A. ANATOMI FISIOLOGI KULIT,KUKU DAN RAMBUT
1.
Kulit Kulit manusia adalah lapisan luar dari tubuh. Pada manusia, itu adalah organ terbesar dari sistem
yg menutupi. Kulit memiliki beberapa lapisan jaringan ectodermal dan penjaga otot-otot yang mendasarinya, tulang, ligamen dan organ internal.[1] Kulit manusia sama dengan mamalia lainnya, kecuali bahwa itu tidak dilindungi oleh suatu bulu. Meskipun hampir semua kulit manusia ditutupi dengan folikel rambut, tampak tak berbulu. Ada dua jenis umum dari kulit, kulit berbulu dan tidak berbulu. Karena antarmuka dengan lingkungan, kulit memainkan peran penting dalam melindungi tubuh terhadap patogen[3] dan kehilangan air yang berlebihan.[4] Fungsi lainnya adalah isolasi, pengaturan suhu, sensasi, sintesis vitamin D, dan perlindungan vitamin B folates. Kulit yang rusak parah akan mencoba untuk menyembuhkan dengan membentuk jaringan parut. Ini menyebabkan kulit sering berubah warna dan depigmentasi. Pada manusia, pigmentasi kulit bervariasi antar populasi, dan jenis kulit dapat berkisar dari kering ke berminyak. Variasi kulit seperti menyediakan habitat yang kaya dan beragam untuk beberapa bakteri yang kira-kira 1000 spesies dari 19 filum. Kulit merupakan organ terbesar tubuh, mencapai 16% dari berat badan. Kulit berfungsi melindungi tubuh melindungi tubuh dari faktor-faktor eksternal dan menjaga organ-organ internal tetap utuh. Kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu : a.) Epidermis Epidermis terdiri dari epitel berlapisan gepeng yang tersusun atas 4 lapisan (basal, granular, dan bertanduk), masing-masing lapisan tersebut mencerminkan tahap-tahap maturasi keratin. Sel yang utama yaitu keratinosit, memproduksi keratin. Keratinosit kehilangan inti mereka pada lapisan granular, dan muncul dalam bentuk lempengan-lempengan datar sebagai lapisan tertanduk. Melanosit (5-10% populasi sel) berasal dari neular crest. Sel-sel mensintesis melanin dan sebagian besar terletak diwajah dan area lain yang terbuka. Sel-sel langerhans merupakan
sel dendritik, suatu antigen-presenting cells yang bersifat imonogik aktif, yang membentuk jaringan sepanjang epidermis. b.) Dermis Dermis merupakan matriks jaringan ikat penyangga yang mengandung struktur-struktur khusus. Lapisan ini tipis (0,6 mm) pada kelopak mata dan menebal (3 mm atau lebih) pada punggung, telapak tangan dan telapak kaki. Lapisan ini mengandung fibrolast, sel-sel dendritik, sel mast, magrofag, dan limposit. Glikosaminoglikan membentuk suatu matriks semi padat yang memungkinkan pergerakan struktur dermal, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, pembuluh darah, dan limfatik, serta saraf. c.) Subkutis Jaringan subkutis merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, dengan ketebalam yang bervariasi (dapat mencapai 3 cm pada abdomen)
Fungsi kulit 1.
Pelindung a.) Terhadap bahan kimia, partikel-partikel, mikroba, radiasi ultraviolet b.) Terhadap cedera mekanik c.) Terhapdap kehilangan cairan tubuh
2.
Menjaga keseimbangan/homeostatis a.) Regulasi temperatur tubuh
3.
Mobilitas a.) Raba b.) Temperatur c.) Tekanan d.) Nyeri
4.
Mobilitas a.) Memberikan permukaan yang dapat dipegang
5.
Metabolisme a.) Berperan dalam produksi vitamin D
6.
Imunitas a.) Tempat untuk survellans imun
7.
