MAKALAH PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah KDK Gadar II
DISUSUN OLEH : RENNY ANDRIYANTI NIM. 1501470006
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG 2018
Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegakkan suatu diagnose penyakit klien atau pasien. Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk mengatasi masalah. Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu : USG, RONTGEN, PAP SMEAR, ENDOSKOPI, KOLONOSKOPI, CT.SCANING, MMAMOGRAFI, EEG, EKG. Jenis-jenis spesimen yaitu pemeriksaan darah, urine, feses, sputum. Sumber kesalahan diagnostic yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan dalam interpretasi dan analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan dalam pernyataan diagnostik.
Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan study pustaka dan via internet, yang artinya penulis mengunjungi perpustakaan yang ada di Poltekkes Kemenkes Malang kampus 2 dan di website untuk mencari berbagai referensi untuk melengkapi data dalam membuat makalah ini.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pengertian Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia ( Gordon,1976 dalam nursalam, 2004;59 ) Persiapan Pemeriksaan Diagnostik Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa, karena itu perlu diketahui factor ysng mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Ambarwati,2010) Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu : A.
Pra instrumentasi
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi : 1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.
2. Persiapan Penderita a) Puasa Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma b) Obat Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematology misalnya : asam folat, vit B12 dll. c) Waktu Pengambilan Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien rawat inap. d) Posisi Pengambilan Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi volume plasma 10%.
B.
Interpretasi Data 1. Menentukan aspek positif klien Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi. 2. Menentukan masalah klien Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan. 3. Menentukan masalah klien yang pernah dialami Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan infeksi tersebut. 4. Menentukan keputusan Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan.
C.
Validasi Data Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
( Iyer, taptid dan Bernochi – Losey dalam nursalam, 2004 ; 66 )
Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/specimen 1. DARAH Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen darah. Antara lain : a) Darah Rutin :
Hemoglobin/HB : Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
Hematokrit/HT : Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
Trombosit : Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
b) Darah Kimia :
SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase ) : Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler. Cara : - ambil darah + 5- 10 ml dari vena - masukan pada tabung - hindari hemolisis - berikan label dan tanggal
Albumin : Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar , gangguan ginjal. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan pada tabung - berikan label dan tanggal
Asam Urat : Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan kehamilan. Cara : - ambil darah + 5-7ml dari vena - masukan pada tabung - berikan label dan tanggal
Bilirubin :Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma, hepatitis. Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan pada tabung - hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
Ekstrogen : Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause dan pasca menopause. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan pada tabung
Gas Darah Arteri : Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/ gangguan metabolic. Cara : - ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan hepain. - berikan label dan tanggal
Gula Darah Puasa : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya diabetes. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan ke dalam tabung - puaskan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan
Gula Darah Postprandial : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes, pemeriksaan dilakukan setelah makan. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah makan pagi/ siang - masukan ke dalam tabung
Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG ) : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan ke dalam tabung - berikan label dan tanggal
2.
URINE Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen urine. Antara lain :
Asam urat : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia. Cara : - tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung -
berikan label dan tanggal pengambilan
Bilirubin : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit hepar dan kanker hepar. Cara : - gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirubiuria. - tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos- cellulose. - masukan tablet dan tambahan 2 tetes air - hasil positif jika warna biru/ ungu - hasil negative jika warna merah
Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan Cara : - anjurkan puasa 8-12 jam cairan - ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14 jam. - berikan label dan tanggal
3.
FESES Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti, salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll. Persiapan dan Pelaksanaan :
4.
1.
Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
2.
Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
3.
Feses jangan dicampur dengan urine
4.
Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
5.
berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
SPUTUM Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman. Persiapan dan Pelaksanaan : 1.
Siapkan wadah dalam keadaan steril
2.
Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan
3.
Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum
4.
Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
5.
Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi yang ada pada botol
penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari berturut turut.
Persiapan Pemeriksaan Diagnostik 1.
Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal. Persiapan dan Pelaksanaan : 1.
Lakukan informed consent
2.
Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG aorta
abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pancreas. 3.
Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG
4.
Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang diatas permukaan kulit.
5.
Lakukan antara 10-30 menit
6.
Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah
7.
Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.
8.
Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga,
pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong. 9.
Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan
10. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala.
2.
RONTGEN
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka. Persiapan dan Pelaksanaan : 1.
Lakukan informed consent
2.
Tidak ada pembatasan makanan / cairan
3.
Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
4.
Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar x.
5.
Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung.
6.
Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.
7.
Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum pelaksanaan foto.
8.
Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada daerah fraktur.
3.
PAP SMEAR ( Papanicolaou Smear )
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi. Persiapan dan pelaksanaan : 1.
Lakukan informed consent
2.
Tidak ada pembatasan makanan dan cairan
3.
Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina ( pembersihan vagina dengan zat lain) memasukan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang- kurangnya 24 jam
4. 5.
Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina . Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca mikroskop dan dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.
6.
4.
Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan
MAMMOGRAFI
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik. Persiapan dan Pelaksanaan : 1.
Lakukan informed consent
2.
Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
3.
Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
4.
Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
5.
Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x.
6.
Lalu lakukan pemeriksaan
5.
ENDOSKOPI
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna. Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer
6.
KOLONOSKOPI
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon. Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll
7.
CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta khusus. Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
8.
EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak ( melihat kelainan pada gel. Otak) Indikasi : epilepsy, trauma capitis Dengan memasangkan elektroda pada bagian kepal klien.
9.
EKG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system hantaran/konduksi dari jantung indikasi : MCI, Angna fektoris, gagal jantung.