamat pagi mas? Boleh saya duduk di
P : memandang klien dengan tersenyum
samping mas? K: pagi, boleh
K: ekspresi wajah datar,
P: ingin membuka
K: merasa masih belum
Kalimat pembuka dalam memulai
percakapan dengan klien
mengerti tentang
suatu percakapan adalah salah satu
dan berrharap dengan
kedatangan perawat
cara membina hubungan saling
sapaan yang diberikan
klien mau
perawat, bisa diterima
memandang perawat
oleh klien
P : Perkenalan nama saya P: memandang klien
P: perawat merasa klien
adalah erine fibriani,
sambil tersenyum dan
harus diberi pendekatan
biasa dipanggil erine,
menjulurkan tangan
dan dijelaskan maksud
saya mahasiswa
kepada klien
kedatangan perawat
poltekkes malang yang praktek di ruangan camar ini selama 2 minggu dan saya akan merawat mas. K: iya. . . K: klien mau berjabat
percaya
K: mengerti dengan kedatangan perawat
Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya pada klien terhadap perawat
tangan dan menyebut nama. P: nama mas siapa? Umurnya berapa? Berasal dari mana?
P: memandang klien sambil tersenyum
K: A, 22 tahun, jombang
P: perawat ingin tahu nama klien dan merasa klien
K: klien bisa menerima kedatangan perawat
memulai bisa lebih dekat K: menyebutkan nama, umur dan alamat
Dengan mengenal nama klien dan pasien sudah mengenal perawat maka akan memudahkan proses interaksi
dengan perawat dan butuh lagi waktuuntuk lebih mengenal dan dekat dengan perawat
P:lebih senang dipanggil apa? Mas apa pak? K: mas saja
P: memandang klien sambil tersenyum K: klien mau memandang
P: ingin melanjutkan
K: sudah mengerti dengan
komunikasi dan interaksi
kedatangan perawat dan
lebih dalam
merasa mulai kenal
perawat dan
Dapat mengetahui panggilan kesukaan pasien
dengan perawat
menjawab pertanyaan perawat
P: bagaimana kabar mas pada pagi hari ini? K: baik P: apa yang terjadi
P: memandang klien sambil tersenyum K: ekspresi wajah datar
P: mencoba menggali kondisi K: klien menjawab klien dan merasa
pertanyaan dengan
pertanyaan dijawab
singkat
dengan benar
Menunjukkan perhatian sehingga bisa menjalin rasa percaya
sehingga mas dibawa P: memandang klien kesini
P: mencoba menggali
K: menduga-duga arah
Mengetahui kedatangan pasien ke RSJ
penyebab klien dibawa
pertanyaan dan mulai
sehingga memudahkan dalam
ke RSJ lawang dan
berfikir dan merasa
merumuskan masalah keperawatan
diri mas naik atap
merasa senang dengan
tidak terganggu oleh
rumah karena cinta
tanggapan klien
perawat
K : saya hampir bunuh
K: ekspresi wajah datar
saya ditolak
P : saya senang bisa berkenalan dengan
P: memandang klien sambil tersenyum
P : ingin membantu klien mengenal halusinasinya.
mas hari ini,
K: mampu menjawab pertanyaan yang
Kontrak berikutnya harus mendapat persetujuan klien.
diberikan perawat
bagaimana kalau kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal.
K : iya. . .
K : ekspresi wajah datar dan menatap pasien.
P :apakah mas
P : menatap klien
mendengar suara –
halusinasi
suara tanpa wujud? K : Kadang – kadang.
P : ingin mengetahui isi
K : menjawab singkat
K: mampu menjawab semua pertanyaan perawat.
Dapat mengetahui isi halusinasi
P : Apa yang dikatakan
P : memandang klien
suara itu?
P : memandang klien sambil tersenyum.
K : Cuma suara angin dan K : memperhatikan air
P : kapan suara itu datang? K : malam hari
mendapat respon dari
Isi halusinasinya merupakan isi yang menyebabkan gangguan jiwa.
klien
perawat
P : memandang klien sambil tersenyum
P : ingin mengetahui waktu halusinasi
K : menjawab dengan singkat.