Psikologi a.) Daya tarik seksual b.) Citra diri
Gambar 0.1 struktur kulit 2. Rambut Rambut memiliki fungsi protektif dan seksual, yang tumbuh pada seluruh permukaan kulit kecuali daerah telapak tangan dan telapak kaki, glen penis dan introitus vulva. Kepadatan folikel terbanyak terdapatpada wajah. Batang rambut memiliki kutikel luar yang menutupi korteks kelompok keratinosit. Terdapat tiga jenis rambut : a.) Lanugo : halus dan panjang, ditemukan pada janin b.) Rambut velus : pendek, halus, dan berwarna muda menutupi sebagian besar permukaan tubuh c.) Rambut terminal : panjang, tebal dan berwarna gelap; ditemukan pada kulit kepala, alis mata, area pubis, aksila dan janggut. Jumlah dan jenis rambut sangat bervariasi, dipengaruhi oleh ras dan faktor genetik. Secara umum, orang Eropa memiliki rambut lurus, orang Afrika berkulit hitam memiliki rambut keriting dan orang asia timur memiliki rambut tubuh dan wajah yang lebih jarang. Orang dari daerah mediterania memiliki rambuh tubuh yang lebih banyak dibandingkan dibandingkan dengan orang Eropa Utara.
Siklus rambut Silkus normal terdiri dari pertumbuhan (anagen), istirahat (telogen) dan pengelupasan (rontok). Siklus ini berlangsung hingga 5 tahun untuk rambut pada kulit kepala, namun lebih singkat pada alis mata, rambut aksila dan rambut pubis. Rambut yang berdekatan tidak berada pada fase yang sama, namun demikian penyakit atau proses persalinan dapat mensinkronisasikan siklus rambut dan menyebabkan kerontokan sejumlah besar rambut (telogen effluvium).
Pubertas Rambut tubuh tumbuh seiring maturasi seksual, dengan variasi normal yang berbeda-beda polanya. Saat pubertas, androgen akan menginduksi rambut velus pada regio pubis menjadi rambut terminal. Gonadotropin tidak terlihat dalam proses ini, sehingga pasien dengan defisiensi gonadotropin akan keratin yang tersusun yang tersusun rapat dan keras, melindungi jari memiliki rambut pubis namun tidak memiliki perkembangan pubertas lainnya. Rambut aksila muncul 2 tahun setelah rambut pubis dan terjadi bersamaan dengan rambut wajah pada anak laki-laki. 3.
Kuku
Kuku merupakan kelompok bagian ujung. Kuku membantu genggaman dan kepekaan taktik jari. Kuku jari tangan mencapai ketebalan 0,3-0,5 mm dengan kecepatan tumbuh 0,1 mm/24 jam.
Gambar 0.2 struktur kuku
B. GEJALA SISTEM INTERGUMEN 1. Pruritus
Gambar 0.3 Pruritus Pruritus adalah sensasi kulit yang iriatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Pruritus merupakan gejala dari berbagai penyakit kulit. Pruritus merupakan gejala dari berbagai penyakit kulit. Pruritus merupakan hasil stimulasi gradiasi ringan pada serat saraf. Bila gradiasi berubah mungkin tidak akan timbul priritus, tetapi rasa nyeri. Sensivitas pruritus bervariasi, bergantung pada perbedaan perseorangan dan regio terkena. Garukan memperingan rasa gatal, karena merubah ritme impuls aferen pada korfus spinalis. 2. Psoriasis
Gambar 0.4 psoriasis Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya belum di ketahui, bersifat kronik dan residif, di tandai dengan bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapislapis dan transparan: disertai penomena tetesan lilin atau auspitsz. Kasus psoriasis makin sering
di jumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian tetapKelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang ditengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transfaran. Besar kelainan bervariasi : lentikular, nummular atau plakat, dapat berkonfluensi. Fenomena tetesan lilin adalah skuama yang berubah warnanya menjadi putih, seperti pada goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias, cara menggores dapat dengan pinggir gelas alas. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni sebanyak 50%, yang agak khas adalah ynag disebut puung nail atau nailput berupa lekukanlekukan miliar. Kelainan yang tak khas adalah kuku yang keruh, tebal bagian distaalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya.i menyebabkan gangguan kosmetik, berlebih-lebih mengingat bahwa perjalanannya menahun dan residif. Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi dari pada penduduk kulit berwarna. Dermatitis
3.
