Makalah Kesehatan Lingkungan Kelompok 2 Sampah Padat.docx

  • Uploaded by: nurul in A yeach
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kesehatan Lingkungan Kelompok 2 Sampah Padat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,848
  • Pages: 16
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Menurut WHO Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Dimana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat

kesehatan

masyarakat,

tetapi

juga

kenyamanan

hidup

dan

meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku dan faktor kesehatan lingkungan. Salah satu cara dalam pemeliharaan kesehatan lingkungan adalah dengan tidak mencemari air dengan membuang sampah di sungai. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah. Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan industry yang semakin pesat akan memberikan dampak pada jumlah sampah yang dihasilkan antara lain sampah plastic, kertas, produk kemasan yang mengandung B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Jumlah dan jenis sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis material yang kita konsumsi semakin meningkat perekonomian dalam

rumah tangga maka semakin

bervariasi jumlah sampah yang dihasilkan. Selain kondisi tersebut masih dijumpai timbunan atau buangan sampah di sungai sehingga memberikan dampak negative pada lingkungan yang akhirnya mengganggu kesehatan manusia. Berdasarkan SK SNI tahun 1990, Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna 1

lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Pada umumnya paradigma masyarakat terhadap sampah dengan sifat padat yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga atau industri, adalah benda yang tidak lagi diinginkan atau tidak bernilai ekonomis.

B. RUMUSAN MASALAH 1.

Apakah pengertian sampah padat?

2.

Bagaimana pembagian sampah padat berdasarkan bahannya?

3.

Bagaimana pembagian sampah padat berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability) ?

4.

Bagaimana

pembagian

sampah

padat

berdasarkan

ciri

atau

karakteristik benda atau zat yang dibuang? 5.

Apa saja dampak pencemaran sampah padat?

6.

Apa saja faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sampah?

7.

Apakah pengertian 3R?

C. TUJUAN Tujuan dari makalah ini untuk menganalisis indikator-indikator kesehatan lingkungan salah satunya adalah sampah padat dalam jurnal internasional dan jurnal nasional.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah Padat Sampah adalah bahan buangan sebagai akibat dari aktivitas manusia yang merupakan bahan yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Keberadaan sampah juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat karena sampah merupakan sarana dan sumber penularan penyakit (Heru Rudianto, 2005; P. R. Indonesia, 2008). a) Sumber dan Jenis Sampah Di indonesia, sampah diatur dalam undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Berdasarkan sumbernya, sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dari perkotaan yang dikelola oleh Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia biasanya di kelompokkan menjadi : 1) Sampah Kegiatan Rumah Tangga. Merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Kelompok ini meliputi rumah tinggal yang ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam suatu kawasan permukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah susun. Dari sumber ini di hasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas, koran, kain, kayu, kaca, daun, logam dan kadang-kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Untuk di negara industri seperti mebel, barang elektronik bekas, kasur, bahan berbahaya dan beracun (Enri Damanhuri, 2015; Santi Phithakkitnukoon, malima Isabelle Wolf, Dietmar Offenhuber, David lee, Assaf Biderman, 2013).

3

2) Sampah Kegiatan Komersial. Berasal dari pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel, dan sejenisnya. Dari sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam dan juga sisa makanan. Adapun yang menonjol sampah dari pasar tradisional, sampah hotel, sampah restoran dan sampah kegiatan perkantoran (Enri Damanhuri, 2015). 3) Sampah Industri Dan Rumah Sakit. Lingkungan industri dan rumah sakit akan menghasilkan sampah sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah domestik yang terdapat limbah berbahaya masuk dalam sistem pengelolaan sampah kota (Enri Damanhuri, 2015). 4) Sampah Penyapuan Jalan Dan Taman. Sumber sampah dari kelompok ini dapat berupa jalan kota, taman, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran drainase kota dan fasilitas umum lainnya. Dar daerah ini dihasilkan sampah berupa daun, pasir, sampah umum dari pejalan kaki, dan pembungkus plastik (Enri Damanhuri, 2015). Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga, sampah dapur, sampah kebun, plastic, metal, gelas dan lain – lain.

