Antropometri & Material Finishing.docx

  • Uploaded by: Dita w
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Antropometri & Material Finishing.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,827
  • Pages: 14
PENGERTIAN Antropometri (dari Bahasa Yunani άνθρωπος yang berati manusia and μέτρον yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"), dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metron” yang berarti ukuran. Secara definitifanthropometri dinyatakan sebagai suatu studi yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri fisik, massa, dan kekuatan tubuh. Pengertian anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia berupa ukuran, bentuk dan kekuatan, serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Istilah anthropometri berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitive antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu: 1. Umur/Usia Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. Manusia dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu : a. Balita

d. Dewasa, dan

b. Anak-anak

e. Lanjut usia.

c. Remaja 2. Jenis kelamin (sex) Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.

3. Suku bangsa (etnik), Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. 4. Sosio ekonomi, Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang. 5. Posisi tubuh (posture), Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran. 6. kehamilan pada wanita Faktor kehamilan pada wanita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri yaitu terutama pada tebal perut dan tebal dada. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk wanita hamil berbeda dengan data antropometri wanita lainnya. 7. cacat tubuh secara fisik Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri. Seperti, orang normal dan orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan. Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal. DATA ANTHROPOMETRI Untuk memudahkan dalam melakukan pengukuran dalam anthropometri, pengukuran dibagi menjadi dua bagian antara lain: 



Anthropometri statis (struktural) Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini diantaranya: tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu, tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki, dan tinggi mata pada posisi duduk Anthropometri dinamis (fungsional), Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Untuk mengukur data anthropometri dinamis terdapat tiga kelas pengukuran yaitu sebagai berikut: 1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas, contohnya mempelajari performansi kerja. 2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja. 3. Pengukuran variabilitas kerja. Persentil Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th persentil sebagai batas-batasnya. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri ada pada tabel berikut. PRINSIP – PRINSIP PENERAPAN DATA ANTROPOMETRI Prinsip – prinsip penerapan data antropometri adalah : 1. Prinsip perancangan bagi individu dengan ukuran ekstrim. Berdasarkan prinsip ini, rancangan yang dibuat bisa digunakan oleh individu ekstrim yaitu terlalu besar atau kecil dibandingkan dengan rata- ratanya agar memenuhi sasaran, maka digunakan persentil besar (90th, 95th atau 99th percentile) atau persentil kecil (1st, 5h atau 10th percentile) 2. Prinsip perancangan yang bisa disesuaikan. Disini, rancangan bisa diubah – ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel untuk diaplikasikan pada berbagai ukuran tubuh (berbagai populasi). Dengan menggunakan prinsip ini maka kita dapat merancang produk yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen. Misalnya kursi pengemudi pada kendaraan. 3. Prinsip perancangan dengan ukuran rata – rata. Rancangan didasarkan atas rata – rata ukuran manusia. Prinsip ini dipakai jika peralatan yang didisain harus dapat dipkai untuk berbagai ukuran tubuh manusia. Disain dengan prinsip ini dapat dikatakan perancangan dengan persentil 50. Masalahnya adalah bahwa dapat dikatakan sangat sedikit atau tidak ada yang namanya individu rata – rata sehingga perancangan berdasarkan prinsip ini memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi. Perancangan berdasarkan ukuran rata-rata dapat menggunakan data persentil 95-th untuk ,mendsain peralatan dengan ukuran maksimum. Sedangkan untuk ukuran minimum digunakan data persenti kecil dari persentil 10-th. METODE PERANCANGAN DENGAN ANTROPOMETRI Tahapan perancangan /disain dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum adalah sebagai berikut (Roevuck,1995):

1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement) 2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai 3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya 4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil) 5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai 6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai 7. Pengambilan data 8. Pengolahandata - Uji kenormalan data - Uji keseragaman data - Uji kecukupan data - Perhitungan persentil data 9. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan - Posisi tubuh secara normal - Kelonggaran (pakaian dan ruang) - Variasi gerak Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : 1. Perancangan areal kerja (work station,tata ruang, dll). 2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll). 3. Perancangan produk-produk konsumtif ( kursi, meja, dll). 4. Perancangan lingkungan fisik.