Dermatitis
Gambar 0.5 Dermatitis Tidak memuaskan. Salah satu defenisis yang cukup baik adalah : dermatitis merupakan epidermo-dermiitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak inflamasi eritrema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat sama. Penyakit bertendensiresidif dan kronik.Dermatitis merupakan reaksi alergi tipe 4, yakni respon tipe tuberkulin, yang bersifat sel mediated. Reaksi spesifik memerlukan beberapa jam untuk mencapai maksimun. Klinik biasanya baru tampak respon sesudah 24-48 jam. Pada interaksi antara antigen dan antibodi terjadi pembebasan berbagai
mediator farmakologik, misalnya histamin, serotonin, bardiknin, dan anafilaktosin. Morfologi: dermatitis madidans (basah), dermatitis sika (kering), dermatitis impetigenisata (dengan infeksi sekunder), dermatitis populosa, vesikobulosa, dan sebagainya. Bentuk: dermatitis numularis
Lokalisasi: dermatitis manus, pedis, intertriginosa, interdigitalis, dermatitis
generalisata, universal, dan sebagainya. Lama penyakit: dermatitis akut, subakut, kronik, residivans. 4. Lesi kulit vaskular:
a.) bintik merah terang dan datar dengan pembuluh darah yang menyebar dan kecil. disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, kehamilan, terapi estrogen, defisiensi vitamni B atau penyakit hati atau dapat bukan patologis. sering terlihat separuh tubuh bagian atas b.) lesi biru dan datar dengan vena yang menyebar, mengalami kaskade, atau atau linear yang mengelupas dari pusat. ukuran venous star sekitar 3-25 cm. disebabkan oleh vena superfisial. paling sering ditemukan pada dada anterior dan tungkai bawah dekat vena varikosa. terjadi akibat kapiler yang rapuh, petekia disebabkan oleh septikemia, penyakit hati, atau defisiensi vitamin C dan K. paling sering terjadi pada permukaan bergantung (mis, punggung, bokong). gangguan perdarahan, penyakit kudisan dan kerapuhan kapiler pada lansia. sering terlihat pada tungaki tangan c.) lesi berbentuk datar dengan ukuran yang bervariasi tanpa pulsasi. tidak memucat dengan tekanan pada kulit yang terang. ekimosis di mulai sebagai tanda ungu kebiruan berubah menjadi kuning kehijauan. pada kulit coklat ekimosis bervariasi biru sampai ungu. pda kulit hitan ekimoisis tampak lebih gelap. penyebabnya pelepasan pada pembuluh darah superfisial ke dalam jaringan sekitar akibat trauma, hemofilia, penyakit hati, terjadi pada semua area yang mengalami trauma dan tekanan
Gambar pemeriksaan kulit 0.5 C. TERMINOLOGI SISTEM INTEGUMEN Terminology
Definisi
Terminology
Definisi
Abses
kumpulan pus yang terisoler
Milium
Kista kecil berwarna putih yang mengandung keratin
Atrofi
Hilangnya eepidermis, dermis, atau
Nodul
keduanya, kulit tipis, berkeriput dan
Peninggian padat jaringan kulit dengan diameter >5mm
transulen, menampakkan pembuluh darah. Bula
Lesi berisi cairan dengan diameter >
Papilloma
5mm Burrow
Saluran
Penonjolan
serupa
putting
dari
permukaan kulit pada
epidermis
yang
Papula
disebabkan parasit, misalnya acarus
Peninggian padat jaringan kulit dengan diameter <5mm
