PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI A. LATAR BELAKANG Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein. Hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Bayi dengan berat badan rendah memiliki resiko besar terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding
bayi
dengan
berat
badan
normal.
Pertumbuhan
dan
perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI. UNICEF mencatat, 96% ibu di Indonesia pernah menyusui anaknya. Artinya, nyaris tak satupun ibu di Indonesia yang ingin melewatkan momen menyusui. Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan, angka pemberian ASI eksklusif belum mencapai separuhnya. Hanya 42 persen bayi di Indonesia yang beruntung mendapat asupan ASI 6 bulan tanpa putus. Jika merujuk data lain, yaitu Pemantauan Standar Gizi tahun 2015, dokumen tersebut bahkan mencatat 65% bayi Indonesia menikmati ASI 6 bulan. Sementara sisanya mendapat asupan ASI diselingi susu formula. Akan tetapi, UNICEF merilis kembali pada tahun 2016 dengan menyebutkan hanya 55% bayi di Indonesia yang mendapat asupan air susu ibu (ASI) hingga usianya mencapai dua tahun. Hal ini dikarenakan di zaman yang serba canggih dan praktis sekarang ini, para ibu lebih memilih memberi susu formula, memberikan makanan pendamping pada bayi dengan usia < 6 bulan, dan ibu muda sering mengemukakan bahwa takut tubuhnya melar, payudara terlihat jelek, selain itu juga tidak sedikit yang beralasan dengan pekerjaan yang dilakukan. Maka dapat dinilai bahwa masih banyak ibu di Indonesia yang belum memahami pentingnya ASI ini.
B. PENGERTIAN ASI Air Susu Ibu atau “ASI” merupakan suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kdua belah kelenjar, payudara ibu pasca melahirkan dan berguna sebagai makanan bayi. Asi merupakan cairan alamiah yang mudah didapat dan fleksibel dapat diminum tanpa persiapan khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayinya serta bebas dari kontaminasi bakteri sehingga mengurangi resiko gangguan intestinal.
C. TUJUAN PEMBERIAN ASI Tujuan pemberian ASI kepada bayi tidak lain karena kebutuhan gizi yang utama bagi bayi baru lahir
D. MANFAAT PEMBERIAN ASI 1. Bagi bayi a. Memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi bayi ASI merupakan makanan alami yang pertama untuk bayi. ASI telah mencukupi semua kebutuhan energi dan nutrisi yang bayi perlukan selama bulan-bulan pertama kehidupan hingga berusia 6 bulan, sehingga pemberian susu formula atau makanan tambahan sebelum usia 6 bulan belum diperlukan. Selain itu, ASI mencukupi setengah dari kebutuhan bayi usia 6-12 bulan dan sepertiga dari balita usia 1-2 tahun. b. Mempercepat tumbuh kembang bayi ASI ternyata dapat membantu perkembangan sensorik dan kognitif pada bayi. Pada sebuah penelitian di Korea yang meneliti 697 bayi pada tahun 2006, didapatkan bahwa perkembangan kognitif bayi yang diberikan ASI lebih baik dibandingkan yang tidak diberikan ASI.
Selain itu, bayi yang diberikan ASI hingga 9 bulan perkembangan kognitifnya lebih baik dibanding yang hanya diberikan selama 3 bulan atau 6 bulan. Pada beberapa penelitian lain juga didapatkan bahwa nilai IQ yang tinggi berhubungan dengan pemberian ASI. c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi Pada ASI terdapat sistem kekebalan tubuh yang terkandung dalam protein-protein
seperti lactoferin dan
IgA
yang
berfungsi
melindungi bayi dari infeksi kuman-kuman seperti bakteri, virus maupun parasit. Pemberian ASI eksklusif 6 bulan tanpa pemberian susu formula dapat mengurangi angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit seperti diare atau radang paru-paru dan membantu mempercepat proses penyembuhan. 2. Bagi ibu a. Lebih cepat pulih dari rasa lelah dan sakit pasca persalinan Ibu yang menyusui akan lebih cepat pulih setelah persalinan dibandingkan dengan yang tidak menyusui, karena ketika menyusui didalam tubuh akan diproduksi hormon oksitosin yang selain membantu ejeksi air susu, juga akan membantu untuk mengembalikan ukuran rahim menjadi normal. Selain itu oksitosin membantu kontraksi rahim, sehingga mengurangi perdarahan pasca persalinan. b. Kontrasepsi alami Menyusui ternyata menunda periode mensturasi ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menjarangkan kehamilannya
secara
sebagai lactational produksi
alami.
