Tugas Fisiologi Siap Kirim

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Fisiologi Siap Kirim as PDF for free.

More details

  • Words: 1,324
  • Pages: 5
Tugas Mata Kuliah : Fisiologi Biota Terapan Dosen : Ir. Iqbal Djawad, M.Sc, Ph.D

Oleh :

IRMAWAN SYAFITRIANTO P33002 08 004

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN PROGRAM PASCASARJANA (MAGISTER) UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2008

PENGARUH KANDUNGAN ASAM ARACHIDONAT PADA PAKAN INDUK TERHADAP LARVA DAN KUALITAS TELUR JAPANESE FLOUNDER (Paralithys olivaceus) H. Furuita, T. Yamamoto, T. Shima, N. Suzuki, T. Takeuchi Aquaculture Jurnal 220(2003)725-735

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kandungan asam arachidonat pada pakan yang yang diberikan pada induk Japanese Flounder (Paralichthys olivaceus) terhadap kualitas telur dan larva. Pakan dengan komposisi proksimat dan n-3 HUFA yang sama, tetapi kandungan/level arachidonat acid yang berbeda (0,1%, 0,6 %, dan 1,2 %). Induk diberi makan 3 bulan sebelum masa pemijahan. Pemantauan pemijahan dilakukan pada bulan maret sampai mei. Total produksi telur selama masa pemijahan tetinggi pada pakan dengan kandungan Arachidonat Acid 6,6 % dan terendah pada kandungan arachidonat acid 1,2 %. Semua parameter yang diukur antara lain kualitas telur (persentase telur yang mengapung, rasio penetasan, tingkat kelangsngan hidup dan kenormalan larva). Kandungan arachidonat pada telur sebanding dengan peningkatan level arachidonat pada pakan. Kandungan EPA lemak pada kutub telur berhubungan negativ /berbanding terbalik dengan jumlah arachidonat acid pada pakan. Sebaliknya kandungan DHA pada pakan tidak berpengaruh. 1. Pendahuluan Asam lemak mempunyai fungsi penting sebagai komponen utama fosfolipid pada membran sel. DHA khususnya, merupakan nutrient esensial untuk meningkatkan ketahanan stress pada larva dan juvenil ikan. (Furuita, dkk, 1996,1999). Yang terpenting dari lemak pada pakan, khususnya n-3 HUFA, adalah untuk proses reproduksi pada beberapa jenis ikan. Kekurangan N-3 HUFA dan kelebihan memberikan pengaruh yang buruk pada kualitas telur. Pada penelitian sebelumnya, telah diinvestigasi kandungan n-3 pakan pada induk japenese flounder. N-6 HUFA merupakan sesuatu yang penting dalam reproduksi. Indikasi bahwa n-6 memegang peranan yang penting pada reproduksi europian sea bass adalah petumbuhan dan perkembangannya yang sangat baik. Pengaruh pemberian jumlah asam arachidonat yang berberda belum menujukan kasil yang konsisten. Penelitian ini menyelidiki pengaruh pemberian jumlah asam arachidonat pada pakan induk dengan kandungan n-3 HUFA yang sama pada reproduksi dan kuaitas telur Japanese flounder.

2. Bahan dan Metode 2.1. Pakan Formulasi dan nalisis komposisi pakan dapat dilihita pada tabel 1. Tepung ikan merupakan sumber protein yang utama. Vitamin dan mineral yang dugunakan sama dengan penelitian sebelumnya. Kecuali sumber lemak, digunakan pellet yang berasal dari pakan formula mfg (Tokyo, jepang). Tiga lemak campuran yang diujikan kemudian disiapkan berasal dari kombinasi etil Oleat, etil ester n-3 HUFA, dan etil ester Asam arachidonat. Lemak uji dan pellet di letakkan bersama-sama ke dalam kantongan dan sebelum pemberian pakan maka dulakukan pengadukan secara teratur. Pakan mengandung 52 % protein dan 16 % lemak (persen bahan kering).

