Andre Pratama Astri Oktafiyanti Faiz Dwi Bimantara Gita Herni Septa Julia Karlina Nabila Andahmusia Novita Handayani Raihany Ezi Viandi Ramdhony
Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change).
Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.
Penanaman nilai-nilai atau internalisasi karakter antikorupsi di dalam diri mahasiswa dimulai dari lingkungan keluarga. Terkadang anggota keluarga melakukan pelanggaran peraturan yang ada dalam keluarga, bahkan sampai mengambil hak anggota keluarga yang lain, kondisi ini dapat menjadi jalan tumbuhnya perilaku korup di dalam keluarga.
Kegiatan sehari-hari anggota keluarga yang dapat diamati oleh mahasiswa, contohnya : • menghargai kejujuran dalam kehidupan; • penerapan nilai-nilai religius di lingkungan terdekat, termasuk dalam aktivitas ibadah; • pemberian bantuan tanpa pamrih dan atas kesadaran sendiri; • berani mempertanggung jawabkan perilakunya; • mempunyai komitmen tinggi termasuk mentaati aturan; • berani mengatakan yang benar dan jujur.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi di lingkungan kampus dapat dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri, dan untuk komunitas mahasiswa. a. konteks individu, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi. b. konteks komunitas, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekanrekannya sesama mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi.
Berbagai bentuk kegiatan dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi kepada komunitas mahasiswa . a.
Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi 1) kampanye ujian bersih 2) sosialisasi/seminar anti korupsi 3) kantin kejujuran
b.
Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi 1) Kuliah Kerja Nyata 2) mengadakan sayembara karya tulis antikorupsi, 3) mengadakan pentas seni antikorupsi, 4) meminta pendapat masyarakat tentang pelayanan publik, 5) mendengarkan keluhan masyarakat terkait pelayanan publik.
c. Membuat kajian akademis 1) melakukan kajian-kajian akademis terhadap kebijakan pemerintah 2) Memberikan opini cerdas lewat karya tulis 3) Mahasiswa dapat bermitra dengan KPK ataupun lembaga antikorupsi lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan seminar dan diskusi terkait pemberantasan korupsi
Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan nilai- nilai antikorupsi di masyarakat sekitar. Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat di lingkungannya, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam strategi perbaikan sistem yaitu memantau, melakukan kajian dan penelitian terhadap layanan publik
Dalam gerakan antikorupsi ini mahasiswa dapat menjadi pemimpin (leader), baik di tingkat lokal maupun nasional serta memiliki kesempatan untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Hal yang penting adalah dimilikinya integritas oleh mahasiswa. Integritas adalah salah satu pilar penting sebagai pembentuk karakter antikorupsi.
Bagaimana cara agar integritas dapat ditanamkan? a. Mendalami dan menerapkan nilai-nilai agama dan etika Kesadaran akan Perbuatan korupsi adalah dosa, harta hasil korupsi adalah barang haram, membuat setiap orang lebih berhati- hati, dan tidak terjebak ke dalam perilaku korupsi. b.
Belajar dari tokoh bangsa yang memiliki integritas tinggi Mahasiswa perlu membaca kisah atau biografi tokoh tersebut untuk menjadi pelajaran dan contoh keteladanan.
b.
Berlatih dari hal-hal yang kecil Jangan berbicara tentang korupsi jika masih suka melanggar aturan lalu lintas, membuang sampah sembarangan, menyontek, melanggar hal-hal lain yang dianggap “sepele”. Integritas harus ditanamkan secara bertahap, mulai dari yang kecil dan terdekat dengan diri kita.
d. Mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama Masyarakat harus memiliki budaya malu jika mereka mengabaikan integritas. Karena itu, mahasiswa dapat mengajak lingkungan terkecilnya yaitu keluarga untuk menjunjung tinggi integritas. e. Melakukannya mulai dari sekarang Korupsi sudah menggurita dari masa ke masa maka apabila dibiarkan berlarut-larut dan berurat akar dapatlah kita bayangkan bagaimana masa depan Indonesia kelak.