MATERIAL FINISHING EKSTERIOR Fasad atau tampak bangunan merupakan bagian utama bangunan yang paling banyak dilihat orang. Dengan tampak sebagai elemen utama yang dominan, akan membantu dalam membentuk citra dan karakter penghuni. FINISHING BANGUNAN : Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan gedung, jembatan, jalan maupun sebuah kegiatan lainnya. Pekerjaan finishing adalah upaya untuk menghaluskan dengan menambah beberapa assesoris sehingga bangunan tersebut menjadi lebih indah. Dengan melihat pemahaman tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan dalam rangka menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah bangunan atau konstruksi tersebut Kemampuan kita dalam menentukan material yang dipakai, ataupun jenis finishing yang kita pilih akan sangat membantu memperkuat ketahanan tampak luar bangunan terhadap iklim dan cuaca yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan. Ancaman terbesar yang dihadapi oleh bangunan yang berada di iklim tropis adalah: - Panas matahari yang bersinar sepanjang tahun - Kelembapan udara yang tinggi - Terpaan air hujan Ketiga hal tersebut bakal mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti fasad berlumut, bangunan yang retak-retak kecil pada dinding, dan warna bangunan menjadi mudah pudar baik pada dinding, cat, maupun kusen-kusennya. FUNGSI PEKERJAAN FINISHING. Berdasar penjelasan diatas maka pekerjaan finshing cukup mahal namun tetap dibutuhkan sebab pekerjaan tersebut memberi nilai tambah dari sebuah konsep membangun dari sebuah kegiatan pemabngunan. Adapun fungsi dari pekerjaan finshing adalah :    

Menambah nilai estetika pada sebuah objek atau gedung agar terlihat menarik dan indah Merapikan setiap bagian konstruksi agar terlihat sempurna sesuai dengan standar yang beralku. Melapisi bagian-bagian yang harus ditampilkan dengan bahan lain agar bagian tersebut diganti dengan bahan lainnya. Menambah keawetan bangunan gedung.

JENIS PEKERJAAN FINISHING a. Pekerjaan finishing basah yaitu pekerjaan finishing yang dalam aplikasinya menggunakan air sebagai medianya yang meliputi pasangan batu bata, plesteran,acian, pasangan tegel keramik, pasangan granit dan pekerjaan pengecatan.

b. Sedangkan pekerjaan finishing kering yaitu pekerjaan yang dalam aplikasinya tidak menggunakan air sebagai medianya yang meliputi : pekerjaan Wall Paper, dinding partisi, karpet, dinding enamel dll. JENIS MATERIAL FINISHING BANGUNAN : 1. Material alami Merupakan material yang berasal dari alam dan dapat langsung di gunakan sebagai material finishing bangunan. Material dari alam ini terkadang telah di Potong dengan ukuran yang standar untuk memudahkan dalam meng aplikasikannya. Contoh : -batu alam 2. material Proses Yaitu material yang di buat dari bahan alami tetapi telah melalui proses untuk siap di gunakannya. Contoh : -kayu lapis/multiplek -Batu bata 3. Material sintesis Merupakan material yang terbuat dari bahan-bahan sintesis/kiimia yang tidak ada di alam kemudian di olah untuk dapat di aplikasikan menjadi bahan bangunan. Contoh : -kaca PERTIMBANGAN YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM MEMILIH MATERIAL BANGUNAN : a.

Fungsi dan jenis bangunan

b.

Penggunaan untuk interior dan eksterior

c.

Konsep dan gaya bangunan

d.

Ukuran dari sebuah bangunan

e.

Biaya dalam membangun

f.

Perawatan material finishing

Finishing Dinding 1.

Tali Air atau Sulur-sulur

Model tekstur yang paling banyak digunakan adalah jenis tali air atau sulur-sulur.’Tali air adalah sebuah teknik membuat tekstur pada permukaan dinding bangunan. Tekstur ini hanya berupa cekungan atau tambahan plesteran yang membentuk garis lurus. Jenis ini terbuat dari bahan adukan dengan komposisi lebih banyak semen dan sedikit pasir. 1.

