Anastesi Inhalasi Desfluran.docx

  • Uploaded by: Dony Dwi Putra
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anastesi Inhalasi Desfluran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 886
  • Pages: 5
ANASTESI INHALASI

Obat-obat anestesia inhalasi adalah obat-obat anestesia yang berupa gas atau cairan mudah menguap, yang diberikan melalui pernafasan pasien. Campuran gas atau uap obat anestesia dan oksigen masuk mengikuti udara inspirasi, mengisi seluruh rongga paru, selanjutnya mengalami difusi dari alveoli ke kapiler sesuai dengan sifat fisik masing-masing gas. Obat anestesi inhalasi biasanya dipakai untuk pemeliharaan pada anestesi umum, akan tetapi juga dapat dipakai sebagai induksi, terutama pada pasien anak-anak. Gas anestesi inhalasi yang banyak dipakai adalah isofluran dan dua gas baru lainnya yaitu sevofluran dan desfluran. sedangkan pada anak-anak, halotan dan sevofluran paling sering dipakai. Walaupun dari obat-obat ini memiliki efek yang sama (sebagai contoh : penurunan tekanan darah tergantung dosis), namun setiap gas ini memiliki efek yang unik, yang menjadi pertimbangan bagi para klinisi untuk memilih obat mana yang akan dipakai. Perbedaan ini harus disesuaikan dengan kesehatan pasien dan efek yang direncanakan sesuai dengan prosedur bedah.

DESFLURAN

Merupakan cairan yang mudah terbakar tapi tidak mudah meledak, bersifat absorben dan tidak korosif untuk logam. Karena sukar menguap, dibutuhkan vaporiser khusus untuk desfluran. Dengan struktur yang mirip isofluran, hanya saja atom klorin pada isofluran diganti oleh fluorin pada desfluran, sehingga kelarutan desfluran lebih rendah (mendekati N2O) dengan potensi yang juga lebih rendah sehingga memberikan induksi dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan isofluran (5-10 menit setelah obat dihentikan, pasien sudah respons terhadap rangsang verbal). Desfluran lebih digunakan untuk prosedur bedah singkat atau bedah rawat jalan. Desfluran bersifat iritatif sehingga menimbulkan batuk, spasme laring, sesak napas, sehingga tidak digunakan untuk induksi. Desfluran bersifat ¼ kali lebih poten dibanding agen anestetik inhalasi lain, tapi 17 kali lebih poten dibanding N2O.

Struktur Kimia Desfluran (2,2,2-trifluoro-1-fluorotil-difluorometil eter) merupakan etil metal eter berfluorinasi yang digunakan sebagai agen pemelihara anestesi umum. Bersama dengan sevofluran, penggunaannya mulai menggantikan isofluran. Desfluran memiliki onset kerja yang singkat dan kelarutan dalam darah sangat rendah.

Mekanisme Kerja Desfluran sangat stabil dan tahan terhadap degradasi soda lime dan hepar. Ekresi dari florida organic dan inorganic minimal. Konsentrasi rata-rata setelah pemberian 1.0 MAC (Minimum Alveolar Concetration)/jam desfluran adalah kurang dari 1 mmol/L. paparan lama desfluran berkaitan dengan fungsi ginjal normal.

Farmakokinetik Desfluran (suprane) merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya mirip isofluran. Desfluran sangat mudah menguap dibandingkan anestetik volatile lain, sehingga perlu menggunakan vaporizer khusus (TEC-6) dengan saran elektrik tidak seperti agen yang lain. Titik didihnya mendekati suhu ruangan (23,5⁰C). potensinya rendah (MAC 6.0%). Ia bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardia dan hipertensi. Efek depresi nafasnya seperti isofluran dan etran. Desfluran merangsang jalan nafas atas, sehingga tidak digunakan untuk induksi anestesia. Ambilan desflurane sangat cepat dibanding dengan volatil agen yang lain ok koefisien partisi darah gas yang sangat rendah. Demikian juga masa emergen yang terjadi juga sangat cepat desflurane yang mengalami metabolisme adalah sangat minimal.

