ANTARA FOTO BUGIL ELIZABETH WONG DENGAN VIDEO MESUM MARIA EVA
BaNi MusTajaB Jagat politik di Negeri jiran tampaknya sedang riuh dengan merebaknya foto bugil politisi oposisi Elizabeth Wong. Itulah yang ramai diberitakan belakangan ini. Sebenarnya tidak terlalu tepat dikatakan bugil. Sang politikus difoto saat tidur di sofa. Masih mengenakan kaos dan kain penutup. Namun, sebelah kakinya ditekuk ke arah sandaran sofa, sehingga tampak terbuka diantara kedua belah kakinya. Foto ramai diberitakan disebabkan pelaku pemotretan dengan sengaja membidikkan lensa kameranya ke arah pangkal kedua belah kaki tersebut. Agar objek foto menjadi lebih jelas, pelaku mengarahkan kameranya ke arah wajah perempuan yang tertidur pulas. Belum jelas siapa yang melakukan pemotretan itu. Meski ada dugaan pelakunya pacar, mantan pacar atau entah siapa. Namun yang pasti, pelaku menggunakan ponsel kamera. Terlihat dari gambar yang tidak terlalu besar pikselnya. Foto beredar melalui pesan MMS dan berlanjut ke dunia maya. POLITIKUS TERNAMA Beredarnya foto seronok (sebut saja begitu) tentu saja mengguncangkan objek dalam foto tersebut: Elizabeth Wong. Politikus ternama yang pada 10 Maret 2009 nanti genap berusia 39 tahun. Nama ini memang terdengar asing di sini. Elizabeth Wong bukan orang baru dalam kancah politik di Malaysia. Dia dikenal sebagai aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) sejak masih kuliah di Australia, anggota organisasi Hak Asasi Manusia terkemuka (SUARAM) dan Sekjen Nasional Hak Asasi Manusia Masyarakat (HAKAM) tahun 2000-2005. Pernah terlibat dalam menyiapkan ASEAN Inter-Parlementer untuk Demokrasi di Myanmar, anggota Kampanye Solidaritas HAM di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan andil pula dalam penyelesaian konflik di Thailand Selatan, Mindanao, Timor Timur dan NAD.
Singkatnya, perjalanan karir Elizabeth Wong dalam beragam urusan dalam dan luar negeri telah teruji. Dia bukan politikus karbitan (politikus yang muncul saat jelang pemilu. Usai pemilu, jika kalah, tidak terlihat lagi batang hidungnya) atau politikus beranak (politikus yang lahir karena bapak atau ibunya lebih dulu jadi politikus). Karir Elizabeth meningkat pada 2004. Dia terjun dalam kancah politik nasional di Malaysia saat bergabung dengan Partai Keadilan Rakyat pimpinan Anwar Ibrahim. Jabatan terakhir Elizabeth adalah anggota Dewan Eksekutif Negara Bagian Selangor yang mengurusi Pariwisata, Urusan Konsumen dan Lingkungan. Jabatan yang setaraf dengan menteri tersebut dilepasnya pada 17 Februari lalu. Seiring dengan semakin santernya berita seputar foto. Elizabeth juga aktif menulis tentang isu-isu sosial politik dan merupakan kolumnis di Malaysiakini.com. Karya lainnya termasuk fotografi, sejarah dan filosofi. Foto-fotonya pernah dipamerkan di Malaysia, Korea Selatan dan Australia. Sebagian karya foto Elizabeth dapat dilihat di flickr.com. Foto yang indah dan menyentuh. Lihat: http://www.flickr.com/photos/eliwong/131226683/. http://www.flickr.com/photos/eliwong/127137556/ Elizabeth dikenal pula sebagai mantan perenang nasional. Dia pun fasih berbahasa Mandarin dan Kanton. RUNTUH DALAM SEKEJAP Ibarat pepatah: malang tak dapat dicegah, untung tak dapat diraih. Begitulah nasib perempuan cerdas ini. Pada 13 Februari 2009, tiba-tiba saja semua bangunan karir yang dibangun sejak muda itu runtuh dalam sekejap bersamaan dengan beredarnya foto seronok dirinya. Perempuan berkacamata itupun tampak menangis