Hal
ini
amenorrhea. Selama
hormon
estrogen
akan
disebut menyusui, berkungan,
sedangkan ovulasi terjadi ketika kadar estrogen dalam tubuh
meningkat
sehingga
mencegah terjadinya ovulasi.
dengan
menyusui
dapat
Apabila ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tidak
memberikan
makanan
tambahan
lain,
maka lactational amenorrhea akan sangat efektif dalam mencegah kehamilan (98%) selama siklus menstruasi ibu belum kembali. c. Praktis dan ekonomis Ketika bayi Anda menangis karena lapar pada tengah malah, tentu lebih mudah untuk langsung memberikan ASI dibandingkan Anda harus beranjak dari tempat tidur dan membuat susu formula, padahal Anda sudah sangat lelah pada siang hari. ASI juga memiliki manfaat pada sisi ekonomi. Dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan pemberian ASI hingga 2 tahun maka dapat membantu mengurangi biaya untuk membeli susu formula yang harganya kini sangat mahal. Begitu banyak manfaat ASI bagi bayi maupun untuk ibu hamil. Jadi, mengapa tidak? Jangan mudah termakan oleh mitos-mitos
yang
salah
mengenai
menyusui.
Konsultasikanlah kepada dokter Anda agar mendapat info yang terpercaya mengenai menyusui. E. INDIKASI PEMBERIAN ASI ASI diberikan kepada bayi usia 0-6 bulan tanpa makanan atau minuman pendamping, dan apabila memungkinkan diteruskan pemberian ASI tambahan sampai usia 2 tahun
F. KONTRA INDIKASI PEMBERIAN ASI 1. Bayi yang menderita galaktosemia 2. Bayi yang menderita penyakit maple syrup urine 3. Bayi yang menderita penyakit fenilketonuria 4. Ibu yang menderita infeksi HIV 5. Ibu yang menderita HTLV (Human T-Lymphotropic Virus)
G. CARA MENYUSUI YANG BENAR Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi Posisi
Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi
H. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1.
Sesuaikan Ukuran Bra Umumnya,
kehamilan
akan
mempengaruhi
ukuran
payudara.
Payudara akan terasa lebih padat, kencang, sakit atau nyeri. Guna menunjang perkembangan payudara dalam kehamilan, sejak usia 2 bulan, sebaiknya Ibu mulai mengganti bra dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran yang biasa dipakai dan dapat menopang perkembangan payudara. Memakai bra yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis. 2.
Kompres Puting Susu Persiapkan puting susu Ibu selama kehamilan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan. Persiapan dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali sehari setelah usia kehamilan 7 bulan. Kompres masing-masing puting susu selama 2-3 menit dengan kapas yang dibasahi baby oil. Putar puting dengan lembut antara telunjuk dan ibu jari ke arah luar sebanyak 20 kali dan ke arah dalam 20 kali.
3.
Latihan Menyangga Payudara Melakukan latihan gerakan otot-otot badan yang berfungsi menyangga payudara, misalkan gerakan untuk memperkuat otot pektoralis: kedua lengan disilangkan di depan dada, saling memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otot-otot di dasar payudara. Latihan itu dapat menunjang produksi ASI dan
membantu mempertahankan bentuk payudara setelah selesai masa menyusui. 4.
Mengatur Istirahat Ibu Masa menyusui adalah masa yang paling sensitif dalam kehidupan Ibu, baik secara fisik ataupun emosional. Begitu Ibu mulai menyusui, Ibu butuh waktu untuk beristirahat agar proses menyusui lancar.
5.
Istirahat di Tempat Tidur agar Sukses Menyusui Beristirahat di tempat tidur pada hari-hari pertama setelah melahirkan adalah kunci awal keberhasilan menyusui. Banyak dokter yang menyarankan untuk melakukan hal tersebut. Agar waktu istirahat tidak membosankan, Ibu bisa melakukannya sambil membaca buku, majalah atau menonton TV di kamar tidur. Tak ada salahnya menyiapkan makanan kecil dan minuman di dekat tempat tidur. Jadi Ibu hanya berubah posisi jika ingin ke kamar mandi atau saat menyusui. Selain itu, Ibu dapat beristirahat atau tiduran sejenak.
6.
Makan, Minum dan Ngemil Agar memiliki tenaga untuk menyusui dan merawat si Kecil, Ibu membutuhkan makanan yang bergizi dan cairan yang cukup banyak. Ibu disarankan untuk tidak pernah melewatkan waktu makan. Tidak ada salahnya pula bila di antara waktu makan, Ibu mengemil makanan kecil bergizi seperti mengonsumsi buah-buahan. Makan makanan bergizi akan mengembalikan tubuh Ibu ke kondisi prima. Selain itu, minumlah secukupnya karena minum dalam volume yang banyak tidak akan memperbanyak ASI.
DAFTAR PUSTAKA 1. https://www.nutriclub.co.id/kategori/bayi/rutinitas/hal-hal-yang-perludiperhatikan-saat-menyusui/ 2. https://lenteraimpian.wordpress.com/2010/04/04/asi-eksklusif-dan-caramenyusui-yang-benar/ 3. https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-asi-secara-umum/ 4. https://hellosehat.com/parenting/menyusui/manfaat-asi-kesehatan-bayiibu/