B. Pembagian Sampah Padat Berdasarkan Bahannya a. Sampah Organik Sampah organic adalah sampah / limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang terdapat di alam, seperti: tumbuhan dan hewan serta berbagai macam hasil olahannya yang kemudian dibuang dan

4

dapat terurai secara alami oleh bakteri tanpa perlu tanbahan bahan kimia apapun di dalam penguraiannya. Sampah organic adalah jenis sampah yang ramah lingkungan dan bahkan pada umumnya dapat dimanfaatkan kembali dengan melakukan pengolahan dan pemanfaatan yang tepat seperti : pupuk kompos dan berbagai macam pangan bagi ternak. Meski tidak berbahaya, namun pengelolaan sampah organic yang tidak tepat akan berpotensi menimbulkan berbagai macam masalah di dalam kehidupan manusia, hal ini bias saja terjadi mengingat sampah organic adalah jenis sampah yang akan cepat mengalami pembusukan. Proses yang tergolong cepat tersebutlah yang mungkin akan menyebarkan berbagai penyakit dan bakteri bagi lingkungan yang tidak memiliki system pengelolaan sampah yang baik. Beberapa contoh sampah organic yang ditemukan di dalam kehidupan kita sehari – hari: dedaunan dan ranting pohon, bangkai hewan, kotoran hewan, kotoran manusia, sisa pengolahan makanan, sisa pengelolaan tanaman/ sayuran. b. Sampah anOrganik Sampah anorganik adalah sampah atau limbah yang dihasilkan dari berbagai macam proses, dimana jenis sampah ini tidak akan bias terurai oleh bakteri secara alami dan pada umumnya akan membutuhkan waktu yang sangat lama di dalam penguraiannya. Sampah anorganik merupakan salah satu masalah terbesar yang ditemukan di dalam kehidupan manusia, di mana sampah ini telah begitu berdampak buruk terhadap kehidupan manusia. Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya sampah anorganik yang terdapat di bumi dan mencemari lingkungan hidup karena sampah – sampah tersebut tidak bias terurai secara alami dalam waktu yang singkat .

5

Beberapa contoh sampah anorganik : berbagai macam sampah plastic yang sanagat banyak kita gunakan di dalam kehidupan sehari – hari, kaca, kaleng, besi dan lainnya.

C. Pembagian Sampah Padat Berdasarkan Kemampuan Diurai Oleh Alam (Biodegradability), maka dapat dibagi menjadi: a. Biodegradable yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. b. Non-biodegradable yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: 1) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti: plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. 2) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetrapacks, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

D. Pembagian Sampah Padat Berdasarkan Ciri Atau Karakteristik Benda Atau Zat Yang Dibuang: a. Garbage Berupa benda organik yang mudah membusuk dan cepat terurai bila cuaca panas, serta dapat menimbulkan bau busuk,banyak terdapat di pasar,rumah makan, tempat pemukiman,rumah sakit dan lainnya. b. Rubbish 1) Mudah terbakar (zat-zat organik, kertas, kayu, karet, daun-daun kering). 6

2) Tidak mudah terbakar (zat-zat anorganik, kaca,besi,kaleng). c. Ashes Semua debu jalanan dan sisa-sisa pembakaran dari kegiatan industri. d. Street sweeping Sampah dari jalanan,trotoar yang ditimbulkan oleh kegiatan orang. e. Lead animal Bangkai binatang yang besar (anjing, kucing) yang mati karena kecelakaan atau alami. f. House hold refuse Sampah

dari

perumahan

dan

kantor,

berupa

sampah

campuran(garbage,ashes, rubbish). g. Abandoned vehicle Bangkai-bangkai kendaraan bermotor. h. Demolision dan Contructions Waste Sisa – sisa bahan pembangunan gedung - gedung. (tanah,pasir,batubatuan, kayu-kayu) i. Sampah industry Sisa - sisa hasil pertanian, perkebunan, industri. j. Santage solid Benda-benda organik yang solid menyangkut di pintu masuk pusat pengolahan cair buangan. k. Sampah khusus Sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti bahan beracun yang berbahaya dan zat radioaktif.

7

E. Dampak Pencemaran Sampah Padat Sampah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya sampah padat didalam linkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti : 1. Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob. 2. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing. 3. Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun berubah. 4. Kerusakan permukaan tanah. Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah sebgai berikut : 1. Dampak Terhadap Kesehatan Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: a. Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. b. Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap. 8

2. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah.

