ANALISIS TENTANG GENDER, KESEHATAN DAN STIGMA SOSIAL
Disusun Oleh : Eka Asvista Salviana Endah Sri Wulandari Ilfatur Rosyida Nurul Inayah
0613518040 0613518038 0613518002 0613518011
LATAR BELAKANG Gender
dipersoalkan karena secara sosial telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi serta ruang aktifitas laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Konsep analisis gender penting sekali di bidang kesehatan.
ANALISIS KONSEP TEORI 1. Konsep Gender Pengertian Gender Menurut Mufidah Ch, gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat pembedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karatketistik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat
Lanjutan . . .
Keadilan Dan Kesetaraan Gender Masyarakat adalah suatu kesatuan yang berbentuk kelompok besar yang menciptakan perilaku pembagian gender untuk menentukan apa yang mereka anggap sebagai keharusan, untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Keyakinan pembagian itu selanjutnya di alih wariskan kepada generasi penerus dengan melewati proses
Apabila mereka melanggar dianggap tidak normal dan melanggar kodrat.
Lanjutan . . .
Perlu
adanya usaha yang harus dilakukan untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender, bukan hanya dari individu namun harus secara bersama dan bersifat institusional, utamanya yaitu pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dan memegang peranan dalam proses pembentukan gender
2. Konsep Kesehatan
Definisi Kesehatan Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara social dan ekonomi.
Lanjutan . . .
Upaya Kesehatan Upaya kesehatan adalah bentuk kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.baik pada tingkat individu, kelompok atau masyarakat yang dapat dilihat dari dua aspek yaitu peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
Peningkatan kesehatan meliputi upaya promotif, dan preventif, sedangkan pemeliharaan kesehatan meliputi upaya kuratif dan rehabilitatif.
3. Konsep Stigma Sosial Definisi Stigma Sosial Stigma adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya (KBBI).
Menurut Castro dan Farmer (2005) stigma dapat mendorong seseorang untuk mempunyai prasangka pemikiran, perilaku, dan atau tindakan oleh pihak pemerintah, masyarakat, pemberi kerja, penyedian layanan kesehatan, teman sekerja, para teman dan keluarga.
Lanjutan . . .
Stigma
juga berarti sebuah fenomena yang terjadi ketika seseorang diberikan labeling, stereotip, separation, dan mengalami diskriminasi (Link Phelan dalam Scheid & Brown, 2010).
Lanjutan . . .
Di Mumbai bahwa stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS terjadi dalam keluarga, tetangga, masyarakat, tempat kerja, di sekolah dan dilayanan kesehatan. Dalam keluarga ODHA selalu menyendiri dan mengurung diri, dicemooh oleh anggota keluarganya dan bahkan sampai mereka mendapat tindakan kekerasan oleh pasangan hidup mereka. Dalam masyarakat ODHA dikucilkan, dicemooh, ditolak oleh orang-orang dilingkungan tempat mereka tinggal. ODHA tidak diterima ditempat kerja, di rumah sakit mereka diperlakukan secara spesifik, diberi kode-kode khusus (O’Connor, at.all.,2011).
Lanjutan . . .
Stigma
yang diberikan masyarakat terhadap ODHA adalah berbentuk cap yaitu ODHA itu Narkoba, ODHA itu pasti PSK, ODHA itu pasti moralnya tidak baik, HIV-AIDS itu penyakit berbahaya, HIV-AIDS itu penyakit amoral, HIVAIDS itu penyakit orang narkoba dan PSK (Konstantinus Hati, Zahroh Shaluhiyah, 2013).
HUBUNGAN ANTARA GENDER, STIGMA TERHADAP KESEHATAN
Dalam beberapa prespektif gender di indonesia terlihat dari masih tingginya angka kematian ibu (AKI) karena lemahnya posisi tawar wanita dalam kesehatan reproduksi, seperti hak untuk mendapatkan berbagai informasi tentang kesehatan reproduksi. Selain kurangnya pengetahuan juga disebabkan faktor dominasi suami dalam rumah tangga. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah budaya atau adat yang berlaku di wilayah tersebut. Sedangkan dalam stigma tentang ketimpangan gender juga yang pada awal munculnya HIV/AIDS di Indonesia juga di anggap sebagai penyakit impor. Media masa serta pejabat pemerintahah terkesan menutupi dan tidak mengakui hal tersebut Padahal penyebabny adalah masalah seksual.
TERIMAKASIH