pada scabies. Kalus
Hiperplasi local setempat jaringan
Petekiae
tanduk pada telapak tangan atau
Bercak punktata hemotagik dengan diameter 1-2mm
telapak kaki, akibat tekanan. Komedo
Sumbatan sebum dan keratin yang
Plak
Peninggian
jaringan
kulit
yang
menumpuk pada orifisum lubang
teraba dengan diameter >2cm dan
keluar pilosebasea yang melebar dia
tinggi <5mm
area wajah. Krusta
Eksudat
kering,
misalnya
serum,
darah atau pus, pada permukaan kulit
Purpura
Ekstravasasi
darah
yang
menimbulkan kemerahan pada kulit
berupa rongga berbatas epitel, berisi
atau membrane mukosa
cairan atau bahan semi-padat. Kista
Nodul yang berupa rongga yang
Pustule
berbatas epitel, berisi caiaran atau
Kumpulan pus yang tampak pada suatu lesi
bahan semi-padat. Ekimosis
Macula
berwarna
merah
perdarahan
ungu,
diameter>2mm
pada
atau
Skuama
dengan kulit
yang
atau
Eritema
Hilangnya
lapisan
dapat
dilepaskan
membrane mukosa Erosi
Akumulasi keratin yang menebal dengan
mudahan
menjadi
berbagai
fragmen epidermis
Skar
Penggantian
jaringan
normal
superfisial, yang tidak meluas ke
dengan jaringan ikat fibrosa pada
dermis, menyembuhkan tanpa bekas
area luka
Kemerhan pada kulit akibat dilatasi
Striae
vascular
Pita linear atrofi, berwarna putih, pink atau ungu, akibat perubahan jaringan ikat
Ekskoriasi
Abrasi superfisial, umumnya linear
Telangiektasia
akibat garukan
Pembuluh melebar
darah dan
dermis
yang
menimbulkan
lesi
yang tampak Fisura
Putusnya epidermis secara linear,
Ulkus
seringkali meluas kedermis
Daerah kulit yang hilang dengan bentuk melingkar yang meluas ke dermis
Freckle
Area
macula yang menunjukkan
Vesikel
peningkatan formasi pigmen oleh
Lesi jernih, berisi cairan dengan diameter <5mm
melanosit Likeniflikasi
Penebalan kronik kulit dengan garis
Benjolan
Papula atau plak sementara berupa
yang semakin jelas, berupa gesekan
(wheal)
edema dermis yang dapat ditekan,
atau garukan
berwarna
merah
menandakan urtikaria Macula
Area berupa perubahan warna atau tekstur pada kulit
atau
putih,
D. POLA UMUM PADA PENYAKIT RAMBUT Kebotakan rambut (alopesia) dapat bersifat total maupun persial : 1.
Alopesia yang merata. Pada pria sering dijumpai kebotakan, rambut terminal pada kulit kepala akan mengalami miniaturisasi menjadi rambut velus. Fenomena penuaan ini berkaitan erat dengan faktor bawaan dan bergantung pada kadar hormon androgen. Kebotakan rambut pada wanita yang berhubungan dengan faktor usia terjadi lebih merata. Kebotakan yang merata tanpa jaringan parut terjadi pada hipotiroidisme, hipopituitarisme dan defisiensi besi, penyakit jaringan ikat misalnya LES, pasca melahirkan atau akibat obat, misalnya obat-obat sitotoksik.
2.
Alopesia lokal tanpa jaringan parut. Pada alopesia areata terdapat area melingkar kebotakan pada kulit kepala, janggut maupun rambut alias mata. Alopesia areata dapat mengenai seluruh kulit kepala (alopesia totalis) atau seluruh rambut tubuh (alopesia universalis). Kebotakan lokal dapat disebabkan infeksi jamur, rambut yang dicabut tarikan saat menjalin rambut dan pada sifilis sekunder.