Tidak

jarang

manusia

juga

mengkonsumsi

atau

menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah

penduduk,

sehingga

dapat

meresahkan

para

penduduk.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Dan Jumlah Sampah a. Jumlah penduduk, Tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk, makin padat penduduk

maka

jumlah

sampah

makin

meningkat

dan

makin

berkurangnya tempat penampungan sampah sementara. b. Sistem pengumpulan/pembuangan sampah yang digunakan Pengumpulan sampah dengan memakai gerobak akan lebih lambat jika dibandingkan dengan mobil truk. c. Daur ulang Pengambilan kembali jenis sampah untuk dipakai kembali oleh pemulung, bila nilainya kurang ekonomis maka jenis sampah tersebut akan menumpuk. d. Geografi dan topografi. Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, pantai dan dataran rendah. 9

e. Waktu Tergantung dari faktor harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Jumlah sampah bervariasi menurut waktu. Pada siang hari jumlah sampah lebih banyak daripada pagi hari, sedangkan di daerah pedesaan jumlah sampah tidak begitu tergantung dengan faktor waktu. f. Sosial ekonomi dan budaya masyarakat Adat istiadat,kebiasaan, taraf hidup dan mental masyarakat. g. Musim Pada musim hujan mungkin banyak sampah akan tersangkut pada selokan-selokan, pintu air atau tempat penyaringan air limbah. h. Kemajuan teknologi & Peradaban Jenis dan jumlah sampah akan meningkat seperti plastik, karton, rongsokan, bangkai AC, TV, Kulkas dan kenderaan bermotor.

G. Pengertian 3R Dengan adanya UU No. 18 /2008 tentang Pengelolaan Sampah maka perlu suatu pengelolaan sampah dengan maksimal. Adapun upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara Reuse, Reduce, dan Recycle (3 R) adalah kegiatan memperlakukan sampah dengan cara, menggunakan kembali, mengurangi dan mendaur ulang. a. Reuse (menggunakan kembali) : yaitu penggunaan kembali sampah secara langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. Contoh kegiatan reuse sehari- hari : -

Pilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya penggunaan serbet lebih baik dari pada menggunakan tisu, menggnakan baterai yang dapat di charge kembali.

10

-

Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goring.

-

Gunakan alat-alat penyimpanan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali

-

Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

-

Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.

-

Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan.

b. Reduce (mengurangi) : yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Contoh kegiatan reduce sehari-hari : -

Pilih produk dengan kemasan yang dapat di daur ulang.

-

Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

-

Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bias diisi ulang kembali. Maksimum penggunaan alat-alat penyimpanan elektronik yang dapat dihapus dan di tulis kembali.

-

Kurgi penggunaan bahan sekali pakai.

-

Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan atau foto copy.

-

Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

c. Recycle (mendaurulang) : yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan. Contoh kegiatan recycle sehari-hari : -

Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

-

Olah sampa kertas menjadi kertas atau karton kembali.

-

Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.

-

Lakukan pengolahan non organic menjadi barang yang bermanfaat. 11

Berdasarkan potret pengelolaan sampah yang ada sekarang ini, beberapa indikasi permasalahan muncul yang disebabkan oleh : a. Sampah yang bercampur antara basah dan kering, sehingga sangat sulit untuk dimanfaatkan kembali. Meskipun sampah basah bisa dibuat kompos, tetapi jika telah bercampur dengan sampah berbahaya seperti batu baterai, pembalut wanita, atau jenis-jenis kimia lainnya maka kualitas kompos yang dihasilkan akan rendah. b. Akibat tidak adanya partisipasi masyarakat maka petugas kebersihan yang dikerahkan oleh pemerintah kota menjadi tidak berimbang antara jumlah petugas dengan jumlah sampah yang harus ditangani. c. Kapasitas TPA yang terbatas, jumlah sampah setiap hari terus menerus masuk ke TPA, hanya sebagian kecil saja yang dapat direduksi oleh pemulung. Pada suatu saat TPA tidak sanggup lagi menampung sampah kota yang dibuang oleh masyarakat. Ketika TPA tidak beroperasi dalam beberapa hari saja, maka sampah kota akan menumpuk dan tersebar dimana-mana. d. Biaya operasional pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA yang terus menerus meningkat seiring dengan kenaikan harga bahan bakar dan ditambah lagi perlunya biaya operasional untuk merawat armadaarmada pengangkut sampah. e. Tidak ada masyarakat yang mau jika lingkungannya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Ditambah lagi pada era otonomi daerah kesulitan mencari lahan di luar wilayah administrasinya. Pemahaman masyarakat terhadap konsep 3R, yaitu reuse (memakai kembali barang bekas yang masih bisa dipakai), reduce (berusaha mengurangi sampah) dan recycle (mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan) juga masih rendah.