Relief

Dinding dapat juga dijadikan media untuk membuat karya seni dengan menggunakan model tekstur relief. Bentuk gambar yang terdapat pada relief dapat merupakan sebuah illustrasi, penanda, lambang, atau tidak berarti sama sekali, berupa hiasan dengan bentuk hewan ataupun tumbuhan. Teknik lainnya adalah dengan membuat ukiran pada bahan batu alam yang keras, seperti batu candi dan batu palimanan. Kemudian batu ini ditempelkan sebagai bahan pelapis dinding. C. Kamprot Kamprot merupakan teknik melapisi pasangan dinding bata atau pasangan dinding tembok lainnya dengan adukan plesteran yang kasar. Teknik pembuatannya dengan cara melemparkan adukan plesteran melalui kawat ayakan pasir yang dibentangkan di depan dinding yang akan dikamprot. Plesteran dibiarkan mengering tanpa diratakan terlebih dahulu. Hasilnya, dinding yang dikamprot akan mempunyai tekstur yang kasar. Selanjutnya permukaan dinding ini diproses finishing menggunakan cat tembok. D. Permukaan Maju dan Mundur Model penyusunan bata merah ekspos juga dapat membuat tekstur yang unik pada dinding. Caranya, pasanglah batu bata dengan posisi yang seharusnya, rebah dan memanjang. Kemudian setiap lima buah bata, selingi dengan pasangan berposisi rebadan melebar, lalu teruskan dengan posis rebah dan memanjang kembali. Dengan demikian akan terbentuk pasangan dinding bata merah ekspos yang menjorok keluar pada beberapa bagian permukaannya. Dinding pun berkesan maju dan mundur. Bata merah ekspos digunakan agar tidak memerlukan plester dan acian untuk finishing-nya. E. Finishing Acian - Finishing Acian Menggunakan Kuas Setelah diberi plester adukan semen dan pasir, proses pelapisan dinding dapat dilanjutkan dengan teknik acian menggunakan kuas. Sapuan kuas pada acian dinding akan menimbulkan tekstur berupa jejak yang cukup menarik. Dianjurkan untuk menggunakan jenis semen instan agar diperoleh hasil yang lebih baik, lebih rata, dan lebih rapi. - Finishing Acian Menggunakan Rol Proses ini hampir sama dengan teknik kuas. perbedaannya hanya pada penggunaan alat. Acian yang digunakan harus bersifat lebih cair agar dapat dioleskan menggunakan rol. Teknik ini akan menghasilkan dinding dengan permukaan yang lebih rata tapi memiliki tekstur. F. Bentuk Custom-Made Banyak hal lain yang juga dapat diterapkan pada proses pembuatan dinding, seperti membentuk tekstur dengan menggunakan kape dan plamir tembok. Beberapa contohnya, antara lain: •



Bentuk Cacing (curve), didapat dari plamir tembok yang dibuat agak melengkung, pendek, dan menyebar secara merata pada dinding. Tampilannya seakan-akan terdapat ratusan cacing pada permukaan dinding. Bentuk Gelombang/Bentuk Sisik. diperoleh dari sapuan kape atau kuas dengan bentuk 1/2 lingkaran yang dipasang berbaris seperti sisik ikan.

G. Dinding Alumunium Composie Panel Saat ini sudah menjadi solusi untuk finishing bagian facade (Kulit Luar) bangunan bisa di sebut juga (Casing) bangunan, selain itu juga bisa dikombinasikan seperti Kusen Aluminium, Kaca, dan Stainless Steel yang memberi kesan modern dan elegan. sehingga telah dipercaya mempercantik gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, Showroom, Pabrik, Ruko, rumah tinggal dan fasilitas umum lainnya seperti rumah sakit, tempat ibadah, dan pom bensin (SPBU). H. Batu alam Penggunaan batu alam menghasilkan tampilan yang estetis. Biasanya diaplikasikan pada dinding outdoor seperti untuk aksen pada dinding fasad depan di Teras atau bisa juga pada dinding Taman dan area Kolam. Meskipun demikian, bisa juga dijadikan lapisan untuk dinding dalam rumah. Aplikasinya bisa saja hanya pada bidang tertentu saja, bukan di seluruh dindingnya. Misalnya sebagian dinding ruangruang seperti Kamar Tidur, Dapur, Ruang Keluarga, Ruang Makan, bisa juga diaplikasikan sebagian dengan lapisan batu alam dan lain-lain. Terpenting dalam memasukkan unsur batu alam sebagai aksen, sesuaikan dengan arsitektur bangunan dan jenis material yang dipilih.