4.5 Penyebab hirsutisme Tipe
Contoh
Hipofisis
Akromegali
Adrenal
Sindrom Cushing, virilising tumours, hiperplasia adrenal kongenital
3.
Ovarium
Sindrom ovarium polikistik, virilising tumours
Obat-obatan
Androgen, progestogen
Idiopatik
Hipersensitivitas organ terhadap androgen
Alopesia dengan jaringan parut. Akibat luka bakar, infeksi berat seperti herpes zoster, liken planus dan LES dapat membuat skar pada kulit kepala yang menetap dengan akibat kebotakan permanen.
4.
Hilangnya rambut tanda seksual sekunder. Pada usia lanjut, sirosis dan hipopituitarisme, rambut aksila dan rambut pubis menghilang.
Terdapar 2 bentuk kelebihan pertumbuhan rambut: 1. Hirsutisme: pada wanita dengan pola pertumbuhan rambut menyerupai laki-laki, termasuk untuk rambut wajah dan rambut pubis yang meluas hingga ke umbilikus (male escutcheon). Hal ini dipengaruhi oleh ras namun dapat pula bersifat idiopatik, dan dalam frekuensi yang jarang dapat disebabkan oleh androgen-secreting tumour. 2.
Hipertrikosis: pada laki-laki dan wanita dengan kelebihan pertumbuhan rambut terminal dengan distribusi nonandrogenik. Hal ini jarang ditemukan dan biasanya akibat kelainan sistemik, misalnya
porphyria cutanea tarda, keganasan, anoreksia nervosa, malnutrisi atau obat-obatan seperti siklosporin, minoksidil dan fenitoin.
Kelainan kuku
Gambar gangguan kuku 0.7 Kelainan kuku dapat berma nfaat dalam membantu mendiagnosis kondisi internal dan penyakit kulit (Kotak 4.6). pada defisiensi zat besi yang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya berbentuk seperti sendok ( koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda hipoalbuminemia. Garis beau, timbul akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan transversal berwarna yang tampakpada kuku yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku. Kelainan ini dapat sesaat setelah mengalami penyakit berat. Walaupun satu atau dua pendarahan kecil dapat terlihat di bawah kuku pekerja manual, namun lesi yang multipel merupakan tanda peningkatan kemungkinan adanya endokarditis bakterial. Terpisahnya bagian distal kuku (onikolisis) sering dijumpai pada psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian proksimal terjadi pada kondisi vaskulitis, seperti LES.
4.6 Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit Perubahan
Deskripsi kuku
Diagnosis banding
Garis Beau
Cekungan (pitting) transversal
Penyakit sistemik berat yang memperngaruhi pertumbuhan matriks kuku
Brittle nails
Kuku mudah parah, biasanya
Akibat
pada batas distal
defisiensi
air
dan
deterjen,
zat
besi,
hipotiroidisme, iskemia jari Jari tabuh
Hilangnya sudut antara lipatan
Familial atau merupakan tanda
kuku dan lempeng kuku
penyakit
jantung
atau
Ujung jari membulat. Matriks
pernapasan yang serius
kuku terasa seperti spons Perubahan warna
Biru
Sianosis,
Biru-kehijauan
hematoma
Coklat
Infeksi Pseudomonas
Garis
tipis
longitudinal
berwarna coklat
anti
Infeksi akibat
jamur, rokok,
malaria,
pewarnaan klorpromazin,
emas, penyakit Addison Nevus melanositik, melanoma malignum, penyakit Addison variasi ras
4.6 Perubahan kuku pada penyakit sistemik dan kelainan kulit - bersambung Perubahan