Akibatnya produksi sampah yang dihasilkan oleh

masyarakat semakin melimpah dan menumpuk di mana-mana. TPATPA liar bermunculan dan menjamur dimana-mana. Untuk itu peran 12

serta masyarakat sangat penting untuk mengelola sampah yang dimulai dari rumah tangga sehingga nantinya sampah yang di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Persampahan dengan Konsep 3R (Reduction, Reuse, Recycling), sebagai berikut : a. Harus tersedia institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah perkotaan b. Tersedia peraturan hukum di tingkat pusat dan daerah yang mengatur keterlibatan

pemerintah,

masyarakat

sektor

informal

dan

swasta/pengusaha dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut c. Perlu adanya partisipasi masyarakat dalam pembiayaan yang diharapkan tersedia dari swadaya masyarakat d. Para pengelola sampah mulai dari tingkat sumber sampah sampai skala lingkungan menjalankan prinsip 3R e. Harus ada pemilahan sampah yang dapat dilaksanakan mulai sumber sampah dan lokasi pemindahan f. Harus ada penyuluhan dan kampanye nasional mengenai penanganan sampah dengan metode 3R

13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat melalui metode Redice, Reuse, Recycle (3R) mulai saat ini sebaiknya sudah diterapkan karena program ini berkaitan dengan kebijakan dan strategi nasonal pengembangan pengelolaan persampahan terutama yang berkaitan dengan kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya. 3R atau Redice, Reuse, Recycle sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita. Penerapan system Redice, Reuse, Recycle (3R) menjadi salah satu solusi dalam menjaga lingkungan disekitar kita yang murah dan mudah untuk dilakukan disamping mengolah sampah menjadi kompos atau manfaatkan sampah menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Samapah). Selain itu penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. 3R terdiri dari Redice, Reuse, dan Recycle berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untu fungsi yang sama ataupun fungsi yang lain.

B. Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan a. Lebih ditingkatkan lagi dalam mensosialisasikan edukasi tentang sampah padat baik dampak bagi kesehatan maupun pengelohan sampah padat yang berguna 2. Bagi Masyarakat

14

a. Membiasakan pola hidup sehat dengan mengutamakan kesehatan lingkungan sekitar b. Perlu adanya kesadaran diri mengenai pembuangan sampah pada tempatnya mengingat sering dijumpai sampah di sungai dan di darat c. Menerapkan konsep 3R

15

DAFTAR PUSTAKA Iffandani, D., Muttaqien, S., G, O. R., Pengajar, S., Sipil, J. T., & Teknik, F. (2013). PENERAPAN KONSEP 3R SEBAGAI UPAYA MINIMASI VOLUME SAMPAH PADAT PERKOTAAN DI PONDOK PESANTREN AL-MIZAN LAMONGAN,

10,

45–54.

Retrieved

from

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/1758 Nugroho, Arif Setyo, Rahmad, R. (2017). PEMANFAATAN SAMPAH PADAT KOTA MENJADI ENERGI ALTERNATIVE, lim, 661–666. Retrieved from https://jurnal.umk.ac.id/index.php/SNA/article/view/1408 “Pengertian Sampah Organik dan Anorganik Beserta Contohnya,” n.d.Pengertian Sampah Organik dan Anorganik Beserta Contohnya. (n.d.). Retrieved from (“Sampah Padat,” 2012)Sampah Padat. (2012). Retrieved from http://zonavella.blogspot.com/2012/01/sampah-padat.html Sampah

Padat.

(2012).

Retrieved

from

http://zona-

vella.blogspot.com/2012/01/sampah-padat.html Riuji, Stefan, Imanol, Mertenat, & Zurbru, 2017; Yasmine Dwioktovanny, Syafrudin Syafrudin, 2017)Riuji, C., Stefan, L., Imanol, D., Mertenat, A., & Zurbru, C. (2017). Treatment technologies for urban solid biowaste to create value products : a review with focus on low- and middle- income settings, 81–130. https://doi.org/10.1007/s11157-017-9422-5 Yasmine Dwioktovanny, Syafrudin Syafrudin, A. R. (2017). STUDI POTENSI PENINGKATAN NILAI EKONOMI SAMPAH ANORGANIK MELALUI KONSEP

DAUR

ULANG

DALAM

RANGKA

OPTIMALISASI

PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN KOTA KUDUS, 6(2), 1–11. Retrieved

from

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/tlingkungan/article/view/16338

16

Related Documents


More Documents from "Tri Cahyono"