ANGGARAN PENGUMPULAN PIUTANG Piutang termasuk AL yang kurang likuid, karena tidak bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu. Perusahaan pada dasarnya menginginkan uang tunai,daripada memiliki jumlah piutang yg besar, karena uang kas bisa segera dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dalam sistem penjualan secara kredit, saat penjualan barang tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan kas. Oleh karena itu penjualan secara kredit perlu dibuat perencanaan kapan piutang tersebut dapat diterima kasnya. Kegiatan perencanaan penerimaan piutang menjadi uang tunai disebut Anggaran pengumpulan piutang(Receivable Collection Budget) . Budget tersebut dapat disusun berdasarkan anggaran penjualan kredit dengan memperhatikan kebiasaan pembayaran pelanggan dalam membayar piutang. Contoh:
PT “x” MERENCANAKAN MEMBUAT ANGGARAN PENGUMPULAN PIUTANG UNTUK 6 BULAN PERTAMA TAHUN 2016 ADALAH SBB: DATA PENJUALAN KREDIT:
JANUARI 100 JUTA PEBRUARI
110 JUTA
MARET
115 JUTA
APRIL
120 JUTA
MEI
105 JUTA
JUNI
125 JUTA
SYARAT PEMBAYARAN 5/10 – n/60. PENJUALAN DIANGGAP AWAL BULAN, PENJUALAN BULAN NOVEMBER DAN DESEMBER 2015 MASING-MASING SEBESAR 90 JUTA DAN 95 JUTA.
MENURUT PENGALAMAN PEMBAYARAN PIUTANG TERSEBUT ADALAH SBB: A. 30% DIBAYAR DENGAN MEMANFAATKAN MASA DISKON
B. 10% DIBAYAR PADA BULAN PENJUALAN TANPA MEMANFAATKAN MASA DISKON C. 50% DIBAYAR SATU BULAN SETELAH BULAN PENJUALAN D. 10% DIBAYAR DUA BULAN SETELAH BULAN PENJUALAN ANGGARAN PENGUMPULAN KAS JAN-JUNI 2016(000)
Bulan
Piutang
Jan
Nov
90,000 9,000
Des
95,000
Diterima Bulan Feb Mar -
April
Mei
Juni
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
47,500
9,500
38,500
50,000
10,000 -
42,350
55,000
11,000 -
-
44,275
57,500 11,500
-
Jan
100,000
Feb
110,000
Mar
115,000
April
120,000
46,200 60,000
12,000
Mei
105,000
40,425
52,500
Juni
125,000 95,000
101,850
109,275
114,700
111,925
48,125 112,625
ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG Tujuan penjualan kredit adalah agar volume penjualan meningkat, dengan naiknya volume penjualan diharapkan tingkat keuntungan juga akan naik. Penjualan kredit akan menimbulkan investasi pada piutang , dan dana yang digunakan untuk investasi piutang tentu saja mempunyai biaya dana, oleh karena itu kebijakan penjualan secara kredit perlu dianalisis apakah ada tambahan manfaat (keuntungan) yg didapat oleh perusahaan. Dalam analisis ini kita membandingkan antara manfaat dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan. Jika manfaat lebih besar daripada pengorbanannya maka kebijakan pemberian piutang dapat dibenarkan. Contoh:(1) Perush.ABC semula hanya menjual barang dagangannya dengan sistem tunai.Penjualan yg mampu dihasilkan selama setahun dengan penjualan tunai sebesar Rp 4 Milyard.
Kemudian perush merencanakan mengubah sistem penjualannya dg sistem kredit dg n/60, artinya pembeli harus membayar paling lambat selama 60 hari. Dg penjualan secara kredit diperkirakan penjualan akan meningkat cukup pesat menjadi Rp 5,4 M. Profit Margin diperkirakan 20% dan biaya dana 22% pertahun. Dari contoh tsb.bisa dicari manfaat dan biayanya. Manfaat yg diperoleh adalah sebesar tambahan laba sebagai akibat kenaikan penjualan. Sedangkan pengorbanannya adalah biaya dana sebesar 22% dari kebutuhan dana yg diinvestasikan pada piutang Sehingga manfaat dan pengorbanannya adalah sbb: Manfaat: Tambahan laba karena kenaikan penjualan: = 20% x (Rp 5,4 M – Rp 4 M) =Rp 280 juta Pengorbanan:
Perputaran Piutang = 360/60 = 6x Rata-rata Piutang
= Rp 5,4M/6 = Rp 900 juta
Dana investasi pada piutang = Rp 900jt (1-0.2) = Rp 720 juta Biaya dana untuk investasi pada piutang = 22 % x Rp 720 juta = Rp 158,4 juta Tambahan Manfaat Bersih Rp 280 juta Rp 158,4 juta Rp 121,6 juta Dengan membandingkan antara manfaat dan pengorbanan, ternyata dengan kebijakan penjualan tunai ke penjualan kredit , mendatangkan manfaat bersih sebesar Rp121,6 juta artinya kebijakan tersebut layak untuk diterapkan.