Deskripsi kuku
Diagnosis banding
Garis tipis merah (perdarahan
Endokarditis infektif, trauma
splinter
Trauma padda matriks, kuku
Bercak putih
(bukan defisiensi kalsium)
Sebagian
kuku
berwarna
Penyakit ginjal kronik
putih/coklat
Hipoalbuminemia
Putih (leukonikia)
(dihubungkan dengan sirosis)
Kuning
Psoriasis, infeksi jamur, ikterus,
Sindrom kuku kuning
tetrasikin Drainase limfatik yang rusakdapat disertai efusi pleura
Kombinasi perubahan
Penebalan
longitudinal
Penyakit Darier
dengan lekukan segitiga pada distal kuku Koilonikia
Penurunan
lempeng
kuku
berbentuk sendok
Anemia defisiensi besi , liken planus,
paparan
berulang
terhadap deterjen Eritema
lipataan
telangiektasis
kuku
dan
Pelebaran kapiler dan eritema
Penyakit
padaa lipatan kuku
termasuk
jaringan sklerosis
ikaat, sistemik,
SLE, dermatomiositis Onikolisis
Kuku terpisah dari dasar kuku
Psoriasis, infeksi jamur, trauma,
(nail bed)
tiritiksikosis, tetrasikin (fotoonikolisis)
Onikomikosis
Penebalan dengan
lempeng perubahan
biasanya
kuku
Infeksi jamur
warna
keputihan
atau
menjadi coklat Lekukan
Lekukan kecil atau kasar pada
Psoriasis,
Lekukan halus (thimble pitting)
kuku
areata, liken planus
Lekukan kasar (coarse pitting)
Suatu
bentuk
khusus
dari
lekukan halus
eksim,
alopesia
Alopesia areata Eksim
Lekukan iregular yang kasar pada lempeng kuku Lipatan
Transversal (sepanjang kuku)
Garis Beau (lihat atas), eksim,
Longitudinal (atas/bawah)
psoriasis, distrofi tik, paronikia kronik Liken planus, penyakit Darier
Perdarahan sebagian (splinter
Garis
merah
hemorrhage)
tersusun
kecil
yang
Trauma namun dapat juga
longitudinal
pada
menjadi
lempeng kuku
4.7 Penyebab hipoalbuminemia dan leukonikia Berkurangnya sintesis albumin
Penyakit hati kronik
Hilangnya proteiin melalui urin
Sindrom nefrotik
Protein-losing enteropathy
Penyakit Crohn
Kolitis ilseratif
Penyakit Menetrier pada perut
Penyakit seliak (coeliac disease)
Limfoma usus
Bakteri tumbuh lampau (bacterial overgrowth)
kerusakan radiasi
Malnutrisi protein
kwashiorkor
infektif
tanda
endokarditis
Pada defisiensi zat besyang kronik, kuku akan menjadi rapuh, datar dan akhirnya berbentuk seperti sendok (koilonikia). kuku berwarna putih (koilonikia) merupakan tanda hipoalbuminemia. Garis Beau, timbul akibat terhentinya pertumbuhan kuku, merupakan cekungan transversal berwarna yang tampak pada kuku yang akan bergerak mengikuti pertumbuhan kuku. Kelainan ini di dapat sesaat setelah mengalami penyakit berat. Terpisahnya bagian distal kuku (onikolisis) sering dijumpai pada psoriasis. Kapiler yang melebar pada lipatan kuku bagian proksimal terjadi pada kondisi vaskulitis, seperti LES .
Membran mukosa dan area lain Perubahan pada membran mukosa mulut dan genital, dapat mejadi lesi karakteristik dari kondisi kulit tertentu misalnya striae oral Wickham pada liken planus, lesi oral sarkoma Kaposi atau kelainan vulva pada liken sklerosus. Periksalah pasien dengan limfoma kulit secara menyeluruh untuk mencari limfadenopati dan hepatosplenomegali. Pada pasien dengan ulkus kaki, periksa tungkai pasien dan raba denyut nadi kaki untuk menilai aliran arteri.