Penggunaan Klinis Desfluran digunakan sebagai komponen hipnotik dalam pemeliharaan anestesi umum. Disamping efek hipnotik, desfluran juga mempunyai efek analgetik yang ringan dan relaksasi otot ringan. Dosis Untuk induksi, disesuaikan dengan kebutuhan. Mulai 3%, ditingkatkan bertahap 0,5-1% setiap 23 hembusan safas. Untuk pemeliharaan anestesi : Dewasa 2,6% desfluran + N₂O/O₂ 2,5-8,5% desfluran + O₂ murni Anak-anak 5,2-10% desfluran dengan/tanpa N₂O Gangguan fungsi ginjal dan hati 1-4% desfluran dalam N₂O/O₂

Farmakodinamik Efek terhadap system organ Efek terhadap kardiovaskular desfluran mirip dengan isofluran, hanya saja tidak seperti isofluran, desfluran tidak meningkatkan aliran darah arteri koroner. Efek terhadap respirasi adalah penurunan volume tidak dan peningkatan laju napas. Secara keseluruhan terdapat penurunan ventilasi alveolar sehingga terjadi peningkatan PaCO2. Efek terhadap SSP adalah vasodilatasi pembuluh darah serebral, sehingga terjadi peningkatan TIK, serta penurunan

konsumsi oksigen oleh otak. Tidak ada laporan nefrotoksik akibat desfluran, begitu juga dengan fungsi hati.

Kontraindikasi Pemberian desfluran tidak disarankan pada pasien yang sensitive terhadap “drug induced hyperthermia”, hipovolemik berat, dan hipertensi intrakranial. Keuntungan pemakaian desfluran yaitu induksi cepat dan lancer, tidak iritatif terhadap mukosa jalan nafas, pemulihannya lebih cepat dari halotan, tidak menimbulkan mual muntah, dan tidak menimbulkan menggigil serta tidak mudah meledak dan terbakar. Desfluran juga memiliki onset kerja yang sangat singkat dan kelarutan dalam darah sangat rendah. Sangat stabil dan tahan terhadap degradasi soda lime dan hepar. Ekskresi dari florida dan inorganic minimal. Kelemahan pemakaian desfluran yaitu batas keamanannya sempit (mudah terjadi kelebihan dosis), analgesia dan relaksasinya kurang sehingga harus dikombinasikan dengan obat lain. Potensinya yang kurang kuat dan perih. Dapat menyebabkan takikardi dan iritasi saluran napas bila digunakan dalam konsentrasi lebih dari 10%. Desfluran menunjukkan reaksi dengan CO2 pada sirkuit anastesi.

Efek Farmakologi Efek klinis desfluran hampir sama dengan isofluran. Desfluran mendepresi miokard dan menyebabkan efek hemodinamik. Desfluran juga mendepresi respirasi yang dapat menimbulkan rangsangan jalan napas sehingga tidak dapat digunakan untuk induksi. Desflurane lebih iritasi terhadap jalan nafas dibanding dengan isoflurane. Desfluran bersifat simpatomimetik sehingga mengakibatkan takikardi, akan tetapi tidak bermakna dalam meningkatkan tekanan darah. Efek terhadap hepar dan ginjal sama dengan sevofluran. Biotransformasi desfluran hampir seluruhnya dikeluarkan melalui udara ekspirasi, hanya < 0,1% dimetabolisme oleh tubuh. Efek samping yang dapat terjadi yaitu hipotensi, depresi napas, batuk, laringospasme dan apnu pada induksi, mual, muntah, hipertermia maligna.

DAFTAR PUSTAKA

www.farmasi-id.com Barash, Paul G.; Cullen, Bruce F.; Stoelting, Robert K. Clinical Anesthesia. Lippincott Williams & Wilkins. 2006 Mangku, Gde.; Senapathi, Tjokarda Gde Senaphati. Ilmu Anestesi dan Reanimasi. Jakarta : Indeks Jakarta 2010. Latief, Said A.; Suryadi, Kartini A,; Dachlann, M. Ruswan. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia. 2007. Gunawan, Sulistia Gan. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Gaya Baru. 2007.

Related Documents


More Documents from "Tinaa Isabella"