Penjualan Kredit Dengan Diskon Seringkali dalam menjual secara kredit perusahaan memberikan cash discount kepada pelanggannya jika dibayar selama jangka waktu tertentu. Diskon dimaksudkan agar para pelanggan membayar lebih awal. Misal perusahaan memberikan syarat pembayaran 4/10 – n/60 artinya akan diberikan diskon sebesar 4% jika dibayar paling lambat 10 hari setelah tgl penjualan, sedangkan jatuh temponya adalah 60 hari.Dengan demikian keuntungan yg diharapkan dengan adanya diskon adalah periode terikatnya dana dalam piutang semakin kecil. Misal: Misal dari contoh 1 perush mempertimbangkan untuk memberikan diskon kepada pelanggannya sebesar 2% jika dibayar paling lambat 20 hari atau syarat pembayarannya 2/20 – n/60, apakah kebijakan pemberian diskon tsb menguntungkan bagi perush. Atas kebijakan tsb diperkirakan 50%
akan memnfaatkan masa diskon dengan pembayaran 20 hari dan 50% akan dibayar sesui jatuh temponya. Untuk memutuskan apakah pemberian diskon ini layak atau tidak, kita menghitung tambahan manfaat dan pengorbanan antara penjualan secara kredit dg diskon dan tanpa diskon. Tambahan manfaat atas penjualan dg diskon adalah penurunan biaya dana akibat turunyya investasi pada piutang. Sedangkan pengorbanannya berupa diskon yg diberikan kepada pelanggan. Perhitungan manfaat dan pengorbanannya akan nampak sebagai berikut: Manfaat : Rata-rata pembayaran piutang= 0,5 (20) + 0,5(60)
= 40 hari
Perputaran piutang = 360:40 = 9x Rata-rata piutang = 5,4 M : 9 = 600 jt Investasi pada piutang = 600jt x (1-0,2) =Rp480jt
Penurunan biaya dana= 22% x (720jt -480jt)
= Rp 52.800.000
Pengorbanan: Diskon yg diberikan kepada pelanggan= 2% x Rp5.400.000.000,- =Rp 108.000.000,Manfaat bersih
=(Rp 55.200.000)
Setelah kita analisis ternyata manfaat bersih minus Rp 55.200.000,- artinya pengorbanannya lebih besar, sehingga kebijakan pemberian diskon tsb tidak menguntungkan. Piutang Tidak tertagih Kadang dengan kebijakan penjualan secara kredit mengakibatkan adanya sejumlah piutang yang tidak tertagih(bad debt) .Piutang tidak tertagih ini nantinya akan diperlakukan sebagai kerugian piutang dan masuk ke elemen biaya operasi dalam laporan rugi – laba. Dalam analisa kebijakan kredit, taksiran piutang tidak tertagih harus diperhitungkan sebagai pengorbanan.
Ex. Soal 1, ditaksir ada piutang yang tidak tertagih sebesar 1% dari total penjualan, maka analisa kebijakan kreditnya adalah:
Tambahan laba karena kenaikan penjualan: = 20% x (Rp 5,4 M – Rp 4 M) =Rp 280 juta Pengorbanan: Perputaran Piutang = 360/60 = 6x Rata-rata Piutang
= Rp 5,4M/6 = Rp 900 juta
Dana investasi pada piutang = Rp 900jt (1-0.2) = Rp 720 juta Biaya dana untuk investasi pada piutang = 22 % x Rp 720 juta = Rp 158,4 juta Kerugian Piutang Tidak tertagih = 1% x Rp 5,4 M = Rp 54 juta
Total pengorbanan Rp 158,4 jt + Rp 54 jt=212,4jt
Tambahan Manfaat Bersih = Rp 280 juta Rp 212,4 juta Rp 67,6 juta Ternyata apabila penjualan secara kredit tersebut ada sebagian yg tidak bisa ditagih, masih mendapatkan tambahan manfaat bersih sebesar Rp67,6 jt, artinya kebijakan kredit dapat dijalankan.