Dapat mengetahui waktu halusinasi datang.
K : menjawab.
P : apa yang mas lakukan P : memperhatikan klien jika suara itu datang?
P : ingin mengetahui cara yang di gunakan klien dalam mengontrol
K : menghardik
K : merasa pertanyaan
K : menjawab dengan singkat
halusinasi
K : menjawab cara untuk mengontrol halusinasi.
Mengontrol halusinasi yang tepat dapat mengurangi dan mempercepat proses kesembuhan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 1
Masalah
: Halusinasi pendengaran
SP
:1
Hari/Tgl
: .......,........2018
Ruang
:
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : Klien merasa mendengar suara-suara bisikan angin dan air sering muncul saat klien sedang sendirian dan saat malam hari sehingga klien sering merasa bingung dan tidak bisa tidur DO : - Klien menyendiri - diajak berbicara menatap lawan bicara pandangan kosong - ekspresi muka murung 2. Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori
: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya Tujuan khusus 1). Klien dapat membina hubungan saling percaya 2). Klien dapat mengenal halusinasinya 3). Klien dapat menghardik halusinasi 4. Tindakan Keperawatan 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi 2. Mengidentifikasi isi halusinasi 3. Mengidentifikasi waktu halusinasi 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi 5.
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasinya
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi 7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasinya 8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Orientasi Salam terapiutik “Selamat pagi ....?” perkenalkan nama saya ......, saya senang di panggil Erine, saya mahasiswi Poltekkes ...., disini saya praktek ... minggu yang akan merawat.....?
Nama
....siapa?.....Senang
di
panggil
apa?
Bagaimana
perasaan......hari ini? apa yang ....rasakan saat ini?, Baiklah ...., bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang suara yang selama ini .....dengar? Diamana kita duduk? disini (tempat tidur) atau halaman belakang, berapa lama? bagaimana kalau 15 menit? Kalau masih kurang bisa kita tambahkan lagi. Fase kerja “Apakah ....mendengar suara tampa wujud?, terdengar seperti apa suara itu?, apakah mas mendengar suara itu terus menerus / sewaktu waktu? Pada saat apa suara itu mas dengar? Berapa kali sehari mas alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar.....? Apakah ada waktu tersendiri .....?Apakah yang ....rasakan saat mendengar suara itu? Apakah yang ....lakukan jika mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara suara yang mas dengar hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara cara untuk mencegah suara suara itu muncul? Cara pertama yaitu dengan menghardik suara tersebut mas, yang kedua dengan cara bercakap cakap dengan orang lain, ketiga melakukan kegiatan sesuai jadwal dan yang keempat minum obat secara teratur. Bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu, yaitu dengan menghardik, caranya begini….., saat suara suara itu muncul, langsung .....tutup telinga dan bilang, pergi..pergi…saya tidak mau dengar,saya tidak mau dengar kamu suara palsu..begitu mas di ulang ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ......peragakan !!nah ,,,begitu mas !coba lagi .... !! iya bagus ....sudah bisa,,.
Fase terminasi 1). Evaluasi subyektif “ Bagaimana perasaan .....setelah peragaan latihan tadi?” 2). Evaluasi obyektif “ Kalau suara itu muncul lagi, coba ....usir suara tersebut ! 3). Rencana tindak lanjut “ Bagaimana kalau kita buat jadwal latihan, ....mau jam berapa latihannya? 4). Kontrak “ Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara suara dengan cara yang ke dua? Kapan ....? Bagaimana kalau besok jam 11.00 selama 15 menit ....setuju? Dimana tempat kita besok berdiskusi .....? Baiklah sampai bertemu besok lagi ya .....!!
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 2
Masalah
: Halusinasi pendengaran
SP
:2
Hari/Tgl
: ........,....... 2018
Ruang
: ...