IRMAWAN SYAFITRIANTO (P33002 08 004)

2.2 Induk Induk yang digunakan adalah Japanese flounde yang berumur dua tahun, yang diberi pakan komersil (Higashimaru, kagoshima, jepang). Satu induk betina dan 3 tiga induk jantan diacak pada lokasi yang berbeda(6 wadah ukuran 2m ). Kisaran bobot tubuh sebelum dilakukan penelitian adalah 1,3-1,4 Kg untuk betina dan 0,6-0,7 Kg untuk jantan. Pakan uji diberikan 2 minggu sebelum penelitian Semua hewan uji o diletakkan pada kondisi penchayaan yang alami dan suhu air 12-23 c. 2.3 Evaluasi kualitas telur dan larva Telur yang dihasilkan oleh induk dikumpulkan di dalam dalam suatu jarring /wadah dan ditempatkan pada saluran yang mengalir. Telur dipanen setiap pagi sepanjang periode peneluran. Jumlah produksi telur dapat diperkirakan dari perbandingan berat badan dengan bobot telur. Telur kemudian diletakkan pada sebuah cawan untuk kemudian diukur persentase telur mengapung. Telur yang normal akan mengapung sedangkan telur yang tidak normal akan tenggelam. Telur kemudian ditetaskan dan dihitung SR dan tingkat kenormalan larvanya. 2.5. Analisa statistic Data yang diperoleh dari hasil pengukuran seluruh parameter indicator kemudian dianalisis statistic (Anova). Jika terdapat perbedaan maka digunakan uji lanjut tuckey. Jika tidak terdapat perbedaan maka digunakan analisis nonparametric kruskal-Wallis dan Dunn’s sebagai pembanding.

3. Hasil Penelitian Induk mulai bertelur pada akohir maret hingga akhir mei. Perlakuan dengan kandungan arachidonat pada pakan tinggi (pakan 3) dapat mempersingkat pemijahan pada awal mei. Sedangkan periode pemijahan yang diberikan perlakuan arachidonat rendah yakni pakan (pakan 1 dan 2) peride pemijahannya lebih panjang. Totel produksi telur sepanjang musim pemijahan paling tinggi pada induk yang diberi pakan2 dan paling rendah adalah induk yang diberi pakan 3. Banyaknya produksi telur / hari pemijahan/Kg betina menunjukkan bahwa perlakuan 2 lebih tinggi produksinya bila dibandingkan dengan 2 perlakuan lainnya. Persentase telur yang mengapung dari induk yang diberi pakan 1 dan 2 lebih tinggi bila dibandingkan dengan induk yang diberi pakan 3, tetapi secara statistic perbedaan ini tidak nyata. Rasio pemijahan pada perlakuan yang diberi pakan 2 lebih tinggi dibandingkan dengan 2perlakuan lainnya(perlakuan 1dan 3), rasio pemijahan yang diberi pakan 1 lebih tinggi daripada yang diberi pakan 3. Jumlah telur yang normal/sehat yang diproduksi per pemijahan juga lebih tinggi pada perlakuan 2 bila dibandingkan dengan 2 perlakuan lainya (1 dan 3)

IRMAWAN SYAFITRIANTO (P33002 08 004)