E. ANAMNESIS Keluhan utama : Tanyakan kapan,dimana dan bagaimana lesi atau erupsi mulai muncul. Tanyakan pula mengenai tampilan awal dan perubahan apa yang sudah terjadi kemudian. Perhatikan gejala yang berkaitan dengan lesi,seperti gatal dn kelainan sistemik, serta faktor yang memperberat dan memperingan. Gunakan SOCRATES untuk mengingat apa yang perlu ditanyakan.
Gambar 0.6 kuku sebagai alat bantu diagnostik. (a) perdarahan kecil (b) onikolisis dengan lekukan pada prosiasis. (c) garis beau (d) leukonika. (e) pelebaran kapiler pada lipatan kuku proksimal pada penyakit LES. (f) koilonikia.
Gambar 0.7 sarkoma kaposi. (a) dimulut dan (b) pada kulit Gambar 0.8 sindrom steven-johnson. (a) lesi wajah dan mulut (b) ‘lesi target’ pada tangan.
Riwayat Penyakit dahulu dan riwayat obat-obatan Tanyakan mengenai kulit sebelum, adakah sindrom atopik (hayfever, asma, eksim saat masih anakanak), kelaianan medis yang dapat mengenai kulit, misalnya sindrom Stevens-Johnson akibat obatobatan atau gejalapada kulit yang pernah diresepkan atu dibeli sendiri, termasuk krim dan kosmetik. Riwayat sosial, keluarga dan genetik Perjalanan ke tempat asing dapat memberikan paparan terhadap infeksi tropis atau sinar matahari yang menyebabkan erupsi fotosensitif. Apakah pasien memiliki tipe kulit bewarna cerah, apakah mudah terbakar oleh sinar matahari dan sulit untuk menggelapkan warna kulit atau bahkan tidak bisa sama sekali. Kanker kulit umumnya terjadi pada kulit yang pucat. Adakah terdapat riwayat keluarga dengan melanoma maligna. Proriasis dan eksim atopik juga memiliki faktor yang kuat. Riwayat pekerjaan dan lingkungan Paparan zat kimia saat bekerja dan waktu bersenang-senang dapat menyebabkan dermatitis kontak. Curugai dematitis industrial bila erupsi mengalami perbaikan saat pasien tidak sedang bekerja.
F. PEMERIKSAAN FISIK TEKNIK PEMERIKSAAN
KEMUNGKINAN TEMUAN
KULIT Pemeriksaan seluruh permukaan kulit di bawah cahaya yang baik. Inspeksi dan palpasi setiap area. Perhatikan: a.
Warna
Sinosis, icterus, karotenemi, perubahan melanin
b. Kelembapan
Kering, berminyak
c.
Dingin, hangat
Temperatur
d. Tekstur
Licin, kasar
e.
Menurun pada edema
Mobilitas (kemudahan lipatan kulit untuk dapat digerakkan)
f.
Turgor (kecepatan lipatan kulit kembali ke
Menurun pada dehidrasi
keadaan semula) Perhatikan adanya lesi dan: g. Lokasi dan distribusi anatomisnya
Merata, terlokalisasi
h.
Susunan dan bentuknya
Linear, berkumpul, dermatomal
i.
Tipe
Macula, papula, pustula, bula
j.
Warna
Merah, putih, cokelat, lembayung
TEKNIK PEMERIKSAAN
KEMUNGKINAN TEMUAN
RAMBUT Inspeksi dan palpasi rambut. Perhatian: a.
Kuantitas
Tipis, pucat
b. Distribusi
Alopesia sebagian atau total
c.
Halus, kasar
Tekstur
TEKNIK PEMERIKSAAN
KEMUNGKINAN TEMUAN
KUKU Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kaki. Perhatikan: a.
Warna
Sianosis, pucat
b. Bentuk
Jari tubuh (clubbing)
c.
Paronikia, onikolisis
Adanya lesi