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : Klien masih mendengar bisikan angin dan air DO : - Klien menyendiri diatas kasur - ekspresi muka murung - menatap lawan bicara pandangan kosong
2. Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori
: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya Tujuan khusus3 : 1). Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap - cakap 4. Tindakan Keperawatan 1). Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2). Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap cakap 3). Menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Orientasi Salam terapiutik “Selamat pagi mas?Bagaimana perasaan mas hari ini?Apakah suara suara bisikan itu masih muncul? Apakah sudah di pakai cara yang kita pernah latihan ?apakah suara tersebut berkurang?” nah, sesuai kontrak kita yang kemarin saya akan latih cara yang kedua untuk mengontrol halusinasi dengan cara bercakap cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 15 menit.” Fase kerja “cara ke dua untuk mencegah atau mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan cara bercakap cakap dengan orang lain. Jadi kalau mas mendengar suara suara tersebut, mas langsung saja cari teman untuk di ajak ngobrol dengan mas contohnya begini saya mulai mendengar suara suara ayo ngobrol dengan saya ! kalau mas ada di rumah misalnya dengan ibunya atau saudaranya mas. Coba mas lakukan seperti saya tadi, ya benar begitu mas, bagus mas, coba sekali lagi! Nah seperti itu ya mas latihan terus. Fase terminasi 1). Evaluasi subyektif “ Bagaimana perasaan mas setelah latihan tadi?” jadi sudah ada beberapa cara yang mas pelajari untuk mencegah suara suara bisikan itu! 2). Evaluasi obyektif Coba cara kedua ini kalau mas mendengar suara - suara itu lagi. 3). Rencana tindak lanjut “ Bagaimana kalau kita memasukkan dalan kegitan jadwal harian , mas mau jam berapa latihannya? Nanti lakukan secara teratur serta sewaktu waktu suara itu muncul”. 4). Kontrak “ Besok siang saya akan kemari lagi, bagaimana kalau kita lakukan cara yang ketiga yaitu melakukan aktifitas terjadwal ? besok mas mau jam berapa?dan dimana kita berdiskusi ? sampai bertemu besok lagi ya mas.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 3
Masalah
: Halusinasi pendengaran
SP
:3
Hari/Tgl
: ............,..........2018
Ruang
: .....
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : Klien mengatakan masih mendengar suara - suara DO : - Klien menyendiri - ekspresi murung - menatap lawan bicara pandangan kosong
2. Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori
: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya Tujuan khusus4 : 1). Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara aktivitas terjadwal 4. Tindakan Keperawatan 1). Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2). Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan(kegiatan klien yang bisa di lakukan klien di rumah.) 3). Menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan harian.
5. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Orientasi Salam terapeutik “Selamat pagi mas? Bagaimana perasaan mas hari ini?Apakah suara suara bisikan itu masih muncul? Apakah sudah di pakai cara yang kita pernah latihan ? apakah suara tersebut berkurang?” nah, sesuai kontrak kita yang kemarin saya akan latih cara yang ketiga untuk mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan terjadwal. Baiklah bagaimana kalau kita duduk di halaman belakang, berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Fase kerja “Apa saja yang biasa mas lakukan ? pagi apa kegitan mas, terus jam berikutnya? (terus ajak ngobrol biar di dapatkan kegiatannya samapai malam) wah,,..banyak sekali kegiatannya, mari kita lakukan 2 kegiatan hari ini (latihan kegitan tersebut) bagus sekali mas bisa lakukan. Kegiatan ini dapat mas lakukan untuk mencegah suara itu muncul. Kegiatan yang lain akan latih lagi agar pagi sampai malam ada kegiatan yang bisa mas lakukan. Fase terminasi 1). Evaluasi subyektif “ Bagaimana perasaan mas setelah kita bercakap cakap cara yang ke tiga untuk mencegah suara suara?” 2). Evaluasi obyektif Bagus sekali !!!coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih dan diskusikan untuk mencegah suara suara itu muncul? 3). Rencana tindak lanjut Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian mas, coba lakukan sesuai jadwal ( mas dapat melatih aktifitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktifitas dari pagi sampai malam) 4). Kontrak Bagaimana kalau menjelang makan siang? Kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat, mas ingin jam berapa? Dan dimana tempat kita berdiskusi?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 4
Masalah
: Halusinasi pendengaran
SP
:4
Hari/Tgl
: ...........,.......... 2018
Ruang
: ......