1.

Keramik

Umumnya keramik digunakan untuk melapisi lantai. Namun kali ini kami perkenalkan juga pemakaian keramik untuk dinding. Untuk area yang sering terkena air seperti Dapur dan Kamar Mandi, sudah umum kita temui penggunakan keramik untuk melapisi dinding. 1. Cat Finishing yang paling umum dan paling sederhana kita lakukan adalah mengecat dinding menjadi berwarna, sesuai dengan selera kita. Selain selera, strategi mengecat juga bersifat fungsional, seperti untuk memberi suasana tertentu pada interior, membuat rumah terlihat luas, terasa lebih tinggi, lebih cerah dan lain-lain. Mengecat bisa juga dengan kombinasi warna pada ruangan. Dalam hal ini mengecat salah satu dinding dengan warna berbeda dari ketiga sisi lainnya. Dengan cara ini, kesan yang ditimbulkan pada ruangan bisa berbeda. Selain cat polos, kita juga bisa menciptakan motif tertentu pada dinding dengan mengecatnya menggunakan metode tertentu, seperti metode mentutulkan kuas atau spons, serta melakukan gerakan khusus pada kuas ketika mengecat, sehingga menghasilkan motif tertentu 2. Wallpaper Wallpaper terbagi menjadi beberapa jenis tergantung pada bahan pembuatnya seperti kertas, vinil, non woven, aluminium foil dan natural weaves. Selain itu variasi lain dari wallpaper, pada warna dan motifnya. Wallpaper bisa diaplikasikan ke seluruh permukaan dinding, bisa juga hanya pada bagian tertentu saja, misalnya memberi aksen border. Wallpaper motif daun, bunga, garis, abstrak dan lainnya tersedia di pasaran, bisa disesuaikan dengan penataan interior di rumah Anda. 3. Panel Terdapat banyak variasi panel dekorasi dinding, baik yang sudah jadi, tinggal dipasang, maupun yang harus dikreasikan pemilik rumah. Umumnya panel dekoratif terbuat dari material kayu dan gypsum. Di permukaan panel ini kita dapat berkreasi, dengan memberi lapisan wallpaper, dibuat menjadi padded

wall hingga diukir menjadi carving panel. Panel pada Foyer ataupun Ruang Tamu, pilih yang bermotif kontras agar terlihat eye catching. Di ruang keluarga, panel dapat dijadikan backdrop di area teve. Di ruang tidur, panel dipajang di dinding atas headboard. Panel wallpaper saat ini banyak ditemui di rumah-rumah Modern Kontemporer. Panel wallpaper ini juga berguna untuk menutupi cacat pada dinding yang diakibatkan retak rambut atau lembab. Panel wallpaper memiliki desain yang sangat beragam sesuai keinginan. Carving panel dapat diaplikasikan di semua bagian interior, seperti menjadi partisi, dekorasi dinding, panel pada furnitur dan lain-lain. Keunikkan carving panel dibanding partisi lainnya, terletak pada ukiran (carving) yang tembus. Hasil carving-nya dapat dimanfaatkan sebagai ventilasi atau lubang pencahayaan dan penghawaan. Carving, merupakan salah satu cara membuat panel tampil beda. Kalau panel yang biasa memberi efek 2 dimensi, carving panel tampil 3 dimensi. Tak hanya dapat dinikmati di satu arah, namun juga dua arah (depan belakang). 1.

Jenis-jenis batu bata

1.

Bata Ringan

Bata ringan merupakan material modern pengganti batu bata merah. Jika batu bata merah dikerjakan secara home industry dengan kualitas bervariasi. Bata ringan dihasilkan melalui proses teknologi modern aerasi dan autoklaf, sehingga dipastikan bermutu tinggi. Beberapa keunggulan penggunaan bata ringan, kuat, tahan api, tahan air dan kedap suara. Karena didesain secara ergonomis, menggunakan

1.

Bata Merah

Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua tanah lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu. 1.