saat konferensi pers 17 Februari lalu. Sedih dan menyedihkan. Masa depan politiknya berkabut tebal. Entah siapa pelaku jahanam yang sengaja menyebarkan foto sangat pribadi tersebut. Foto itu pun mengundang sejumlah tanya seputar apakah yang dia lakukan sebelum tertidur pulas. Bercinta dengan sang pemotret? Atau memang kebetulan saja Elizabeth tidur sangat nyenyak hingga kain penutupnya tersingkap? Dan lalu dimanfaatkan pelaku jahanam untuk mengabadikan sudut paling intim yang dimiliki wanita? Entahlah. Tentu saja ada banyak pertanyaan yang dapat dikumpulkan, dan ada banyak pula kemungkinan jawabannya. Saya tidak hendak mengumpulkan pertanyaan atau mencari kombinasi jawaban yang tepat. Biarlah itu menjadi urusan saudara kita di sana. Meski saya sangat ingin menampar pelaku jahanam itu. VIDEO TERHEBOH 2006
Tema yang mengemuka dari kasus foto seronok tersebut adalah moralitas politikus. Moralitas yang bukan dalam kaitan kriminalitas korupsi atau yang lain. Tetapi moralitas dalam hal menjaga (alat) kelamin. Kasus foto seronok ini mengingatkan saya dengan peristiwa yang kurang lebih sama pernah terjadi di negeri ini. Bukan foto seronok, tapi video porno. Tentu saja seribu kali lipat nilai jurnalistiknya dari sekadar foto. Akhir 2006, beredar video porno yang melibatkan seorang politikus dengan penyanyi dangdut. Video yang berdurasi beberapa menit itu sungguh menghebohkan. Politikus yang anggota DPR itu tampak bersama Maria Eva, sang pedangdut cantik jelita. Meski kemudian kasus itu menguap begitu saja, peristiwa itu telah mengakhiri karir politik Yahya Zain. Bangunan karirnya yang kukuh seketika runtuh. Dan nama Maria Eva sempat melambung, sebelum kemudian senyap. Mungkin itulah untuk pertama kalinya seorang politikus atau lebih tepatnya wakil rakyat yang tercebur dalam perilaku moral buruk yang terekspose ke publik. Andaikan tidak beredar video tersebut, standar moral mereka di masyarakat tentu stabil saja. Namun sedihnya, peristiwa yang secara nyata mencoreng nama baik diri sendiri, nama baik keluarga, nama baik keluarga besar, nama baik institusi, nama baik partai, nama baik DPR, dan seterusnya dan seterusnya…., tidak menjadi pelajaran berharga bagi kalangan politikus lainnya. Muncul kasus berikutnya: Max Moein bersama sekretarisnya Desy. Beritanya ramai di 2008. Lagi-lagi kasus menguap. Tetapi karir politik Max Moein di Senayan berakhir. Sebenarnya ada lagi. Tetapi isu-isu yang tidak jelas ujung pangkalnya. Misalkan suara Al Amin Nasution di telepon yang berbicara seputar wanita lain yang bukan isterinya. Terakhir, seorang caleg yang kedapatan berada di panti pijat. Itu pun tidak jelas apa yang dilakukan. Tetapi karir sang caleg tamat. Jujur saja, tidak ada standar moral yang baku dalam urusan kelamin. Berbeda dengan kasus korupsi. Politikus yang secara hukum terbukti melakukan tindak pidana korupsi, sangat jelas sangsi hukumnya. Tetapi bagaimana dengan politikus yang terjerat urusan kelamin dengan lawan jenis yang bukan pasangan nikahnya? Tampaknya belum ada sangsi hukum. Kecuali, tentu saja, sangsi moral. Berhenti atau diberhentikan. Beruntunglah mereka yang hendak mengakhiri masa jabatan, lalu terjerat urusan kelamin. Diberhentikan dengan tidak hormat, ya tidak terlalu menyedihkan. URUSAN KELAMIN Kita kembali sejenak dalam kasus foto Elizabeth. Jelas tidak ada bukti hubungan seks. Bahkan tidak ada lawan jenis dalam foto. Tetapi foto itu sudah cukup menjatuhkan standar moral Elizabeth.