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : Klien mengatakan mendengar suara – suara bisikan angin dan air DO : - Klien menyendiri di atas kasur - Ekspresi klien murung 2. Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori
: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya Tujuan khusus 5 : 1). Klien dapat mengetahui penggunaan obat yang diberikan. 4. Tindakan Keperawatan 1). Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2). Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur 3). Menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Orientasi Salam terapeutik “Selamat siang mas? Bagaimana perasaan mas hari ini?Apakah suara suara bisikan itu masih muncul? Apakah sudah di pakai cara yang kita pernah latihan ? apakah jadwal kegiatan nya sudah di laksanakan? Apakah siang ini sudah minum obat? Baik mas, hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat obatan yang mas minum. Kita akan diskusi selama 15 menit sambil menunngu makan siang. Disini saja ya mas??” Fase kerja “ Mas, apakah ada perbedaan setelah minum obat secara teratur? Apakah suara suara itu berkurang? Minum obat sangat penting mas, supaya suara suara bisikan yang biasanya mas dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi.“ sekarang akan saya jelaskan obat yang mas minum” Berapa kali mas minum obat? Bagus sekali, iya betul mas minum obat 2 kali sehari.Berapa macam obat yang mas minum? Ini yang cokelat tua (Merlopam) untuk menghilangkan suara – suara yang orange untuk gunanya untuk pikiran biar tenang.Kalau suara – suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan. “kalau minum obat mas minta sendiri ke perawat atau mas masih diberi perawat?. Bagus … mas harus minta sendiri obatnya ke perawat, agar mas tau manfaat dan kegunaan obat bagi mas ?“ dengan minum obat mas mungkin akan merasakan perasaan ngantuk, lemas, dan pengen tidur terus, tapi jangan khawatir, perawat akan selalu melihat keadaan mas. Ada 5 hal yang harus diingat saat mas minum obat yaitu: benar obat, benar orang, benar cara, benar waktu dan benar frekuensinya. Ingat ya mas?“ bagus ..? Fase terminasi 1). Evaluasi subyektif “ Bagaimana perasaan mas setelah kita bercakap cakap tentang obat?”sudah berapa cara yang kita lakukan untuk mencegah suara suara?
2). Evaluasi obyektif “Coba sebutkan berapa kali mas minum obat ? Bagus, mas langsung minta obat jika waktu pemberian obat sudah tiba karena mas sudah paham tentang obat – obatan.
3). Rencana tindak lanjut “ Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan, jangan lupa pada waktunya minum obat pada perawat atau keluarga kalau berada di rumah.”. 4). Kontrak “ Baiklah mas, besok kita bertemu lagi untuk melihat manfaat cara mencegah suara yang telah kita bicarakan, mas besok ingin jam berapa? Baik mas, sampai jumpa besok lagi”
BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan teori gangguan persepsi sensori halusinasi yang telah dijelaskan didalam tinjauan pustaka dan studi kasus pada sdr.A dengan gangguan persepsi sensori halusinasi yang berada diruangan Camar di dapatkan data sebagai berikut:
Aspek Definisi
Teori
Kasus kelolaan
Salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien Klien
kadang-kadang
mengalami perubahan persepsi sensori, seperti mendengarkan
suara
merasakan sensasi palsu yang berupa suara, angin dan Air. penglihatan,
pengecap,
perabaan,
atau
penghidupan. Klien merasa stimulus yang sebetulnya tidak ada Selain
itu,
perubahan
persepsi
sensori:
halusinasi juga bisa diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu obyek, gambaran, dan pemikiran yang sering terjadi tanpa adanya rasangan dari luar meliputi semua system penginderaan
(pendengaran,
penglihatan,
penciuman, perabaan, dan pengecapaan) Pasien memiliki ciri-ciri gangguan persepsi sensori halusinasi sesuai dengan definisi gangguan persepsi sensori halusinasi yaitu klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghirupan. Klien merasa stimulasi yang sebetulnya tidak ada. Tanda dan
Menarik diri
Klien
gejala
Tersenyum sendiri
menyendiri,
Bicara sendiri
dan tidak bisa tidur
Memandang satu arah
mendengar suara angin dan air
sering melamun,
Menyerang tiba-tiba
Arah gelisah
Pada halusinasi dengar karakteristiknya yaitu:
Mendengar suara-suara atau bisikan, paling sering suara orang.