Bata Muka (facing brick)

· Bata jenis ini mempunyai kemasan pada permukaannya yang bertekstur, berpasir atau licin serta mempunyai warna atau corak yang sama. · Bata jenis ini tidak perlu diplaster dan digunakan untuk keperluan kecantikkan yang menunjukkan permukaan batu-bata yang menarik. 1.

Bata Teknik (engineering brick)

·

Bata teknik ialah bata yang padat

e. Batu Bata Api (refraktori) Bata api ialah jenis bata khusus, yang digunakan untuk mengalas atau melapik lubang cerobong, dandang dan tanur, atau kerja-kerja lain di mana keadaan tahan panas diperlukan. - Material refraktori diharapkan dapat tahan terhadap temperatur tinggi, tahan terhadap korosi slag cair, logam cair dan gas-gas agresif, siklus termal (thermal cycling), tahan terhadap benturan dan abrasi dengan hanya sedikit perawatan.

Refraktori didefinisikan sebagai material konstruksi yang mampu mempertahankan bentuk dan kekuatannya pada temperatur sangat tinggi dibawah beberapa kondisi seperti tegangan mekanik (mechanical stress) dan serangan kimia (chemical attack) dari gas-gas panas, cairan atau leburan dan semi leburan dari gelas, logam atau slag [Hancock, 1988 ]. - Refraktori dibuat dari berbagai jenis material terutama keramik yang mana termasuk bahan-bahan seperti alumina, lempung (clay), magnesia, chromit, silicon karbida dan lain-lain. Refraktori digunakan untuk mengkonstruksi atau melapisi struktur yang berhubungan dengan temperatur tinggi, dari perapian sampai blast furnace. 1.

Batu Bata Pasir Kapur (kalsium silikat)

Bata cetak pasir kapur tanpa pembakaran merupakan bahan bangunan alternatif pengganti batu bata dari tanah liat yang pembuatannya memanfaatkan tanah pertanian dan merusak lingkungan. Untuk pengujian kuat tekannya dibuat beberapa macam komposisi pasir dan kapur dengan perbandingan 1 kp : 3 ps, 1 kp : 4 ps, dan 1 kp : 5 ps. Komposisi 1 kp : 3 ps, pada umur 28 hari menunjukkan kuat tekan yang lebih baik (kualitas II) pada pengujian tanpa perendaman benda uji. Pada pengujian benda uji dengan perendaman selama 24 jam ternyata kuat tekannya lebih rendah. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kuat tekan bata 1 kp : 4 ps, dan 1 kp : 5 ps. 5. Jenis-jenis Bahan Praktisi Dinding a. Papan gypsum Material ini sebenarnya unggul untuk membuat plafon, namun papan gypsum juga praktis untuk pembentukan dinding, baik dinding dalam (interior) maupun dinding luar (eksterior). Gypsumbisa diaplikasikan sebagai dinding dalam atau sebagai pembatas ruang (partisi). Hanya saja dinding dengan material ini tidak dapat menahan beban konstruksi bangunan. Dinding yang bagian dalam, bukan konstruksi bisa menggunakan papan gypsum sebagai pengganti penggunaan batu bata merah. Penggunaan papan gypsum untuk pemisah ruang ini bisa menghemat pemakaian semen dan pasir atau perekat lain, karena bentuknya yang lebar seperti papan. Yang harus dilakukan adalah membuat sistem rangka sebagai konstruksi dinding. Keunggulan papan gypsum mempunyai tingkat kemampuan akustik (Nouise Reduction Coefisien) tinggi dan daya serap suara yang sangat baik. Untuk Dinding luar (eksterior) gypsum digunakan sebatas menggantikan fungsi plester dan acian pada permukaan dinding bagian dalam bata, bukan panel dinding secara utuh seperti dinding dalam. Gypsum untuk dinding luar menggantikan dalam dinding, sehingga waktufinishing bisa lebih cepat dan hasil akhir jauh lebih baik. Untuk memperkuat sambungan pada sudut luar gypsum, terdapat UB Steel yakni paper tape dengan proteksi plat metal, sehingga jika terjadi benturan akibat benda keras tidak akan merusak papan gysum. b. Papan semen bertekstur kayu (woodplank) Bahan kayu lebih dulu dikenal masyarakat sebagai material untuk membangun rumah. Namun seiring perkembangan zaman, kayu tidak bisa lagi sembarangan diambil dan diproduksi. Kini, material yang bersahabat dengan alam, praktis dan efektif cenderung jadi pilihan. Salah satunya, papan semen bertekstur kayu (woodplank). Material ini memiliki banyak keunggulan, di antaranya tahan air, tahan api dan anti rayap.