Larva dari induk dengan kandungan asam arachidonat rendah dan menengah disediakan sejakakhir fase metamorphosis. Tidak ditemukan perbedaan yang nyata pada tingkat kelangsungan hidup juvenile diantara perlakuan. dan tingkat kelangsungan hidup yang rendah ditemukan pada kedua perlauan. Pertumbuhan juvenile pada perlakuan kandungan arachidonat yang rendah sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan asam arachidonat menengah. Kandungan lemak pada telur akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kandungan asam arachidonat, tetapi hasil ini tidak memperlihatkan hasil yang nyata. Kandungan lemak pada kutub telur pada ikan dengan kandungan arachidonat rendah dan menengah (perlakuan 2 dan 3) lebih tinggi dibandingkan dengan pada perlakuan arachidonat yang rendah (perlakuan 1), dan perbedaan ini sangat nyata. 4. Diskusi/Pembahasan Nutrisi pada induk sangat mempengaruhi kualitas telur (Watanabe, 1985). Pada kondisi tertentu, n-3 HUFA merupakan salah satu komponen terpenting pakan induk pada beberapa species dilaut, karena induk memerlukan n-3 HUFA dalam bentuk EFA (asam lemak esensial) (Bruce et al, 1999; Furuita et al., 2000). Asam lemak merupakan komponen utama dari fosfolipid yang berfungsi untuk menjaga membrane sel (fisiologis dan struktur sel). DHA khususnya, mempunyai peranan penting selama fase perkembangan larva. (Takeuchi, 1997; Furuita., 1999). Menurut Bell et al (1997) dan Bruce et al (1999) bahwa perbandingan AA/EPA/DHA pada pakan induk merupakan sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas telur. Asam arachidonat merupakan frekursor eucosanoid yang utama pada sel ikan (Bel et al, 1994 sedangkan HUFA (AA, EPA,DHA) mempunyai peranan yang sangat penting dalam control ovulasi (Mustava dan Srivastava, 1989). Befungsi dalam proses embryogenesis, perkembangan system kekebalan tubuh, penetasan, dan perkembangan awal larva. EPA berinteraksi dengan system enzim yang menghasilkan eucosanoid dari AA. Pada penelitian ini, penambahan 0,6 % AA pada pakan (pakan 2) memperlihatkan peningkatan kualitas telur meskipun reproduksi hewan uji memberikan pengaruh yang negative dengan tingginya kandungan Arachidonat (1,2

IRMAWAN SYAFITRIANTO (P33002 08 004)

%;pakan 3). Hal ini mennjunjukkan bahwa kandungan arachidonat tinggi pada pakan mempunyai pengaruh yang negative terhadao pertumbuhan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva (Zheng, et al., 1996) Survival Activity Indeks (SAI) mengindikasikan tingkat ketahan larva pada kondisi larva, Pakan dua signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pakan satu. Furuita et al (2000) juga menunjukan bahwa SAI pada ikan japanese flounder meningkat seiring dengan peningkatan n-3 HUFA pada pakan induk. Mushiake et al (1993) menyatakan bahwa nilai SAI menggambarkan aktivitas larva, dan dapat digunakan sebagai indicator praktis untuk mengevaluasi aktivitas larva pada produksi benih. Abiayad et al (1997) menunjukan bahwa peningkatan asam lemak n-3 pada pakan dapat meningkatkan ketahanan terhadap kondisi lapar pada larva Eurasian perch. DEngan demikian disarankan agar menggunakan kandungan yang EFA yag optimal pada pakan induk karena merupakan faktor yang penting dala peningkatan produksi benih. Interaksi diantara asam lemak n-3 dan n-6 diketahui sangat baik untuk nutrisi ikan. Asam lemak n-3 mempunyai sifat untuk mencegah biocenversi pada asam lemak n-6 (Watanabe, 1982). Kesimpulannya, penambahan asam arachidonat pada pakan induk dapat meningkatkan kualitas telurpada ikan japanese flounder (Paralithys olivaceus).

Akan tetapi kelebihan arachidonat dapat meberikan pengaruh yang negative pada reproduksi ikan japanese flounder (Paralithys olivaceus). Penelitian terbaru menyarankan pentingya perbandingan EPA dan DHA pakan induk. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jumlah maksimum dari perbandingan DHA/AA pada pakan ikan induk ikan japanese flounder (Paralithys olivaceus)

IRMAWAN SYAFITRIANTO (P33002 08 004)

Related Documents