Suara
berbentuk
kebisingan
yang
kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau
lebih
tentang
orang
yang
mengalami halusinasi
Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar disuruh
perkataan
untuk
bahwa
melakukan
klien
sesuatu,
kadang-kadang dapat membahayakan. Berdasarkan tanda dan gejala dari teori yang ditemukan di atas, pasien memiliki tanda gejala gangguan persepsi sensori halusinasi. Hal ini membuktikan pasien mengalami halusinasi khususnya yaitu halusinasi pendengaran. Faktor
Factor predisposisi adalah factor resiko yang Faktor klien mengalami
predisposisi
mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang gangguan dapat
dibangkitkan
oleh
individu
untuk sensori
mengatasi stress. Factor predisposisi dapat adalah meliputi:
Faktor perkembangan
Faktor sosio kultur biokimia
Faktor psikologis, dan
Faktor genetik
persepsi halusinasi klien
memiliki
tidak riwayat
gangguan jiwa.
Berdasarkan faktor predisposisi yang ada. Hal ini sudah membuktikan klien memiliki faktor yang memang dimiliki oleh klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi Sumber
Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan Kemampuan
koping
strategi seseorang. Individu dapat mengatasi : jika ada masalah klien stress
dan ansietas
dengan menggunakan tidak
mau
personal
bercerita
sumber koping yang ada di lingkungan. kepada siapapun dan Dukungan social dan keyakinan budaya dapat lebih banyak di pendam membantu seseorang dapat mengintegrasikan sendiri. pengalaman yang menimbulkan stress dan Dukungan sosial : mengadopsi strategi koping yang efektif
klien
tidak
pernah
bercerita
tentang
masalahnya
kepada
pasien
lain
kadang
tetapi temannya
bertanya tetapi tidak di jawab. Keyakinan positif : Klien
memiliki
kemauan untuk sembuh dan cepat pulang. Dapat disimpulkan bahwa klien memiliki keyakinan positif yang dapat memotivasi klien untuk melakukan usaha untuk sembuh Mekanisme
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang Mekanisme
koping
koping
diharapkan pada pengendalian stress, upaya yang di gunakan Sdr. A penyelesaian masalah secara langsung dan adalah maladaptive. mekanisme pertahanan lain yang digunakan Terbukti klien berbicara untuk melindungi diri.
dengan satu klien saja yang ada di ruangan, dan klien menghindar dari klien yang lainnya.
Mekanisme koping pasien adalah maladaptive
Dari pengkajian yang telah di lakukan, gangguan yang paling menonjol adalah gangguan persepsi sensori halusinasi.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Setelah membandingkan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Sdr.A dengan gangguan persepsi sensori halusinasi. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Terdapat persamaan antara teori dasar gangguan persepsi sensori halusinasi dengan pasien kelolaan gangguan persepsi sensori halusinasi baik secara definisi, tanda dan gejala, sumber koping, mekanisme koping.
2. Membina hubungan saling percaya dengan klien gangguan persepsi sensori halusinasi merupakan tindakan utama yang harus dilakukan oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi 3. Melatih klien berkenalan dan berinteraksi dengan orang lain secara terus menerus penting dilakukan untuk mengatasi gangguan persepsi sensori halusinasi
5.2 Saran Dari kesimpulan diatas kami menyarankan sebagai berikut: 1. Dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi hendaknya hubungan salin percaya dilakukan secara bertahap, mulai dari perawat kemudian perawat lain serta pada klien lainnya 2. Kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secara konsisten 3. Memberikan reinforcement positif setiap melakukan kegiatan