Woodplank bermotif dan bertekstur kayu alami yang indah. Kesan kayunya sangat menonjol dengan urat-urat kayu yang terekspos. Mudah diaplikasikan sebagai dinding eksterior maupun interior, juga untuk plafon dan pagar. Mudah juga untuk mengganti warnanya sesuai keinginan, cukup dicat dengan cat eksterior berbahan dasar air. Tersedia dalam berbagai dimensi 250 x 20 x 0,8 cm hingga 405 x 30 x 0,8 cm dengan dua pilihan tipe, polos dan bertekstur. c. Batako putih ( Tras ) · Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran tersebut dicetak, lalu dibakar. Tras merupakan jenis tanah berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu gunung berapi. d. Batako semen / Batako Pres 1.

Dinding kaca

Seiring dengan meningkatnya produksi dan teknologi bahan kaca, penggunaan kaca sebagai bahan konstruksi rumah pun meningkat dari tahun ke tahun. Dulu mungkin kita hanya memakai kaca di rumah untuk jendela ataupun pintu. Namu sekarang kaca merupakan bagian dari desain eksterior maupun interior rumah. Dinding kaca bisa membuat rumah terlihat lebih luas dari aslinya. Halaman rumah yang hijau dan asri pun dapat dilihat dari dalanm rumah yang menyebabkan suasana menjadi lebih alami dan sejuk. Namun perlu dipertimbangkan juga jika dinding kaca langsung terkena sinar matahari yang akan membuat udara dalam rumah menjadi panas. G. Dinding lembaran (Cladding) Bila anda menginginkan pembuatan dinding dengan cepat, anda bisa mengganti dinding konvensional dengan dinding partisi lembaran. Macamnya juga banyak, contohnya, metal cladding, GRC atau Fiber Cement ( Kalsiboard ) untuk dinding bagian luar, dan gypsum atau multiplex untuk dinding bagian dalam. Rangkanya terbuat dari besi hollow atau baja ringan. Karena bobotnya yang lebih ringan system dinding ini cocok digunakan pada bangunan yang berdiri diatas tanah berdaya dukung rendah. Keuntungan lainnya adalah tahan gempa dan harganya pun lebih murah dari dinding konvensional. H. Dinding Kayu Karena langka dan mahalnya kayu dewasa ini, mungkin jarang sekali rumah yang memakai dinding jenis ini. Kecuali untuk rumah-rumah di pedesaan atau rumah-rumah yang sengaja desainnya bergaya country. Dinding papan kayu juga bisa digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Kelebihan dinding ini adalah untuk menciptakan suasana yang hangat dan natural. Suasana di dalam rumah pun akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah yang sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika terkena panas dan hujan. Belum lagi serangan rayap untuk daerah tropis seperti negara kita ini. I.Papan Triplek/ Multiplek Papan Multiplek dibuat dari serutan kayu yang dilapiskan secara vertical dan horizontal secara berselangseling antar lapisan, dan antar lapisan tersebut di press dengan tekanan tertentu dan di lem. 1.

Papan Kalsium

Papan Kalsium terbuat dari panel kalsium-silikat dan menggunakan serat selulosa sebagai penguat. Secara tampilan kasat mata papan kalsium menyerupai bahan plafon fibercement, namun lebih tebal dan kuat. Papan kalsium dalam proses produksinya telah mengalami pengeringan secara autoclaving, sehingga tidak mengalami muai susut. Berat jenis papan lebih berat daripada papan gypsum, namun dari sisi kekuatan dan kepadatan papan kalsium lebih padat dan kuat. Dipasaran ketebalan papan kalsium terdiri dari 6mm,9mm dan 12 mm.)

Related Documents

Latihan Antropometri
November 2019 46
Material
May 2020 52
Material
November 2019 67
Material.
May 2020 51

More Documents from ""