Itulah sebabnya saya lebih senang menyebut urusan kelamin dan bukan perzinahan atau seks di luar nikah. Urusan kelamin atau lebih tepatnya tidak pandai menjaga kelamin sendiri dalam wadah yang resmi, bukanlah persoalan ringan yang dapat disepelekan. Mengapa demikian? Sebab dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama lagi, negeri ini akan menyelenggarakan pemilihan umum. Dengan sendirinya akan lahir politikus-politikus baru. Laki-laki dan perempuan dari berbagai latar belakang pendidikan. Latar belakang pengalaman berbeda-beda. Ada yang lajang dan berkeluarga. Ada yang menyandang gelar politikus sejak puluhan tahun lalu, tetapi ada pula yang bau kencur. Bahkan ada yang masih gemetaran bicara di depan umum. Pidato tidak becus, apalagi bikin naskah pidato. Ada pula bapak dan anak, ibu dan anak, keponakan dan paman, yang sama ingin menjadi politikus. Bersama-sama atau sendiri-sendiri, mereka berpacu keras guna mendapatkan kursi paling indah di DPD, DPRD atau DPR. Sebagian tabungan disiapkan untuk menarik pemilih. Semua itu sah-sah saja. Siapapun punya hak mewakili rakyat di negeri ini, sepanjang mengikuti koridor yang ditetapkan. Tetapi sekadar untuk mengingatkan, urusan kelamin bukan hal yang ringan. Hampir semua bangsa di Bumi ini memiliki standar dalam urusan kelamin, setidaknya untuk pejabat publik. Bill Clinton pernah terseret dalam urusan kelamin dengan Monica Lewinsky. Dan dia menangis di layar TV. Berharap rakyat memaafkannya agar terhindar dari impeachment. Padahal tidak ada bukti foto atau video. Hanya pengakuan Monica dan sejumlah saksi. Tetapi itu cukup membuat Clinton kelimpungan. Beruntung dia punya Hillary. Isteri setia yang tidak ada duanya. Kasus foto Elizabeth hendaknya menjadi pelajaran kita semua bahwa menjadi politikus tidaklah mudah. Rakyat memilih karena percaya dengan kredibilitas sang politikus. Termasuk dalam menjaga kelaminnya. Kelamin (atau kemaluan: memalukan jika dipertontonkan?) atau sering disebut juga alat vital, memang benar-benar vital. Berada diantara kedua kaki. Bilamana terjadi urusan kelamin yang tidak semestinya, maka kedua kaki melemah dan akan segera jatuh. Pedih dan perih rasanya. Sebelum menutup tulisan ini, saya ingin mengucapkan: SELAMAT ULANG TAHUN Ke - 30 MARIA EVA (21 FEBRUARI 2009)
Semoga Anda sehat selalu, segera mendapat jodoh (jika memang belum menikah), banyak ibadah, banyak beramal, banyak rezeki, banyak anak, hadir kembali di panggung dangdut dan semoga doamu di Raudhah terkabul. Amin. BaNi MusTajaB
[email protected] Jakarta Indonesia http://gus7.wordpress.com/2009/02/20/antara-foto-bugil-elizabeth-wong-denganvideo-mesum-maria-eva/#more-1211 Februari 20, 2009 - Ditulis oleh BaNi MusTajaB | berita | berita, elizabeth wong, foto bugil, gambar bogel elizabeth wong, Maria Eva, max moein, news, nude elizabeth, partai keadilan rakyat, people, PKR, politics, politik, politikus, politisi, skandal foto bugil elizabeth wong, video porno, yahya zain | & Komentar | Sunting